Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1085 Berangkat ke Lokasi Syuting

Share

Bab 1085 Berangkat ke Lokasi Syuting

Author: Sarjana
"Oke, aku akan segera ke sana."

Luna terpaksa mengesampingkan pekerjaannya terlebih dahulu dan meminta perusahaan mengatur mobil untuk mengantarnya ke lokasi pemotretan.

Asosiasi Dagang Polam mengatur lokasi pemotretan di sebuah "kota tua" di pinggiran Kota Banyuli.

Awalnya tempat ini direncanakan untuk dibangun studio film Kota Banyuli. Namun, pembangunan hanya berlangsung setengah jalan, lalu terbengkalai. Pada akhirnya, tempat ini dekembangkan menjadi objek wisata.

Lokasi pemotretan diatur di samping sebuah kolam kecil, para kru tampak sangat sibuk.

"Bu Luna sudah datang, ya. Sini, kuperkenalkan padamu. Ini adalah sutradara syuting kali ini bernama Suparman."

Vera membawa Luna ke hadapan seorang pria berkumis dengan perut buncit.

"Halo, Pak Suparman."

Luna menyapa sutradara itu dengan sopan. Dalam lubuk hatinya, dia berpikir. 'Ternyata pengaruh Asosiasi Dagang Polam benar-benar sangat besar.'

Suparman, sutradara yang satu ini telah menyutradarai banyak film. Belakangan ni, hasil pen
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Zulkifli Mohamad
cerita ini sangat bagus, tapi nampaknya semakin membaca didapati bu luna sangat bodoh dan tidak kena sebagai seorang ......... perusahaan. tidak berfikir secara matang sebelum ambil tindakan...menyebalkan
goodnovel comment avatar
Sukmahideng Hideng
muter muter
goodnovel comment avatar
Anggrek Bulan
ini kek cerita sinchan. tiap sub judul 1 masalah selesai. bsk ganti masalah lagi selesai. bsk lgi ganti lgi. jdi gda akhirnya. trs aj kek gtu. ga jalan. muter-muter di banyuli wkwkwk.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1086 Dipersiapkan Khusus Untukmu

    Wanita-wanita ini adalah "model liar". Biasanya, mereka menghadiri acara pameran mobil dan sebagainya, "pekerjaan utama" mereka adalah bergantung pada pria-pria kaya.Melihat Luna begitu cantik, mereka masih harus menjadi pendamping wanita itu, dari awal saja mereka sudah sangat iri pada Luna.Sekarang setelah mendengarnya berbicara demikian, tentu saja mereka sangat tidak puas."Eh, katakan dengan jelas! Apa maksudmu terbuka?!"Seorang model liar bernama Jinari Kosasih mengulurkan lengannya dan mendorong Luna.Luna hampir terjatuh, dia buru-buru bertopang pada meja, lalu menatap lawan bicaranya dengan marah dan berkata, "Atas dasar apa kamu mendorongku? Pakaian-pakaian ini memang sangat terbuka. Intinya, aku nggak akan memakainya!""Di mana anggota Asosiasi Dagang Polam? Cepat kemari! Apa nggak salah ini?!"Luna berjalan ke arah ke arah pintu studio, membuka tirai dan meneriaki Vera yang berada di kejauhan."Tanyakan pada anak buahmu apa yang terjadi."Vera sedang berpesan pada Suparm

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1087 Sigit Sendiri Sudah Terancam

    Setelah mendengar ucapan Vera, akhirnya Luna sudah mengerti.Ternyata wanita itu sedang membalaskan dendam padanya atas kasus yang menimpa Yudin.Setelah diingat-ingat kembali, memang ada kejanggalan. Saat dia berada di Hotel Framu sebelumnya, Yobin mengubah sikap sombongnya dan tiba-tiba bersikap penuh hormat padanya, lalu memintanya untuk menjalani pemotretan promosi asosiasi yang sebenarnya hanyalah kedok untuk mengelabuinya ....Luna benar-benar merinding.Ternyata sejak saat itu dia sudah jatuh dalam perangkap sekelompok orang ini, tetapi dia sendiri malah tidak menyadarinya.Luna berusaha keras menenangkan dirinya, lalu berkata pada para pria yang mengepungnya dengan nada tegas, "Minggir sana! Apa kalian nggak tahu kalian sedang melanggar hukum?!""Hubungan suamiku dengan Sigit, ketua kantor polisi pusat Kota Banyuli sangat baik. Selama dia melakukan satu panggilan telepon pada Sigit, Sigit akan mengirim anggota kepolisian untuk menangkap kalian semua!"Untuk menakut-nakuti orang

