Begitu mendengar ucapan Luna, ekspresi amarah di wajah Yobin langsung mereda, bahkan menghilang tanpa meninggalkan jejak."Oke, karena Bu Luna sudah setuju, kalau begitu kita sepakat. Mungkin hari ini pengambilan foto dan video akan dilakukan.""Kalian kembali dan beristirahatlah terlebih dahulu, nanti aku akan menghubungimu."Yobin berbicara pada Luna sambil tersenyum, dia sama sekali tidak melirik Ardika."Oke."Luna mengiakan sambil tersenyum, lalu menarik lengan Ardika seolah mengisyaratkannya untuk pergi.Seolah-olah sedang memikirkan sesuatu, Ardika melirik wajah bulat Yobin sejenak. Kemudian, dia beranjak dari kursinya dan pergi meninggalkan hotel tersebut bersama Luna.Melihat punggung keduanya sudah menghilang di balik pintu, Yobin berkata pada wanita yang memarahi Ardika tadi dengan acuh tak acuh, "Vera, suruh orang atur lokasi pemotretan, hubungi kru pemotretan.""Oh ya, saat kamu menghubungi Luna, jangan biarkan suaminya ikut. Saat pemotretan berlangsung, kamu juga bawa sed
"Oke, aku akan segera ke sana."Luna terpaksa mengesampingkan pekerjaannya terlebih dahulu dan meminta perusahaan mengatur mobil untuk mengantarnya ke lokasi pemotretan.Asosiasi Dagang Polam mengatur lokasi pemotretan di sebuah "kota tua" di pinggiran Kota Banyuli.Awalnya tempat ini direncanakan untuk dibangun studio film Kota Banyuli. Namun, pembangunan hanya berlangsung setengah jalan, lalu terbengkalai. Pada akhirnya, tempat ini dekembangkan menjadi objek wisata.Lokasi pemotretan diatur di samping sebuah kolam kecil, para kru tampak sangat sibuk."Bu Luna sudah datang, ya. Sini, kuperkenalkan padamu. Ini adalah sutradara syuting kali ini bernama Suparman."Vera membawa Luna ke hadapan seorang pria berkumis dengan perut buncit."Halo, Pak Suparman."Luna menyapa sutradara itu dengan sopan. Dalam lubuk hatinya, dia berpikir. 'Ternyata pengaruh Asosiasi Dagang Polam benar-benar sangat besar.'Suparman, sutradara yang satu ini telah menyutradarai banyak film. Belakangan ni, hasil pen
Wanita-wanita ini adalah "model liar". Biasanya, mereka menghadiri acara pameran mobil dan sebagainya, "pekerjaan utama" mereka adalah bergantung pada pria-pria kaya.Melihat Luna begitu cantik, mereka masih harus menjadi pendamping wanita itu, dari awal saja mereka sudah sangat iri pada Luna.Sekarang setelah mendengarnya berbicara demikian, tentu saja mereka sangat tidak puas."Eh, katakan dengan jelas! Apa maksudmu terbuka?!"Seorang model liar bernama Jinari Kosasih mengulurkan lengannya dan mendorong Luna.Luna hampir terjatuh, dia buru-buru bertopang pada meja, lalu menatap lawan bicaranya dengan marah dan berkata, "Atas dasar apa kamu mendorongku? Pakaian-pakaian ini memang sangat terbuka. Intinya, aku nggak akan memakainya!""Di mana anggota Asosiasi Dagang Polam? Cepat kemari! Apa nggak salah ini?!"Luna berjalan ke arah ke arah pintu studio, membuka tirai dan meneriaki Vera yang berada di kejauhan."Tanyakan pada anak buahmu apa yang terjadi."Vera sedang berpesan pada Suparm
