"Pfffttt ...."Begitu membaca pesan tersebut, Julia tidak bisa menahan dirinya, dia langsung mengeluarkan suara tawa.Ardika sudah dipecat oleh Perusahaan Investasi Gilra.Bukankah acaranya baru disiarkan kurang dari tiga jam yang lalu? Pergerakan mereka benar-benar cepat.'Ardika, hanya kamu dipecat oleh Perusahaan Investasi Gilra saja masih belum cukup.''Ini baru hidangan pembuka untukmu. Selanjutnya giliran istrimu, lalu ibu mertuamu ....''Aku akan membuatmu merasakan bagaimana rasanya neraka!''Ini adalah konsekuensi yang harus kamu terima karena sudah menyinggungku!'Saat itu juga, perasaan senang karena meraih suatu pencapaian menyelimuti hatinya.Julia benar-benar sangat senang, bahkan senyuman cerah sudah terlukis di wajahnya.Dia terlihat sangat bersemangat."Kak Julia, ada hal baik apa? Kamu bahkan sampai tersenyum sebegitu senangnya.""Ceritakanlah pada kami."Beberapa orang pria yang mengerumuninya sedang bingung mencari topik pembicaraan. Melihat reaksinya, mereka segera
Setelah berpikir demikian, Julia berjalan menghampiri Willis dengan membawa aroma harum semerbaknya."Pak, bisakah Bapak tolong memberi tahu kami tentang Tuan Wali Kota, agar nanti kami bisa lebih memperhatikan dan nggak melakukan kesalahan."Julia mengucapkan beberapa patah kata itu dengan lembut.Walaupun terkesan polos, tetapi ada aura menggoda yang terpancar dalam diri wanita itu. Tidak perlu diragukan lagi, dia bagaikan "racun" bagi kaum lelaki.Willis menarik napas dalam-dalam, buru-buru menenangkan dirinya, lalu tersenyum dan berkata, "Kamu benar, aku memang perlu mengingatkan kalian terlebih dahulu.""Tapi, aku juga nggak terlalu mengenal Tuan Wali Kota. Aku hanya tahu dia masih sangat muda, usianya belum mencapai kepala tiga.""Selain itu, begitu menjabat, dia sudah melakukan suatu hal yang besar.""Gulko, penanggung jawab ketiga Biro Pengawas Obat dan Makanan sekaligus putra Pak Lukmi sudah dipecat. Seharusnya kalian sudah mendengar tentang hal ini, 'kan ....""Sekarang, dua
Bukankah Tuan Wali Kota ingin bertemu dengan mereka? Mengapa dia malah langsung pergi begitu saja?Julia dan yang lainnya sedikit kebingungan.Jelas-jelas mereka sudah melihat sosok bayangan Tuan Wali Kota, tetapi pria itu tiba-tiba saja berbalik dan pergi. Bukankah sama saja dengan membuat mereka datang sia-sia saja?Namun, semua orang hanya berada mengeluh dalam hati masing-masing, tidak berani menunjukkan kekesalan mereka secara langsung.Sementara itu, perasaan Julia diliputi kekecewaan yang mendalam.Kalau dia tidak bisa bertemu Tuan Wali Kota secara langsung, biarpun dia memiliki kecantikan dan pesona yang luar biasa, dia juga tidak bisa menunjukkannya di hadapan pria itu.Tepat pada saat ini, Willis kembali menghampiri mereka semua seorang diri."Pak, apa Tuan Wali Kota ada urusan mendadak?"Julia menggantikan ekspresi kekecewaannya dengan seulas senyum saat mengajukan pertanyaan itu pada Willis.Willis menatap semua orang dengan tatapan muram, lalu berkata dengan dingin, "Tuan
"Kak Julia, apa kita jadi makan bersama?"Di depan pintu Kediaman Wali Kota, seorang pria menyerahkan tas Julia dengan penuh semangat.Sebelumnya, saat diusir keluar, tas Julia ketinggalan di dalam."Makan apaan lagi? Aku sudah kenyang saking kesalnya!"Julia langsung merampas tasnya, lalu berbalik dan pergi. Dia bahkan sudah malas untuk berpura-pura lembut dan elegan lagi.Dia memiliki paras yang cantik, juga merupakan tokoh penting dalam Stasiun TV Kota Banyuli. Sebelumnya, ke mana pun dia pergi, dia selalu dihormati oleh semua orang.Hari ini, dia malah diusir keluar dari Kediaman Wali Kota.Saat ini, api amarah sedang bergejolak dalam hati Julia, tetapi dia tidak berani berbuat macam-macam.Semua ini salah orang yang tidak punya harga diri itu, mengacaukan rencananya saja.Diam-diam, Julia sudah membuat keputusan untuk bertemu secara pribadi dengan wali kota baru itu.Dia harus menundukkan pria tersebut."Julia, kamu sudah pulang, ya. Nah, minum air hangat dulu ...."Saat dia kemba
