Yudin mengangkat kepalanya, lalu tertawa dingin dan berkata dengan ekspresi provokatif, "Oke, kalau begitu, aku tunggu!"Masih sama seperti sebelumnya, dia sama sekali tidak menganggap serius Ardika.Walaupun pria itu adalah presdir Grup Bintang Darma, bukan rakyat jelata yang tidak memiliki pengaruh dan kekuasaan, tetapi kalau dibandingkan dengan Keluarga Sudibya, tentu saja masih jauh.Dia yakin biarpun Wali Kota Banyuli yang datang secara pribadi, selama dia menyebut identitasnya sebagai anggota Keluarga Sudibya, Wali Kota Banyuli juga pasti akan segan padanya."Ardika, sekarang aku memberimu kesempatan, kamu bisa menghubungi siapa pun, mau kamu meminta Wali Kota Banyuli datang ke sini juga nggak masalah.""Tapi, kalau nanti kamu nggak bisa menemukan orang yang berani menyentuhku, jangan salahkan aku berbicara seperti ini. Kamu nggak hanya harus memberiku kompensasi uang, kamu juga harus menyerahkan istrimu untuk menjadi teman tidurku!""Jangan salahkan aku nggak memberimu kesempata
Para anggota kepolisian yang melakukan penyelidikan di lokasi bergerak sangat cepat. Tak lama kemudian, hasilnya sudah keluar.Melihat Sigit menginstruksikan bawahannya untuk membuat surat kecelakaan lokasi kejadian, Yudin pun tertawa.Sepertinya, Sigit bahkan sudah tidak berencana untuk bersikap adil dari luar lagi, melainkan langsung memihak padanya saja."Ardika, sudah kubilang, 'kan? Di tempat kecil seperti Kota Banyuli ini, nggak akan ada orang yang berani menyentuhku.""Sekarang, kamu harus menyerahkan istrimu untuk kumainkan dengan patuh!"Yudin tertawa dengan sangat senang. Sorot mata mesumnya tertuju pada tubuh Luna. Dia bahkan sudah membayangkan dia ingin dilayani oleh wanita itu dengan cara seperti apa.Dia sama sekali tidak takut Ardika menyesal atau berubah pikiran.Ardika berkata dengan nada sedingin es, "Seharusnya kamu berterima kasih karena ada begitu banyak orang di sekitar tempat ini. Kalau nggak, kamu benar-benar akan berakhir dengan sangat menyedihkan."Bagaimanapu
"Kamu ... sebagai pejabat publik, berani-beraninya kamu memukulku! Ini namanya kamu sedang menegakkan hukum dengan kekerasan. Apa kamu mengerti? Apa kamu mau mati?!"Sambil menutupi wajahnya, Leno melangkah mundur. Dia menatap Sigit dengan tatapan tidak percaya."Satu tamparan untukmu sudah termasuk hukuman yang ringan."Sigit berkata dengan dingin dan tanpa ekspresi pada bawahannya, "Orang ini terlibat dalam pemberontakan proses penegakkan hukum, mengancam pejabat publik, serta membuat masalah secara disengaja. Tangkap dia."Para penduduk yang berkerumun di sekitar lokasi kembali bersorak dengan gembira.Tidak ada seorang pun yang menyalahkan tamparan yang dilayangkan oleh Sigit itu.Leno benar-benar sudah membuat mereka kesal setengah mati, Sigit hanya menggantikan mereka untuk melayangkan tamparan ke wajah pria sialan itu.Seekor anjing sepertinya juga berani mengancam ketua kantor polisi Kota Banyuli. Kalau tidak diberi sedikit pelajaran, di mana wibawa pihak kepolisian Kota Banyul
