Share

Bab 280. Merintis Harus Rela Meringis

Saat sore hari, Heru mengatakan rencana Adi pada Nita. Nita tidak tau harus menjawab apa. Jujur saja, memang uang simpanan dia telah ludes untuk membeli tanah itu. Sementara modal untuk tokonya pun ikut ke pakai juga.

"Apa toko kita ditutup dulu aja ya? Jadi aku bisa ke kebun itu bersama Adi." Ucap Heru.

"Jangan dong Mas. Sayang, itu masih banyak barang yang belum ke jual." Bantah Nita.

"Tapi kalau Adi sendiri pasti akan sangat lama ngerjain kebun itu. Kasihan juga, mana gak di bayar, cuma bisa kasih beras sama rokok saja." Sahut Heru.

"Aku bisa jaga toko sembari nulis. Bagaimana? Kalian bisa ke kebun. Sambil tunggu aku gajian, ya meskipun masih satu bulan lagi."

Heru menoleh pada Adi yang memang ada disitu.

"Jangan lah Her, istri kamu nanti tidak akan fokus. Aku tau nulis itu memang gak butuh tenaga dan gak capek badannya. Tapi otak main, dan jangan main-main. Main otak itu malah bikin lemes. Kalau sambil jaga toko, belum lagi jaga Gemilang, duh.. yang ada nanti istri kamu KO."

Dua o
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status