Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1028 Menjadi Teman Tidur Selama Beberapa Malam

Share

Bab 1028 Menjadi Teman Tidur Selama Beberapa Malam

Penulis: Sarjana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-11 18:00:00
Setelah mendengar ucapan Gulko, raut wajah Luna langsung berubah drastis.

Ternyata dugaannya benar, Ardika sudah memukul orang lagi!

Kali ini, orang yang dipukul oleh Ardika adalah penanggung jawab ketiga Badan Pengawas Obat dan Makanan Kota Banyuli.

Orang yang bisa menduduki posisi setinggi itu, pasti merupakan tokoh hebat yang memiliki latar belakang di Kota Banyuli.

'Gawat! Kali ini kita sudah tertimpa masalah besar!' pikir Luna.

"Ya Tuhan! Ardika, dasar bajingan! Berani-beraninya kamu memukul orang sembarangan!"

Senyuman di wajah Desi langsung menegang. Dalam sekejap, ekspresinya berubah menjadi pucat pasi.

Dia menoleh, memelototi Ardika dengan tajam dan berkata, "Pak Gulko bukanlah orang biasa, berani-beraninya kamu memukulnya!"

"Dasar bajingan! Cepat minta maaf pada Pak Gulko!"

"Minta maaf? Hehe ...."

Gulko tertawa dingin, lalu berkata dengan nada tajam sekaligus dingin, "Dia sudah memukulku sampai seperti ini, apa hanya dengan meminta maaf saja, masalah sudah bisa selesai?"

"Dia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1029 Ayah Gulko

    "Pak Gulko, kamu!"Senyuman di wajah Luna langsung menegang, ekspresi marah tampak jelas di wajah cantiknya.Desi dan yang lainnya juga merasa kesal sekaligus panik. Mereka tidak menyangka Gulko bisa mengajukan permintaan seperti itu secara terang-terangan. Bisa-bisanya dia meminta Luna sebagai teman tidurnya!Gulko mendengus, lalu berkata dengan nada yang lebih tajam lagi, "Kenapa? Bu Luna, apa kamu memandang rendah aku?""Suami pecundangmu saja bisa menidurimu, aku pasti lebih unggul dibandingkan seorang pecundang ...."Sebelum Gulko sempat menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba saja Ardika mendekatinya, lalu menendang kakinya dengan kuat."Bam ...."Seiring dengan terdengarnya suara teriakan menyedihkan, tubuh gemuk Gulko langsung terpental ke belakang dan menabrak dinding dengan keras, bahkan permukaan dinding itu seolah-olah bergetar sejenak.Setelah terjatuh ke lantai, Gulko masih berteriak dengan menyedihkan, darah sudah mulai bercucuran dari mulutnya."Gulko!"Dua petinggi lainnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-12
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1030 Bertindak Semena-Mena

    "Gulko, apa kamu baru saja dipukul oleh orang? Siapa yang bernyali sebesar itu? Berani-beraninya dia memukul orang di sini."Leon sedikit terkejut melihat jejak lima jari di wajah Gulko.Dia tahu Gulko adalah penanggung jawab ketiga Biro Pengawas Obat dan Makanan Kota Banyuli, sedangkan Lukmi, ayah Gulko, adalah penanggung jawab ketiga Kota Banyuli.Baik ayah maupun anak ini, sama-sama menduduki posisi tinggi dalam instansi pemerintahan.Di Kota Banyuli, biarpun mereka tidak bisa dikatakan sudah menguasai kota ini, tetapi keluarga mereka sudah termasuk keluarga kaya yang berkuasa.Bisa-bisanya ada orang yang berani memukul Gulko di sini."Aku dipukul oleh bocah itu!"Gulko merasa sedikit malu. Dia memelototi Ardika dengan tajam, lalu bertanya pada Leon dengan bingung, "Apa bocah itu adalah kerabat Pak Leon?"Tadi dia mendengar dengan jelas Leon memanggil ibu mertua Ardika dengan panggilan Kakak.Ekspresi Gulko berubah menjadi sedikit muram.Kalau Leon bersikeras ingin melindungi Ardika