Luna dibuat kesal oleh teman-temannya yang "berbaik hati" itu, pada akhirnya dia juga memilih untuk mematikan ponselnya."Bukankah Ardika mengatakan dia bisa menangani masalah ini? Mengapa masalah ini malah menjadi makin besar saja?"Di Vila Cakrawala, Luna mengucapkan beberapa patah kata itu dengan raut wajah sedikit pucat pasi.Dia benar-benar merasa lelah jiwa dan raga menghadapi masalah kali ini."Sudah kubilang, jangan memercayai omong kosongnya itu!"Desi juga merasa agak kesal.Awalnya, setelah identitas Ardika sebagai presdir Grup Bintang Darma terekspos, dia sudah janjian untuk bertemu dengan beberapa orang teman lamanya. Dia berencana untuk pamer bahwa dia telah menemukan seorang menantu yang baik.Namun, setelah kejadian seperti ini terjadi, tentu saja dia malu untuk bertemu dengan teman-teman lamanya itu.Sekarang dia bahkan tidak berani keluar dari rumah.Dia selalu merasa ke mana pun dia pergi, orang lain pasti akan mengatainya di belakang dan mentertawakannya."Luna, cob
Luna bisa merasakan niat Julia untuk menundukkannya, dia merasa sedikit kesal.Namun, dia tetap menahan gejolak emosinya dan berkata, "Nona Julia, aku meminta maaf pada Nona karena sebelumnya aku dan Ardika telah menyinggung Nona.""Selain itu, Grup Perfe juga bersedia mengeluarkan dana dalam jumlah besar untuk mensponsori acara Nona.""Melalui kasus kali ini, Ardika juga sudah mendapatkan hukuman yang seharusnya diterimanya. Dia juga sudah menyadari kesalahannya.""Aku hanya berharap Nona Julia bisa berbesar hati dan nggak menargetkan kami sekeluarga lagi ...."Luna berbicara dengan nada memohon, dia juga sudah berusaha semaksimal mungkin untuk bersikap merendah."Oh? Dia sudah menyadari kesalahannya sendiri?"Julia tertawa dingin dan berkata, "Bu Luna, sebelumnya saat suamimu menyuruhku berlutut dan menjilat sepatunya di hadapan begitu banyak orang, apa dia menyadari kesalahannya?""Ckckck, kesalahan-kesalahannya itu harus dia tanggung sendiri.""Selain itu, Bu Luna, bagaimanapun jug
"Beberapa waktu yang lalu, Grup Lautan Berlian sudah bergabung dengan Grup Susanto Raya, seharusnya Tina mengenal presdir itu.""Sepertinya aku hanya bisa meminta bantuannya."Setelah berpikir sejenak, Luna pun menghubungi Tina.Tina tidak bisa berkata-kata lagi setelah menerima panggilan telepon dari teman baiknya itu.Dia tidak enak hati memberi tahu sahabatnya bahwa dia sendiri juga belum pernah bertemu presdir itu.Dia sudah beberapa kali mengajukan untuk bertemu dengan pria itu, tetapi pria itu selalu mengabaikannya.Namun, masalah yang menimpa Ardika kali ini bukan hanya urusan Luna, Perusahaan Investasi Gilra di bawah naungannya juga terkena dampak.Jadi, Tina berkata, "Oke. Lagi pula, sebentar lagi aku juga berencana untuk menemui Pak Presdir untuk menyampaikan laporan kerja padanya. Aku bisa sekalian membawa Julia.""Kamu minta dia temui aku saja ...."Setelah mendengar jawaban dari sahabatnya, Luna langsung merasa lega. Dia segera menghubungi Julia."Bu Luna, pergerakanmu ben
"Pak Presdir menyuruhnya untuk pergi dari sini!"Nada bicara Jesika sangat tegas dan dipenuhi rasa jijik.Dia sedang meniru nada bicara Ardika di telepon tadi.Julia tertegun, raut wajahnya berubah menjadi masam.'Apa? Pak Presdir itu menyuruhku untuk pergi?''Nggak mungkin!'Dia adalah tokoh penting sekaligus pembawa acara cantik di Stasiun TV Kota Banyuli.Penampilannya di depan layar sangat bagus, dia adalah wanita idaman banyak pria di Kota Banyuli.Bagaimana mungkin presdir perusahaan ini menyuruhnya pergi begitu saja?Setelah tersadar kembali, Julia tertawa dingin dan berkata, "Bu Jesika, jangan bilang kamu memalsukan perintah dari Pak Presdir. Kamu pasti iri padaku, 'kan? Kamu takut aku bertemu dengan Pak Presdir, 'kan?!"Ya, pasti benar begitu. Jesika pasti iri padanya.Sebelumnya, saat dia ingin bertemu dengan sang presdir, Jesika bersikap acuh tak acuh padanya seolah tidak ingin dia bertemu dengan sang presdir.Sekarang pasti juga demikian."Bu Jesika, kamu benar-benar kasiha