Begitu tiba di Hotel Framu, Ardika dan Luna langsung disambut dengan hangat oleh para staf hotel.Sebelumnya, Ardika membuat Harrison selaku konsul Negara Enggrim berlutut meminta maaf di sini. Kejadian itu memberikan kesan yang mendalam dalam hati orang-orang tersebut."Halo, tolong bantu kami beri tahu perwakilan Asosiasi Dagang Polam, Luna, presdir Grup Perfe ingin bertemu ...."Luna berbicara dengan sopan kepada manajer yang datang menyambut kedatangan mereka secara pribadi.Kali ini, satu tim perwakilan Asosiasi Dagang Polam menginap di Hotel Framu. Mereka langsung menyewa lantai tertentu, benar-benar terlihat jelas betapa berlimpahnya aset mereka."Kalau begitu, Bu Luna diharapkan untuk menunggu sebentar."Manajer itu menganggukkan kepalanya pada Ardika dan Luna, lalu pergi melaporkan kedatangan mereka secara pribadi.Saat ini, di sebuah ruang pertemuan di lantai sembilan.Sekelompok orang Asosiasi Dagang Polam sedang berkumpul bersama, suasana sangat hening, bahkan terkesan aneh
Amir adalah orang pertama yang bisa dipikirkan oleh Yobin.Bagaimanapun juga, orang yang mengeluarkan perintah penangkapan adalah ketua kantor polisi pusat Kota Banyuli, tidak peduli seberapa Yobin meremehkan Sigit, harus dia akui bahwa sekarang bukan saatnya untuk mencari sembarang orang untuk bernegosiasi dengan pria itu.Dia memang ingin menemui Wali Kota Banyuli secara langsung.Namun, sekarang, Wali Kota Banyuli baru ganti orang, dia bahkan belum tahu siapa nama wali kota baru tersebut. Biarpun Yobin ingin pergi mencari wali kota baru itu, dia juga tidak tahu bagaimana caranya.Tak lama kemudian, Yobin menghubungi Amir."Yobin, aku kenal orang bernama Sigit ini. Dia dikenal sebagai si Penegak Keadilan di Kota Banyuli. Dia dikenal sebagai orang yang sangat keras.""Kali ini, Tuan Muda Yudin jatuh ke tangannya, masalah ini agak sulit untuk diselesaikan ...."Di ujung telepon, nada bicara kesulitan terdengar jelas dalam ucapan Amir.Sambil menyeka bulir-bulir keringat dinginnya, Yobi
Melihat Luna yang tiba-tiba menghalangi jalannya, sorot mata Yobin langsung berbinar.Kilatan mesum melintas di matanya. Dia buru-buru menekan gairah yang bergejolak dalam hatinya, lalu mengerutkan keningnya dan berkata, "Bu Luna, ya? Bukankah aku memintamu untuk menunggu?"Luna sudah menunggu di lantai bawah cukup lama. Saat ini, melihat ekspresi tidak sabar Yobin, dia merasa sedikit tidak puas.Walaupun dia adalah pihak yang dievaluasi, tetapi semua orang memiliki derajat yang sama.Mengapa di mata Yobin, dia malah seperti sedang memohon pada pria itu?Namun, Luna tetap berkata dengan penuh tata krama, "Pak Yobin, sebelumnya kita janjian waktu makan siang, sekarang juga sudah hampir waktunya makan, bagaimana kalau ...."Namun, sebelum dia sempat menyelesaikan ucapannya, Yobin sudah menyelanya dengan tidak sabar."Sekarang aku sibuk, kamu tunggu saja!"Sekarang dia ingin segera membebaskan Yudin, bagaimana mungkin dia bisa makan siang bersama Luna dengan tenang.Selesai berbicara, dia
"Tuan Muda Yudin baik-baik saja, 'kan?"Yobin memapah Yudin keluar dari kantor polisi cabang kota selatan."Apa aku terlihat seperti orang yang baik-baik saja?"Yudin menyalakan sebatang rokok dan mengisapnya. Kemudian, dia menoleh, melihat papan nama kantor polisi cabang selatan kota. Dengan sorot mata yang sangat tajam, dia berkata, "Selidiki data diri beberapa orang pengawas di dalam sana.""Aku adalah Yudin, bukan sembarang orang bisa menginjak-injak aku.""Kali ini, aku akan menunjukkan kepada orang-orang kampungan Kota Banyuli itu konsekuensi menyinggungku!"Yudin berasal dari Keluarga Sudibya. Selama ini, selalu dia yang menginjak-injak orang lain.Bahkan saat di ibu kota provinsi, hanya segelintir orang yang berani menyinggungnya.Namun, siapa sangka, di tempat kecil seperti Kota Banyuli ini, dia tidak hanya kalah di tangan menantu benalu itu, tetapi dia juga dihajar oleh beberapa orang pengawas kantor polisi cabang selatan kota.Kalau sampai hal ini tersebar ke ibu kota provin