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-12
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1031 Merendah

    Ucapan Gulko membuat Leon sedikit malu.Harrison sudah mengungkapkan dengan mulutnya sendiri bahwa Dixon hanyalah seorang penipu yang datang ke Negara Nusantara.Jadi, dia tidak bisa menimpali ucapan Gulko."Gulko, kita nggak perlu membicarakan tentang Dixon dulu, mari kita bahas masalah sekarang ini."Leon segera mengubah topik pembicaraan, dia berkata, "Walau boleh dibilang Ardika adalah kerabatku, memukul petinggi departemen dan melakukan tindakan semena-mena adalah fakta yang nggak bisa terbantahkan.""Karena dia sudah melakukan kesalahan, dia tetap bersalah. Aku nggak bisa membelanya hanya karena dia adalah kerabatku.""Jadi, aku mendukungmu memberinya hukuman sesuai hukum yang berlaku!"Leon melontarkan kata-kata indah itu, seakan-akan sedang menegakkan keadilan.Gulko langsung tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Haha. Terima kasih atas pengertiannya, Pak Leon.""Pak Leon berperilaku adil tanpa memandang bulu, benar-benar contoh yang baik untukku!"Saat Gulko sedang menyanjung L

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-12
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1032 Aku Adalah Anggota Grup Bintang Darma

    Ucapan Gulko sesuai dengan keinginan Ardika.Karena itulah, dia berkata, "Sayang, kalian naik saja dan tunggu aku di lantai atas. Setelah menyelesaikan masalah di sini, aku akan naik ke atas untuk menemui kalian.""Hehe. Setelah masalah ini selesai, belum tentu kamu masih bisa menemui mereka atau nggak."Gulko tertawa dingin tanpa henti.'Cih! Dalam situasi seperti ini, bocah itu masih saja berpura-pura tenang.'Luna melirik Gulko dengan ekspresi sedikit masam. Dia tahu dia tidak bisa membawa Ardika naik ke lantai atas, dia tidak punya pilihan lain selain menganggukkan kepalanya."Oke, kalau begitu, kamu jangan terlalu keras kepala, ya. Di saat harus tunduk, tunduk saja, ya.""Bu Elsy, kamu juga ikut dengan kami ke lantai atas saja."Luna mengucapkan satu kalimat itu pada Elsy. Dia takut wanita itu akan dipersulit oleh Gulko.Elsy menggelengkan kepalanya dan berkata, "Terima kasih, tapi nggak perlu.""Malam ini Ardika terlibat dalam perselisihan dengan Pak Gulko karena masalahku. Setel

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-12
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1033 Buah Jatuh Tak Jauh dari Pohonnya

    Kalau dibandingkan dengan Lukmi, suara Ardika jelas terdengar jauh lebih tenang.Karena Ardika berdiri membelakanginya, Lukmi tidak bisa melihat parasnya."Kamu? Siapa kamu?!"Sorot mata tajam Lukmi tertuju pada Ardika, dia berteriak dengan marah, "Cepat berbalik menghadapku! Untuk apa kamu menyembunyikan wajahmu seperti itu? Aku mau lihat siapa yang berani bertindak semena-mena seperti itu di Kota Banyuli!""Ayah benar-benar hebat! Nggak salah lagi Ayah memang penanggung jawab ketiga di Kota Banyuli. Dengan wibawa yang terpancarkan dari tubuh Ayah, mungkin bocah itu sudah buang air kecil di celana saking ketakutannya!"Gulko terpana oleh aura mengintimidasi yang terpancar dari tubuh ayahnya.Tepat pada saat ini, Ardika baru berbalik dengan santai. Dia menatap Lukmi dengan tenang dan berkata dengan acuh tak acuh, "Aku adalah presdir Grup Bintang Darma. Pak Lukmi, ada instruksi apa?""Kamu ...."Begitu melihat paras Ardika dengan jelas, kepala Lukmi langsung berdengung seolah-olah baru

