Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1019 Janji Makan Bersama

Share

Bab 1019 Janji Makan Bersama

Penulis: Sarjana
"Aku nggak menyangka ternyata Pak Gulko nggak suka minum teh. Aku benar-benar minta maaf pada Bapak atas tindakan gegabahku."

"Tapi, mengenai produksi pabrik obat kami, aku harap Bapak bisa mempertimbangkannya lagi."

"Grup Bintang Darma juga termasuk salah satu dari penyumbang pajak terbesar Kota Banyuli. Sebelumnya, hubungan yang terjalin antara kami dengan instansi pemerintahan selalu baik ...."

Sebelum Elsy sempat menyelesaikan kalimatnya, Gulko langsung melambaikan tangan untuk menyela ucapannya.

"Kamu nggak perlu membicarakan hal-hal nggak penting seperti ini padaku. Kami hanya bertindak sesuai peraturan. Kalau aku mengatakan pabrik kalian nggak memenuhi persyaratan, itu artinya memang nggak memenuhi persyaratan!"

Gulko mengucapkan satu kalimat itu dengan seulas senyum dingin tersungging di wajahnya. Kemudian, dia melanjutkan langkahnya dan berjalan keluar dengan secepat kilat.

Dia sengaja bertindak seperti ini untuk memberikan tekanan besar kepada Elsy.

Elsy menarik napas dalam-d
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
rendi repandi
banyakin lagi bonus koinnya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1020 Empat Wanita Cantik Kota Banyuli

    "Menantu benalu Keluarga Basagita yang berhasil merebut Grup Bintang Darma kembali dengan mengelabui tiga keluarga besar ...."Jiko memperkenalkan Ardika kepada Gulko dengan sederhana, lalu tertawa tajam."Kak Gulko, seharusnya kamu pernah mendengar tentang Luna, istrinya, 'kan?""Wanita itu adalah wanita cantik yang terkenal."Tentu saja Gulko pernah bertemu dengan Luna. Tanpa butuh waktu lama, dia langsung mengingat sosok wanita itu. Dalam sekejap, dia juga terkekeh dan berkata, "Aku kenal wanita itu. Kalau aku juga bisa memainkannya, tentu saja lebih bagus lagi.""Haha ...."Terdengar suara tawa cabul dari kedua sisi telepon.Saat dalam perjalanan kembali ke Grup Bintang Darma, dengan suasana hati kurang baik, Elsy menghubungi Ardika."Halo, Pak Ardika, apa malam ini kamu punya waktu senggang? Bisakah kamu menemaniku menghadiri sebuah acara makan malam?""Acara makan malam apa?"Saat ini, Ardika baru saja berjalan keluar dari gedung Grup Susanto Raya. Dia mengajukan pertanyaan itu d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1021 Menghukum Diri Sendiri dengan Meminum Tiga Gelas

    "Gulko, malam ini kami bisa memanjakan mata kami dengan mengandalkanmu!"Hanya dengan sekali pandang saja, sudah sangat jelas bahwa beberapa orang pria tersebut adalah petinggi dalam instansi pemerintahan. Saat ini, topik pembicaraan mereka hanya fokus pada Gulko.Selain itu, mereka bahkan seperti sengaja menyanjung Gulko, seakan-akan ada sesuatu yang layak mereka takutkan dalam diri pria itu."Haha, menemani makan saja bukan apa-apa. Nanti aku akan meminta wanita itu untuk menemani kalian minum-minum. Aku yakin kalian pasti akan senang!"Saat berbicara, Gulko duduk santai di kursinya dengan menyilangkan kakinya sambil mengisap rokok.Begitu Elsy dan Ardika tiba di depan pintu ruang pribadi, mereka langsung mendengar pembicaraan tersebut. Dalam sekejap, wajah mereka berubah menjadi sedikit muram.Setelah menarik napas dalam-dalam, Elsy mengetuk pintu ruangan dengan lembut, lalu berjalan memasuki ruangan. "Maaf, sudah membuat Pak Gulko menunggu lama.""Oh, Bu Elsy sudah datang, ya. Kamu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1022 Mengalahkan Kalian Semua Seorang Diri

