Di bawah tatapan banyak orang, tepat di hadapan Ardika, berani-beraninya Yudin meminta Ardika untuk menyerahkan Luna untuk dimainkannya.Bahkan para penduduk yang berkerumun di sekitar lokasi pun merasa tingkat keterlaluannya sudah mencapai tingkat puncak!"Dengan mengandalkan punya uang saja, kamu pikir kamu sudah sangat hebat? Bu Luna juga punya uang, dia juga nggak arogan sepertimu!""Dasar bocah luar kota siala! Kembali saja ke tempat asalmu sana! Kota Banyuli bukanlah tempat untukmu bertindak semena-mena!""Dengar saja kata-katanya itu, apa bedanya dengan orang kaya baru? Dia benar-benar sudah bertindak semena-mena ...."Sekelompok orang yang berkerumun di sekitar lokasi tersulut api amarah, satu per satu dari mereka menegur Yudin.Namun, Yudin sama sekali tidak memedulikan teguran-teguran dari rakyat jelata seperti mereka.Dia tertawa, lalu berkata dengan santai, "Sebaiknya kalian hemat tenaga kalian. Nggak peduli apa pun yang kalian katakan, memangnya apa yang bisa kalian lakuka
Yudin mengangkat kepalanya, lalu tertawa dingin dan berkata dengan ekspresi provokatif, "Oke, kalau begitu, aku tunggu!"Masih sama seperti sebelumnya, dia sama sekali tidak menganggap serius Ardika.Walaupun pria itu adalah presdir Grup Bintang Darma, bukan rakyat jelata yang tidak memiliki pengaruh dan kekuasaan, tetapi kalau dibandingkan dengan Keluarga Sudibya, tentu saja masih jauh.Dia yakin biarpun Wali Kota Banyuli yang datang secara pribadi, selama dia menyebut identitasnya sebagai anggota Keluarga Sudibya, Wali Kota Banyuli juga pasti akan segan padanya."Ardika, sekarang aku memberimu kesempatan, kamu bisa menghubungi siapa pun, mau kamu meminta Wali Kota Banyuli datang ke sini juga nggak masalah.""Tapi, kalau nanti kamu nggak bisa menemukan orang yang berani menyentuhku, jangan salahkan aku berbicara seperti ini. Kamu nggak hanya harus memberiku kompensasi uang, kamu juga harus menyerahkan istrimu untuk menjadi teman tidurku!""Jangan salahkan aku nggak memberimu kesempata
Para anggota kepolisian yang melakukan penyelidikan di lokasi bergerak sangat cepat. Tak lama kemudian, hasilnya sudah keluar.Melihat Sigit menginstruksikan bawahannya untuk membuat surat kecelakaan lokasi kejadian, Yudin pun tertawa.Sepertinya, Sigit bahkan sudah tidak berencana untuk bersikap adil dari luar lagi, melainkan langsung memihak padanya saja."Ardika, sudah kubilang, 'kan? Di tempat kecil seperti Kota Banyuli ini, nggak akan ada orang yang berani menyentuhku.""Sekarang, kamu harus menyerahkan istrimu untuk kumainkan dengan patuh!"Yudin tertawa dengan sangat senang. Sorot mata mesumnya tertuju pada tubuh Luna. Dia bahkan sudah membayangkan dia ingin dilayani oleh wanita itu dengan cara seperti apa.Dia sama sekali tidak takut Ardika menyesal atau berubah pikiran.Ardika berkata dengan nada sedingin es, "Seharusnya kamu berterima kasih karena ada begitu banyak orang di sekitar tempat ini. Kalau nggak, kamu benar-benar akan berakhir dengan sangat menyedihkan."Bagaimanapu
"Kamu ... sebagai pejabat publik, berani-beraninya kamu memukulku! Ini namanya kamu sedang menegakkan hukum dengan kekerasan. Apa kamu mengerti? Apa kamu mau mati?!"Sambil menutupi wajahnya, Leno melangkah mundur. Dia menatap Sigit dengan tatapan tidak percaya."Satu tamparan untukmu sudah termasuk hukuman yang ringan."Sigit berkata dengan dingin dan tanpa ekspresi pada bawahannya, "Orang ini terlibat dalam pemberontakan proses penegakkan hukum, mengancam pejabat publik, serta membuat masalah secara disengaja. Tangkap dia."Para penduduk yang berkerumun di sekitar lokasi kembali bersorak dengan gembira.Tidak ada seorang pun yang menyalahkan tamparan yang dilayangkan oleh Sigit itu.Leno benar-benar sudah membuat mereka kesal setengah mati, Sigit hanya menggantikan mereka untuk melayangkan tamparan ke wajah pria sialan itu.Seekor anjing sepertinya juga berani mengancam ketua kantor polisi Kota Banyuli. Kalau tidak diberi sedikit pelajaran, di mana wibawa pihak kepolisian Kota Banyul