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-13
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1034 Wali Kota Ardika

    "Brak ...."Gulko buru-buru merangkak bangkit dan berlutut di hadapan Ardika dengan berlinang air mata."Pak Ardika, aku sudah bersalah, aku mohon ampuni aku ...."Sambil berteriak dengan terisak, diam-diam Gulko mengamati ekspresi Ardika.Dua petinggi departemen lainnya yang ikut bersamanya, juga menatap Ardika dengan tatapan ketakutan.Terlepas dari seberapa bodoh pun mereka, mereka sudah tahu identitas Ardika tidak hanya sesederhana presdir Grup Bintang Darma.Kalau tidak, dengan status dan kedudukan Lukmi, pria itu pasti tidak akan menghajar putranya sendiri hanya karena beberapa patah kata dari Ardika, bahkan bersikap serendah itu di hadapan Ardika.Sebenarnya siapa orang itu?"Masalahmu nggak perlu dibicarakan dulu."Ardika berdiri di hadapan Gulko, mengalihkan pandangannya ke arah bawah dan berkata, "Di mana Jiko?"Gulko tertegun sejenak, lalu menggelengkan kepalanya dengan cepat dan berkata, "Pak Ardika, aku nggak tahu. Aku sudah lama nggak bertemu si sialan itu. Beberapa waktu

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-13
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1035 Kegemparan Dahsyat

    "Wali ... Wali Kota!"Selain Lukmi, baik Gulko dan yang lainnya maupun beberapa orang kepala departemen yang mengikuti Hamdi kemari benar-benar tercengang.Pemuda itu adalah wali kota baru Kota Banyuli?Elsy juga tercengang.Mengapa Ardika bisa tiba-tiba berubah menjadi wali kota?Namun, melihat sikap Hamdi dan Lukmi yang merupakan penanggung jawab kedua dan penanggung jawab ketiga di hadapan Ardika, mereka benar-benar tidak bisa meragukan kebenaran itu."Hormat kepada Pak Ardika!"Beberapa orang kepala departemen yang berada di belakang Hamdi segera membungkukkan badan mereka dan memberi salam kepada Ardika.Tidak peduli kegemparan sedahsyat apa yang mereka rasakan dalam hati mereka saat ini, mereka tetap harus berperilaku sebaik mungkin di hadapan wali kota baru itu."Brak ...."Dua petinggi departemen lainnya yang sebelumnya mengolok-olok Ardika, saat ini mereka sudah tidak bisa menahan diri lagi. Mereka buru-buru menerjang dan berlutut di hadapan Ardika."Pak Ardika, kami sudah ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-13
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1036 Tidak Bisa Terlepas dari Dosa Sendiri

    "Plak ...."Ardika menarik Jiko bangkit, lalu melayangkan satu tamparan keras ke wajahnya.Jiko berteriak kesakitan. Dia ingin melarikan diri, tetapi dia tidak bisa melakukannya."Bam ... plak ...."Setelah Ardika melayangkan beberapa pukulan lagi padanya, sudut bibir Jiko sudah mulai mengeluarkan darah.Hingga saat ini, dengan iringan suara benturan yang keras, Ardika melemparkan Jiko ke lantai seperti anjing yang sudah mati.Jiko telungkup di lantai, berusaha keras merangkak ke arah depan, dia ingin menjauhkan dirinya dari area serangan Ardika."Pak Hamdi, Pak Lukmi, semuanya, aku adalah Jiko, putra Ganang!""Idiot itu memukulku di depan publik seperti ini, kalian harus segera menghentikannya!""Tangkap dia, lalu jatuhkan hukuman mati padanya ...."Sambil merangkak, Jiko berteriak sekeras yang dia bisa.Namun, semua orang hanya melihatnya dengan tatapan dingin, tidak ada seorang pun yang bersuara.Jiko benar-benar tidak mengerti. Mengapa para petinggi Kota Banyuli itu melihat Ardika

