Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1025 Mengaku Kalah

Share

Bab 1025 Mengaku Kalah

Penulis: Sarjana
"Seharusnya kamu sadar identitas kami. Bisa menemanimu minum-minum saja, itu artinya kami sudah memandang tinggi kamu."

"Kalau dalam situasi biasa, kamu bahkan nggak punya kesempatan untuk minum-minum semeja bersama kami!"

"Jangan nggak tahu malu!"

Gulko menopang dirinya di meja. Dengan sorot mata linglung, dia menatap Ardika dan berbicara dengan nada arogan.

Selesai berbicara, dia membalikkan mangkuknya ke arah meja hingga dalam posisi tertutup.

Dia seakan-akan sedang menunjukkan sikap terlepas dari apa pun yang terjadi, dia tidak akan minum lagi.

Ardika tertawa dingin dan berkata, "Nggak bisa terima kekalahan, jadi kalian mulai melanggar janji, ya? Apa seperti ini karakter orang-orang berkedudukan tinggi seperti kalian?"

"Disuruh minum sendiri, nggak mau minum! Kalian nggak mau minum, 'kan? Nggak masalah. Aku akan menyuapi kalian!"

Selesai berbicara, tiba-tiba dia membawa mangkuk dan berjalan ke arah mereka.

"Plak!"

Dito dari Departemen Kesehatan langsung memukul meja, lalu mengulurk
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1026 Lima Tamparan Menggantikan Lima Mangkuk Minuman Beralkohol

    "Pak Gulko, di mana letak ketulusanmu? Seharusnya kamu meminta anak buahmu untuk menyerahkan dokumen itu sekarang juga, kenapa harus nanti?""Dalam hal minum-minum seperti ini saja, kamu melanggar janjimu. Jadi, aku nggak bisa memercayaimu."Ardika melontarkan kata-kata itu sambil tersenyum tipis.Gulko masih tidak tahu Ardika sedang sengaja menggodanya, dia berkata dengan tidak puas, "Sobat, kenapa kamu berbicara seperti itu? Coba kamu tanyakan di luar sana, semua orang tahu aku adalah orang yang selalu menepati janjiku!""Dalam urusan pengeluaran dokumen, ada prosesnya. Aku nggak bisa mengambil keputusan seorang diri, membutuhkan persetujuan dari penanggung jawab pertama dan kedua Biro Pengawas Obat dan Makanan ...."Gulko berencana untuk mengulur waktu.Lagi pula, mulut adalah mulutnya. Dia bisa mengulur waktu sesuka hatinya."Hentikan!"Ardika langsung menyela omong kosong pria itu, lalu berkata dengan dingin, "Sekarang aku nggak memintamu untuk mengeluarkan dokumen! Acara minum-mi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1027 Kebetulan Bertemu Istri

    Dalam lubuk hatinya, Elsy benar-benar takut pada anggota instansi pemerintahan seperti Gulko.Dua tahun yang lalu, Grup Bintang Darma bisa mengalami kebangkrutan hanya dalam kurun waktu satu malam, walaupun tiga keluarga besar yang mengatur rencana ini, tetapi samar-samar juga ada pengaruh dari Wali Kota Banyuli terdahulu.Sebenarnya, kalau dipikirkan secara cermat, pasti bisa menemukan jawabannya.Tanpa adanya campur tangan dari sosok berkekuatan besar seperti itu, kebangkrutan perusahaan sebesar Grup Bintang Darma hanya dalam kurun waktu satu malam tidak mungkin terjadi."Oh? Tokoh hebat, ya? Apa bisa menandingi wali kota?"Namun, Ardika tetap tidak menganggap serius hal itu. Dia tertawa pelan, lalu melanjutkan jalannya.Namun, tepat pada saat ini, sekelompok orang berjalan memasuki hotel dengan tergesa-gesa.Ardika menghentikan langkah kakinya dan berkata dengan terkejut, "Sayang, kenapa kalian datang kemari?"Sekelompok orang itu tidak lain adalah Luna, Jacky, Desi, serta Amanda.L

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1028 Menjadi Teman Tidur Selama Beberapa Malam

