Beranda / Romansa / Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan / Bab 282. Dari berhutang, jadi fatal.

Share

Bab 282. Dari berhutang, jadi fatal.

Penulis: Any Anthika
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-03 10:29:07

"Hehe. Sini." Nita meninggalkan teh Ainun dulu untuk mengambilkan bensin Edi.

"Cepet ya. Udah ditunggu teman-teman. Mau muat."

"Oke." Nita segera menakar dan Edi mengulurkan uang.

Dia sempat melihat pria itu mampir dahulu ke rumahnya yang terletak di ujung sana.

Tapi tak berapa lama dari Edi terlihat belok ke rumahnya dan Nita baru kembali pada Teh Ainun, mereka dikejutkan dengan suara Keributan yang berasal dari rumah Edi dan Susi.

Sepertinya mereka sedang bertengkar hebat kali ini.

Ainun dan Nita sampai kepo dan mengintip dari kejauhan.

Rupanya saat Edi berniat mampir ke rumah untuk mengambil air minum yang sudah habis, dia mendapati istrinya sedang ditagih oleh dua rentenir.

Tak tanggung-tanggung Susi harus membayar 2 juta setengah bersama bunganya.

Edi terkejut bukan main saat mendengar Istrinya mempunyai hutang tujuh juta pada rentenir. Edi marah, lebih marah lagi saat Susi belum bisa membayar angsuran pertama. Dua pria rentenir itu menyita hp satu-satunya milik mereka.

Saat dua
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Micaela Ximenes
sangat bagus
goodnovel comment avatar
Micaela Ximenes
sangat bagud
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 283. Misteri Illahi

    Pada akhirnya, mau tidak mau, Nita dan Ainun harus menjadi saksi untuk diinterogasi oleh polisi.Hingga sore hari, teras rumah Susi masih terlihat rame.Rani mondar-mandir di rumahnya setelah tadi juga sempat berlari ke rumah Susi dan sempat melihat keadaan Susi sebelum dimasukkan ke dalam ambulans."Ya Allah…" Dia merinding, mengingat jika naas yang menimpa Susi itu adalah gara-gara di tagih hutang oleh renternir. Dan, semua itu berawal dari Skincare.Rani meraba lengannya, bulu kuduknya berdiri. Tadi dia melihat, betapa mengerikannya luka bakar yang dialami oleh Susi. Wajahnya sampai melepuh total dan rambutnya terbakar habis.Rani gemetaran, dia takut setengah mati jika di tanyai oleh pihak yang berwajib atau sampai di tuntut oleh keluarga Susi, karena mau tidak mau dan bagaimana pun juga, dia terlibat dalam terjadinya pertengkaran Susi dan Edi. Dialah biang keroknya, yang menghasut Susi supaya menghutang pada renternir."Tapi kan dia memang ngutang duitku! Wajarlah aku minta duitk

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 284. Mulai memetik hasil

    Karena dasar dari dia tega melakukan hal keji ini memang murni tersulut emosi, tanpa direncanakan.Pengakuan saksi, Nita dan Ainun sedikit meringankan hukuman Edi. Karena Edi membeli bensin memang benar titipan sang sopir.Tapi dari tindakan keji Edi, telah berakibat fatal.Tiga Minggu di rumah sakit, dokter telah melakukan apapun cara untuk menyembuhkan luka bakar yang diderita Susi, namun Tuhan berkehendak lain.Menurut Dokter, Luka bakar masih bisa di tangani, tetapi bensin yang menyiram tubuh Susi dari atas kepala hingga kaki telah terhirup sebanyak mungkin, hingga menyebabkan paru-paru dan jantung Susi rusak tak dapat lagi berfungsi.Susi menghembuskan nafas terakhir, tepat setelah berada di rumah sakit selama dua puluh hari.Tangisan pilu dari keluarga Almarhum menyambut kepulangan jenasah Susi.Sang ibu bahkan pingsan berkali-kali. Dia tidak menyangka, jika anaknya yang baru saja menikah belum ada lebih dari dari satu tahun itu akan mati oleh tangan suaminya sendiri.Tapi, inil