    "Kalau kamu bisa membuat mereka senang dan membuatku bangga di hadapan rekan-rekanku, sebenarnya masalah perbaikan hanya masalah sepele, dilakukan atau nggak, juga nggak masalah."Setelah mendengar ucapan itu, Ardika mengerutkan keningnya.Apa katanya? Masalah perbaikan hanya masalah sepele? Dilakukan atau nggak, juga nggak masalah? Bukankah itu sama saja dengan Gulko sudah mengakui dia hanya sedang mempersulit Grup Bintang Darma?Semua orang mengetahui hal ini dengan sangat jelas.Namun, karena Gulko berbicara secara blak-blakan seperti itu, itu artinya tingkat arogansi pria itu benar-benar sudah mencapai puncaknya.Sambil berusaha menahan amarah yang bergejolak dalam hatinya, Elsy mengatupkan giginya dengan rapat dan berkata, "Oke, kalau begitu, aku akan bersulang kepada mereka semua."Selesai berbicara, dia bersulang kepada beberapa orang pria itu satu per satu, tentu saja disertai dengan senyuman dan melontarkan kata-kata yang enak didengar.Secara logika, meminta seorang wanita un

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1023 Langsung Minum dengan Mangkuk

    "Oke, bocah. Aku menyetujui permintaanmu. Kalau kamu bisa mengalahkan kami semua, aku akan membiarkan pabrik obat kembali beroperasi tanpa berkomentar apa pun lagi."Kemudian, Gulko menyunggingkan seulas senyum jahat dan berkata, "Tapi, kami punya aturan minum-minum sendiri, yaitu nggak boleh mengaku kalah dengan mengatakannya saja.""Hanya ada dua pilihan, yaitu keluar dari pintu ruangan ini dalam kondisi tergeletak atau telentang.""Siapa yang mengaku kalah, orang itu adalah pengecut!"Gulko melontarkan kata-kata itu dengan dingin, sorot matanya juga tampak sangat dingin.Berani-beraninya Ardika memprovokasinya berkali-kali, benar-benar cari mati!Kalau begitu, dia tidak keberatan "menghabisi" bocah itu di sini.Biarpun Ardika tidak mati, juga harus membuat bocah itu minum sampai lambungnya berdarah!Mendengar ucapan dingin Gulko, ekspresi Elsy langsung berubah drastis.Ini bukan hanya sekadar sedang minum-minum, melainkan sedang mempertaruhkan nyawa!Gulko benar-benar orang yang san

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1024 Minum Hingga Tak Sadarkan Diri

    Setelah putaran ketiga selesai, Ardika tampak makin bersemangat."Minum dengan cara seperti ini benar-benar nggak ada artinya."Dia sudah kehilangan kesabaran untuk "bersulang" dengan Gulko dan yang lainnya satu per satu. Dia langsung memanggil pelayan dan meminta lima mangkuk, lalu menuangkan minuman alkohol ke dalam semua mangkuk itu hingga penuh.Kemudian, dia mengangkat mangkuk-mangkuk itu satu per satu, lalu meneguknya hingga habis tak bersisa!Gulko dan yang lainnya terangsang oleh sorot mata meremehkan di mata Ardika.Berani-beraninya seorang bocah ingusan yang tidak tahu dari mana asalnya itu menganggap remeh mereka.Saking kesalnya, mata beberapa orang itu seakan-akan sudah bisa menyemburkan api.Namun, begitu melihat lima mangkuk kosong di hadapan Ardika, ekspresi mereka berubah menjadi sedikit muram.Lima mangkuk ini, ditambah lagi dengan minuman yang telah diteguk oleh Ardika hingga habis tak bersisa, dia benar-benar sudah minum sangat banyak.Namun, dia masih tidak menunju

