"Brak ...."Gulko buru-buru merangkak bangkit dan berlutut di hadapan Ardika dengan berlinang air mata."Pak Ardika, aku sudah bersalah, aku mohon ampuni aku ...."Sambil berteriak dengan terisak, diam-diam Gulko mengamati ekspresi Ardika.Dua petinggi departemen lainnya yang ikut bersamanya, juga menatap Ardika dengan tatapan ketakutan.Terlepas dari seberapa bodoh pun mereka, mereka sudah tahu identitas Ardika tidak hanya sesederhana presdir Grup Bintang Darma.Kalau tidak, dengan status dan kedudukan Lukmi, pria itu pasti tidak akan menghajar putranya sendiri hanya karena beberapa patah kata dari Ardika, bahkan bersikap serendah itu di hadapan Ardika.Sebenarnya siapa orang itu?"Masalahmu nggak perlu dibicarakan dulu."Ardika berdiri di hadapan Gulko, mengalihkan pandangannya ke arah bawah dan berkata, "Di mana Jiko?"Gulko tertegun sejenak, lalu menggelengkan kepalanya dengan cepat dan berkata, "Pak Ardika, aku nggak tahu. Aku sudah lama nggak bertemu si sialan itu. Beberapa waktu
"Wali ... Wali Kota!"Selain Lukmi, baik Gulko dan yang lainnya maupun beberapa orang kepala departemen yang mengikuti Hamdi kemari benar-benar tercengang.Pemuda itu adalah wali kota baru Kota Banyuli?Elsy juga tercengang.Mengapa Ardika bisa tiba-tiba berubah menjadi wali kota?Namun, melihat sikap Hamdi dan Lukmi yang merupakan penanggung jawab kedua dan penanggung jawab ketiga di hadapan Ardika, mereka benar-benar tidak bisa meragukan kebenaran itu."Hormat kepada Pak Ardika!"Beberapa orang kepala departemen yang berada di belakang Hamdi segera membungkukkan badan mereka dan memberi salam kepada Ardika.Tidak peduli kegemparan sedahsyat apa yang mereka rasakan dalam hati mereka saat ini, mereka tetap harus berperilaku sebaik mungkin di hadapan wali kota baru itu."Brak ...."Dua petinggi departemen lainnya yang sebelumnya mengolok-olok Ardika, saat ini mereka sudah tidak bisa menahan diri lagi. Mereka buru-buru menerjang dan berlutut di hadapan Ardika."Pak Ardika, kami sudah ber
"Plak ...."Ardika menarik Jiko bangkit, lalu melayangkan satu tamparan keras ke wajahnya.Jiko berteriak kesakitan. Dia ingin melarikan diri, tetapi dia tidak bisa melakukannya."Bam ... plak ...."Setelah Ardika melayangkan beberapa pukulan lagi padanya, sudut bibir Jiko sudah mulai mengeluarkan darah.Hingga saat ini, dengan iringan suara benturan yang keras, Ardika melemparkan Jiko ke lantai seperti anjing yang sudah mati.Jiko telungkup di lantai, berusaha keras merangkak ke arah depan, dia ingin menjauhkan dirinya dari area serangan Ardika."Pak Hamdi, Pak Lukmi, semuanya, aku adalah Jiko, putra Ganang!""Idiot itu memukulku di depan publik seperti ini, kalian harus segera menghentikannya!""Tangkap dia, lalu jatuhkan hukuman mati padanya ...."Sambil merangkak, Jiko berteriak sekeras yang dia bisa.Namun, semua orang hanya melihatnya dengan tatapan dingin, tidak ada seorang pun yang bersuara.Jiko benar-benar tidak mengerti. Mengapa para petinggi Kota Banyuli itu melihat Ardika
Begitu mendengar ucapan pria itu, Luna yang baru melangkah dua langkah menuju ke arah luar segera menghentikan langkahnya.Tarim baru mulai menjalankan bisnis Perusahaan Farmasi Sentoro selama dua tahun, tetapi bisnisnya sudah berkembang sebesar ini, tentu saja dia tidak hanya mengandalkan kemampuannya seorang diri. Ya, tidak mungkin sesederhana itu.Tarim bisa ikut datang bersama Leon untuk makan bersama Lukmi, yang merupakan penanggung jawab ketiga Kota Banyuli, tentu saja juga bukan hanya dengan mengandalkan hubungannya dengan Keluarga Liwanto."Katakan saja, apa persyaratanmu?"Luna bertanya dengan nada bicara layaknya seorang pebisnis profesional.Tarim hanya tersenyum, tidak memedulikan hal itu.Dia yakin setelah malam ini berlalu, Luna pasti akan benar-benar kecewa pada Ardika.Jadi, biarpun dia masih menyimpan pemikiran untuk menaklukkan Luna, tetapi dia juga tidak terburu-buru."Kalau begitu, mari kita bicarakan sebuah transaksi."Tarim berkata, "Aku dengar Pak Delvin, presdir