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 285. Tetangga sebelah rumah

    Di sini, kerja harian dan borongan memang lain. Jika harian, mungkin hanya dibayar sekitar 130 ribu sampai 150 ribu perhari, tapi jika borongan, Mereka menghitung berapa banyak buah yang di dapat. Dan ini, akan jauh lebih menguntungkan bagi para pekerja.Tapi mungkin karena Adi berpikir jika buah ini adalah pertama kali yang akan dipanen, alangkah baiknya jika mereka bekerja harian dulu sambil melihat hasilnya nanti.Rupanya, perkiraan Adi meleset sempurna. Apa mungkin karena pupuk atau perawatan yang baik, atau mungkin sudah menjadi rezeki mereka, buah pertama yang mereka panen, seperti tak masuk akal.Banyak! Melebihi perkiraan!Mereka tertawa senang. Menyeka keringat yang mengalir deras dari dahi mereka."Gila! Panen raya ini mah!" Teriak Ak Rudi."Gak jadi harian kita! Haha.. Heru benar-benar diberkahi Allah, ak!" Jawab Adi.Hari ini saja, mereka langsung bisa memuat sawit sekaligus.Sementara di rumah salah satu tetangga Nita.Wati, perempuan yang sedang hamil sekitar delapan bul

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 286. Ingin Mengajak Kerja

    Pernah semasa dulu, karena pernikahan mereka kurang disukai oleh keluarganya, mereka memilih tinggal di sebuah pondok di tengah kebun. Hingga beberapa bulan, sampai Pakde dari Wati mendatangi mereka dan memberi tawaran sebuah rumah. Rumah reot terbuat dari papan yang sudah lapuk dengan atap seng.Pakdenya baik, hanya memberi tumpangan cuma-cuma. Tapi Ijan tidak ingin ada ungkitan untuk kedepannya, dia mengeluarkan satu juta uang yang ia dapat dari mengumpulkan sedikit demi sedikit. Pada akhirnya, rumah yang terletak di gang belakang rumah Nita itu, resmi menjadi milik mereka.Pagi hari ini, terlihat Ijan duduk termenung di teras rumah mereka dengan menatap kosong ke depan. Wati merasa sedikit aneh. Tidak biasanya Suaminya itu bermalas-malasan seperti ini."Mas, kamu gak cari berondolan hari ini?" Wati bertanya, sambil menyodorkan teh hangat."Gak tau. Mau cari kemana. Sekarang susah cari berondolan karena buah banyak yang magel tapi susah dipanen. Lagian sekarang yang jatuh, diambilin

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 287. Difitnah

    "Iya mbak, kami butuh satu teman lagi. Kalau mas Ijan mau kan, gak nyari orang lain.""Mau mas. Mas Ijan pasti mau. Nanti pas pulang, langsung aku sampaikan ya? Jangan kasih orang lain dulu." Jawab Wati begitu berharap suami bisa dapat pekerjaan."Iya mbak. Aku gak cari orang lain. Tunggu jawaban mas Ijan dulu." Selesai bicara, Adi pergi.Wati sangat senang rasanya, seperti tidak sabar menunggu suaminya pulang untuk menyampaikan penawaran dari Adi tadi.Wati mondar-mandir di teras, jam sudah menunjukkan jam satu siang. Tapi suami yang dia tunggu belum juga pulang. Padahal suaminya tidak membawa bekal makanan."Kok Mas Ijan belum pulang sih? Apa gak lapar?" Dia terlihat mulai khawatir.Sampai jam tiga sore, Ijan belum juga datang."Apa dapat banyak ya? Tapi kok gak pulang dulu lho." Wati kembali berbicara sendiri, melongok keluar rumah.Beberapa saat setelah Wati masuk kedalam rumah, dia mendengar suara motor suaminya."Eh, itu mas Ijan pulang." Wati langsung berjalan cepat ke arah pin