"Selain itu, Zilwar dari Keluarga Mahasura juga mengalami hal yang sama. Dia yang memerintahkan orang untuk mematahkan kedua kaki Zilwar.""Ardika benar-benar adalah idiot. Di matanya, baik kamu adalah tuan muda dari keluarga terpandang atau nggak, nggak ada bedanya ...."Nada bicara Amir terdengar sangat serius.Tidak apakah dia benar-benar tulus memperingati Yudin, atau hanya sengaja memanas-manasi pria itu.Intinya, setelah mendengar ucapan Amir, dorongan untuk meraih kemenangan dalam hati Yudin mulai tergelitik."Memangnya Zilwar si pecundang itu layak dibandingkan denganku?"Yudin mendengus, lalu berkata dengan nada bicara tajam sekaligus dingin, "Kalau begitu, kali ini aku akan memperlihatkan kepada Ardika si sialan itu seperti apa kekuatan tuan muda keluarga terpandang yang sesungguhnya.""Menghabisinya hanya semudah menghabisi seekor semut bagiku!"Dengan mengandalkan Keluarga Sudibya, Yudin memiliki keyakinan itu.Amir masih terus mencoba untuk "membujuknya", "Tuan Muda Yudin
Felda menatap Hanko dan yang lainnya sambil tersenyum, nada bicaranya sangat lembut, sama sekali tidak mengintimidasi.Hanko mendongak, melirik wanita itu sekilas, lalu berkata, "Cih, hanya organisasi dunia preman yang ilegal, juga berani berlagak hebat seperti ini dengan melelang senjata suci Organisasi Snakei.""Apakah Bank Sentral nggak takut dihancurkan?!"Nada bicara Hanko dipenuhi niat membunuh yang kuat, dia sama sekali tidak menganggap serius Bank Sentral yang menjadi pendukung Felda.Felda tetap tersenyum tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Tepat pada saat ini, di sudut ruangan di mana Hanko dan yang lainnya berdiri, tiba-tiba seorang staf Bank Sentral melesat keluar.Orang tersebut langsung melesat ke arah Hanko dan yang lainnya. Saking cepatnya, kecepatannya membuat orang-orang tidak sempat bereaksi."Bam!"Dengan iringan suara teredam, anggota Organisasi Snakei di belakang Hanko yang tadi menyerang, langsung muntah darah dan terpental keluar dari pintu."Benar-benar cari ma
Setelah Felda selesai berbicara, ada staf Organisasi Lelang Sentral yang membawa Pedang Ular Gelap ke atas panggung.Kemudian, Organisasi Lelang Sentral mengatur ahli bela diri untuk menunjukkan kehebatan pedang tersebut di hadapan semua orang."Wah!"Seruan kaget menyelimuti seluruh tempat itu. Pantas saja Pedang Ular Gelap disebut sebagai senjata suci Organisasi Snakei. Biarpun hanya merupakan replika Pedang Ular Gelap, kekuatannya sudah luar biasa menakutkan.Namun, orang-orang yang menunjukkan reaksi seperti ini hanyalah orang-orang di luar bidang ini yang benar-benar menghadiri acara ini untuk meramaikan acara saja.Orang-orang seperti Lila, Rhino dan yang lainnya tetap tampak tenang. Mereka hanya menunggu acara lelang dimulai.Tentu saja mereka tahu jelas kekuatan Pedang Ular Gelap.Sesungguhnya, empat organisasi besar memiliki senjata suci yang mewakili organisasi mereka.Kalau hanya karena kekuatan Pedang Ular Gelap, mereka juga tidak akan datang jauh-jauh.Felda tidak membiark