"Apa maksudmu? Kamu sedang mengutukku?!"Setelah mendengar ucapan Ardika, ekspresi Tarim langsung berubah menjadi muram.Sebelumnya, dia ingin memperoleh dana investasi sebesar dua triliun dari Perusahaan Investasi Gilra, tetapi rencananya kacau dibuat Ardika.Sekarang, dia sangat yakin bisa memperoleh hak keagenan luar provinsi Grup Bintang Darma, Ardika malah mengutuknya.Dendam lama ditambah lagi dendam baru, benar-benar membuat api amarah bergejolak dalam hati Tarim."Aku bukan sedang mengutukmu, aku hanya memberitahumu sebuah fakta saja."Ardika menggelengkan kepalanya. Tidak ingin memedulikan orang itu, dia menggandeng Luna dan hendak pergi begitu saja."Berhenti! Jangan pergi kamu! Katakan dulu dengan jelas!"Tarim berteriak dengan marah, bahkan ingin menarik lengan Ardika.Kemarin, Leon sudah menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri kemampuan bertarung Ardika. Takut terjadi sesuatu pada Tarim, dia buru-buru berkata, "Sudahlah, Tarim, untuk apa kamu berdebat dengan seorang pecu
"Nggak, nggak, tentu saja kami nggak berani!"Lukmi segera menggelengkan kepalanya.Jangankan Grup Bintang Darma, semua bisnis yang berhubungan dengan Ardika, termasuk dua perusahaan Luna, perlu dia lindungi dengan baik.Kalau tidak, begitu beberapa perusahaan itu tertimpa sedikit masalah saja, Ardika pasti akan mencurigai dirinya dan putranya.Melihat sikap ayah dan anak itu terhadap Ardika, hati semua orang di dalam ruangan tersebut benar-benar terguncang.Leon benar-benar tidak bisa menahan diri lagi, dia bertanya pada Lukmi, "Kak Lukmi, apa hubungan Ardika dengan Grup Bintang Darma?""Tuan Ardika adalah presdir Grup Bintang Darma."Sambil melirik Ardika dengan hati-hati, Lukmi mengucapkan satu kalimat itu.Apa?!Ternyata Ardika adalah presdir Grup Bintang Darma?!Dalam sekejap, ekspresi Leon langsung berubah menjadi masam.Cukup masuk akal kalau Ardika bisa menjabat sebagai manajer umum Perusahaan Investasi Gilra dengan mengandalkan relasi Luna.Namun, kenapa dia tiba-tiba bisa men
Dalam kurun waktu beberapa menit ini, Desi terus memuji Ardika tanpa henti."Wali kota baru? Apa yang kamu pikirkan, Kak? Aku dengar dari Doni wali kota baru itu juga seorang pemuda. Dia memiliki masa depan yang cerah. Kelak, ada kemungkinan dia akan menjadi Kodam, Duta Perbatasan. Nggak peduli seberapa kaya menantumu, juga nggak akan bisa menandinginya."Amanda tidak tahan mendengar ucapan kakaknya lagi."Huh! Kalau begitu, kita lihat saja nanti."Desi mendengus dengan tidak senang."Pak Ardika, lusa Kediaman Wali Kota akan mengadakan acara apresiasi terhadap para staf media yang berprestasi. Apa Bapak ada waktu untuk menghadiri acara ini?"Saat Desi sedang sibuk membangga-banggakan menantunya, Hamdi bertanya pada Ardika.Ini adalah acara yang cukup penting Kota Banyuli yang telah dijadwalkan. Karena itulah, dia bertanya pada Ardika. Kalau hanya masalah kecil biasa, sesuai perjanjian dia tidak akan melaporkannya pada Ardika."Kita lihat saja nanti. Kalau aku ada waktu, aku akan berpar
Dalam sekejap, Julia sudah memutuskan untuk menaklukkan wali kota baru itu!Namun, Julia juga tahu segala sesuatu yang dimilikinya sekarang ada di tangan Julius.Saat ini, biarpun dia benar-benar ingin segera menaklukkan wali kota baru itu, dia juga tidak bisa mengungkapkannya.Karena itulah, dia berkata dengan nada manja, "Ayah, Ayah nggak mungkin memintaku untuk melakukan hal seperti itu, 'kan? Dia adalah wali kota baru, berbeda dengan pria-pria sebelumnya.""Apa Ayah benar-benar sekejam itu, memintaku untuk melakukan hal seperti itu?"Walaupun mereka tetap mempertahankan "hubungan" mereka, tetapi Julius juga bukan baru sekali dua kali memintanya untuk "memuaskan" pria lain."Julia, ini juga demi kebaikanmu sendiri. Aku berharap kamu memiliki masa depan yang cerah.""Kali ini, aku akan menggerakkan semua sumber daya yang kumiliki untuk membantumu bisa menunjukkan dirimu di hadapan Tuan Wali Kota. Tapi, kamu juga harus membuat sebuah berita yang menggemparkan, agar Tuan Wali Kota bisa
Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka
"Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me
"Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag
Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu
Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We
"Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P
Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali
Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan
Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d