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 288. Suamiku Tidak Mencuri

    Wati menatap tajam beberapa petugas itu."Kami ini orang susah Pak. Kalau suamiku maling sawit atau bibit sawit, minimal kami harus punya mobil untuk membawanya. Kami punya apa? Cuma motor butut!""Kalau suamiku mencuri bibit atau sawit, mungkin kami sudah punya banyak uang, Pak. Kami saja, hanya bisa membeli satu dua kilo beras! Kenapa kalian tidak menyelidiki terlebih dahulu?" Wati seperti kesurupan, dia berteriak dan memaki para petugas, hingga satu orang dari antara mereka meminta maaf dan berjanji akan menyelidiki kasus ini lagi dengan teliti.Lalu beberapa pertanyaan dilontarkan petugas pada Wati.Wati menjawab dengan sesekali terisak."Pak, tolong selidiki terlebih dahulu. Kami ini setiap hari mencari berondolan. Kalau Bapak tidak percaya, boleh tanya pada para tetangga. Boleh tanya yang punya lapak, apa yang kami jual? Kami setiap hari hanya menjual biji sawit yang mulai mengering." Wati berkata lagi, kali ini dengan nada rendah, dia sangat berharap ucapannya didengar oleh mer

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 289. Sendirian Di Rumah Yang Gelap

    Wati langsung berkata penuh semangat pada Amir kakaknya, meminta kakaknya itu agar menemui dua orang yang disebut oleh pak RT tadi.Amir setuju, orang-orang juga menyarankan."Kita akan menemui mereka besok pagi."Hingga malam semakin larut, semua orang berpamitan untuk pulang. Mereka hanya bisa memberi semangat, mengucapkan kata sabar untuk Wati.Nita juga telah berpamitan, memeluk Wati dan menepuk halus pundaknya."Mbak Wati yang kuat. Pasti ada jalan. Mas Ijan nggak bersalah, pasti akan segera dibebaskan.""Iya Mbak Nita, terima kasih." Wati menatap punggung Nita dan Heru yang berjalan beriringan meninggalkan teras rumahnya. Dia termenung. Andai kemarin, suaminya berangkat lebih siang, mungkin akan bertemu dengan Adi yang menawarkan pekerjaan. Dan mungkin saja musibah seperti ini tidak akan menimpa suaminya.Dada Wati kembali sesak, dia menoleh ke dalam rumahnya yang tampak remang karena hanya diterangi oleh lampu ublik.Wati memang belum memasang kWh, waktu itu sempat menyambung p

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 290. Cari Aman

    Pak RT mengatakan jika polisi datang untuk mencari bukti-bukti. Pak RT menyarankan polisi agar menemui dua orang itu untuk bertanya.Pak polisi setuju dan mengajak keluarga tersangka untuk menemui mereka.Sepanjang perjalanan dada Wati berdebar, dia sangat berharap jika kesaksian dua orang itu akan bisa meringankan tuduhan pada suaminya.Tetapi harapannya seketika kandas, wajah Wati memerah dengan tubuh yang gemetaran saat mendengar jawaban dari sang pemilik lapak."Maaf Pak, saya tidak mengenali wanita ini, apalagi suaminya."Ya Allah!Wati menjerit dalam hati. Kenapa orang itu tega berkata demikian? Padahal jelas-jelas setiap hari dia dan suaminya selalu datang kesini untuk menjual hasil berondolan mereka."Cik, kami setiap hari jual berondolan kesini. Suamiku Ijan lho, dua hari yang lalu malah kesini sama aku!"Cik Aling hanya menggeleng, kemudian menatap polisi. "Banyak orang yang datang menjual sawit, tapi saya tidak mengenal satu-satunya orang dengan baik. Apalagi sama Mbak ini

