Beranda / Romansa / Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan / Bab 207. Uangku, juga uangmu.

Share

Bab 207. Uangku, juga uangmu.

Penulis: Any Anthika
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-25 10:30:44

"Kapan-kapan saja lah. Yang penting kalian bisa ganti." Jawab Heru.

Tentu saja dia tidak mau menghamburkan uang istrinya. Dia sudah sangat bersyukur istrinya bisa mendapatkan rezeki yang tidak disangka dengan jumlah yang sangat banyak menurutnya. Tidak mungkin Heru berani untuk berbelanja macam-macam semisal baju untuk dirinya. Apalagi jika mengingat selama ini dia belum bisa membelikan pakaian yang layak untuk istri dan anaknya.

Nita tahu apa yang dipikirkan suaminya.

"Mas, ini uang kita ya. Bukan uangku saja. Aku nggak mau kalau mas Heru punya pikiran nggak enak mau pakai uang ini. Aku berjuang demi keluargaku, bukan untuk diriku sendiri."

Heru mendongak, menatap mata Nita yang berkaca-kaca.

"Bukan begitu. Aku hanya,"

"Mas, selama ini kamu sudah berusaha segenap jiwa raga untuk anak dan istrimu. Kadang kamu gak makan hanya demi aku bisa makan. Tolong jangan sekalipun berpikir jika ini uangku, dan hanya aku yang berhak."

Nita meneteskan air mata. Dia begitu mencintai pria ini, meskip
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 208. Beli Tanah .

    Mendengar penjelasan Heru, membuat Andi semakin terkejut, tapi dia pura-pura tenang saja. "Iya sih, bisa bikin pakai-pakai plastik dulu gak papa. Asal gak kehujanan aja." Ucapnya, padahal dalam hati dia merasa heran, Heru dapat uang dari mana bisa beli tanah secara cash begitu.Pada akhirnya, Sore ini semua Dil, disaksikan dua warga yang sengaja diminta kehadirannya untuk menjadi saksi dan Pak RT tentunya.Dan pengesahan ini dilakukan di teras rumah Andi. Pak RT sengaja minta numpang sejenak disana. Di teras Andi lah, Heru menyerahkan uang dan Anas menyerah berkas sertifikat tanah lalu tanda tangan dari kedua belah pihak serta para saksi."Alhamdulillah.." Pak RT dan Heru mengucap hamdalah secara bersamaan. Sementara Nita tersenyum dalam hati dengan ucapan syukur yang banyak.Rani merengut di dalam rumahnya sambil mengintip di pinggiran pintu. Dia merasa kesal, dia dan suaminya saja, tanah yang mereka tempati ini masih kurang separo baru lunas dan bisa menerima sertifikat. Ini Nita, m

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-26
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 209. Uang dari mana mereka?

    Beberapa hari ini Laura terus memantau akun sosial miliknya. Berharap ada pesan balasan dari Rehan. Tapi ternyata harapannya sia-sia karena tidak ada balasan pesan seperti yang dia harapkan.Laura juga mencoba untuk membuka bagian profil akun sosial media milik Rehan, berharap akan ada satu postingan saja yang bisa ia kirimi komentar agar Rehan bisa melihatnya. Tapi semua postingan milik Rehan ternyata di log.Laura benar-benar kesal luar biasa. Ketika menelpon Santi, sepupunya itu juga mengatakan kalau belum sempat pergi ke desa Rehan. Jadi Santi belum bisa bertemu dengan Rehan untuk meminta Nomor Ponselnya.Laura termenung di tepi tempat tidur. Pikirannya terus dipenuhi oleh bayangan Rehan.Apa dia harus pulang ke kampung halaman itu lagi? Tapi bagaimana dia membuat alasan agar diizinkan oleh orang tuanya?Saat dia sedang melamun, pintunya diketuk. Mamanya sudah membuka pintu dan masuk."Laura. Ada Reza di bawah. Bukannya malam ini kalian ada janji akan pergi makan malam diluar?"L

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-27
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 210. Nanti dikira pakai jalan nggak benar.