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-13

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1831 Sudah Merencanakan Segalanya

    Aturan yang berlaku dalam internal Tentara Bayaran Lane adalah aturan tentara militer asing.Mereka hanya akan mendengar perintah dari atasan mereka.Biarpun dia adalah kepala instruktur Tentara Bayaran Lane, orang-orang ini hanya akan melaksanakan perintah dari Chiko, tidak akan mendengarkan sepatah kata pun darinya.Karena itulah, begitu Tridon melihat Chiko, dia segera mengajukan penawaran yang paling besar, mencoba untuk memikat keponakannya itu dengan keuntungan.Hanya dengan cara seperti inilah, kemungkinan besar keponakannya itu akan menyelamatkan nyawanya.Melihat Tridon yang saat ini melihatnya seperti sosok penyelamat, Chiko merasa sedikit kecewa.Pamannya yang satu ini sudah ketakutan setengah mati.Bukan lagi sosok kepala instruktur tentara militer asing yang luar biasa seperti dulu.Namun, tidak peduli Tridon berubah menjadi seperti apa, Chiko juga akan menyelamatkannya.Alasannya sederhana, Tridon bisa membantunya menguasai Keluarga Dougli dan menyerahkan relasi kemiliter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1830 Chiko

    "Kak Ardika, sepertinya si tua bangka itu sedang menelepon memanggil bala bantuan?"Levin menangkap pergerakan Tridon yang diam-diam melakukan panggilan telepon, dia segera melaporkan hal itu pada Ardika.Ardika melambaikan tangannya, menyunggingkan seulas senyum mempermainkan dan berkata, "Nggak apa-apa, biarkan saja.""Sebelumnya hanyalah 'hidangan pembuka', pertunjukan menarik baru dimulai."Tujuan awal Ardika adalah memusnahkan anggota Tentara Bayaran Lane yang telah menyelinap masuk dan bersembunyi di Negara Nusantara.Kalau hanya untuk menghadapi sekelompok preman yang terbiasa menindas yang lemah dan takut pada yang kuat, dia juga tidak perlu mengerahkan Pasukan Drakon dan Pasukan Pengawal Draco.Seolah-olah tidak mendapati Tridon sedang menelepon memanggil bala bantuan, Ardika meminta anggota Pasukan Pengawal Draco untuk melanjutkan "pembersihan" lokasi."Berlutut!""Lempar senjata kalian ke tanah dan angkat kedua lengan kalian ke atas!"Di bawah teguran tajam dan tegas para pr

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1829 Masih Ada Kesempatan

    "Gawat, gawat!"Menyaksikan para pembunuh dunia preman Keluarga Dougli itu sudah mulai ketakutan dan mundur, sekitar seratus orang perwakilan cabang Keluarga Dougli, mulai merasakan tangan dan kaki mereka sedingin es.Orang sebodoh apa pun, saat ini pasti sudah mengerti.Ini adalah sebuah perangkap yang dipasang untuk mereka semua, dengan tujuan untuk melenyapkan kekuatan Keluarga Dougli secara menyeluruh.Namun, mereka malah berinisiatif masuk ke dalam perangkap ini."Aku benci!"Saat ini, ekspresi Tridon tampak ganas, seperti sudah di ambang kegilaan.Tiga raja tentara besar sudah mati.Anak buah lainnya yang dibawanya dari Galea, juga dijadikan sebagai target khusus dan sudah tewas.Pembunuh dunia preman yang mendekati sepuluh ribu orang, juga sudah ketakutan setengah mati dan kehilangan daya tempur.Kalah telak, tidak berlebihan untuk menggambarkan situasinya saat ini.Musnah.Semuanya sudah musnah.Sekarang, dia sudah berubah menjadi sosok pemimpin yang tidak memiliki anak buah.P

