Luna berkata, "Asosiasi Dagang Polam berencana untuk menerimaku menjadi anggota VIP mereka, jadi mereka ingin melakukan evaluasi terhadapku ...."Kota Banyuli boleh terbilang kecil. Ke depannya, baik Grup Perfe maupun Grup Hatari pasti harus memasuki pasar ibu kota provinsi, bahkan pasar seluruh negeri.Kalau sebuah perusahaan ingin memasuki pasar ibu kota provinsi, tentu saja harus mendapatkan persetujuan dari tokoh besar, yaitu Asosiasi Dagang Polam terlebih dahulu.Kebetulan, kali ini Asosiasi Dagang Polam menghubungi Luna dan berencana untuk menerimanya menjadi anggota VIP.Luna juga tidak ingin melewatkan kesempatan ini, karena itulah kedua belah pihak sepakat untuk bertemu.Seakan-akan bisa merasakan Ardika tidak terlalu bersedia untuk pergi, Luna berkata, "Ardika, kamu harus ikut denganku. Aku sudah janjian dengan perwakilan dari Asosiasi Dagang Polam.""Memperluas relasi bagus untuk perkembangan kariermu kelak ...."Selain karena kemampuan minum Ardika bagus, Luna ingin membawa
"Cepat turun dari mobil! Cepat turun!"Melihat Luna yang berada di dalam mobil masih belum bereaksi, anak buah itu menendang pintu mobilnya lebih kuat lagi.Tak lama kemudian, sudah ada beberapa jejak kaki di pintu mobil Maserati Luna. Sementara itu, di saat anak buahnya membuat keributan, pria berkacamata hitam tersebut hanya berdiri di sana dan menyaksikan semuanya dengan dingin.Hati Luna terasa sangat sakit karena ini adalah mobil pertama yang dihadiahkan oleh Ardika untuknya.Dia melihat ke sekeliling, sudah mulai ada banyak penduduk kota yang berkerumun di sekitar lokasi.Walaupun sekelompok orang itu tampak ganas, tetapi seharusnya mereka tidak berani bertindak keterlaluan padanya di depan banyak orang seperti ini.Karena itulah, dia menurunkan kaca mobilnya dan berkata, "Kamu jangan tendang lagi! Aku akan turun dari mobil sekarang!"Anak buah yang bernama Leno Lotoka itu mendengus, lalu melangkah mundur dua langkah sambil tertawa dingin.Saat itulah, Luna baru membuka pintu mob
Luna sedikit terkejut.Dia pernah mendengar tentang Keluarga Sudibya ibu kota provinsi. Keluarga itu adalah keluarga kaya terkemuka yang satu tingkatan dengan Keluarga Mahasura.Ternyata ayah Yudin adalah petinggi Asosiasi Dagang Polam.Kebetulan sekali, dia akan diterima menjadi anggota Asosiasi Dagang Polam.Kejadian seperti ini benar-benar sama saja seperti berselisih dengan orang sendiri.Namun, orang yang sudah mengenal dekat Luna tahu bahwa Luna adalah orang yang sangat menjaga batasan. Dia tidak akan mengabaikan kejadian tadi begitu saja hanya karena ada keterikatan seperti itu dengan Yudin."Halo, Tuan Yudin. Tadi kamu sengaja menyalip mobilku, sehingga mobilku menabrak bagian belakang mobilmu, 'kan?"Tentu saja Luna menyadari apa yang ada dalam benak Yudin. Jadi, dia tidak mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan pria itu, melainkan mengajukan satu pertanyaan dengan mempertahankan sikap sopannya.Yudin mendecakkan lidahnya, menarik kembali tangannya, lalu tersenyum dan berk
"Adapun mengenai mobil 'rongsokan' ini, setelah kamu memberiku kompensasi uang, kamu sudah boleh membawanya pulang."Yudin mengucapkan beberapa patah kata itu dengan santai.'Sepertinya kata-kata yang kuucapkan tadi sia-sia saja? Sama sekali nggak ada yang masuk ke otaknya?''Jelas-jelas Yudin sendiri sudah mengakui dia sengaja menyebabkan tabrakan terjadi, tapi dia masih begitu nggak tahu malu dengan meminta kompensasi dariku?' pikir Luna.Saking kesalnya, Luna tertawa. Dia sudah kehilangan kesabaran untuk beromong kosong dengan pria itu lagi.Dia langsung mengeluarkan ponselnya dan berkata, "Kalau begitu, nggak ada yang bisa kita bicarakan lagi. Siapa yang seharusnya memberikan kompensasi, kita serahkan saja kepada pihak yang berwenang untuk memutuskan!"Tepat pada saat ini, Leno, anak buah Yudin yang berdiri di samping Yudin tiba-tiba melangkah maju satu langkah dan merampas ponsel Luna.Sementara itu, para pemuda yang turun dari dua mobil mewah lainnya juga mengerumuni Luna lebih d