Setelah mendengar ucapan Vera, akhirnya Luna sudah mengerti.Ternyata wanita itu sedang membalaskan dendam padanya atas kasus yang menimpa Yudin.Setelah diingat-ingat kembali, memang ada kejanggalan. Saat dia berada di Hotel Framu sebelumnya, Yobin mengubah sikap sombongnya dan tiba-tiba bersikap penuh hormat padanya, lalu memintanya untuk menjalani pemotretan promosi asosiasi yang sebenarnya hanyalah kedok untuk mengelabuinya ....Luna benar-benar merinding.Ternyata sejak saat itu dia sudah jatuh dalam perangkap sekelompok orang ini, tetapi dia sendiri malah tidak menyadarinya.Luna berusaha keras menenangkan dirinya, lalu berkata pada para pria yang mengepungnya dengan nada tegas, "Minggir sana! Apa kalian nggak tahu kalian sedang melanggar hukum?!""Hubungan suamiku dengan Sigit, ketua kantor polisi pusat Kota Banyuli sangat baik. Selama dia melakukan satu panggilan telepon pada Sigit, Sigit akan mengirim anggota kepolisian untuk menangkap kalian semua!"Untuk menakut-nakuti orang
Sebelumnya, saat bersiap untuk berganti pakaian, Luna meletakkan ponsel itu di atas meja."Kembalikan padaku!"Luna mengulurkan lengannya untuk merampas ponselnya. Dia tidak bisa tinggal diam saja. Dia ingin merampas ponselnya dan segera menghubungi Ardika.Namun, pergerakan Jinari sangat cepat, dia segera menarik lengannya ke belakang dan melangkah mundur dua langkah.Luna gagal merampas ponselnya. Saking paniknya, dia sudah hampir menangis."Kamu menginginkan ini? Aku nggak akan memberikannya padamu!"Jinari tertawa manja, lalu sengaja menggoyang-goyangkannya di hadapan Luna untuk membuat Luna kesalKemudian, dia mengulurkan lengannya dan menekan-nekan layar ponsel tersebut. Dalam sekejap, layar ponsel pun menyala.Detik berikutnya, dia berkata dengan memasang ekspresi mempermainkan, "Ckckck, ya ampun, kamu menggunakan foto wajahmu menempel pada wajah suamimu sebagai foto layar ponselmu. Suamimu benar-benar sangat jelek. Apa dia sangat kaya? Kalau nggak, bagaimana kamu bisa tertarik
"Sayang, nggak apa-apa, ya. Ada aku di sini ...."Ardika baru pertama kali melihat sisi Luna yang begitu rapuh. Dia memeluk istrinya dengan erat dan menepuk-nepuk punggung Luna untuk menenangkannya.Begitu dia melihat bekas lima jari di wajah Luna, amarah dalam hatinya makin bergejolak."Siapa yang memukul istriku?!"Ardika mengangkat kepalanya, menatap beberapa orang wanita itu dengan tatapan yang sangat tajam.Namun, setelah beberapa orang wanita itu mengetahui identitas Ardika, mereka sama sekali tidak merasa takut."Oh, ternyata kamu adalah suami pecundang Luna itu, ya? Memangnya kenapa kalau istrimu dipukul? Siapa suruh dia menyebalkan?""Istrimu dipukul, ya dipukul. Memangnya kamu mau apa? Apa kami harus berlutut dan bersujud meminta maaf padanya?""Apa dia layak?"Beberapa orang wanita itu, termasuk penata rias menatap Ardika dengan tatapan tidak ada tanda-tanda ketakutan sama sekali.Tidak ada artinya amarah orang yang lemah.Mereka sama sekali tidak menganggap serius seorang m
Vera melirik beberapa orang wanita yang sudah terduduk tak berdaya di lantai itu sekilas. Dia sudah hampir memahami apa yang telah terjadi.Dia menatap Ardika dengan sorot mata tajam sekaligus dingin, lalu berkata dengan dingin, "Ardika, aku nggak disangka ternyata kamu berani datang kemari.""Kamu sudah mengacaukan rencana Tuan Muda Yudin, jangan harap hari ini kamu dan istrimu bisa pergi dari sini!"Setelah mendengar ucapan Vera, Jinari dan yang lainnya kembali bersemangat dan makin menjadi-jadi."Bu Vera, kamu harus membalaskan dendam kami! Wajah kami sudah rusak dipukul oleh si sialan itu! Bagaimana kami bisa menjalani pemotretan lagi?!""Bisa-bisanya si sialan itu memukul wanita, dia benar-benar bukan manusia ...."Satu per satu dari beberapa orang wanita itu merangkak bangkit dari lantai, lalu menatap Ardika dengan tatapan tajam.Setelah mendengar ucapan mereka, staf-staf yang ikut masuk ke dalam studio juga ikut mengatai Ardika."Diam kalian semua!"Vera memelototi semua orang d
