Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1007 Bawahan Tuan Helios

Share

Bab 1007 Bawahan Tuan Helios

Author: Sarjana
Begitu tiga keluarga besar jatuh, Kota Banyuli langsung menjadi target banyak pihak.

Berbagai kekuatan ingin memasuki pasar Kota Banyuli dan meraih keuntungan.

Boleh dibilang Ridwan sudah cukup berkemampuan, tetapi tetap saja belakangan ini dia dipusingkan dan kelelahan menghadapi hal-hal tersebut.

Keluarga Mahasura bahkan berani memerintahkannya untuk melepaskan Zilwar, bisa terlihat dengan jelas seberapa arogannya keluarga-keluarga kaya terkemuka itu.

Sekarang sudah ada Ardika yang mengatur Kota Banyuli. Ridwan sama sekali tidak perlu khawatir lagi.

Tidak peduli siapa pun itu, mereka juga harus mematuhi peraturan Kota Banyuli dengan patuh.

"Tapi, Ridwan, aku bukan tipe orang yang suka disibukkan dengan tanggung jawab seperti ini. Tugas harian Wali Kota nggak perlu merepotkanku. Hanya di saat diperlukan saja, aku akan turun tangan."

Tepat pada saat ini, Ardika mengajukan satu permintaan.

Dia tidak ingin duduk dan disibukkan dengan setumpuk dokumen di Kediaman Wali Kota setiap harinya.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1008 Wakil Presdir Baru

    "Oke, kalau begitu, kita serahkan saja pada Amir."Kendy menganggukkan kepalanya dan berkata, "Kaki putranya juga sudah dipatahkan oleh Ardika, dia jauh lebih ingin menghabisi si sialan itu dibandingkan kita!"...Ardika tidak tahu hanya karena dia menjadi perwakilan wali kota untuk sementara waktu, dia sudah dianggap sebagai bawahan Helios.Karena alasan itu pula, Keluarga Mahasura bahkan tidak berani turun tangan sendiri.Keesokan harinya, saat dia tiba di Perusahaan Investasi Gilra, Ardika diundang ke ruang pertemuan untuk rapat."Mengadakan rapat untuk membahas masalah apa?"Setelah memasuki ruang pertemuan, Ardika segera memanggil Airin dan bertanya padanya.Airin berkata dengan volume suara kecil, "Pak Ardika, kemarin saat Bapak pergi, Bu Tina datang ke perusahaan dan menilai Bapak nggak bertanggung jawab dalam pekerjaan. Lalu, dia mengatakan akan mengirim asistennya ke sini untuk menjabat sebagai wakil presdir.""Wakil presdir ini sudah datang, dia yang mengadakan rapat ini."Sa

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1009 Acara Peresmian Jabatan

    Sikap penurut yang ditunjukkan oleh Ardika membuat Jane merasa sedikit terkejut.Dalam lubuk hatinya, dia makin memandang rendah Ardika."Oke, rapat hari ini sampai di sini saja. Semuanya, bubarlah."Sambil bertepuk tangan, Jane mengumumkan pertemuan sudah berakhir. Dia juga tidak peduli apakah ada lagi yang ingin dibicarakan oleh Ardika atau tidak.Dia sudah menganggap dirinya sebagai petinggi yang menduduki jabatan paling tinggi di Perusahaan Investasi Gilra.Setelah Jane pergi, para petinggi perusahaan baru mengerumuni Ardika."Pak Ardika, kelak aku tetap akan mengikuti arahan Bapak, nggak akan melakukan tindakan yang bertentangan dengan kehendak Bapak!""Ya, benar, Pak Ardika. Kami semua pasti akan menuruti instruksi Bapak. Bu Jane itu sama sekali nggak menghormati Bapak, kami nggak akan menuruti instruksinya ...."Sekelompok orang itu berlomba-lomba mengutarakan kesetiaan mereka pada Ardika.Kejadian kemarin sudah memberikan kesan yang mendalam pada mereka. Mereka tidak akan langs

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1010 Amarah Meluap Saat Bertemu Musuh