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1828 Hancur dengan Satu Tinju

    "Bam!"Dengan darah terciprat dari tubuhnya, tubuh Musa menghantam tanah dengan keras.Di lokasi benturan tubuhnya, permukaan tanah langsung membentuk sebuah lubang, pecahan-pecahan batu beterbangan dengan ganas ke seluruh arah."Ahhh!"Di bawah tatapan terkejut bukan main orang-orang di sekelilingnya, termasuk Tridon, Musa mengeluarkan suara teriakan kesakitan.Lengannya sudah hancur dan berserakan di tanah.Sementara itu, seperti sebuah batu yang dipecahkan, muncul banyak bekas retakan di tubuhnya.Retakan-retakan itu bahkan sudah menjalar ke area wajahnya, setetes demi setetes darah sudah mengalir. Tak lama kemudian, dia sudah seperti "manusia darah"."Musa!"Tridon berteriak dengan marah.Musa adalah anak buah yang paling diandalkan dan paling penting baginya, tetapi malah dipukul oleh seseorang menjadi seperti ini hanya dengan satu tinju saja.Sekujur tubuhnya terbelah.Membayangkan hukuman kejam membelah tubuh dengan lima ekor kuda zaman dahulu, penderitaan seperti itu bukanlah s

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1827 Coba Terima Satu Tinjuku

    Musa berkata dengan datar, "Kamu sedang mengisyaratkanku untuk nggak membunuhmu?""Baiklah, aku percaya untuk sementara waktu."Selesai berbicara, dia melangkah maju satu langkah.Tidak terlihat dia mengerahkan kekuatannya, tetapi di saat telapak kakinya menyentuh permukaan tanah, tubuhnya langsung condong ke depan, melesat ke arah Draco berdiri.Seperti anak panah yang lepas, kecepatan Musa luar biasa cepat!Dalam sekejap mata saja, dia sudah muncul di hadapan Draco dan mengayunkan lengannya.Pergerakan lengannya ini bahkan lebih cepat dibandingkan tubuhnya, bahkan terdengar seperti melesat menebus udara.Dengan menggunakan tinju tersebut sebagai mata angin, topan tak kasat mata seperti terbentuk di sekitarnya, seakan-akan sedang mengoyak udara dengan ganas!Kalau tinju ini mengenai sasaran, pasti tubuh orang tersebut akan meledak di tempat!"Eh?"Dengan sorot mata sedikit terkejut, sudut bibir Draco terangkat ke atas.Walaupun dia merasa bocah yang satu ini pandai berpura-pura, tetap

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1826 Kamu Sangat Pandai Berpura-Pura

    Namun, dari awal hingga akhir, para pembunuh dunia preman itu tidak menemukan tanda-tanda apa pun.Hanya dari cara mereka menyamar dan bersembunyi ini saja, sudah bisa menunjukkan betapa terampilnya Pasukan Pengawal Draco!Saat ini, bahkan Tridon pun sedikit tercengang.Betapa terkejutnya dia ketika dia menyadari sepertinya dia telah masuk dalam perangkap yang telah disiapkan untuknya.Namun, dalam situasi saat ini, banyak bicara pun sudah tidak ada gunanya lagi.Peperangan sudah dimulai, dia sama sekali tidak sempat untuk menghentikan dan menghalangi hal ini terjadi!Anggota Pasukan Drakon tersebar di sekeliling Ardika. Pada saat melindunginya, mereka juga sudah mulai menyerang para pembunuh dunia preman itu.Sementara itu, lapisan luar pembunuh dunia preman juga menyerang tiga ratus orang anggota Pasukan Pengawal Draco pada saat bersamaan.Pembunuh dunia preman yang mendekati sepuluh ribu orang itu, berbalik dikepung, diserang dari lapisan luar dan dalam.Pembantaian yang dibayangkan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1825 Jatuh dari Langit

