Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1087 Sigit Sendiri Sudah Terancam

Share

Bab 1087 Sigit Sendiri Sudah Terancam

Author: Sarjana
Setelah mendengar ucapan Vera, akhirnya Luna sudah mengerti.

Ternyata wanita itu sedang membalaskan dendam padanya atas kasus yang menimpa Yudin.

Setelah diingat-ingat kembali, memang ada kejanggalan. Saat dia berada di Hotel Framu sebelumnya, Yobin mengubah sikap sombongnya dan tiba-tiba bersikap penuh hormat padanya, lalu memintanya untuk menjalani pemotretan promosi asosiasi yang sebenarnya hanyalah kedok untuk mengelabuinya ....

Luna benar-benar merinding.

Ternyata sejak saat itu dia sudah jatuh dalam perangkap sekelompok orang ini, tetapi dia sendiri malah tidak menyadarinya.

Luna berusaha keras menenangkan dirinya, lalu berkata pada para pria yang mengepungnya dengan nada tegas, "Minggir sana! Apa kalian nggak tahu kalian sedang melanggar hukum?!"

"Hubungan suamiku dengan Sigit, ketua kantor polisi pusat Kota Banyuli sangat baik. Selama dia melakukan satu panggilan telepon pada Sigit, Sigit akan mengirim anggota kepolisian untuk menangkap kalian semua!"

Untuk menakut-nakuti orang
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Adi M AyundaCell
kamu bertindak bodoh luna.. sudah diperingatkan ardika tapi gk.mau dengar
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1088 Niat Jahat Wanita

    Sebelumnya, saat bersiap untuk berganti pakaian, Luna meletakkan ponsel itu di atas meja."Kembalikan padaku!"Luna mengulurkan lengannya untuk merampas ponselnya. Dia tidak bisa tinggal diam saja. Dia ingin merampas ponselnya dan segera menghubungi Ardika.Namun, pergerakan Jinari sangat cepat, dia segera menarik lengannya ke belakang dan melangkah mundur dua langkah.Luna gagal merampas ponselnya. Saking paniknya, dia sudah hampir menangis."Kamu menginginkan ini? Aku nggak akan memberikannya padamu!"Jinari tertawa manja, lalu sengaja menggoyang-goyangkannya di hadapan Luna untuk membuat Luna kesalKemudian, dia mengulurkan lengannya dan menekan-nekan layar ponsel tersebut. Dalam sekejap, layar ponsel pun menyala.Detik berikutnya, dia berkata dengan memasang ekspresi mempermainkan, "Ckckck, ya ampun, kamu menggunakan foto wajahmu menempel pada wajah suamimu sebagai foto layar ponselmu. Suamimu benar-benar sangat jelek. Apa dia sangat kaya? Kalau nggak, bagaimana kamu bisa tertarik

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1089 Kembalikan Kelopak Mata Gandaku

    "Sayang, nggak apa-apa, ya. Ada aku di sini ...."Ardika baru pertama kali melihat sisi Luna yang begitu rapuh. Dia memeluk istrinya dengan erat dan menepuk-nepuk punggung Luna untuk menenangkannya.Begitu dia melihat bekas lima jari di wajah Luna, amarah dalam hatinya makin bergejolak."Siapa yang memukul istriku?!"Ardika mengangkat kepalanya, menatap beberapa orang wanita itu dengan tatapan yang sangat tajam.Namun, setelah beberapa orang wanita itu mengetahui identitas Ardika, mereka sama sekali tidak merasa takut."Oh, ternyata kamu adalah suami pecundang Luna itu, ya? Memangnya kenapa kalau istrimu dipukul? Siapa suruh dia menyebalkan?""Istrimu dipukul, ya dipukul. Memangnya kamu mau apa? Apa kami harus berlutut dan bersujud meminta maaf padanya?""Apa dia layak?"Beberapa orang wanita itu, termasuk penata rias menatap Ardika dengan tatapan tidak ada tanda-tanda ketakutan sama sekali.Tidak ada artinya amarah orang yang lemah.Mereka sama sekali tidak menganggap serius seorang m

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1090 Mengajarimu Cara Berbicara

