Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1068 Menabrak Bagian Belakang Mobil

Share

Bab 1068 Menabrak Bagian Belakang Mobil

Author: Sarjana
Luna berkata, "Asosiasi Dagang Polam berencana untuk menerimaku menjadi anggota VIP mereka, jadi mereka ingin melakukan evaluasi terhadapku ...."

Kota Banyuli boleh terbilang kecil. Ke depannya, baik Grup Perfe maupun Grup Hatari pasti harus memasuki pasar ibu kota provinsi, bahkan pasar seluruh negeri.

Kalau sebuah perusahaan ingin memasuki pasar ibu kota provinsi, tentu saja harus mendapatkan persetujuan dari tokoh besar, yaitu Asosiasi Dagang Polam terlebih dahulu.

Kebetulan, kali ini Asosiasi Dagang Polam menghubungi Luna dan berencana untuk menerimanya menjadi anggota VIP.

Luna juga tidak ingin melewatkan kesempatan ini, karena itulah kedua belah pihak sepakat untuk bertemu.

Seakan-akan bisa merasakan Ardika tidak terlalu bersedia untuk pergi, Luna berkata, "Ardika, kamu harus ikut denganku. Aku sudah janjian dengan perwakilan dari Asosiasi Dagang Polam."

"Memperluas relasi bagus untuk perkembangan kariermu kelak ...."

Selain karena kemampuan minum Ardika bagus, Luna ingin membawa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1069 Yudin

    "Cepat turun dari mobil! Cepat turun!"Melihat Luna yang berada di dalam mobil masih belum bereaksi, anak buah itu menendang pintu mobilnya lebih kuat lagi.Tak lama kemudian, sudah ada beberapa jejak kaki di pintu mobil Maserati Luna. Sementara itu, di saat anak buahnya membuat keributan, pria berkacamata hitam tersebut hanya berdiri di sana dan menyaksikan semuanya dengan dingin.Hati Luna terasa sangat sakit karena ini adalah mobil pertama yang dihadiahkan oleh Ardika untuknya.Dia melihat ke sekeliling, sudah mulai ada banyak penduduk kota yang berkerumun di sekitar lokasi.Walaupun sekelompok orang itu tampak ganas, tetapi seharusnya mereka tidak berani bertindak keterlaluan padanya di depan banyak orang seperti ini.Karena itulah, dia menurunkan kaca mobilnya dan berkata, "Kamu jangan tendang lagi! Aku akan turun dari mobil sekarang!"Anak buah yang bernama Leno Lotoka itu mendengus, lalu melangkah mundur dua langkah sambil tertawa dingin.Saat itulah, Luna baru membuka pintu mob

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1070 Jangan Menganggap Remeh Nyawa Manusia

    Luna sedikit terkejut.Dia pernah mendengar tentang Keluarga Sudibya ibu kota provinsi. Keluarga itu adalah keluarga kaya terkemuka yang satu tingkatan dengan Keluarga Mahasura.Ternyata ayah Yudin adalah petinggi Asosiasi Dagang Polam.Kebetulan sekali, dia akan diterima menjadi anggota Asosiasi Dagang Polam.Kejadian seperti ini benar-benar sama saja seperti berselisih dengan orang sendiri.Namun, orang yang sudah mengenal dekat Luna tahu bahwa Luna adalah orang yang sangat menjaga batasan. Dia tidak akan mengabaikan kejadian tadi begitu saja hanya karena ada keterikatan seperti itu dengan Yudin."Halo, Tuan Yudin. Tadi kamu sengaja menyalip mobilku, sehingga mobilku menabrak bagian belakang mobilmu, 'kan?"Tentu saja Luna menyadari apa yang ada dalam benak Yudin. Jadi, dia tidak mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan pria itu, melainkan mengajukan satu pertanyaan dengan mempertahankan sikap sopannya.Yudin mendecakkan lidahnya, menarik kembali tangannya, lalu tersenyum dan berk

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1071 Memberi Kompensasi Uang Atau Menjadi Teman Tidur