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1088 Niat Jahat Wanita

    Sebelumnya, saat bersiap untuk berganti pakaian, Luna meletakkan ponsel itu di atas meja."Kembalikan padaku!"Luna mengulurkan lengannya untuk merampas ponselnya. Dia tidak bisa tinggal diam saja. Dia ingin merampas ponselnya dan segera menghubungi Ardika.Namun, pergerakan Jinari sangat cepat, dia segera menarik lengannya ke belakang dan melangkah mundur dua langkah.Luna gagal merampas ponselnya. Saking paniknya, dia sudah hampir menangis."Kamu menginginkan ini? Aku nggak akan memberikannya padamu!"Jinari tertawa manja, lalu sengaja menggoyang-goyangkannya di hadapan Luna untuk membuat Luna kesalKemudian, dia mengulurkan lengannya dan menekan-nekan layar ponsel tersebut. Dalam sekejap, layar ponsel pun menyala.Detik berikutnya, dia berkata dengan memasang ekspresi mempermainkan, "Ckckck, ya ampun, kamu menggunakan foto wajahmu menempel pada wajah suamimu sebagai foto layar ponselmu. Suamimu benar-benar sangat jelek. Apa dia sangat kaya? Kalau nggak, bagaimana kamu bisa tertarik

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1089 Kembalikan Kelopak Mata Gandaku

    "Sayang, nggak apa-apa, ya. Ada aku di sini ...."Ardika baru pertama kali melihat sisi Luna yang begitu rapuh. Dia memeluk istrinya dengan erat dan menepuk-nepuk punggung Luna untuk menenangkannya.Begitu dia melihat bekas lima jari di wajah Luna, amarah dalam hatinya makin bergejolak."Siapa yang memukul istriku?!"Ardika mengangkat kepalanya, menatap beberapa orang wanita itu dengan tatapan yang sangat tajam.Namun, setelah beberapa orang wanita itu mengetahui identitas Ardika, mereka sama sekali tidak merasa takut."Oh, ternyata kamu adalah suami pecundang Luna itu, ya? Memangnya kenapa kalau istrimu dipukul? Siapa suruh dia menyebalkan?""Istrimu dipukul, ya dipukul. Memangnya kamu mau apa? Apa kami harus berlutut dan bersujud meminta maaf padanya?""Apa dia layak?"Beberapa orang wanita itu, termasuk penata rias menatap Ardika dengan tatapan tidak ada tanda-tanda ketakutan sama sekali.Tidak ada artinya amarah orang yang lemah.Mereka sama sekali tidak menganggap serius seorang m

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1090 Mengajarimu Cara Berbicara

    Vera melirik beberapa orang wanita yang sudah terduduk tak berdaya di lantai itu sekilas. Dia sudah hampir memahami apa yang telah terjadi.Dia menatap Ardika dengan sorot mata tajam sekaligus dingin, lalu berkata dengan dingin, "Ardika, aku nggak disangka ternyata kamu berani datang kemari.""Kamu sudah mengacaukan rencana Tuan Muda Yudin, jangan harap hari ini kamu dan istrimu bisa pergi dari sini!"Setelah mendengar ucapan Vera, Jinari dan yang lainnya kembali bersemangat dan makin menjadi-jadi."Bu Vera, kamu harus membalaskan dendam kami! Wajah kami sudah rusak dipukul oleh si sialan itu! Bagaimana kami bisa menjalani pemotretan lagi?!""Bisa-bisanya si sialan itu memukul wanita, dia benar-benar bukan manusia ...."Satu per satu dari beberapa orang wanita itu merangkak bangkit dari lantai, lalu menatap Ardika dengan tatapan tajam.Setelah mendengar ucapan mereka, staf-staf yang ikut masuk ke dalam studio juga ikut mengatai Ardika."Diam kalian semua!"Vera memelototi semua orang d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1091 Kalian Serang Saja Secara Bersamaan