    Vera melirik beberapa orang wanita yang sudah terduduk tak berdaya di lantai itu sekilas. Dia sudah hampir memahami apa yang telah terjadi.Dia menatap Ardika dengan sorot mata tajam sekaligus dingin, lalu berkata dengan dingin, "Ardika, aku nggak disangka ternyata kamu berani datang kemari.""Kamu sudah mengacaukan rencana Tuan Muda Yudin, jangan harap hari ini kamu dan istrimu bisa pergi dari sini!"Setelah mendengar ucapan Vera, Jinari dan yang lainnya kembali bersemangat dan makin menjadi-jadi."Bu Vera, kamu harus membalaskan dendam kami! Wajah kami sudah rusak dipukul oleh si sialan itu! Bagaimana kami bisa menjalani pemotretan lagi?!""Bisa-bisanya si sialan itu memukul wanita, dia benar-benar bukan manusia ...."Satu per satu dari beberapa orang wanita itu merangkak bangkit dari lantai, lalu menatap Ardika dengan tatapan tajam.Setelah mendengar ucapan mereka, staf-staf yang ikut masuk ke dalam studio juga ikut mengatai Ardika."Diam kalian semua!"Vera memelototi semua orang d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1091 Kalian Serang Saja Secara Bersamaan

    "Ahhh ...."Vera mengeluarkan suara teriakan yang menyedihkan. Saat itu juga, tubuhnya terpental dan menabrak meja rias di belakangnya dengan keras."Brak ... bruk ... prang ...."Botol-botol dan yang lainnya yang ada di atas meja langsung terjatuh ke lantai. Dalam sekejap, sekujur tubuh Vera langsung dipenuhi dengan berbagai kosmetik.Saat aroma berbagai kosmetik itu berpadu menjadi satu, sangat menusuk indra penciuman. Saat itu juga, aroma tersebut menyelimuti seluruh studio.Sementara itu, semua orang di dalam studio langsung tercengang.Tidak ada seorang pun yang menyangka, di bawah tatapan menakutkan belasan pria kekar, Ardika berani main tangan terhadap Vera.Ekspresi beberapa orang wanita lainnya langsung berubah menjadi pucat saking ketakutannya.Tadi, Ardika hanya menampar mereka. Sekarang, serangan Ardika lebih ganas lagi. Hanya dengan satu tendangan, tubuh Vera sampai terpental.Benar-benar orang yang kejam!Tidak hanya beberapa orang wanita itu, bahkan para kru juga berguma

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1092 Aku Hanya Memandang Rendah Kalian

    "Bocah, sepertinya kamu terlalu memandang tinggi dirimu sendiri!"Satu kalimat dari Ardika sudah menyulut amarah sekelompok pria kekar itu.Masing-masing dari mereka adalah orang yang dihormati dan ditakuti oleh orang biasa. Satu lawan beberapa bukanlah masalah bagi mereka.Namun, bisa-bisanya Ardika meminta mereka untuk menyerang secara bersamaan.Hal seperti ini belum pernah mereka alami.Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Nggak, aku hanya memandang rendah kalian saja."Ucapan Ardika kembali menyulut api amarah dalam hati sekelompok pria kekar itu.Vera berteriak dengan arogan, "Untuk apa kalian beromong kosong dengannya lagi? Cepat serang!""Cepat lumpuhkan si sialan itu, pemotretan erotis istrinya harus segera dilanjutkan.""Ardika, setelah helikopter menyebarkan foto-foto erotis istrimu ke seluruh pelosok Kota Banyuli, istrimu yang tadinya adalah kebanggaan Kota Banyuli, kelak hanya akan mempermalukan Kota Banyuli!"Setelah mendengar ucapan tajam wanita itu, Ardika mengerutkan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1093 Membuat Mata Kotor Saja