    "Kenapa dimatiin, Mas. Nggak sopan itu namanya. Jawab dulu seenggaknya." Nita yang ada di samping suaminya langsung menegur tindakan suaminya itu. Mematikan panggilan dari orang tua yang sedang bertanya, itu seperti bukan sikap Heru yang selama ini selalu sabar menghadapi siapapun."Biarlah, dianggap nggak sopan juga bodo amat lah. Lagian mau jawab apa? Sekolahin BPKB enggak. Maling duit? Nuduh yang aneh aneh aja. Emang aku tukang maling?" Jawab Heru ketus."Kan memang pernah maling, maling beras bapak. Hayo, ngaku…" Nita malah meledek, sambil menunjuk dada suaminya. Dia masih ingat, kala itu bukan Nita tidak tau kalau suaminya datang dengan membawa beras hasil mencuri dari rumah bapaknya sendiri. Hanya saja, Nita tak sampai hati untuk membahasnya.Heru tertawa. "Kalau itu lain. Habisnya ditanya katanya gak punya. Padahal banyak. Jadi ya tak maling sekalian."Mereka berdua tertawa bersama. "Lain kali jangan seperti itu lagi ya Mas. Gak papa aku laper, dari pada harus makan beras malin

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-27
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 211. Nanti dikira pesugihan.

    "Siapa bilang, kata pak ustadz, suami yang seharusnya melayani istri, cuma kalau suami sibuk, barulah istri boleh membantu."Pada akhirnya mereka hanya tertawa dan jadi rebutan piring.Sikap Heru inilah yang membuat Nita begitu mencintai suaminya tanpa pamrih. Tidak pernah ingin mengeluh, tidak pernah berpikir untuk pergi sedikitpun, meskipun mereka hidup penuh kekurangan dan pernah berada di titik terendah sekalipun. Selalu penuh senyuman.Nita melihat wajah suaminya, meskipun terlihat tenang, tapi Nita bisa tahu jika Heru sedang berusaha menyembunyikan kegelisahan."Ada apa Mas, apa ada yang dipikirkan?"Heru tersenyum, mengelus pipi Nita. "Tau saja kamu ini kalau orang lagi puyeng." Heru kadang merasa aneh, istrinya ini tidak bisa dibohongi."Tau lah. Ada apa?"Heru menghela nafas panjang, "Kebun tempatku bekerja dijual Nit, dan yang beli sudah ada anak buah tetap. Jadi kami diberhentikan. Puyeng, harus cari kerjaan yang baru. Padahal bos kami itu sangat baik."Nita mengerti, betap

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-28
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 212. Menjelaskan pada Bapak.

    Selesai Maghrib, Adi sudah berada di rumah kontrakan Heru. Nita membuatkan dua cangkir kopi untuk mereka berdua.Karena tidak ada ruangan lain, Heru dan Adi mengobrol di ruangan depan sekaligus yang juga dijadikan ruangan kamar untuk mereka. Tapi rata-rata Kontrakan di sana memang seperti itu, jadi sudah tidak heran lagi. Makan ya disitulah, tidur ya disitu, ada tamu atau teman main pun ya tetap disitu. Kecuali dapur dan tempat mandi, memang berpisah."Gimana-gimana? Mau ngajak kerja apa nih? Aku tadi di telepon belum terlalu jelas." Adi bertanya setelah menyesap sedikit kopi buatan Nita."Jadi gini Di, gimana kalau kamu bekerja saja sama aku, buat batako untuk rumah kami. Kamu kan bisa, gimana? Kamu mau gak? Boleh borongan, harian juga boleh. Terserah bagaimana baiknya." Ucap Heru menjelaskan.Adi manggut-manggut, paham dengan apa yang diutarakan oleh Heru."Jadi ini seriusan?" Dia bertanya, bukan tidak yakin sebenarnya hanya saja Adi sekedar ingin basa-basi saja."Serius lah, kalau

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-29
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 213. Meradang

    Mereka belum menjawab, sampai bapak kembali berujar."Kalau bapak tau darimana kalian dapat uang kan enak, apa dari keluarga Nita, atau dari mana, kan kalau ada orang ngomong macam-macam, bapak bisa jelasin.""Bukannya orang tua itu cerewet Her, Nita. Tapi mau gimana pun namanya anak. Meskipun bapak selama ini nggak bisa bantu apa-apa ke anak, yang namanya anak tetap kepikiran kalau ada apa-apa." Ucap Bapak. Kali ini dia lebih lembut.Nita menyenggol lengan suaminya. Memberi kode agar suaminya menjelaskan.Heru berdehem, kemudian mulai menjelaskan. Mengerti atau tidak, dia berusaha menjelaskan. Dan bapak beserta ibu, manggut-manggut.Mereka sebenarnya tidak terlalu paham, tapi mulai sedikit mengerti apa yang dijelaskan oleh Heru."Oalah, pantes aja. Ibu juga pernah denger dari Anas. Kalau gak salah ya begitu kata Anas. Kalian dapat uang dari Nita yang gajian, kerja nulis. Tapi ibu gak paham, nulis apa gitu kata Anas." Ibu langsung menyela.Sementara Bapak, ikut mengucapkan syukur."Al

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-30
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 214. Bertemu lagi dengan gadis gila.