    "Aku sedang berada di sebuah hotel yang berlokasi di sebelah Kediaman Wali Kota, kamu kemarilah."Ardika melontarkan beberapa patah kata itu dengan santai.Tak lama kemudian, seorang wanita muda bersetelan formal melajukan mobil ke hotel tersebut.Setelah berpisah dengan Hamdi, Sigit dan lainnya dan bertemu dengan asisten Jane itu, dia bertanya, "Siapa namamu? Kenapa aku nggak melihatmu di perusahaan?""Namaku Yuri Lotoka, aku dipindahkan dari kantor utama Grup Lautan Berlian oleh Bu Jane."Nada bicara wanita itu sedikit arogan, seolah-olah karena berasal dari Grup Lautan Berlian, kedudukannya lebih tinggi dibandingkan orang lain.Menghirup aroma alkohol samar yang menguar dari tubuh Ardika, diam-diam Yuri mendecakkan lidahnya.'Ckckck, ternyata memang benar Pak Ardika bisa menduduki posisinya saat ini hanya dengan mengandalkan relasi. Siang-siang bolong begini saja, dia sudah pergi minum-minum dengan para petinggi Kediaman Wali Kota untuk menjalin relasi dengan mereka.'Sebelumnya, sa

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1011 Membeli Sedikit Produk Kecantikan Untukmu

    Setelah mendengar ucapan Julia, staf-staf yang berada di dalam ruangan itu langsung melirik Ardika dengan ekspresi aneh.Mereka mengira orang yang datang untuk menerima wawancara adalah seorang tokoh hebat. Siapa sangka ternyata hanya seorang menantu benalu yang hanya bisa mengandalkan istrinya.Dalam sekejap, sorot mata yang mereka tujukan pada Ardika tampak sedikit meremehkan."Kak Julia, bagaimanapun juga, kamu adalah tokoh penting di stasiun TV kita. Bisa-bisanya Perusahaan Investasi Gilra mengirim seorang menantu benalu untuk menerima wawancara darimu. Bukankah mereka terlalu nggak menghormatimu?""Ya, benar. Aku sarankan sebaiknya ganti orang. Biarpun hanya seorang karyawan biasa, juga lebih unggul dibandingkan seorang menantu benalu yang mengandalkan relasi untuk menduduki posisi manajer umum ...."Beberapa orang staf mulai menyuarakan pemikiran mereka.Mereka tahu Julia tidak menyukai Ardika, tentu saja mereka harus membantunya.Yuri melirik Ardika. Dia berasumsi kemungkinan be

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1012 Wawancara Eksklusif Memang Seperti Ini

    "Tuan Ardika, apa kamu sudah siap? Ayo kita mulai."Julia sangat profesional. Begitu sutradara memintanya untuk mulai, dia langsung hanyut dalam perannya sebagai seorang pembawa acara.Dengan seulas senyum mengembang di wajahnya, dia berkata, "Hari ini, kami sudah mengundang Tuan Ardika, manajer umum Perusahaan Investasi Gilra. Tuan Ardika dipersilakan untuk menyapa para penonton terlebih dahulu.""Halo, semuanya, aku adalah Ardika ...."Ardika melambaikan tangannya ke arah penonton yang sesungguhnya tidak ada seorang penonton pun di lokasi rekaman. Ya, acara ini memang ditujukan untuk penonton TV.Setelah perkenalan diri Ardika, Julia mulai berbicara. "Seperti yang kita ketahui bersama, perusahaan-perusahaan besar menetapkan standar yang tinggi untuk manajer umum profesional. Paling nggak, orang yang bersangkutan harus memiliki pengalaman kerja.""Tapi, kalau dilihat dari resume Tuan Ardika, kita bisa menemukan suatu hal yang ajaib.""Sebelum menjabat sebagai manajer umum Perusahaan I

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1013 Standar Ganda

    Setelah berlangsung selama setengah jam, akhirnya wawancara eksklusif itu pun usai.Setelah memperoleh bahan yang diinginkannya, Julia beranjak bangkit dari sofa dengan perasaan puas, lalu merenggangkan pinggangnya.Mata staf-staf pria yang berada di sekelilingnya langsung bersinar, sorot mata mereka terus tertuju pada bagian perut rampingnya yang terekspos itu.Kilatan bangga melintas di mata Julia. Kemudian, dia mengalihkan pandangannya ke arah Ardika dan memasang ekspresi meremehkan."Ardika, kamu benar-benar seorang pengecut!""Tadi, saat menghadapi pertanyaan-pertanyaan dariku, kamu bahkan nggak punya keberanian untuk menyangkalnya.""Apakah kamu tahu betapa konyolnya ekspresi pengecutmu tadi? Apa perlu aku meminta juru kamera untuk memperlihatkannya padamu?""Aku beri tahu kamu, setelah wawancara eksklusif ini ditayangkan, kamu pasti akan terkenal di seluruh penjuru Kota Banyuli.""Berterima kasihlah padaku karena telah memberimu kesempatan sebagus ini.""Biarpun kamu akan diperm