"Ahhh ...."Vera mengeluarkan suara teriakan yang menyedihkan. Saat itu juga, tubuhnya terpental dan menabrak meja rias di belakangnya dengan keras."Brak ... bruk ... prang ...."Botol-botol dan yang lainnya yang ada di atas meja langsung terjatuh ke lantai. Dalam sekejap, sekujur tubuh Vera langsung dipenuhi dengan berbagai kosmetik.Saat aroma berbagai kosmetik itu berpadu menjadi satu, sangat menusuk indra penciuman. Saat itu juga, aroma tersebut menyelimuti seluruh studio.Sementara itu, semua orang di dalam studio langsung tercengang.Tidak ada seorang pun yang menyangka, di bawah tatapan menakutkan belasan pria kekar, Ardika berani main tangan terhadap Vera.Ekspresi beberapa orang wanita lainnya langsung berubah menjadi pucat saking ketakutannya.Tadi, Ardika hanya menampar mereka. Sekarang, serangan Ardika lebih ganas lagi. Hanya dengan satu tendangan, tubuh Vera sampai terpental.Benar-benar orang yang kejam!Tidak hanya beberapa orang wanita itu, bahkan para kru juga berguma
"Thomas, apa kamu pikir musuh-musuhmu itu nggak akan membesar-besarkan hal yang kamu anggap nggak penting ini?""Hanya dengan adanya setitik noda, maka kariermu akan hancur.""Ayo, kalau kamu merasa kamu bisa menanggung konsekuensi seperti ini, bunuh saja aku sekarang juga. Hahaha ...."Sambil tertawa liar, Hanko menatap Thomas dengan ekspresi provokatif.Kilatan membunuh melintas di mata Thomas. "Apa kamu merasa aku nggak berani membunuhmu? Mungkin kamu nggak tahu, bagiku melindungiku kepercayaanku sendiri, lebih penting daripada melindungi karierku!"Thomas tidak mengungkapkannya dengan jelas.Kepercayaannya adalah Ardika.Selesai berbicara, Thomas mengerahkan sedikit kekuatan pada kakinya, berencana untuk menghabisi Hanko saat itu juga."Thomas!"Ardika tiba-tiba memanggilnya, lalu berkata dengan dingin, "Lepaskan dia."Dengan pengaruhnya, biarpun Thomas benar-benar membunuh Hanko, juga tidak akan sampai menyebabkan kariernya hancur.Namun, tetap saja akan membawa masalah bagi Thoma
"Sebelum aku pergi, aku juga berharap Komandan Thomas mengerti satu hal."Hanko benar-benar enggan melepaskan Ardika begitu saja, dia enggan menerima kekalahannya. Dia tidak bisa menahan diri untuk tertawa dingin dan berkata, "Hari ini Komandan Thomas bisa melindungi Ardika, bagaimana dengan besok? Bagaimana dengan lusa?""Aku nggak percaya Komandan Thomas bisa melindunginya selamanya."Thomas mengangkat alisnya dan berkata, "Kamu sedang mengancamku?""Nggak bermaksud mengancam."Hanko menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku hanya berbicara sesuai fakta. Bagaimanapun juga, Komandan Thomas harus mengurus urusan militer satu provinsi, sangat sibuk, nggak mungkin bisa melindungi Ardika setiap saat, pasti ada saat-saat kamu nggak bisa melindunginya."Maksud tersirat dari ucapannya sangat jelas.Makin Thomas melindungi Ardika, dia akan makin gencar mencari kesempatan untuk menyerang Ardika.Thomas tiba-tiba tertawa. "Sungguh menarik. Seekor cacing yang hanya mengandalkan Organisasi Snakei
