Dalam kurun waktu beberapa menit ini, Desi terus memuji Ardika tanpa henti."Wali kota baru? Apa yang kamu pikirkan, Kak? Aku dengar dari Doni wali kota baru itu juga seorang pemuda. Dia memiliki masa depan yang cerah. Kelak, ada kemungkinan dia akan menjadi Kodam, Duta Perbatasan. Nggak peduli seberapa kaya menantumu, juga nggak akan bisa menandinginya."Amanda tidak tahan mendengar ucapan kakaknya lagi."Huh! Kalau begitu, kita lihat saja nanti."Desi mendengus dengan tidak senang."Pak Ardika, lusa Kediaman Wali Kota akan mengadakan acara apresiasi terhadap para staf media yang berprestasi. Apa Bapak ada waktu untuk menghadiri acara ini?"Saat Desi sedang sibuk membangga-banggakan menantunya, Hamdi bertanya pada Ardika.Ini adalah acara yang cukup penting Kota Banyuli yang telah dijadwalkan. Karena itulah, dia bertanya pada Ardika. Kalau hanya masalah kecil biasa, sesuai perjanjian dia tidak akan melaporkannya pada Ardika."Kita lihat saja nanti. Kalau aku ada waktu, aku akan berpar
Dalam sekejap, Julia sudah memutuskan untuk menaklukkan wali kota baru itu!Namun, Julia juga tahu segala sesuatu yang dimilikinya sekarang ada di tangan Julius.Saat ini, biarpun dia benar-benar ingin segera menaklukkan wali kota baru itu, dia juga tidak bisa mengungkapkannya.Karena itulah, dia berkata dengan nada manja, "Ayah, Ayah nggak mungkin memintaku untuk melakukan hal seperti itu, 'kan? Dia adalah wali kota baru, berbeda dengan pria-pria sebelumnya.""Apa Ayah benar-benar sekejam itu, memintaku untuk melakukan hal seperti itu?"Walaupun mereka tetap mempertahankan "hubungan" mereka, tetapi Julius juga bukan baru sekali dua kali memintanya untuk "memuaskan" pria lain."Julia, ini juga demi kebaikanmu sendiri. Aku berharap kamu memiliki masa depan yang cerah.""Kali ini, aku akan menggerakkan semua sumber daya yang kumiliki untuk membantumu bisa menunjukkan dirimu di hadapan Tuan Wali Kota. Tapi, kamu juga harus membuat sebuah berita yang menggemparkan, agar Tuan Wali Kota bisa
Untuk menjadi sebuah keluarga kaya terpandang, punya uang saja tentu saja tidak cukup.Kalau hanya punya uang tanpa memiliki landasan dan relasi yang kuat, akan menjadi target pihak lain kapan saja.Paling, kelebihannya hanya akan menjadi target yang lebih menarik.Gindra berbicara demikian hanya ingin Keluarga Liwanto mulai memandang tinggi Luna sekeluarga.Bagaimanapun juga, Luna dan Ardika masih belum menginjak usia kepala tiga. Mereka bisa meraih pencapaian sebesar ini di usia semuda ini, kelak masa depan mereka pasti akan sangat cerah."Sekarang, karena Ardika, Luna sekeluarga sedang mendapat tekanan dari Keluarga Mahasura. Tapi, selama mereka bisa melewati cobaan ini, kelak siapa lagi yang bisa menghalangi mereka?""Memberikan bantuan pada saat dibutuhkan, tentu saja lebih baik daripada memberikan bantuan pada saat nggak dibutuhkan lagi.""Sekarang kita bisa memanfaatkan momen ini dengan baik. Kelak, begitu Luna sekeluarga mengalami perkembangan pesat, keuntungan yang akan Keluar
"Ya, benar, kemarin rekamannya."Ardika menganggukkan kepalanya. Kalau Luna tidak membicarakan hal ini, dia sudah hampir melupakannya.Saat itu juga, seulas senyum cerah mengembang di wajah Desi. "Ya ampun, Ardika, ternyata kamu sudah masuk TV, ya? Kenapa kamu nggak memberitahuku?""Handoko, cepat nyalakan TV! Mari kita lihat bagaimana penampilan kakak iparmu di TV!"Desi segera mendesak Handoko yang masih tampak menundukkan kepalanya dan sibuk makan.Wawancara eksklusif CNBC adalah acara Stasiun TV Kota Banyuli sangat cukup terkenal.Acara itu tayang seminggu sekali, kebetulan hari ini adalah hari penayangan acara tersebut.Handoko segera meletakkan alat makannya, lalu menyalakan TV dan mengatur siaran ke acara CNBC.Kebetulan sekali, sudah waktunya penayangan acara wawancara eksklusif tersebut. Dengan diiringi irama pembuka acara, muncul sosok bayangan Julia, sang pembawa acara."Halo, semuanya, seperti biasa hari ini kita kembali lagi dengan wawancara eksklusif bersama seorang tokoh