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1014 Ingin Mewawancarai Presdir

    Tak lama kemudian, Jane menelepon Ardika."Pak Ardika, aku dengar saat wawancara eksklusif, kamu terlibat dalam perselisihan dengan Julia, pembawa acara CNBC?"Ardika berkata dengan santai, "Oh, ya, benar. Kenapa? Kamu juga ingin mengguruiku seperti asistenmu itu?"Dia boleh tidak mencari perhitungan dengan seorang asisten muda seperti Yuri.Namun, sekarang, Jane sudah menjabat sebagai wakil presdir. Kalau wanita itu tidak tahu membaca situasi, dia juga tidak keberatan untuk mengganti seorang wakil presdir hari ini juga."Nggak. Pak Ardika adalah atasanku, bagaimana mungkin aku berani mengguruimu?"Jane berkata dengan dingin, "Tapi, aku juga berharap lain kali Pak Ardika bisa mengendalikan emosi sendiri dan mempertimbangkan keuntungan perusahaan, nggak perlu terlibat dalam perselisihan dengan orang lain.""Kamu adalah petinggi perusahaan kami. Kalau kamu terlibat dalam perselisihan dengan pembawa acara stasiun TV dan hal seperti itu tersebar luas, bagaimana pandangan orang lain?"Jane

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1015 Apa Kamu Membuntutiku

    "Kak Julia, aku juga belum pernah bertemu dengan presdir itu."Jane terjebak dalam situasi yang agak sulit.Julia langsung berkata dengan sedikit tidak puas, "Oh, Bu Jane bahkan nggak berniat untuk menunjukkan sedikit pun ketulusan padaku. Sepertinya permintaan maafmu juga nggak tulus ....""Aku akan mencoba memenuhi permintaan Kak Julia."Menghadapi orang yang tidak tahu malu seperti Julia, Jane juga tidak berdaya.Setelahnya, Jane membawa Julia ke kantor utama Grup Susanto Raya, menemui Jesika, asisten presdir."Halo, Bu Jesika, aku adalah Julia, pembawa acara CNBC Kota Banyuli. Aku ingin melakukan wawancara eksklusif dengan presdir perusahaan ini."Setelah diperkenalkan oleh Jane, Julia berjabat tangan dengan Jesika dengan penuh hormat.Jesika tidak hanya merupakan asisten presdir Grup Susanto Raya, wanita itu juga merupakan Direktur Bank Banyuli yang dipekerjakan secara khusus oleh Kediaman Wali Kota. Dia tidak berani menganggap remeh wanita itu, bahkan merasa sedikit tertekan.Jes

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2314 Hingga Tetes Darah Penghabisan

    Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2313 Tuan Muda Werdi Sudah Menjadi Seorang Ahli

    "Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2312 Jangan Harap Satu Pun Bisa Pergi

    Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2311 Hanya Berperan Sebagai Penonton

    Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2310 Ini Baru Dinamakan dengan Memprovokasi

    Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2309 Kakak

    Werdi membungkukkan badannya di hadapan Ardika dengan sopan.Raina dan yang lainnya juga berkata dengan penuh hormat, "Kak Ardika, kamu adalah orang yang berbesar hati, beri kami kesempatan untuk mengungkapkan permintaan maaf kami padamu, ya!""Ibarat nggak kenal maka nggak sayang. Kelak kita adalah teman baik. Kak Ardika, kamu adalah kakak kami!"Menyaksikan pemandangan ini, Futari yang berdiri di samping Ardika pun kebingungan.Dia tahu Werdi dan yang lainnya punya niat jahat, dia sudah mempersiapkan mentalnya untuk menghadapi mereka yang akan mempersulit kakak iparnya.Namun, siapa sangka mereka benar-benar meminta maaf pada Ardika?Pertunjukan apa yang mereka mainkan ini?"Setelah melakukan kesalahan, tahu mengintrospeksi diri adalah hal yang baik. Aku juga bukan tipe orang yang berpemikiran sempit."Saat ini, Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Kalau begitu, kejadian tadi malam sudah berlalu, anggap saja nggak pernah terjadi. Kelak kita semua adalah teman.""Hahaha, Kak Ardika b