    "Ahhh ...."Vera mengeluarkan suara teriakan yang menyedihkan. Saat itu juga, tubuhnya terpental dan menabrak meja rias di belakangnya dengan keras."Brak ... bruk ... prang ...."Botol-botol dan yang lainnya yang ada di atas meja langsung terjatuh ke lantai. Dalam sekejap, sekujur tubuh Vera langsung dipenuhi dengan berbagai kosmetik.Saat aroma berbagai kosmetik itu berpadu menjadi satu, sangat menusuk indra penciuman. Saat itu juga, aroma tersebut menyelimuti seluruh studio.Sementara itu, semua orang di dalam studio langsung tercengang.Tidak ada seorang pun yang menyangka, di bawah tatapan menakutkan belasan pria kekar, Ardika berani main tangan terhadap Vera.Ekspresi beberapa orang wanita lainnya langsung berubah menjadi pucat saking ketakutannya.Tadi, Ardika hanya menampar mereka. Sekarang, serangan Ardika lebih ganas lagi. Hanya dengan satu tendangan, tubuh Vera sampai terpental.Benar-benar orang yang kejam!Tidak hanya beberapa orang wanita itu, bahkan para kru juga berguma

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1092 Aku Hanya Memandang Rendah Kalian

    "Bocah, sepertinya kamu terlalu memandang tinggi dirimu sendiri!"Satu kalimat dari Ardika sudah menyulut amarah sekelompok pria kekar itu.Masing-masing dari mereka adalah orang yang dihormati dan ditakuti oleh orang biasa. Satu lawan beberapa bukanlah masalah bagi mereka.Namun, bisa-bisanya Ardika meminta mereka untuk menyerang secara bersamaan.Hal seperti ini belum pernah mereka alami.Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Nggak, aku hanya memandang rendah kalian saja."Ucapan Ardika kembali menyulut api amarah dalam hati sekelompok pria kekar itu.Vera berteriak dengan arogan, "Untuk apa kalian beromong kosong dengannya lagi? Cepat serang!""Cepat lumpuhkan si sialan itu, pemotretan erotis istrinya harus segera dilanjutkan.""Ardika, setelah helikopter menyebarkan foto-foto erotis istrimu ke seluruh pelosok Kota Banyuli, istrimu yang tadinya adalah kebanggaan Kota Banyuli, kelak hanya akan mempermalukan Kota Banyuli!"Setelah mendengar ucapan tajam wanita itu, Ardika mengerutkan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1093 Membuat Mata Kotor Saja

    "Nggak, nggak. Apa hubungannya denganku. Bagaimana mungkin aku berani ...."Saking ketakutannya, kata-kata yang keluar dari mulut Vera sudah tak beraturan lagi.Ardika menekan dagu wanita itu dengan keras, mengarahkan wajah wanita itu ke arahnya, lalu tertawa mempermainkan dan berkata, "Tentu saja sekarang kamu nggak berani, juga nggak punya kesempatan itu lagi.""Tapi, kalian sudah mengajukan penerbangan helikopter, kalau nggak ada sesuatu yang disebarkan, bukankah sia-sia saja?""Tadi kamu bilang kamu pernah bermain dengan Yudin, 'kan? Dengan gayamu dalam bertindak, seharusnya kamu juga punya foto-foto yang menarik, bukan?"Vera tertegun sejenak. Tiba-tiba, dia sudah mengerti maksud Ardika. Sekujur tubuhnya langsung gemetaran. Dia segera menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nggak, aku nggak punya!"Namun, ada satu pergerakannya yang telah mengkhianatinya.Melihat dia mencengkeram ponselnya dengan erat, sambil memikirkan sesuatu, Ardika langsung merampas ponsel itu darinya.Begitu la

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2318 Berlian Asli

    Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2317 Menjadikan Ardika Sebagai Kambing Hitam

    "Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2316 Sekelompok Orang Bodoh

    "Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2315 Menimbulkan Kasus Pembunuhan

    Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2314 Hingga Tetes Darah Penghabisan

    Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2313 Tuan Muda Werdi Sudah Menjadi Seorang Ahli

    "Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2312 Jangan Harap Satu Pun Bisa Pergi

    Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2311 Hanya Berperan Sebagai Penonton

    Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2310 Ini Baru Dinamakan dengan Memprovokasi

    Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status