    Setelah mendengar ucapan Gulko, raut wajah Luna langsung berubah drastis.Ternyata dugaannya benar, Ardika sudah memukul orang lagi!Kali ini, orang yang dipukul oleh Ardika adalah penanggung jawab ketiga Badan Pengawas Obat dan Makanan Kota Banyuli.Orang yang bisa menduduki posisi setinggi itu, pasti merupakan tokoh hebat yang memiliki latar belakang di Kota Banyuli.'Gawat! Kali ini kita sudah tertimpa masalah besar!' pikir Luna."Ya Tuhan! Ardika, dasar bajingan! Berani-beraninya kamu memukul orang sembarangan!"Senyuman di wajah Desi langsung menegang. Dalam sekejap, ekspresinya berubah menjadi pucat pasi.Dia menoleh, memelototi Ardika dengan tajam dan berkata, "Pak Gulko bukanlah orang biasa, berani-beraninya kamu memukulnya!""Dasar bajingan! Cepat minta maaf pada Pak Gulko!""Minta maaf? Hehe ...."Gulko tertawa dingin, lalu berkata dengan nada tajam sekaligus dingin, "Dia sudah memukulku sampai seperti ini, apa hanya dengan meminta maaf saja, masalah sudah bisa selesai?""Dia

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1029 Ayah Gulko

    "Pak Gulko, kamu!"Senyuman di wajah Luna langsung menegang, ekspresi marah tampak jelas di wajah cantiknya.Desi dan yang lainnya juga merasa kesal sekaligus panik. Mereka tidak menyangka Gulko bisa mengajukan permintaan seperti itu secara terang-terangan. Bisa-bisanya dia meminta Luna sebagai teman tidurnya!Gulko mendengus, lalu berkata dengan nada yang lebih tajam lagi, "Kenapa? Bu Luna, apa kamu memandang rendah aku?""Suami pecundangmu saja bisa menidurimu, aku pasti lebih unggul dibandingkan seorang pecundang ...."Sebelum Gulko sempat menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba saja Ardika mendekatinya, lalu menendang kakinya dengan kuat."Bam ...."Seiring dengan terdengarnya suara teriakan menyedihkan, tubuh gemuk Gulko langsung terpental ke belakang dan menabrak dinding dengan keras, bahkan permukaan dinding itu seolah-olah bergetar sejenak.Setelah terjatuh ke lantai, Gulko masih berteriak dengan menyedihkan, darah sudah mulai bercucuran dari mulutnya."Gulko!"Dua petinggi lainnya

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1030 Bertindak Semena-Mena

    "Gulko, apa kamu baru saja dipukul oleh orang? Siapa yang bernyali sebesar itu? Berani-beraninya dia memukul orang di sini."Leon sedikit terkejut melihat jejak lima jari di wajah Gulko.Dia tahu Gulko adalah penanggung jawab ketiga Biro Pengawas Obat dan Makanan Kota Banyuli, sedangkan Lukmi, ayah Gulko, adalah penanggung jawab ketiga Kota Banyuli.Baik ayah maupun anak ini, sama-sama menduduki posisi tinggi dalam instansi pemerintahan.Di Kota Banyuli, biarpun mereka tidak bisa dikatakan sudah menguasai kota ini, tetapi keluarga mereka sudah termasuk keluarga kaya yang berkuasa.Bisa-bisanya ada orang yang berani memukul Gulko di sini."Aku dipukul oleh bocah itu!"Gulko merasa sedikit malu. Dia memelototi Ardika dengan tajam, lalu bertanya pada Leon dengan bingung, "Apa bocah itu adalah kerabat Pak Leon?"Tadi dia mendengar dengan jelas Leon memanggil ibu mertua Ardika dengan panggilan Kakak.Ekspresi Gulko berubah menjadi sedikit muram.Kalau Leon bersikeras ingin melindungi Ardika