    Tak lama kemudian, orang-orang yang turun dari tali helikopter ini sudah kian mendekati permukaan tanah.Saat jarak mereka dengan permukaan tanah masih ada sepuluh meter, satu per satu dari orang-orang ini segera melepaskan tali, langsung melompat turun.Ketika menyentuh permukaan tanah, mereka langsung berguling dengan santai, lalu berdiri di hamparan tanah kosong di sekeliling Ardika.Mereka berjumlah tiga puluh orang.Mereka mengenakan setelan taktis berwarna hitam tanpa logo apa pun, helm dan masker taktis kelas atas, hanya kacamata saja yang kelihatan, sehingga terkesan sangat misterius.Di saku-saku mereka, tergantung berbagai jenis senjata, termasuk senjata api, bahkan granat!"Kak Ardika, apa ini adalah Pasukan Drakon yang legendaris itu?!"Di belakang Ardika, Levin menatap orang-orang misterius itu dengan sorot mata agresif, ekspresi bersemangat tampak jelas di wajahnya.Pasukan Drakon!Pasukan Negara Nusantara yang ahli dalam hal menyerang sekaligus legendaris!Masing-masing

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1824 Sebelum Pertarungan Besar-Besaran Mulai

    "Ya, benar, kalian masih muda, seperti binatang muda yang baru keluar dari perlindungan orang tua.""Sekarang kalian masih belum tumbuh, bukan tandinganku.""Tapi, dengan mempertimbangkan rasa hormatku terhadap sejenis, aku akan membunuh kalian secara pribadi."Musa yang biasanya tidak banyak bicara, hari ini jarang-jarang mengucapkan kata-kata sebanyak ini.Ini menunjukkan kemunculan Tujuh Bilah dan Serigala Ganas, akhirnya telah membangkitkan minatnya.Bahkan minat ini sangatlah kuat.Tridon sendiri juga terkejut bukan main. Kemudian, dia menatap Tujuh Bilah dan Serigala Ganas dengan lekat, lalu berkata dengan dingin, "Musa, kamu harus membunuh mereka!"Mendengar Musa mengatakan kedua orang itu adalah sejenisnya, Tridon sudah ketakutan.Karena hanya dia yang tahu betapa menakutkannya orang seperti Musa.Benar-benar seperti monster.Karena tidak bisa didapatkan, maka monster seperti ini hanya bisa dimusnahkan.Kalau hari ini dia membiarkan dua orang itu lolos, setelah mereka tumbuh ke

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1823 Aura Orang Sejenis

    Perlu diketahui, keponakan Olin ini sudah sangat terkenal di dunia preman Montawa, dengan mengandalkan kemampuan sendiri.Belasan orang anak buahnya itu juga merupakan anak buah elitenya.Kali ini, Keluarga Dougli mengumpulkan banyak orang dari dunia preman, tetapi bukan hanya dengan identitas sebagai preman saja, sudah memenuhi kualifikasi untuk berada di sini.Orang-orang yang bisa datang ke Kota Banyuli adalah orang-orang ganas dengan kekuatan luar biasa, berani bertarung dan membunuh.Namun, biarpun demikian, Serigala Ganas dan Tujuh Bilah tetap hanya menggunakan satu jurus saja, sudah bisa menyingkirkan belasan orang tersebut. Benar-benar layak disebut sebagai monster!"Nggak disangka di tempat kecil seperti Kota Banyuli ini, masih ada ahli bela diri seperti kalian. Antoine dan Gustav mati di tangan kalian, masih bisa diterima."Tridon menatap kedua orang itu dengan sorot mata agresif. "Bagaimana kalau kelak kalian ikut denganku saja?""Uang dan kekuasaan, wanita cantik, aku akan

DMCA.com Protection Status