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06

Bab terbaru

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 405. Akhirnya Mereka Sah Juga

    Tidak ada tetangga yang datang karena mereka sengaja, lamaran malam ini dengan sederhana saja. Tidak ada yang dibawa oleh Dodi karena memang mereka sudah berunding untuk tidak memaksakan diri dan tidak membawa apapun. Ini adalah pesan Gita, jadi Dodi datang hanya membawa ucapan niat dan cincin seberat 2 gram saja sebagai tanda pengikat antara mereka. Acara lamaran berlangsung sederhana namun penuh keseriusan dari kedua belah pihak. Pakde Gita tak banyak bicara, sebab di sini ia hanya menjadi saksi, bukan untuk dimintai pendapat. Sebelumnya, Bu Mila sudah berpesan demikian. Sebelum lamaran ini, Pakde sempat menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pernikahan Gita dengan Dodi. Alasannya, masa depan Dodi kurang cerah dan hanya akan membebani Gita, terlebih Gita kini sudah sukses. Pakde khawatir banyak orang berbiat buruk, lalu menjadikan alasan ingin menikahi Gita. Bu Mila menegaskan untuk tidak perlu ikut campur urusan mereka . Dodi memandang Heru dengan mata terbelalak, seperti kura

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 404. Memberi Solusi

    Sebagai orang tua, mereka hanya perlu menyetujui, memberi restu, dan dukungan. Meski tak suka, Pakde tak bisa berbuat apa-apa selain mengiyakan.Mungkin ia sadar bahwa selama ini ia tak pernah membantu atau ikut memberi makan Gita dan Anisa sejak mereka lahir, lalu mereka ditinggal orang tua mereka, dan kini telah tumbuh dewasa.Acara lamaran selesai, disambung dengan obrolan ringan, basa-basi sebelum waktunya pulang.Tidak ada yang istimewa di acara malam ini, tetapi bagi Gita dan Dodi, acara ini sangat spesial dan membekas di hati. Karena malam ini, mereka resmi menjadi sepasang tunangan dan berencana menikah bulan depan. Awalnya, ketika ditanya oleh Pak De kapan mereka akan menikah, Dodi masih ragu untuk menjawab. Bukan karena ragu, tetapi dia ingin benar-benar siap. Namun, Gita yang langsung menjawab, "Rencana kami adalah bulan depan, Pak De. Setelah bulan ini habis, kami akan berunding lagi untuk menentukan hari yang tepat."Dodi tidak bisa berkomentar karena takut Gita tersinggu

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 403. Benar-benar Datang Ke rumah

    Dodi menarik nafas resah. Tadinya, dia sudah cukup senang, khayalannya melambung tinggi, menikahi Gita dan hidup bahagia penuh cinta. Namun, setelah obrolan dengan ibunya, perasaannya berubah menjadi kacau.Jika nanti dia menikah, bagaimana mungkin dia bisa tinggal bersama Gita? Bagaimana dengan ibu dan dik-adiknya? Tapi jika dia mengajak Gita untuk tinggal bersamanya, tentu saja itu juga tidak mungkin. Dia tidak bisa membawa Gita untuk tinggal di pondok mereka dan mengurus keluarganya.Tiba-tiba, sebuah pesan singkat dari Gita masuk. "Dodi, sedang apa? Apa kamu sudah pulang kerja?""Iya, Gita. Aku sudah pulang dari tadi." Mulai hari ini dan seterusnya, Dodi memang sudah mau belajar untuk memanggil Gita dengan nama saja. Mereka sudah sepakat."Bisa gak nanti malam ke rumah? Ada hal yang ingin aku bicarakan."Karena Dodi juga ingin membicarakan suatu hal dengan Gita, dia pun setuju. "Iya, aku akan ke sana nanti malam."Gita tersenyum, selain memang ada sesuatu yang ingin dibicarakan se