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1031 Merendah

    Ucapan Gulko membuat Leon sedikit malu.Harrison sudah mengungkapkan dengan mulutnya sendiri bahwa Dixon hanyalah seorang penipu yang datang ke Negara Nusantara.Jadi, dia tidak bisa menimpali ucapan Gulko."Gulko, kita nggak perlu membicarakan tentang Dixon dulu, mari kita bahas masalah sekarang ini."Leon segera mengubah topik pembicaraan, dia berkata, "Walau boleh dibilang Ardika adalah kerabatku, memukul petinggi departemen dan melakukan tindakan semena-mena adalah fakta yang nggak bisa terbantahkan.""Karena dia sudah melakukan kesalahan, dia tetap bersalah. Aku nggak bisa membelanya hanya karena dia adalah kerabatku.""Jadi, aku mendukungmu memberinya hukuman sesuai hukum yang berlaku!"Leon melontarkan kata-kata indah itu, seakan-akan sedang menegakkan keadilan.Gulko langsung tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Haha. Terima kasih atas pengertiannya, Pak Leon.""Pak Leon berperilaku adil tanpa memandang bulu, benar-benar contoh yang baik untukku!"Saat Gulko sedang menyanjung L

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1032 Aku Adalah Anggota Grup Bintang Darma

    Ucapan Gulko sesuai dengan keinginan Ardika.Karena itulah, dia berkata, "Sayang, kalian naik saja dan tunggu aku di lantai atas. Setelah menyelesaikan masalah di sini, aku akan naik ke atas untuk menemui kalian.""Hehe. Setelah masalah ini selesai, belum tentu kamu masih bisa menemui mereka atau nggak."Gulko tertawa dingin tanpa henti.'Cih! Dalam situasi seperti ini, bocah itu masih saja berpura-pura tenang.'Luna melirik Gulko dengan ekspresi sedikit masam. Dia tahu dia tidak bisa membawa Ardika naik ke lantai atas, dia tidak punya pilihan lain selain menganggukkan kepalanya."Oke, kalau begitu, kamu jangan terlalu keras kepala, ya. Di saat harus tunduk, tunduk saja, ya.""Bu Elsy, kamu juga ikut dengan kami ke lantai atas saja."Luna mengucapkan satu kalimat itu pada Elsy. Dia takut wanita itu akan dipersulit oleh Gulko.Elsy menggelengkan kepalanya dan berkata, "Terima kasih, tapi nggak perlu.""Malam ini Ardika terlibat dalam perselisihan dengan Pak Gulko karena masalahku. Setel

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1033 Buah Jatuh Tak Jauh dari Pohonnya

    Kalau dibandingkan dengan Lukmi, suara Ardika jelas terdengar jauh lebih tenang.Karena Ardika berdiri membelakanginya, Lukmi tidak bisa melihat parasnya."Kamu? Siapa kamu?!"Sorot mata tajam Lukmi tertuju pada Ardika, dia berteriak dengan marah, "Cepat berbalik menghadapku! Untuk apa kamu menyembunyikan wajahmu seperti itu? Aku mau lihat siapa yang berani bertindak semena-mena seperti itu di Kota Banyuli!""Ayah benar-benar hebat! Nggak salah lagi Ayah memang penanggung jawab ketiga di Kota Banyuli. Dengan wibawa yang terpancarkan dari tubuh Ayah, mungkin bocah itu sudah buang air kecil di celana saking ketakutannya!"Gulko terpana oleh aura mengintimidasi yang terpancar dari tubuh ayahnya.Tepat pada saat ini, Ardika baru berbalik dengan santai. Dia menatap Lukmi dengan tenang dan berkata dengan acuh tak acuh, "Aku adalah presdir Grup Bintang Darma. Pak Lukmi, ada instruksi apa?""Kamu ...."Begitu melihat paras Ardika dengan jelas, kepala Lukmi langsung berdengung seolah-olah baru

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2318 Berlian Asli

    Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2317 Menjadikan Ardika Sebagai Kambing Hitam

    "Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2316 Sekelompok Orang Bodoh

    "Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2315 Menimbulkan Kasus Pembunuhan

    Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2314 Hingga Tetes Darah Penghabisan

    Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2313 Tuan Muda Werdi Sudah Menjadi Seorang Ahli

    "Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2312 Jangan Harap Satu Pun Bisa Pergi

    Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2311 Hanya Berperan Sebagai Penonton

    Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2310 Ini Baru Dinamakan dengan Memprovokasi

    Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status