Komandan tim tempur Provinsi Denpapan.Thomas!Begitu mendengar ucapannya, semua orang melemparkan sorot mata terkejut ke arah pria dengan setelan militer itu.Di usianya yang baru tiga puluh tahun, dia sudah memimpin tim tempur satu provinsi.Walaupun kedudukannya tidak bisa dikatakan setara dengan kodam satu provinsi, tetapi paling tidak saat ada pertemuan, juga sudah bisa duduk sebaris.Orang seperti ini selalu menjadi pusat perhatian ke mana pun dia pergi.Orang-orang genius seperti Vita dan Hanko sama sekali bukan apa-apa saat berhadapan dengannya.Thomas memainkan senjata api dalam genggamannya dengan santai, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Membawa senjata api untuk memblokade Kediaman Wali Kota, hal seperti ini bahkan nggak berani orang-orang tim tempur lakukan. Sejak kapan Organisasi Snakei menjadi begitu arogan?"Hanko berkata dengan ekspresi muram, "Komandan Thomas, Organisasi Snakei sedang bertugas. Ardika bersembunyi di dalam Kediaman Wali Kota. Dalam situasi terpaksa,
Mendengar ucapannya, Tisya, Sumalin, Charles dan yang lainnya tersenyum mempermainkan."Ide Pak Hanko ini cukup bagus. Memerintahkan Ardika untuk memakai borgol sendiri sambil berlutut, pemandangan itu pasti sangat indah."Sumalin berkomentar dengan memasang ekspresi jahat.Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Hanko, apa kamu yakin? Berani-beraninya kamu memerintahkanku untuk memakai borgol sambil berlutut?""Kenapa? Memangnya kamu adalah seorang tokoh besar yang luar biasa hebat?"Hanko sudah melepas "topengnya", dia tertawa dingin dan berkata, "Ardika, terlepas dari seberapa hebat kamu di Kota Banyuli dan apa hubunganmu dengan orang-orang Kediaman Wali Kota ini.""Di mata Organisasi Snakei, kamu nggak lebih dari seekor cacing.""Aku benar-benar nggak ingin beromong kosong denganmu lagi! Cepat memakai borgol sambil berlutut, atau aku membantumu!"Selesai berbicara, Hanko langsung mengangkat senjata apinya dan membidik kening Ardika.Sorot mata Ardika berubah menjadi dingin, hendak me
"Haha, Hanko, aku tiba-tiba mendapati diriku telah jatuh hati pada Negara Nusantara!"Sambil tertawa terbahak-bahak, Charles menepuk-nepuk pundak Hanko.Setelah berhenti tertawa, Charles berkata, "Dengar-dengar, kali ini karena kasus Haron dibunuh, kamu datang untuk menangkap Ardika. Kalau begitu, kusarankan kamu tangani saja kasus pembunuhan karyawanku sekalian dengan kasus Haron.""Nggak masalah, kedua kasus ini memang dalam cakupan wewenang Organisasi Snakei!"Hanko langsung mengiakan tanpa ragu.Lagi pula, Ardika memang akan mati.Sebelum Ardika mati, dia masih bisa memanfaatkan kematian Ardika itu memuaskan orang-orang asing itu, tentu saja adalah hal yang bagus, tidak ada ruginya."Oke!"Charles mengalihkan pandangannya ke arah Ardika, lalu berkata sambil tersenyum kejam, "Ardika, sebelumnya kamu memerintahkan seluruh anggota Perusahaan Lane untuk meninggalkan Negara Nusantara dalam tiga hari.""Menggunakan istilah negara kami, kamu adalah tipe orang dengan jiwa nasionalisme yang
Ardika berkata dengan dingin, "Charles, kalian adalah tentara bayaran yang memasuki wilayah Negara Nusantara dengan ilegal. Kalian telah menculik istriku, aku sudah mengampuni nyawa kalian. Aku bahkan sudah memberi kalian waktu tiga hari untuk meninggalkan Negara Nusantara. Boleh dibilang aku sudah cukup berbesar hati pada kalian.""Tapi, kalian malah nggak tahu diri. Berani-beraninya kamu menyebut dirimu sebagai perwakilan Perusahaan Dagang Lane, memutarbalikkan fakta untuk memfitnahku.""Kamu ... benar-benar cari mati!"Ardika menatap Charles, sorot matanya yang awalnya tenang tanpa gejolak apa pun, kini sudah dipenuhi oleh niat membunuh yang kuat.Begitu mendengar ucapan Ardika, selain segelintir orang, orang-orang di tempat tersebut terkejut bukan main.Berani-beraninya Ardika mengancam akan membunuh Charles secara terang-terangan di depan begitu banyak orang.Perlu diketahui, biarpun dia tidak memiliki dukungan dari Tisya, juga bukan merupakan perwakilan dari Perusahaan Dagang Lan