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 402. Akan melamarnya l

    Yang di sana menutup mulutnya dengan satu tangan menahan agar tidak tertawa keras karena saking senangnya.Ya ampun… Ternyata Dodi romantis juga ya?Akhirnya sepanjang malam ini mereka sama-sama begadang, melanjutkan chat mesra dan rencana untuk kedepannya nanti. Sampai terlupa, ketiduran tanpa sengaja. Ponsel masing-masing terjatuh dari tangan dan paginya ponsel mereka sama-sama ngedrop!Dodi merasa sangat kesal karena tidak bisa mengirimi pesan atau melihat pesan chat dari Gita. Akhirnya berangkat kerja tanpa membawa ponsel.Gita juga demikian, terpaksa pergi mengajar meninggalkan ponselnya di rumah untuk dicas.Di tempat kerja, mereka tidak konsen.Saling memikirkan satu sama lain. Andai saja tadi ponsel bisa dibawa, setidaknya bisa berkirim chat, menanyakan kabar. Lagi ngapain? Udah makan belum?Duh, kasmaran!Sayangnya semalam lupa , seharusnya sambil di cas saja. Kan tidak sampai ngedrop?Saat Dodi pulang dari kerja, di jalan melihat kecelakaan. Sebuah mobil sedan menabrak seora

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 401. Kasmaran

    Anisa mengusir mereka dengan bercanda, "Sudah, jalan sana, nanti keburu magrib."Gita dan Dodi akhirnya berangkat menggunakan motor Anisa. Mereka berboncengan, menarik perhatian orang-orang di jalan karena penampilan mereka yang berbeda dari biasanya. Beberapa mencibir, tapi banyak juga yang memuji kecocokan mereka.Sesampainya di acara, suara musik orgen tunggal menyambut. Mereka disambut oleh tim penyambut tamu, dan beberapa orang langsung mengenali mereka, "Mbak Gita sama Mas Dodi? Wah, cocok banget!”Gita dan Dodi hanya tersenyum malu mendengar godaan-godaan itu. Setelah mengambil makanan, mereka duduk bersama dan menikmati hidangan. Sesekali mereka melirik satu sama lain dan tersenyum, tapi tidak bisa fokus karena hati mereka sama-sama berdebar.Setelah makan, Dodi mengajak Gita untuk memberikan amplop kepada pasangan pengantin. "Cepat menyusul kami ya!" ucap mempelai wanita, membuat Gita semakin tersipu."Kenapa semua orang berpikir kita pacaran?" tanya Gita saat mereka kembali

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 400. Ke Pesta Bersama

    Penjelasan Gita diterima, dan beberapa siswa bahkan membuka platform novel online untuk memeriksa kebenarannya. Mereka akhirnya paham bahwa kehidupan Gita dan Anisa telah berubah berkat kerja keras Gita.Sejak saat itu, tak ada lagi yang menuduh atau membicarakan Anisa dan keluarganya. Kabar tentang Gita yang menjadi penulis menyebar, dan kehidupan mereka menjadi lebih damai. Tidak ada lagi tuduhan atau hinaan dari Cindy dan teman-temannya.Hari itu, Gita merasa sangat lelah setelah seharian membersihkan rumah bersama Anisa. Malam harinya, ia mengalami sakit kepala yang parah. Anisa khawatir melihat suhu tubuh kakaknya yang sangat panas."Mbak Gita sakit, ya? Badannya panas sekali!" seru Anisa.Gita mengeluh, "Kepala Mbak sakit, tubuh juga rasanya ngilu-ngilu."Anisa segera memberi tahu Bu Mila, yang panik. "Tunggu sebentar, Anisa. Biar nenek menemui Mbak Nita.""Biar Anisa saja, Nek. Nenek tungguin Mbak Gita," ujar Anisa, langsung berlari ke rumah Nita. Mendengar kabar itu, Nita dan