    "Nggak, nggak. Apa hubungannya denganku. Bagaimana mungkin aku berani ...."Saking ketakutannya, kata-kata yang keluar dari mulut Vera sudah tak beraturan lagi.Ardika menekan dagu wanita itu dengan keras, mengarahkan wajah wanita itu ke arahnya, lalu tertawa mempermainkan dan berkata, "Tentu saja sekarang kamu nggak berani, juga nggak punya kesempatan itu lagi.""Tapi, kalian sudah mengajukan penerbangan helikopter, kalau nggak ada sesuatu yang disebarkan, bukankah sia-sia saja?""Tadi kamu bilang kamu pernah bermain dengan Yudin, 'kan? Dengan gayamu dalam bertindak, seharusnya kamu juga punya foto-foto yang menarik, bukan?"Vera tertegun sejenak. Tiba-tiba, dia sudah mengerti maksud Ardika. Sekujur tubuhnya langsung gemetaran. Dia segera menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nggak, aku nggak punya!"Namun, ada satu pergerakannya yang telah mengkhianatinya.Melihat dia mencengkeram ponselnya dengan erat, sambil memikirkan sesuatu, Ardika langsung merampas ponsel itu darinya.Begitu la

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1094 Mobil Dihancurkan

    "Biaya perbaikan sudah cukup untuk membeli dua buah mobil baru."Luna menundukkan kepalanya, menyeka air matanya.Dia bukan menyayangkan uang yang tidak seberapa itu, tetapi mobil Maserati Quattroporte itu memiliki makna spesial baginya.Karena itu adalah mobil pertama yang dihadiahkan oleh Ardika untuknya. Biasanya, saat dia mengendarai mobil itu, dia sangat berhati-hati, takut mobil itu lecet."Pasti Yudin yang menginstruksikan orang untuk melakukannya!"Ardika berkomentar dengan dingin.Dia belum sempat pergi mencari perhitungan dengan Yudin, tetapi pria itu sudah merajalela. Bisa-bisanya pria sialan itu menghancurkan mobil kesayangan Luna.Ardika memutuskan untuk menemui Yudin secara pribadi untuk meminta pertanggungjawaban pria itu."Sayang, jangan menangis. Kalau mobil rusak, masih bisa beli yang baru, yang terpenting adalah kamu baik-baik saja. Kamu pulang dulu, ya. Aku masih ada sedikit urusan."Setelah menenangkan Luna, dia meminta Draco untuk mengirim orang mengantar dan meli

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1095 Menyerang Duluan

    Sambil melontarkan kata-kata makian, Yudin mengelilingi beberapa orang pengawas itu dan terus menendang mereka.Tak lama kemudian, beberapa orang itu sudah disiksa hingga dalam kondisi sekarat.Yobin dan anggota Asosiasi Dagang Polam lainnya berdiri tak jauh dari sana dan mengamati pemandangan itu dalam diam.Terkadang, mereka melirik Yudin dengan sorot mata ketakutan.Yobin meminta bantuan orang untuk mengelabui beberapa orang pengawas itu keluar, agar Yudin bisa melampiaskan kekesalan dan amarahnya.Namun, siapa sangka, Yudin begitu kejam. Saat ini, beberapa orang pengawas itu sudah dalam kondisi sekarat.Orang-orang itu adalah pejabat publik, penyelesaian masalah pasti lebih merepotkan.Untung saja, di antara orang-orang itu, yang paling tinggi hanya level menengah, yaitu penanggung jawab ketiga kantor polisi cabang selatan kota.Dengan pengaruh Asosiasi Dagang Polam dan Keluarga Sudibya, pasti bisa menekan masalah, perbedaannya hanya di harga yang perlu mereka bayar.Hari ini, Yudi

Pinakabagong kabanata

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2314 Hingga Tetes Darah Penghabisan

    Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2313 Tuan Muda Werdi Sudah Menjadi Seorang Ahli

    "Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2312 Jangan Harap Satu Pun Bisa Pergi

    Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2311 Hanya Berperan Sebagai Penonton

    Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2310 Ini Baru Dinamakan dengan Memprovokasi

    Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2309 Kakak

    Werdi membungkukkan badannya di hadapan Ardika dengan sopan.Raina dan yang lainnya juga berkata dengan penuh hormat, "Kak Ardika, kamu adalah orang yang berbesar hati, beri kami kesempatan untuk mengungkapkan permintaan maaf kami padamu, ya!""Ibarat nggak kenal maka nggak sayang. Kelak kita adalah teman baik. Kak Ardika, kamu adalah kakak kami!"Menyaksikan pemandangan ini, Futari yang berdiri di samping Ardika pun kebingungan.Dia tahu Werdi dan yang lainnya punya niat jahat, dia sudah mempersiapkan mentalnya untuk menghadapi mereka yang akan mempersulit kakak iparnya.Namun, siapa sangka mereka benar-benar meminta maaf pada Ardika?Pertunjukan apa yang mereka mainkan ini?"Setelah melakukan kesalahan, tahu mengintrospeksi diri adalah hal yang baik. Aku juga bukan tipe orang yang berpemikiran sempit."Saat ini, Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Kalau begitu, kejadian tadi malam sudah berlalu, anggap saja nggak pernah terjadi. Kelak kita semua adalah teman.""Hahaha, Kak Ardika b