    "Adapun mengenai mobil 'rongsokan' ini, setelah kamu memberiku kompensasi uang, kamu sudah boleh membawanya pulang."Yudin mengucapkan beberapa patah kata itu dengan santai.'Sepertinya kata-kata yang kuucapkan tadi sia-sia saja? Sama sekali nggak ada yang masuk ke otaknya?''Jelas-jelas Yudin sendiri sudah mengakui dia sengaja menyebabkan tabrakan terjadi, tapi dia masih begitu nggak tahu malu dengan meminta kompensasi dariku?' pikir Luna.Saking kesalnya, Luna tertawa. Dia sudah kehilangan kesabaran untuk beromong kosong dengan pria itu lagi.Dia langsung mengeluarkan ponselnya dan berkata, "Kalau begitu, nggak ada yang bisa kita bicarakan lagi. Siapa yang seharusnya memberikan kompensasi, kita serahkan saja kepada pihak yang berwenang untuk memutuskan!"Tepat pada saat ini, Leno, anak buah Yudin yang berdiri di samping Yudin tiba-tiba melangkah maju satu langkah dan merampas ponsel Luna.Sementara itu, para pemuda yang turun dari dua mobil mewah lainnya juga mengerumuni Luna lebih d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1072 Keluarga Sudibya

    Kalau sampai dirinya jatuh ke tangan orang-orang gila seperti mereka, dia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi padanya.Luna tidak akan sanggup menahan penindasan dan penghinaan seperti itu!"Sayang, kenapa terjadi kecelakaan padamu? Apa kamu baik-baik saja?"Tepat pada saat ini, suara seseorang yang bagaikan melodi surgawi di telinga Luna itu tiba-tiba terdengar.Begitu Luna mengangkat kepalanya dan melihat orang itu, kegembiraan langsung menyelimuti hatinya. Bulir-bulir air mata bahkan mulai menetes membasahi wajah cantiknya.Ardika berjalan melewati kerumunan, lalu meraih lengannya dan berkata, "Sayang, kenapa kamu menangis? Apa kamu terluka?"Tadi, setelah menerima panggilan telepon dari Luna, dia segera mengendarai mobil menuju ke Hotel Framu.Saat dia baru sampai di sekitar lokasi, dia melihat jalanan sudah macet total.Karena itulah, dia segera turun dari mobil untuk melihat apakah dia bisa membantu untuk mengatur ketertiban lalu lintas atau tidak. Namun, siapa sangka,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1073 Kalau Begitu Kamu Lihat Saja

    Di bawah tatapan banyak orang, tepat di hadapan Ardika, berani-beraninya Yudin meminta Ardika untuk menyerahkan Luna untuk dimainkannya.Bahkan para penduduk yang berkerumun di sekitar lokasi pun merasa tingkat keterlaluannya sudah mencapai tingkat puncak!"Dengan mengandalkan punya uang saja, kamu pikir kamu sudah sangat hebat? Bu Luna juga punya uang, dia juga nggak arogan sepertimu!""Dasar bocah luar kota siala! Kembali saja ke tempat asalmu sana! Kota Banyuli bukanlah tempat untukmu bertindak semena-mena!""Dengar saja kata-katanya itu, apa bedanya dengan orang kaya baru? Dia benar-benar sudah bertindak semena-mena ...."Sekelompok orang yang berkerumun di sekitar lokasi tersulut api amarah, satu per satu dari mereka menegur Yudin.Namun, Yudin sama sekali tidak memedulikan teguran-teguran dari rakyat jelata seperti mereka.Dia tertawa, lalu berkata dengan santai, "Sebaiknya kalian hemat tenaga kalian. Nggak peduli apa pun yang kalian katakan, memangnya apa yang bisa kalian lakuka