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 399. Di Bully

    "Udah, jangan dilihat terus. Besok langsung dicoba aja," goda Nita, sambil tersenyum melihat Anisa yang terus memandangi motor barunya.Anisa tertawa kecil, benar-benar tidak menyangka dirinya bisa mendapatkan motor sebagus itu. Dia menoleh pada Gita, "Mbak Gita, terima kasih ya. Pasti mahal banget."Gita tersenyum dan menepuk tangan Anisa lembut, "Yang penting kamu senang, Anisa. Harga motor ini nggak ada apa-apanya dibanding kebahagiaan kamu.""Ya ampun, Mbak Gita! I love you deh!" Anisa memeluk kakaknya dengan rasa terima kasih."Makanya, jangan bandel. Kamu nggak kerja tapi dibeliin motor sama HP baru. Semangat belajar dan bantu-bantu di rumah, ya," Bu Mila mengingatkan."Siap, Nek! Anisa makin semangat," jawab Anisa riang, disambut tawa seluruh keluarga.Heru lalu berdiri, "Maaf, aku harus pulang. Toko nggak ada yang jaga lama-lama.""Aku juga pulang, nih," kata Nita sambil mengeluarkan kado kecil dari sakunya.Heru melihat kado itu dan tertawa, "Ya ampun, kado kamu kecil banget,

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 398. Kejutan

    Karena Anisa memang adik yang pengertian, meskipun hatinya sedikit terluka oleh ucapan kakaknya, dia tidak berani menjawab. Anisa mencoba mengerti, mungkin kakaknya sedang banyak pikiran atau lelah, jadi dia memilih untuk diam saja.Kemudian, Anisa beranjak dari kamar Gita untuk mencari neneknya, tetapi tidak menemukannya. Dia lalu pergi ke dapur dan membuka tudung saji. Ternyata tidak ada makanan apapun di meja. Bahkan di magic com pun tidak ada nasi. Anisa mendengus kesal, lalu kembali ke kamar Gita."Mbak, nenek nggak masak ya? Nenek pergi kemana?" tanya Anisa lagi.Kakaknya terlihat kesal, lalu melemparkan guling ke arah Anisa."Kamu itu manja banget sih! Kamu kan bisa masak sendiri, masak mie, ceplok telor, atau apa gitu. Nggak usah terus ngandelin nenek. Nenek lagi pergi ke rumah Bude dari tadi pagi, jadi nggak sempat masak. Kamu aja yang masak nasi, sana!” ujar kakaknya.Anisa merasa sedih melihat perubahan kakaknya yang tiba-tiba menjadi pemarah. Namun, dia tidak berani memban

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 397. Kenapa Kak Gita tiba-tiba berubah?

    “Ya Allah, ternyata ini pekerjaan Mbak Gita yang jarang diketahui orang. Pantas saja Mbak bisa membeli ini itu dan mengubah ekonomi keluarga. Aku benar-benar tidak menyangka kalau Mbak bisa sehebat ini.”Gita mengangguk kemudian tersenyum kecil sambil melanjutkan untuk memberitahu Dodi tentang aplikasi-aplikasi novel miliknya.“Mungkin beberapa orang di kampung banyak yang membicarakan aku, tapi aku tidak mau peduli. Karena mereka juga tidak tahu apa yang aku lakukan sebenarnya. Yang terpenting bagiku adalah aku mencari pekerjaan secara halal dan ini merupakan anugerah serta rezeki dari Allah yang diberikan padaku. Aku telah diberi jalan untuk bisa mengubah ekonomi keluargaku.”Dodi mendongak, "Mungkin sebagian orang membicarakan keluarga Mbak karena mereka tidak tahu yang sebenarnya. Tapi benar kata Mbak, tidak usah dipedulikan. Bukankah Mbak tidak merugikan siapa-siapa? Mbak menulis dengan ide sendiri tanpa mengganggu orang lain.""Itulah yang sering dikatakan oleh Mbak Nita. Makany

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status