"Wali ... Wali Kota!"Selain Lukmi, baik Gulko dan yang lainnya maupun beberapa orang kepala departemen yang mengikuti Hamdi kemari benar-benar tercengang.Pemuda itu adalah wali kota baru Kota Banyuli?Elsy juga tercengang.Mengapa Ardika bisa tiba-tiba berubah menjadi wali kota?Namun, melihat sikap Hamdi dan Lukmi yang merupakan penanggung jawab kedua dan penanggung jawab ketiga di hadapan Ardika, mereka benar-benar tidak bisa meragukan kebenaran itu."Hormat kepada Pak Ardika!"Beberapa orang kepala departemen yang berada di belakang Hamdi segera membungkukkan badan mereka dan memberi salam kepada Ardika.Tidak peduli kegemparan sedahsyat apa yang mereka rasakan dalam hati mereka saat ini, mereka tetap harus berperilaku sebaik mungkin di hadapan wali kota baru itu."Brak ...."Dua petinggi departemen lainnya yang sebelumnya mengolok-olok Ardika, saat ini mereka sudah tidak bisa menahan diri lagi. Mereka buru-buru menerjang dan berlutut di hadapan Ardika."Pak Ardika, kami sudah ber
"Plak ...."Ardika menarik Jiko bangkit, lalu melayangkan satu tamparan keras ke wajahnya.Jiko berteriak kesakitan. Dia ingin melarikan diri, tetapi dia tidak bisa melakukannya."Bam ... plak ...."Setelah Ardika melayangkan beberapa pukulan lagi padanya, sudut bibir Jiko sudah mulai mengeluarkan darah.Hingga saat ini, dengan iringan suara benturan yang keras, Ardika melemparkan Jiko ke lantai seperti anjing yang sudah mati.Jiko telungkup di lantai, berusaha keras merangkak ke arah depan, dia ingin menjauhkan dirinya dari area serangan Ardika."Pak Hamdi, Pak Lukmi, semuanya, aku adalah Jiko, putra Ganang!""Idiot itu memukulku di depan publik seperti ini, kalian harus segera menghentikannya!""Tangkap dia, lalu jatuhkan hukuman mati padanya ...."Sambil merangkak, Jiko berteriak sekeras yang dia bisa.Namun, semua orang hanya melihatnya dengan tatapan dingin, tidak ada seorang pun yang bersuara.Jiko benar-benar tidak mengerti. Mengapa para petinggi Kota Banyuli itu melihat Ardika
Begitu mendengar ucapan pria itu, Luna yang baru melangkah dua langkah menuju ke arah luar segera menghentikan langkahnya.Tarim baru mulai menjalankan bisnis Perusahaan Farmasi Sentoro selama dua tahun, tetapi bisnisnya sudah berkembang sebesar ini, tentu saja dia tidak hanya mengandalkan kemampuannya seorang diri. Ya, tidak mungkin sesederhana itu.Tarim bisa ikut datang bersama Leon untuk makan bersama Lukmi, yang merupakan penanggung jawab ketiga Kota Banyuli, tentu saja juga bukan hanya dengan mengandalkan hubungannya dengan Keluarga Liwanto."Katakan saja, apa persyaratanmu?"Luna bertanya dengan nada bicara layaknya seorang pebisnis profesional.Tarim hanya tersenyum, tidak memedulikan hal itu.Dia yakin setelah malam ini berlalu, Luna pasti akan benar-benar kecewa pada Ardika.Jadi, biarpun dia masih menyimpan pemikiran untuk menaklukkan Luna, tetapi dia juga tidak terburu-buru."Kalau begitu, mari kita bicarakan sebuah transaksi."Tarim berkata, "Aku dengar Pak Delvin, presdir
"Apa maksudmu? Kamu sedang mengutukku?!"Setelah mendengar ucapan Ardika, ekspresi Tarim langsung berubah menjadi muram.Sebelumnya, dia ingin memperoleh dana investasi sebesar dua triliun dari Perusahaan Investasi Gilra, tetapi rencananya kacau dibuat Ardika.Sekarang, dia sangat yakin bisa memperoleh hak keagenan luar provinsi Grup Bintang Darma, Ardika malah mengutuknya.Dendam lama ditambah lagi dendam baru, benar-benar membuat api amarah bergejolak dalam hati Tarim."Aku bukan sedang mengutukmu, aku hanya memberitahumu sebuah fakta saja."Ardika menggelengkan kepalanya. Tidak ingin memedulikan orang itu, dia menggandeng Luna dan hendak pergi begitu saja."Berhenti! Jangan pergi kamu! Katakan dulu dengan jelas!"Tarim berteriak dengan marah, bahkan ingin menarik lengan Ardika.Kemarin, Leon sudah menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri kemampuan bertarung Ardika. Takut terjadi sesuatu pada Tarim, dia buru-buru berkata, "Sudahlah, Tarim, untuk apa kamu berdebat dengan seorang pecu