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1025 Mengaku Kalah

    "Seharusnya kamu sadar identitas kami. Bisa menemanimu minum-minum saja, itu artinya kami sudah memandang tinggi kamu.""Kalau dalam situasi biasa, kamu bahkan nggak punya kesempatan untuk minum-minum semeja bersama kami!""Jangan nggak tahu malu!"Gulko menopang dirinya di meja. Dengan sorot mata linglung, dia menatap Ardika dan berbicara dengan nada arogan.Selesai berbicara, dia membalikkan mangkuknya ke arah meja hingga dalam posisi tertutup.Dia seakan-akan sedang menunjukkan sikap terlepas dari apa pun yang terjadi, dia tidak akan minum lagi.Ardika tertawa dingin dan berkata, "Nggak bisa terima kekalahan, jadi kalian mulai melanggar janji, ya? Apa seperti ini karakter orang-orang berkedudukan tinggi seperti kalian?""Disuruh minum sendiri, nggak mau minum! Kalian nggak mau minum, 'kan? Nggak masalah. Aku akan menyuapi kalian!"Selesai berbicara, tiba-tiba dia membawa mangkuk dan berjalan ke arah mereka."Plak!"Dito dari Departemen Kesehatan langsung memukul meja, lalu mengulurk

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1026 Lima Tamparan Menggantikan Lima Mangkuk Minuman Beralkohol

    "Pak Gulko, di mana letak ketulusanmu? Seharusnya kamu meminta anak buahmu untuk menyerahkan dokumen itu sekarang juga, kenapa harus nanti?""Dalam hal minum-minum seperti ini saja, kamu melanggar janjimu. Jadi, aku nggak bisa memercayaimu."Ardika melontarkan kata-kata itu sambil tersenyum tipis.Gulko masih tidak tahu Ardika sedang sengaja menggodanya, dia berkata dengan tidak puas, "Sobat, kenapa kamu berbicara seperti itu? Coba kamu tanyakan di luar sana, semua orang tahu aku adalah orang yang selalu menepati janjiku!""Dalam urusan pengeluaran dokumen, ada prosesnya. Aku nggak bisa mengambil keputusan seorang diri, membutuhkan persetujuan dari penanggung jawab pertama dan kedua Biro Pengawas Obat dan Makanan ...."Gulko berencana untuk mengulur waktu.Lagi pula, mulut adalah mulutnya. Dia bisa mengulur waktu sesuka hatinya."Hentikan!"Ardika langsung menyela omong kosong pria itu, lalu berkata dengan dingin, "Sekarang aku nggak memintamu untuk mengeluarkan dokumen! Acara minum-mi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1027 Kebetulan Bertemu Istri

    Dalam lubuk hatinya, Elsy benar-benar takut pada anggota instansi pemerintahan seperti Gulko.Dua tahun yang lalu, Grup Bintang Darma bisa mengalami kebangkrutan hanya dalam kurun waktu satu malam, walaupun tiga keluarga besar yang mengatur rencana ini, tetapi samar-samar juga ada pengaruh dari Wali Kota Banyuli terdahulu.Sebenarnya, kalau dipikirkan secara cermat, pasti bisa menemukan jawabannya.Tanpa adanya campur tangan dari sosok berkekuatan besar seperti itu, kebangkrutan perusahaan sebesar Grup Bintang Darma hanya dalam kurun waktu satu malam tidak mungkin terjadi."Oh? Tokoh hebat, ya? Apa bisa menandingi wali kota?"Namun, Ardika tetap tidak menganggap serius hal itu. Dia tertawa pelan, lalu melanjutkan jalannya.Namun, tepat pada saat ini, sekelompok orang berjalan memasuki hotel dengan tergesa-gesa.Ardika menghentikan langkah kakinya dan berkata dengan terkejut, "Sayang, kenapa kalian datang kemari?"Sekelompok orang itu tidak lain adalah Luna, Jacky, Desi, serta Amanda.L

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2318 Berlian Asli

    Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2317 Menjadikan Ardika Sebagai Kambing Hitam

    "Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2316 Sekelompok Orang Bodoh

    "Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2315 Menimbulkan Kasus Pembunuhan

    Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2314 Hingga Tetes Darah Penghabisan

    Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2313 Tuan Muda Werdi Sudah Menjadi Seorang Ahli

    "Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2312 Jangan Harap Satu Pun Bisa Pergi

    Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2311 Hanya Berperan Sebagai Penonton

    Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2310 Ini Baru Dinamakan dengan Memprovokasi

    Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status