Kalau sampai dirinya jatuh ke tangan orang-orang gila seperti mereka, dia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi padanya.Luna tidak akan sanggup menahan penindasan dan penghinaan seperti itu!"Sayang, kenapa terjadi kecelakaan padamu? Apa kamu baik-baik saja?"Tepat pada saat ini, suara seseorang yang bagaikan melodi surgawi di telinga Luna itu tiba-tiba terdengar.Begitu Luna mengangkat kepalanya dan melihat orang itu, kegembiraan langsung menyelimuti hatinya. Bulir-bulir air mata bahkan mulai menetes membasahi wajah cantiknya.Ardika berjalan melewati kerumunan, lalu meraih lengannya dan berkata, "Sayang, kenapa kamu menangis? Apa kamu terluka?"Tadi, setelah menerima panggilan telepon dari Luna, dia segera mengendarai mobil menuju ke Hotel Framu.Saat dia baru sampai di sekitar lokasi, dia melihat jalanan sudah macet total.Karena itulah, dia segera turun dari mobil untuk melihat apakah dia bisa membantu untuk mengatur ketertiban lalu lintas atau tidak. Namun, siapa sangka,
Di bawah tatapan banyak orang, tepat di hadapan Ardika, berani-beraninya Yudin meminta Ardika untuk menyerahkan Luna untuk dimainkannya.Bahkan para penduduk yang berkerumun di sekitar lokasi pun merasa tingkat keterlaluannya sudah mencapai tingkat puncak!"Dengan mengandalkan punya uang saja, kamu pikir kamu sudah sangat hebat? Bu Luna juga punya uang, dia juga nggak arogan sepertimu!""Dasar bocah luar kota siala! Kembali saja ke tempat asalmu sana! Kota Banyuli bukanlah tempat untukmu bertindak semena-mena!""Dengar saja kata-katanya itu, apa bedanya dengan orang kaya baru? Dia benar-benar sudah bertindak semena-mena ...."Sekelompok orang yang berkerumun di sekitar lokasi tersulut api amarah, satu per satu dari mereka menegur Yudin.Namun, Yudin sama sekali tidak memedulikan teguran-teguran dari rakyat jelata seperti mereka.Dia tertawa, lalu berkata dengan santai, "Sebaiknya kalian hemat tenaga kalian. Nggak peduli apa pun yang kalian katakan, memangnya apa yang bisa kalian lakuka
Yudin mengangkat kepalanya, lalu tertawa dingin dan berkata dengan ekspresi provokatif, "Oke, kalau begitu, aku tunggu!"Masih sama seperti sebelumnya, dia sama sekali tidak menganggap serius Ardika.Walaupun pria itu adalah presdir Grup Bintang Darma, bukan rakyat jelata yang tidak memiliki pengaruh dan kekuasaan, tetapi kalau dibandingkan dengan Keluarga Sudibya, tentu saja masih jauh.Dia yakin biarpun Wali Kota Banyuli yang datang secara pribadi, selama dia menyebut identitasnya sebagai anggota Keluarga Sudibya, Wali Kota Banyuli juga pasti akan segan padanya."Ardika, sekarang aku memberimu kesempatan, kamu bisa menghubungi siapa pun, mau kamu meminta Wali Kota Banyuli datang ke sini juga nggak masalah.""Tapi, kalau nanti kamu nggak bisa menemukan orang yang berani menyentuhku, jangan salahkan aku berbicara seperti ini. Kamu nggak hanya harus memberiku kompensasi uang, kamu juga harus menyerahkan istrimu untuk menjadi teman tidurku!""Jangan salahkan aku nggak memberimu kesempata
Para anggota kepolisian yang melakukan penyelidikan di lokasi bergerak sangat cepat. Tak lama kemudian, hasilnya sudah keluar.Melihat Sigit menginstruksikan bawahannya untuk membuat surat kecelakaan lokasi kejadian, Yudin pun tertawa.Sepertinya, Sigit bahkan sudah tidak berencana untuk bersikap adil dari luar lagi, melainkan langsung memihak padanya saja."Ardika, sudah kubilang, 'kan? Di tempat kecil seperti Kota Banyuli ini, nggak akan ada orang yang berani menyentuhku.""Sekarang, kamu harus menyerahkan istrimu untuk kumainkan dengan patuh!"Yudin tertawa dengan sangat senang. Sorot mata mesumnya tertuju pada tubuh Luna. Dia bahkan sudah membayangkan dia ingin dilayani oleh wanita itu dengan cara seperti apa.Dia sama sekali tidak takut Ardika menyesal atau berubah pikiran.Ardika berkata dengan nada sedingin es, "Seharusnya kamu berterima kasih karena ada begitu banyak orang di sekitar tempat ini. Kalau nggak, kamu benar-benar akan berakhir dengan sangat menyedihkan."Bagaimanapu