Selanjutnya, wawancara berjalan dengan Julia mengajukan satu pertanyaan, Ardika menjawab satu pertanyaan dan seterusnya.Awalnya, semua orang di dalam Vila Cakrawala terkejut. Hingga sekarang, mereka sudah benar-benar tercengang.Namun, acara tersebut masih berlanjut."Semuanya, aku yakin setelah kalian menyaksikan wawancara ini. Kalian sudah bisa melihat dengan jelas orang seperti apa Ardika ini.""Dia nggak lebih dari seorang pengecut dan penipu!""Untuk membuktikan hal-hal di atas bukan hanya karangan kami belaka untuk mencoreng nama baik Ardika. Selanjutnya, Tuan Jiko dipersilakan untuk masuk. Mari kita dengar keluhannya terhadap bajingan itu!"Di layar TV, Julia memasang ekspresi seolah-olah marah terhadap "ketidakadilan" ini.Selanjutnya, Jiko yang tampak luka-luka muncul di depan kamera."Awalnya, Grup Bintang Darma adalah milik Delvin dan Elsy, istriku. Demi mendapatkan Grup Bintang Darma, dia menjalin hubungan nggak jelas dengan Elsy, merusak rumah tangga orang lain.""Sekaran
Desi masih tidak terlalu percaya, dia berkata, "Luna, mengapa kamu begitu memercayainya? Bagaimana kalau hal itu adalah fakta?""Semalam kita juga melihat dengan mata kepala kita sendiri, Ardika dan Elsy pergi minum-minum bersama. Ardika bahkan menggandengnya. Mereka terlihat sangat dekat."Nada bicara tidak puas terdengar dalam ucapannya. Semalam dia masih tidak merasakan apa pun.Sekarang, setelah dia ingat-ingat kembali, dia merasa memang ada sesuatu antara Ardika dan Elsy. Dia merasa marah atas nama putrinya."Ibu, Elsy sudah dalam kondisi semabuk itu, apa salahnya Ardika menggandengnya sebentar?"Luna merasa geli mendengar ucapan ibunya, dia tetap memercayai cinta Ardika untuknya."Selain itu, masih ada satu alasan lagi aku memercayai Ardika. Dua hari yang lalu, saat kami pergi ke Hotel Framu, aku dan Ardika terlibat dalam pertengkaran hebat dengan pembawa acara bernama Julia itu."Luna berkata dengan ekspresi jijik, "Dengan karakter wanita itu, nggak mengherankan kalau dia menggu
Luna juga mengingatkan Ardika untuk senantiasa waspada. "Ayah benar. Ardika, kamu jangan menganggap remeh Julia.""Dengan kecantikan dan trik-trik yang dimainkannya, saat dia menghadapi situasi krisis, siapa tahu berapa banyak pria yang akan maju untuk membantunya?"Dia takut Ardika sudah merasa hebat dan tak terkalahkan hanya dengan mengandalkan identitasnya sebagai presdir Grup Bintang Darma dan manajer umum Perusahaan Investasi Gilra.Kecuali pengaruh Ardika sudah sangat besar, sampai-sampai hanya dengan beberapa patah kata darinya saja, dia sudah bisa membuat stasiun TV menarik kembali acara itu dan meminta maaf secara terbuka.Kalau tidak, masalah kali ini tidak mungkin semudah itu terselesaikan.Setelahnya, Luna menghubungi beberapa rekan media."Bu Luna, kalau acara itu masih belum ditayangkan, mungkin masih ada kesempatan untuk membalikkan keadaan. Tapi sekarang, acara itu sudah ditayangkan. Jadi, ini bukan hanya urusan Julia seorang diri lagi.""Adapun mengenai meminta pihak s
"Sekarang aku tetap merupakan manajer umum manajer umum Perusahaan Investasi Gilra dan presdir Grup Bintang Darma. Istriku memercayaiku sepenuhnya, bahkan membantuku mencari cara untuk menangani masalah ini. Dia nggak terpengaruh sama sekali."Ardika melontarkan kata-kata itu dengan santai."Hehe ...."Julia tertawa dingin dan berkata, "Eh, Ardika, kamu benar-benar bisa menahan diri, ya. Tapi, semua ini baru permulaan.""Selanjutnya, ke mana pun istrimu pergi, dia akan menjadi bahan ejekan dan sindiran orang lain.""Elsy juga akan dimaki sebagai wanita jalang dan merasakan pengaruh besar opini publik.""Adapun mengenai kamu, setelah masalah ini makin memanas, kamu akan menjadi selebriti internet yang terkenal.""Setelah perusahaanmu dan perusahaan istrimu bangkrut, kamu masih bisa menjual produk dengan mengandalkan siaran langsung. Bukankah seharusnya kamu berterima kasih padaku?""Sebenarnya, kalau kamu ingin menyelesaikan masalah ini, mudah saja. Kamu hanya perlu datang ke depan pint
Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka
"Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me
"Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag
Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu
Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We
"Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P
Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali
Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan
Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d