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1074 Si Penegak Keadilan

    Yudin mengangkat kepalanya, lalu tertawa dingin dan berkata dengan ekspresi provokatif, "Oke, kalau begitu, aku tunggu!"Masih sama seperti sebelumnya, dia sama sekali tidak menganggap serius Ardika.Walaupun pria itu adalah presdir Grup Bintang Darma, bukan rakyat jelata yang tidak memiliki pengaruh dan kekuasaan, tetapi kalau dibandingkan dengan Keluarga Sudibya, tentu saja masih jauh.Dia yakin biarpun Wali Kota Banyuli yang datang secara pribadi, selama dia menyebut identitasnya sebagai anggota Keluarga Sudibya, Wali Kota Banyuli juga pasti akan segan padanya."Ardika, sekarang aku memberimu kesempatan, kamu bisa menghubungi siapa pun, mau kamu meminta Wali Kota Banyuli datang ke sini juga nggak masalah.""Tapi, kalau nanti kamu nggak bisa menemukan orang yang berani menyentuhku, jangan salahkan aku berbicara seperti ini. Kamu nggak hanya harus memberiku kompensasi uang, kamu juga harus menyerahkan istrimu untuk menjadi teman tidurku!""Jangan salahkan aku nggak memberimu kesempata

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1075 Kamu yang Harus Bertanggung Jawab Penuh

    Para anggota kepolisian yang melakukan penyelidikan di lokasi bergerak sangat cepat. Tak lama kemudian, hasilnya sudah keluar.Melihat Sigit menginstruksikan bawahannya untuk membuat surat kecelakaan lokasi kejadian, Yudin pun tertawa.Sepertinya, Sigit bahkan sudah tidak berencana untuk bersikap adil dari luar lagi, melainkan langsung memihak padanya saja."Ardika, sudah kubilang, 'kan? Di tempat kecil seperti Kota Banyuli ini, nggak akan ada orang yang berani menyentuhku.""Sekarang, kamu harus menyerahkan istrimu untuk kumainkan dengan patuh!"Yudin tertawa dengan sangat senang. Sorot mata mesumnya tertuju pada tubuh Luna. Dia bahkan sudah membayangkan dia ingin dilayani oleh wanita itu dengan cara seperti apa.Dia sama sekali tidak takut Ardika menyesal atau berubah pikiran.Ardika berkata dengan nada sedingin es, "Seharusnya kamu berterima kasih karena ada begitu banyak orang di sekitar tempat ini. Kalau nggak, kamu benar-benar akan berakhir dengan sangat menyedihkan."Bagaimanapu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1076 Gigi Diganti Gigi

    "Kamu ... sebagai pejabat publik, berani-beraninya kamu memukulku! Ini namanya kamu sedang menegakkan hukum dengan kekerasan. Apa kamu mengerti? Apa kamu mau mati?!"Sambil menutupi wajahnya, Leno melangkah mundur. Dia menatap Sigit dengan tatapan tidak percaya."Satu tamparan untukmu sudah termasuk hukuman yang ringan."Sigit berkata dengan dingin dan tanpa ekspresi pada bawahannya, "Orang ini terlibat dalam pemberontakan proses penegakkan hukum, mengancam pejabat publik, serta membuat masalah secara disengaja. Tangkap dia."Para penduduk yang berkerumun di sekitar lokasi kembali bersorak dengan gembira.Tidak ada seorang pun yang menyalahkan tamparan yang dilayangkan oleh Sigit itu.Leno benar-benar sudah membuat mereka kesal setengah mati, Sigit hanya menggantikan mereka untuk melayangkan tamparan ke wajah pria sialan itu.Seekor anjing sepertinya juga berani mengancam ketua kantor polisi Kota Banyuli. Kalau tidak diberi sedikit pelajaran, di mana wibawa pihak kepolisian Kota Banyul

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2318 Berlian Asli

    Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2317 Menjadikan Ardika Sebagai Kambing Hitam

    "Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2316 Sekelompok Orang Bodoh

    "Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2315 Menimbulkan Kasus Pembunuhan

    Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2314 Hingga Tetes Darah Penghabisan

    Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2313 Tuan Muda Werdi Sudah Menjadi Seorang Ahli

    "Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2312 Jangan Harap Satu Pun Bisa Pergi

    Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2311 Hanya Berperan Sebagai Penonton

    Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2310 Ini Baru Dinamakan dengan Memprovokasi

    Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status