Share

Bab 232. Ingin mendengar cerita.

"Tidak! Jawab dulu pertanyaan ku. Tidak mungkin jika tidak ada sebab kamu bisa banyak hutang seperti itu! Itu hutang untuk apa?"

"Itu hutang Ayahku. Puas!"

"Ayahmu?" Azam tercengang.

"Iya. Hutang ayahku, dan ayahku sudah meninggal, jadi aku yang harus membayarnya. Jika tidak, Ayahku tidak akan tenang disana. Cepat lepaskan aku!"

"Tidak Arumi. Kamu tidak boleh memulung lagi. Ayo masuk. Ayo masuk!"

Azam menarik paksa Arumi untuk kembali ke tempat kostnya.

"Mana kamarmu. Yang mana kamarmu?"

"Tuan! Kamu ini kenapa sih?"

"Kembali ke kamarmu Arumi. Kamu ini anak gadis. Mana bisa malam malam keluyuran di jalanan untuk mencari barang bekas?" Azam terus menggelandang tubuh Arumi.

"Tuan. Aku sudah biasa melakukannya?"

Azam berhenti, menoleh pada Arumi.

"Mulai sekarang, jangan biasakan lagi. Aku tidak mau kamu jadi pemulung!"

"Tapi,"

"Aku akan membayar semua Hutangmu. Katakan saja. Pada siapa saja dan berapa saja. Kamu dengar aku kan Arumi? Aku akan membayarnya! Tanpa memotong gajimu. Kamu tidak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status