Tak lama kemudian, Jane menelepon Ardika."Pak Ardika, aku dengar saat wawancara eksklusif, kamu terlibat dalam perselisihan dengan Julia, pembawa acara CNBC?"Ardika berkata dengan santai, "Oh, ya, benar. Kenapa? Kamu juga ingin mengguruiku seperti asistenmu itu?"Dia boleh tidak mencari perhitungan dengan seorang asisten muda seperti Yuri.Namun, sekarang, Jane sudah menjabat sebagai wakil presdir. Kalau wanita itu tidak tahu membaca situasi, dia juga tidak keberatan untuk mengganti seorang wakil presdir hari ini juga."Nggak. Pak Ardika adalah atasanku, bagaimana mungkin aku berani mengguruimu?"Jane berkata dengan dingin, "Tapi, aku juga berharap lain kali Pak Ardika bisa mengendalikan emosi sendiri dan mempertimbangkan keuntungan perusahaan, nggak perlu terlibat dalam perselisihan dengan orang lain.""Kamu adalah petinggi perusahaan kami. Kalau kamu terlibat dalam perselisihan dengan pembawa acara stasiun TV dan hal seperti itu tersebar luas, bagaimana pandangan orang lain?"Jane
"Kak Julia, aku juga belum pernah bertemu dengan presdir itu."Jane terjebak dalam situasi yang agak sulit.Julia langsung berkata dengan sedikit tidak puas, "Oh, Bu Jane bahkan nggak berniat untuk menunjukkan sedikit pun ketulusan padaku. Sepertinya permintaan maafmu juga nggak tulus ....""Aku akan mencoba memenuhi permintaan Kak Julia."Menghadapi orang yang tidak tahu malu seperti Julia, Jane juga tidak berdaya.Setelahnya, Jane membawa Julia ke kantor utama Grup Susanto Raya, menemui Jesika, asisten presdir."Halo, Bu Jesika, aku adalah Julia, pembawa acara CNBC Kota Banyuli. Aku ingin melakukan wawancara eksklusif dengan presdir perusahaan ini."Setelah diperkenalkan oleh Jane, Julia berjabat tangan dengan Jesika dengan penuh hormat.Jesika tidak hanya merupakan asisten presdir Grup Susanto Raya, wanita itu juga merupakan Direktur Bank Banyuli yang dipekerjakan secara khusus oleh Kediaman Wali Kota. Dia tidak berani menganggap remeh wanita itu, bahkan merasa sedikit tertekan.Jes
"Yah, benar juga, pecundang sepertimu yang nggak berani melawan balik saat dimarahi, mungkin termasuk dalam kelompok submisif.""Jadi, makin seorang wanita memandang rendah kamu, kamu makin terdorong untuk mendekatinya.""Tapi, apa kamu pikir aku akan tertarik dengan pecundang sepertimu? Hanya pria terhormat seperti presdir Grup Susanto Raya yang masuk dalam kriteria pria idamanku.""Ardika, sebaiknya kamu lupakan saja pemikiranmu itu. Kita sudah ditakdirkan bukan berasal dari dunia yang sama."Dengan menunjukkan sikap arogan, Julia terus mengolok-olok Ardika.Sangat jelas dia sedang melampiaskan kekesalannya karena penolakan Jesika tadi pada Ardika."Hmm? Presdir Grup Susanto Raya?"Ardika tertegun sejenak, lalu tersenyum tipis dan berkata, "Kalau begitu, Julia, aku sarankan padamu untuk melupakan pemikiran itu saja. Presdir Grup Susanto Raya nggak akan tertarik padamu.""Uhuk ... uhuk ...."Jane yang berdiri di samping Julia berdeham pelan, seakan-akan sedang mengingatkan Ardika untu
Setelah menerima laporan tersebut, hati Elsy langsung diliputi tanda tanya.Secara logika, pemeriksaan yang dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan kali ini adalah tugas mereka.Namun, Elsy malah merasakan firasat buruk.Beberapa waktu yang lalu, Jiko yang sedang bersembunyi tanpa terdengar kabar itu, tiba-tiba mengiriminya pesan."Elsy, kalau kamu nggak menyetujui syarat perceraianku, aku akan membuat Grup Bintang Darma bangkrut. Mari kita mulai dari 'hidangan pembuka'. Haha ...."Melalui kata-kata itu, terlihat jelas seberapa arogannya Jiko.Elsy sudah menerima saran dari Ardika untuk menggugat cerai pria biadab itu. Dia memang tidak ingin memedulikan Jiko lagi.Namun, hal yang terjadi setelah dia menerima pesan itu adalah, pihak Badan Pengawas Obat dan Makanan langsung datang melakukan pemeriksaan tanpa memberinya pemberitahuan terlebih dahulu.Menurut laporan dari bawahannya, tim pengawas memberikan pemberitahuan secara dadakan kepada pabrik.Elsy merasa tidak ada hal yang b
