Share

Bab 234. Disuruh merantau

"Gimana Pak, udah selesai panennya?" Heru berbasa basi pada bapak yang sudah duduk di kursi sofa. Dia duduk sambil menggoyang-goyangkan pantatnya mencoba sofa baru milik mereka. Sementara ibu langsung mengambil Gemilang dari tangan Nita. Ya meskipun Gemilang ini adalah cucu tiri Bu Nur, tapi dia sebenarnya sangat sayang. Dia belum punya cucu. Baru ini lah. Dua anaknya masih SD.

Kadang dia kangen setengah mati, tapi ya begitulah. Bapak sering malas mengantar ibu ke rumah mereka.

"Ini sofanya baru ya?" Bapak belum menjawab pertanyaan Heru, malah bertanya. Soalnya waktu pindahan itu dia tidak melihat ada sofa. Kok sekarang sudah ada.

"Udah Minggu kemarin belinya, Pak. Ini yang murahan kok." Nita yang menjawab.

"Ya Allah.. Syukurlah, Nak. Kalian terus ada kemajuan." Sahut ibu sambil menimang Gemilang.

"Pak, udah panennya? Gimana hasilnya?" Heru kembali bertanya.

"Udah selesai. Hasil ya sebenernya lumayan. Tapi ya, namanya juga modal banyak yang utang, mana lahan juga numpang. Jadi ya, has
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status