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2308 Sekolah Bela Diri Sopran

    Sementara itu, di antara sekian banyaknya sekolah bela diri ini, tentu saja yang paling terkenal adalah sekolah bela diri di bawah naungan Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan, Sekolah Bela Diri Sopran. Akan tetapi, sesungguhnya sekolah bela diri ini dikendalikan oleh Keluarga Gozali.Usai memarkirkan mobilnya, saat Ardika berjalan menuju ke Sekolah Bela Diri Sopran bersama Futari, dia melihat ada sebuah bangunan kuno yang dipenuhi gaya Negara Jepara berlokasi di seberang sekolah bela diri."Sekolah Bela Diri Laido!"Sebuah papan yang tergantung di depan pintu, bertuliskan empat kata menggunakan bahasa Negara Nusantara itu membuat Ardika menghentikan langkah kakinya. Dia menyipitkan matanya.Aura membunuh kuat yang biasanya hanya bisa dirasakan oleh Ardika terpancar dari empat kata besar tersebut!Sekolah Bela Diri Laido ini merupakan sekolah bela diri yang pasti bisa menempati peringkat tiga besar di antara sekian banyaknya sekolah bela diri di Negara Jepara. Banyak ahli bela di

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2307 Masalah Sudah Datang

    Walaupun Ardika tidak memiliki kesan baik terhadap Tuan Besar Keluarga Liwanto ini, tetapi karena ini menyangkut hal besar ibu mertuanya, dia hanya mengangguk."Baiklah, saat senggang nanti aku akan pergi memilihkan hadiah untuk beliau. Futari, kamu juga bantu beri aku referensi, ya."Futari mengangguk dengan patuh.Tepat pada saat ini, ponselnya berdering."Raina menelepon lagi."Melihat nama yang berkedip di layar ponselnya, Futari langsung mengerutkan hidungnya.Dia sama sekali tidak ingin menerima panggilan telepon dari Raina.Namun, setelah Futari menolak panggilan telepon tersebut, Raina kembali meneleponnya, membombardirnya dengan panggilan telepon berturut-turut.Dengan sorot mata agak dingin, Ardika berkata, "Kalau nggak, kamu jawab aja teleponnya. Mari kita lihat apa yang ingin dikatakan oleh wanita itu."Kalau wanita itu ingin mencari masalah dengan Futari, itu artinya pelajaran yang diberikannya pada wanita itu malam sebelumnya masih belum cukup.Mendengar ucapan kakak ipar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2306 Pesona Pria Tampan

    Ardika menepuk dahi adik sepupunya itu, lalu berkata, "Eh, sudah, sudah. Kencan pagi-pagi buta? Apa yang kamu pikirkan?""Siapa tahu? Mungkin saja kamu takut kalau malam hari tiba, Kak Luna tiba-tiba memeriksa keberadaanmu."Dengan memasang ekspresi arogan, Futari berkata, "Intinya, aku harus menggantikan Kak Luna untuk mengawasimu!""Satu hal lagi, sebenarnya ada apa di antara kamu dengan Nona Rosa?""Pagi hari ini Raina mengirimkan pesan untuk menakut-nakutiku! Dia bilang sekarang rumor mengenai tadi malam kamu menghabiskan malam bersama Nona Rosa sudah tersebar di kalangan kelas atas ibu kota provinsi. Setelah Jerfis, salah satu dari tujuh tuan muda ibu kota provinsi itu kembali, pasti akan mencari perhitungan denganmu!"Ardika berkata dengan tidak berdaya, "Bukankah kamu tahu tadi malam aku berada di mana?""Tentu saja aku tahu Kak Ardika berada di rumah bersamaku, tapi orang lain nggak tahu."Futari mendecakkan lidahnya dan berkata, "Apalagi tadi malam kamu meminta Nona Rosa untuk

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status