Begitu tiba di Hotel Framu, Ardika dan Luna langsung disambut dengan hangat oleh para staf hotel.Sebelumnya, Ardika membuat Harrison selaku konsul Negara Enggrim berlutut meminta maaf di sini. Kejadian itu memberikan kesan yang mendalam dalam hati orang-orang tersebut."Halo, tolong bantu kami beri tahu perwakilan Asosiasi Dagang Polam, Luna, presdir Grup Perfe ingin bertemu ...."Luna berbicara dengan sopan kepada manajer yang datang menyambut kedatangan mereka secara pribadi.Kali ini, satu tim perwakilan Asosiasi Dagang Polam menginap di Hotel Framu. Mereka langsung menyewa lantai tertentu, benar-benar terlihat jelas betapa berlimpahnya aset mereka."Kalau begitu, Bu Luna diharapkan untuk menunggu sebentar."Manajer itu menganggukkan kepalanya pada Ardika dan Luna, lalu pergi melaporkan kedatangan mereka secara pribadi.Saat ini, di sebuah ruang pertemuan di lantai sembilan.Sekelompok orang Asosiasi Dagang Polam sedang berkumpul bersama, suasana sangat hening, bahkan terkesan aneh
Amir adalah orang pertama yang bisa dipikirkan oleh Yobin.Bagaimanapun juga, orang yang mengeluarkan perintah penangkapan adalah ketua kantor polisi pusat Kota Banyuli, tidak peduli seberapa Yobin meremehkan Sigit, harus dia akui bahwa sekarang bukan saatnya untuk mencari sembarang orang untuk bernegosiasi dengan pria itu.Dia memang ingin menemui Wali Kota Banyuli secara langsung.Namun, sekarang, Wali Kota Banyuli baru ganti orang, dia bahkan belum tahu siapa nama wali kota baru tersebut. Biarpun Yobin ingin pergi mencari wali kota baru itu, dia juga tidak tahu bagaimana caranya.Tak lama kemudian, Yobin menghubungi Amir."Yobin, aku kenal orang bernama Sigit ini. Dia dikenal sebagai si Penegak Keadilan di Kota Banyuli. Dia dikenal sebagai orang yang sangat keras.""Kali ini, Tuan Muda Yudin jatuh ke tangannya, masalah ini agak sulit untuk diselesaikan ...."Di ujung telepon, nada bicara kesulitan terdengar jelas dalam ucapan Amir.Sambil menyeka bulir-bulir keringat dinginnya, Yobi
Melihat Luna yang tiba-tiba menghalangi jalannya, sorot mata Yobin langsung berbinar.Kilatan mesum melintas di matanya. Dia buru-buru menekan gairah yang bergejolak dalam hatinya, lalu mengerutkan keningnya dan berkata, "Bu Luna, ya? Bukankah aku memintamu untuk menunggu?"Luna sudah menunggu di lantai bawah cukup lama. Saat ini, melihat ekspresi tidak sabar Yobin, dia merasa sedikit tidak puas.Walaupun dia adalah pihak yang dievaluasi, tetapi semua orang memiliki derajat yang sama.Mengapa di mata Yobin, dia malah seperti sedang memohon pada pria itu?Namun, Luna tetap berkata dengan penuh tata krama, "Pak Yobin, sebelumnya kita janjian waktu makan siang, sekarang juga sudah hampir waktunya makan, bagaimana kalau ...."Namun, sebelum dia sempat menyelesaikan ucapannya, Yobin sudah menyelanya dengan tidak sabar."Sekarang aku sibuk, kamu tunggu saja!"Sekarang dia ingin segera membebaskan Yudin, bagaimana mungkin dia bisa makan siang bersama Luna dengan tenang.Selesai berbicara, dia
"Tuan Muda Yudin baik-baik saja, 'kan?"Yobin memapah Yudin keluar dari kantor polisi cabang kota selatan."Apa aku terlihat seperti orang yang baik-baik saja?"Yudin menyalakan sebatang rokok dan mengisapnya. Kemudian, dia menoleh, melihat papan nama kantor polisi cabang selatan kota. Dengan sorot mata yang sangat tajam, dia berkata, "Selidiki data diri beberapa orang pengawas di dalam sana.""Aku adalah Yudin, bukan sembarang orang bisa menginjak-injak aku.""Kali ini, aku akan menunjukkan kepada orang-orang kampungan Kota Banyuli itu konsekuensi menyinggungku!"Yudin berasal dari Keluarga Sudibya. Selama ini, selalu dia yang menginjak-injak orang lain.Bahkan saat di ibu kota provinsi, hanya segelintir orang yang berani menyinggungnya.Namun, siapa sangka, di tempat kecil seperti Kota Banyuli ini, dia tidak hanya kalah di tangan menantu benalu itu, tetapi dia juga dihajar oleh beberapa orang pengawas kantor polisi cabang selatan kota.Kalau sampai hal ini tersebar ke ibu kota provin