"Halo, Pak Gulko."Elsy sedikit jijik melihat sorot mata agresif pria itu. Dengan menahan ketidaknyamannya, dia berjabat dengan pria itu.Saat menyentuh tangan Elsy yang lembut, Gulko seperti enggan melepaskannya lagi.Wanita di hadapannya ini benar-benar cocok dengan kriterianya, dia ingin sekali menikmati tubuh indah wanita itu sekarang juga."Aku sudah lama mendengar tentang Bu Elsy. Aku nggak menyangka ternyata kamu secantik ini.""Selain cantik, kamu juga memimpin perusahaan sebesar ini. Benar-benar seorang wanita yang cantik dan berbakat. Pria mana pun yang bisa memilikimu, benar-benar beruntung."Gulko melontarkan kata-kata itu dengan percaya diri, dia yakin Elsy akan jatuh ke tangannya.Saat ini, hidup dan mati pabrik obat Grup Bintang Darma sudah jatuh ke tangannya.Terlebih lagi, wanita di hadapannya ini memang bukan wanita suci. Setelah menikah dengan Jiko, Elsy tidak tertarik pada suaminya, melainkan menjalin hubungan dengan pria lain.Dia yakin selama dia menggunakan trik-
"Aku nggak menyangka ternyata Pak Gulko nggak suka minum teh. Aku benar-benar minta maaf pada Bapak atas tindakan gegabahku.""Tapi, mengenai produksi pabrik obat kami, aku harap Bapak bisa mempertimbangkannya lagi.""Grup Bintang Darma juga termasuk salah satu dari penyumbang pajak terbesar Kota Banyuli. Sebelumnya, hubungan yang terjalin antara kami dengan instansi pemerintahan selalu baik ...."Sebelum Elsy sempat menyelesaikan kalimatnya, Gulko langsung melambaikan tangan untuk menyela ucapannya."Kamu nggak perlu membicarakan hal-hal nggak penting seperti ini padaku. Kami hanya bertindak sesuai peraturan. Kalau aku mengatakan pabrik kalian nggak memenuhi persyaratan, itu artinya memang nggak memenuhi persyaratan!"Gulko mengucapkan satu kalimat itu dengan seulas senyum dingin tersungging di wajahnya. Kemudian, dia melanjutkan langkahnya dan berjalan keluar dengan secepat kilat.Dia sengaja bertindak seperti ini untuk memberikan tekanan besar kepada Elsy.Elsy menarik napas dalam-d
"Menantu benalu Keluarga Basagita yang berhasil merebut Grup Bintang Darma kembali dengan mengelabui tiga keluarga besar ...."Jiko memperkenalkan Ardika kepada Gulko dengan sederhana, lalu tertawa tajam."Kak Gulko, seharusnya kamu pernah mendengar tentang Luna, istrinya, 'kan?""Wanita itu adalah wanita cantik yang terkenal."Tentu saja Gulko pernah bertemu dengan Luna. Tanpa butuh waktu lama, dia langsung mengingat sosok wanita itu. Dalam sekejap, dia juga terkekeh dan berkata, "Aku kenal wanita itu. Kalau aku juga bisa memainkannya, tentu saja lebih bagus lagi.""Haha ...."Terdengar suara tawa cabul dari kedua sisi telepon.Saat dalam perjalanan kembali ke Grup Bintang Darma, dengan suasana hati kurang baik, Elsy menghubungi Ardika."Halo, Pak Ardika, apa malam ini kamu punya waktu senggang? Bisakah kamu menemaniku menghadiri sebuah acara makan malam?""Acara makan malam apa?"Saat ini, Ardika baru saja berjalan keluar dari gedung Grup Susanto Raya. Dia mengajukan pertanyaan itu d
"Gulko, malam ini kami bisa memanjakan mata kami dengan mengandalkanmu!"Hanya dengan sekali pandang saja, sudah sangat jelas bahwa beberapa orang pria tersebut adalah petinggi dalam instansi pemerintahan. Saat ini, topik pembicaraan mereka hanya fokus pada Gulko.Selain itu, mereka bahkan seperti sengaja menyanjung Gulko, seakan-akan ada sesuatu yang layak mereka takutkan dalam diri pria itu."Haha, menemani makan saja bukan apa-apa. Nanti aku akan meminta wanita itu untuk menemani kalian minum-minum. Aku yakin kalian pasti akan senang!"Saat berbicara, Gulko duduk santai di kursinya dengan menyilangkan kakinya sambil mengisap rokok.Begitu Elsy dan Ardika tiba di depan pintu ruang pribadi, mereka langsung mendengar pembicaraan tersebut. Dalam sekejap, wajah mereka berubah menjadi sedikit muram.Setelah menarik napas dalam-dalam, Elsy mengetuk pintu ruangan dengan lembut, lalu berjalan memasuki ruangan. "Maaf, sudah membuat Pak Gulko menunggu lama.""Oh, Bu Elsy sudah datang, ya. Kamu
Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka
"Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me
"Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag
Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu
Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We
"Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P
Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali
Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan
Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d