Pandangan Tisya tertuju pada Hanko, dia mengamati pemuda itu dari ujung kepala hingga ke ujung kaki dengan sorot mata sedikit terkejut.Seorang anak haram yang keberadaannya bagaikan udara yang tak terlihat selama ini, ternyata memiliki keberanian sebesar itu.Bisa-bisanya dia menembak dan melumpuhkan Huris, calon kepala keluarga masa depan, di depan banyak orang!Anggota Keluarga Basuki Kota Gamiga sangat banyak, selir Kepala Keluarga Basuki saja ada lima orang.Tisya adalah selir kelima.Dalam sebuah keluarga, makin banyak orang, maka hubungan yang terjalin antara satu orang dengan yang lainnya menjadi rumit.Ada banyak masalah internal, perebutan kekayaan dan lain sebagainya di Keluarga Basuki, bahkan hal-hal ini sering masuk dalam berita gosip Kota Gamiga.Tisya bisa bertahan di Keluarga Basuki Kota Gamiga, tentu saja karena sudah menguasai trik-trik bersaing seperti ini.Tanpa butuh waktu lama, dia sudah mengerti tujuan Hanko.Dalam sekejap, Tisya memutuskan untuk membantu Hanko,
Ardika tidak memedulikan moncong-moncong hitam di hadapannya, dia menatap Hanko dengan ekspresi sedikit dingin dan berkata, "Sudah kubilang, kalau ada perintah penangkapan, aku akan ikut dengan kalian.""Sayangnya, kamu nggak ada. Aku tahu tujuan kalian, membunuhku tanpa meninggalkan bukti, 'kan?""Awalnya Organisasi Snakei adalah alat negara, sekarang malah kalian jadikan untuk berlagak hebat, bahkan digunakan sebagai alat untuk meraih keuntungan pribadi oleh orang yang serakah.""Termasuk kamu, Hanko. Orang-orang Organisasi Snakei sudah datang mencariku sebanyak tiga kali. Sebanyak tiga kali ini, kalian selalu menggunakan tuduhan nggak berdasar untuk kalian jadikan sebagai alasan bertindak semena-mena?""Sepertinya, aku harus memanfaatkan kesempatan ini untuk melakukan pembersihan besar-besaran, agar Organisasi Snakei kembali seperti sedia kala!"Mendengar ucapannya, sebelum Hanko berbicara, beberapa orang pria dan wanita di sampingnya sudah tertawa."Melakukan pembersihan besar-besa
"Dor!"Kali ini, peluru langsung menembus lutut Huris.Huris mengeluarkan teriakan kesakitan, lalu langsung terjatuh ke tanah. Sambil memeluk lututnya, dia tampak sangat kesakitan.Semua orang kembali tersentak.Tidak hanya menembak Levin, sekarang Hanko malah menembak Huris.Huris adalah kakak sepupunya sekaligus calon Kepala Keluarga Sudibya.Namun, Hanko malah memperlakukannya lebih kejam daripada memperlakukan Levin.Dia langsung menembak lutut Huris. Dengan jarak sedekat ini dan kekuatan senjata api, peluru langsung menembus lutut Huris hingga membuat tulangnya hancur.Biarpun berhasil diselamatkan, Huris hanya bisa menjalani sisa hidupnya di kursi roda.Apa dia ingin bermusuhan dengan Keluarga Sudibya secara terang-terangan?Sorot mata semua orang terhadap Hanko berubah menjadi sorot mata ketakutan dari sorot mata terkejut.Hanya ada dua kemungkinan, orang ini idiot.Atau berhati sangat dingin!Hanko kembali meniup moncong pistolnya. Kemudian, dia melirik Huris yang masih berteri