Kimo melirik Ardika sekilas tanpa mengucapkan sepatah kata pun lagi. Dia juga mencari tempat duduk dan duduk.Dengan begitu, selain Organisasi Snakei, perwakilan dari Organisasi Dragone, Organisasi Tigerim dan Organisasi Wolfie sudah hadir.Kemudian, masih ada orang-orang lain yang berdatangan.Di pihak Kota Banyuli, Kepala Keluarga Unima, Kepala Keluarga Yendia dan Kepala Keluarga Remax yang baru keluar dari rumah sakit hadir untuk memberikan dukungan pada Ardika. Mereka menghampiri Ardika dan menyapanya dengan penuh hormat.Bahkan beberapa orang hebat dari Kota Banyuli juga menghampiri dan menyapa Ardika dengan hormat.Namun, tidak semua orang bersikap hormat pada Ardika."Ardika, coba kamu tebak, apakah hari ini kamu akan mati?"Saat Tisya, Charles dan yang lainnya datang, akhirnya suasana di tempat itu mulai sedikit menegang.Orang yang berbicara adalah Sumalin.Weigus dan para investor dari luar kota lainnya juga turut hadir untuk menyaksikan pertunjukan. Satu per satu dari mereka
Setelah mendengar ucapan Levin, Ardika baru menyimpan kembali Pedang Ular Gelap dan berkata dengan acuh tak acuh, "Kali ini, dengan mempertimbangkan Levin yang terlebih dahulu mengucapkan kata-kata yang kurang pantas, aku akan mengampunimu, nggak ada lain kali lagi.""Huh!"Lila mendengus dingin dengan kesal, tetapi dia tidak mencari masalah lagi dengan Ardika.Dia tidak bodoh.Dinilai dari serangan Ardika terhadap dirinya tadi, dia bukanlah lawan menantu benalu itu.Sebelumnya, beredar rumor Ardika telah melumpuhkan Vita, lalu melumpuhkan dua kelompok orang yang dikirim oleh Organisasi Snakei.Saat itu, dia masih sedikit tidak percaya.Sekarang, setelah menghadapi Ardika secara langsung, akhirnya dia sudah menyadari kekuatan pria itu.Ardika juga tidak memedulikan wanita itu lagi.Bukannya dia ingin bertindak arogan dan tidak berbicara logika, bukan pula dia bersikeras ingin melindungi anak buahnya.Namun, akan ada orang dari berbagai pihak yang menghadiri acara lelang hari ini.Lila
Adapun mengenai Felda bersungguh-sungguh mengucapkan kata-kata itu atau tidak, tidak masalah bagi Ardika.Lagi pula, kalau orang-orang Bank Sentral berani mencarinya untuk membalas dendam, mereka semua akan berakhir dengan mati."Pak Ardika, silakan pergi beristirahat di ruang VIP terlebih dahulu. Aku masih harus pergi menyambut beberapa orang tamu. Tokoh-tokoh hebat yang datang secara khusus untuk menghadiri acara lelang ini cukup banyak."Felda meminta orang untuk mengantar Ardika ke ruang istirahat, sedangkan dia sendiri pergi menyambut tamu lainnya.Tak lama setelah Ardika dan Levin duduk di dalam ruang VIP, satu demi satu orang juga memasuki ruang VIP untuk beristirahat.Tepat pada saat ini, seorang wanita muda dengan bentuk tubuh tinggi dan indah, serta rambut diikat berjalan memasuki ruangan didampingi oleh beberapa orang.Setelah melihat kedatangan orang-orang itu, Levin tertegun sejenak, lalu mendekati Ardika dan berbisik, "Kak Ardika, wanita itu bernama Lila Stile. Dia adalah
Waktu berlalu dengan cepat. Keesokan harinya.Hari ini adalah hari di mana acara lelang diselenggarakan.Setelah mengantar Luna keluar, Ardika baru keluar ke pintu gerbang Kompleks Vila Bumantara dengan langkah tidak cepat, juga tidak lambat."Kak Ardika."Levin yang sudah menunggu di sana pagi-pagi buta, bergegas menghampiri Ardika. Begitu Ardika melihatnya, dia berkata, "Lenganmu baik-baik saja, 'kan?""Hmm, nggak masalah."Levin menyunggingkan seulas senyum sambil menggerakkan lengannya yang masih diperban itu, menunjukkan bahwa dia baik-baik saja.Ardika mengangguk dan berkata, "Ayo pergi, hari ini aku akan membalaskan dendammu!"Dia sudah menerima informasi kemarin Chamir telah tiba di Provinsi Denpapan dari Kota Sewo.Acara lelang hari ini pasti tidak akan bisa berjalan dengan tenang.Kali ini, Bank Sentral langsung menyewa Pusat Pameran di mana acara lelang Hongkem diadakan sebelumnya untuk menyelenggarakan acara lelang hari ini.Ardika berjanji untuk tidak memberi tahu pihak Ke