"Nggak, nggak, tentu saja kami nggak berani!"Lukmi segera menggelengkan kepalanya.Jangankan Grup Bintang Darma, semua bisnis yang berhubungan dengan Ardika, termasuk dua perusahaan Luna, perlu dia lindungi dengan baik.Kalau tidak, begitu beberapa perusahaan itu tertimpa sedikit masalah saja, Ardika pasti akan mencurigai dirinya dan putranya.Melihat sikap ayah dan anak itu terhadap Ardika, hati semua orang di dalam ruangan tersebut benar-benar terguncang.Leon benar-benar tidak bisa menahan diri lagi, dia bertanya pada Lukmi, "Kak Lukmi, apa hubungan Ardika dengan Grup Bintang Darma?""Tuan Ardika adalah presdir Grup Bintang Darma."Sambil melirik Ardika dengan hati-hati, Lukmi mengucapkan satu kalimat itu.Apa?!Ternyata Ardika adalah presdir Grup Bintang Darma?!Dalam sekejap, ekspresi Leon langsung berubah menjadi masam.Cukup masuk akal kalau Ardika bisa menjabat sebagai manajer umum Perusahaan Investasi Gilra dengan mengandalkan relasi Luna.Namun, kenapa dia tiba-tiba bisa men
Dalam kurun waktu beberapa menit ini, Desi terus memuji Ardika tanpa henti."Wali kota baru? Apa yang kamu pikirkan, Kak? Aku dengar dari Doni wali kota baru itu juga seorang pemuda. Dia memiliki masa depan yang cerah. Kelak, ada kemungkinan dia akan menjadi Kodam, Duta Perbatasan. Nggak peduli seberapa kaya menantumu, juga nggak akan bisa menandinginya."Amanda tidak tahan mendengar ucapan kakaknya lagi."Huh! Kalau begitu, kita lihat saja nanti."Desi mendengus dengan tidak senang."Pak Ardika, lusa Kediaman Wali Kota akan mengadakan acara apresiasi terhadap para staf media yang berprestasi. Apa Bapak ada waktu untuk menghadiri acara ini?"Saat Desi sedang sibuk membangga-banggakan menantunya, Hamdi bertanya pada Ardika.Ini adalah acara yang cukup penting Kota Banyuli yang telah dijadwalkan. Karena itulah, dia bertanya pada Ardika. Kalau hanya masalah kecil biasa, sesuai perjanjian dia tidak akan melaporkannya pada Ardika."Kita lihat saja nanti. Kalau aku ada waktu, aku akan berpar
Dalam sekejap, Julia sudah memutuskan untuk menaklukkan wali kota baru itu!Namun, Julia juga tahu segala sesuatu yang dimilikinya sekarang ada di tangan Julius.Saat ini, biarpun dia benar-benar ingin segera menaklukkan wali kota baru itu, dia juga tidak bisa mengungkapkannya.Karena itulah, dia berkata dengan nada manja, "Ayah, Ayah nggak mungkin memintaku untuk melakukan hal seperti itu, 'kan? Dia adalah wali kota baru, berbeda dengan pria-pria sebelumnya.""Apa Ayah benar-benar sekejam itu, memintaku untuk melakukan hal seperti itu?"Walaupun mereka tetap mempertahankan "hubungan" mereka, tetapi Julius juga bukan baru sekali dua kali memintanya untuk "memuaskan" pria lain."Julia, ini juga demi kebaikanmu sendiri. Aku berharap kamu memiliki masa depan yang cerah.""Kali ini, aku akan menggerakkan semua sumber daya yang kumiliki untuk membantumu bisa menunjukkan dirimu di hadapan Tuan Wali Kota. Tapi, kamu juga harus membuat sebuah berita yang menggemparkan, agar Tuan Wali Kota bisa
Untuk menjadi sebuah keluarga kaya terpandang, punya uang saja tentu saja tidak cukup.Kalau hanya punya uang tanpa memiliki landasan dan relasi yang kuat, akan menjadi target pihak lain kapan saja.Paling, kelebihannya hanya akan menjadi target yang lebih menarik.Gindra berbicara demikian hanya ingin Keluarga Liwanto mulai memandang tinggi Luna sekeluarga.Bagaimanapun juga, Luna dan Ardika masih belum menginjak usia kepala tiga. Mereka bisa meraih pencapaian sebesar ini di usia semuda ini, kelak masa depan mereka pasti akan sangat cerah."Sekarang, karena Ardika, Luna sekeluarga sedang mendapat tekanan dari Keluarga Mahasura. Tapi, selama mereka bisa melewati cobaan ini, kelak siapa lagi yang bisa menghalangi mereka?""Memberikan bantuan pada saat dibutuhkan, tentu saja lebih baik daripada memberikan bantuan pada saat nggak dibutuhkan lagi.""Sekarang kita bisa memanfaatkan momen ini dengan baik. Kelak, begitu Luna sekeluarga mengalami perkembangan pesat, keuntungan yang akan Keluar