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2308 Sekolah Bela Diri Sopran

    Sementara itu, di antara sekian banyaknya sekolah bela diri ini, tentu saja yang paling terkenal adalah sekolah bela diri di bawah naungan Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan, Sekolah Bela Diri Sopran. Akan tetapi, sesungguhnya sekolah bela diri ini dikendalikan oleh Keluarga Gozali.Usai memarkirkan mobilnya, saat Ardika berjalan menuju ke Sekolah Bela Diri Sopran bersama Futari, dia melihat ada sebuah bangunan kuno yang dipenuhi gaya Negara Jepara berlokasi di seberang sekolah bela diri."Sekolah Bela Diri Laido!"Sebuah papan yang tergantung di depan pintu, bertuliskan empat kata menggunakan bahasa Negara Nusantara itu membuat Ardika menghentikan langkah kakinya. Dia menyipitkan matanya.Aura membunuh kuat yang biasanya hanya bisa dirasakan oleh Ardika terpancar dari empat kata besar tersebut!Sekolah Bela Diri Laido ini merupakan sekolah bela diri yang pasti bisa menempati peringkat tiga besar di antara sekian banyaknya sekolah bela diri di Negara Jepara. Banyak ahli bela di

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2307 Masalah Sudah Datang

    Walaupun Ardika tidak memiliki kesan baik terhadap Tuan Besar Keluarga Liwanto ini, tetapi karena ini menyangkut hal besar ibu mertuanya, dia hanya mengangguk."Baiklah, saat senggang nanti aku akan pergi memilihkan hadiah untuk beliau. Futari, kamu juga bantu beri aku referensi, ya."Futari mengangguk dengan patuh.Tepat pada saat ini, ponselnya berdering."Raina menelepon lagi."Melihat nama yang berkedip di layar ponselnya, Futari langsung mengerutkan hidungnya.Dia sama sekali tidak ingin menerima panggilan telepon dari Raina.Namun, setelah Futari menolak panggilan telepon tersebut, Raina kembali meneleponnya, membombardirnya dengan panggilan telepon berturut-turut.Dengan sorot mata agak dingin, Ardika berkata, "Kalau nggak, kamu jawab aja teleponnya. Mari kita lihat apa yang ingin dikatakan oleh wanita itu."Kalau wanita itu ingin mencari masalah dengan Futari, itu artinya pelajaran yang diberikannya pada wanita itu malam sebelumnya masih belum cukup.Mendengar ucapan kakak ipar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2306 Pesona Pria Tampan

    Ardika menepuk dahi adik sepupunya itu, lalu berkata, "Eh, sudah, sudah. Kencan pagi-pagi buta? Apa yang kamu pikirkan?""Siapa tahu? Mungkin saja kamu takut kalau malam hari tiba, Kak Luna tiba-tiba memeriksa keberadaanmu."Dengan memasang ekspresi arogan, Futari berkata, "Intinya, aku harus menggantikan Kak Luna untuk mengawasimu!""Satu hal lagi, sebenarnya ada apa di antara kamu dengan Nona Rosa?""Pagi hari ini Raina mengirimkan pesan untuk menakut-nakutiku! Dia bilang sekarang rumor mengenai tadi malam kamu menghabiskan malam bersama Nona Rosa sudah tersebar di kalangan kelas atas ibu kota provinsi. Setelah Jerfis, salah satu dari tujuh tuan muda ibu kota provinsi itu kembali, pasti akan mencari perhitungan denganmu!"Ardika berkata dengan tidak berdaya, "Bukankah kamu tahu tadi malam aku berada di mana?""Tentu saja aku tahu Kak Ardika berada di rumah bersamaku, tapi orang lain nggak tahu."Futari mendecakkan lidahnya dan berkata, "Apalagi tadi malam kamu meminta Nona Rosa untuk

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status