"Kalau begitu, menurut Tuan Muda, apakah kali ini Ardika bisa bertahan hidup?" tanya wanita itu pada Wirhan lagi dengan penasaran.Biarpun Ardika bisa memaksa Chamir untuk datang ke Kota Banyuli dengan cara melelang Pedang Ular Gelap.Bagaimanapun juga, Chamir adalah ketua cabang Organisasi Snakei.Chamir bisa menggerakkan semua anggota dan sumber daya di cabang Organisasi Snakei Gotawa.Ini pasti merupakan sebuah kekuatan yang luar biasa menakutkan.Sekalipun Ardika adalah tokoh hebat di Kota Banyuli, saat berhadapan dengan Chamir, dia juga terlihat sangat lemah.Wirhan menggelengkan kepalanya dan berkata, "Masih nggak bisa dipastikan. Walau secara logika aku merasa Ardika pasti akan mati, secara emosional aku menantikannya untuk menciptakan keajaiban lagi.""Bagaimanapun juga, hanya lawan yang sulit dihadapi sepertinya baru layak untuk kujadikan sebagai objek untuk mengasah kemampuanku.""Kita tunggu dan lihat saja ...."Seiring dengan kalimat terakhir yang Wirhan katakan dengan suar
"Bank Sentral nggak takut menyinggung Organisasi Snakei? Berapa persen komisi yang mereka inginkan?"Ardika tampak keheranan.Bank Sentral menggeluti bisnis keuangan ilegal, secara logika seharusnya organisasi semacam ini paling takut pada Organisasi Snakei.Bagaimanapun juga, tugas dan wewenang Organisasi Snakei adalah untuk mengendalikan kekuatan dunia preman, boleh dibilang mereka sudah menjadi musuh Bank Sentral secara natural.Namun, hal yang paling penting bagi Bank Sentral adalah menghasilkan uang.Selama komisi yang ditawarkan cukup menarik, mereka juga mungkin saja mengambil risiko untuk melelang Pedang Ular Gelap.Ardika sangat penasaran, berapa komisi yang mereka inginkan.Sesuai dengan aturan main yang berlaku, organisasi lelang akan mengambil komisi dari harga akhir penjualan barang lelang. Sementara itu, berapa persen komisi yang akan diperoleh organisasi lelang tidak ada angka yang tetap. Semuanya tergantung pada hasil negosiasi antara organisasi lelang dengan sang penju
Sekarang, sudah ada banyak orang yang tahu, Pedang Ular Gelap, senjata suci Organisasi Snakei jatuh ke tangan Ardika.Karena hal ini, Organisasi Snakei bahkan sudah melakukan pergerakan besar. Ketua cabang Organisasi Snakei Gotawa, Chamir, sudah mengeluarkan pernyataan secara pribadi, meminta Ardika untuk pergi ke Kota Sewo dan mengantarkan Pedang Ular Gelap dalam tiga hari. Selain itu, Ardika juga harus berlutut memohon pengampunan.Semua orang sedang menunggu tanggapan dari Ardika.Kali ini Ardika sudah bertemu dengan lawan yang sulit dihadapi.Organisasi Snakei.Dua kata ini saja sudah bisa membuat banyak orang ketakutan setengah mati!Bagi banyak orang, tanpa perlu tiga hari, Ardika akan pergi ke Kota Sewo dengan patuh, lalu berlutut di hadapan Chamir dengan patuh, menyerahkan Pedang Ular Gelap kembali.Namun ....Tepat pada saat ini, malah ada orang yang menghubungi beberapa organisasi lelang besar, ingin melelang Pedang Ular Gelap!Dalam hati semua orang, langsung muncul nama ses