    Saat ini Andi sang suami keluar dari dalam kamar. Seharian ini memang sedang libur bekerja karena sejak kemarin mengeluh sakit pinggang."Ngapain bengong ngeliatin orang?" Andi menegur sang istri."Itu Mas, Nita sama Heru, dapat uang dari mana ya mereka? Kok bisa buat batako?" Rani bertanya sambil melirik kearah Adi dan Heru yang masih sibuk bekerja."Gak tau lah. Mungkin Mereka nabung. Kan buat batako juga gak banyak banyak amat biaya. Mereka cuma masih nyicil dulu katanya.""Oh, jadi belum langsung mau diriin ya?" Rani kembali bertanya."Kamu kira mau berapa uang habis buat rumah itu? Apa apa mahal sekarang. Kita aja yang cuma Papan seperti ini hampir habis 20 an juta. Apalagi kalau mau buat rumah batako? Mereka itu cuma nyicil aja katanya, mumpung si Heru gak ada kerjaan." Jawab Andi."Tapi itu si Adi bukannya kerja?""Paling cuma bantuin aja. Kan sama sama lagi nganggurnya."Rani mulai sedikit lega mendengar penjelasan suaminya. Dia mengira jika mereka akan langsung mendirikan rum

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-31
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 215. Sudah dekil, banyak hutang!

    "Hei, lepaskan dia. Aku akan membayar hutangnya. Ayo lepaskan!" ucap Azam pada dua pria itu."Tuan, Muda?" Arumi merasa seperti tidak percaya."Kamu serius akan membayar hutangnya, Bung?""Ya. Katakan saja berapa hutangnya." jawab Azam."Sepuluh juta. Kamu bisa melunasinya sekarang? Jika tidak, kami akan tetap membawanya.""Ck, hanya segitu. Tunggu sebentar." Azam merogoh dompetnya."Sial! Tidak ada uang cash rupanya." gumam Azam. Terpaksa dia mengeluarkan selembar cek, mengambil pena di balik jasnya kemudian menulis dahulu nominal yang sengaja ia lebihi dari nominal yang di sebut mereka tadi."Aku tidak membawa uang cash. Ambil ini. Itu sudah aku lebihi. Cepat lepaskan dia!" Azam memberikan cek tersebut yang langsung disambar satu pria itu. Setelah meneliti, Pria itu tersenyum dan mendorong tubuh Arumi ke arah Azam yang cepat menangkap tubuhnya agar tidak terjatuh."Begini kan, bagus. Jadi kamu tidak merepotkan kami lagi!" ucap pria itu, melangkah pergi diikuti temannya.Azam langsun

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-01

Bab terbaru

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 405. Akhirnya Mereka Sah Juga

    Tidak ada tetangga yang datang karena mereka sengaja, lamaran malam ini dengan sederhana saja. Tidak ada yang dibawa oleh Dodi karena memang mereka sudah berunding untuk tidak memaksakan diri dan tidak membawa apapun. Ini adalah pesan Gita, jadi Dodi datang hanya membawa ucapan niat dan cincin seberat 2 gram saja sebagai tanda pengikat antara mereka. Acara lamaran berlangsung sederhana namun penuh keseriusan dari kedua belah pihak. Pakde Gita tak banyak bicara, sebab di sini ia hanya menjadi saksi, bukan untuk dimintai pendapat. Sebelumnya, Bu Mila sudah berpesan demikian. Sebelum lamaran ini, Pakde sempat menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pernikahan Gita dengan Dodi. Alasannya, masa depan Dodi kurang cerah dan hanya akan membebani Gita, terlebih Gita kini sudah sukses. Pakde khawatir banyak orang berbiat buruk, lalu menjadikan alasan ingin menikahi Gita. Bu Mila menegaskan untuk tidak perlu ikut campur urusan mereka . Dodi memandang Heru dengan mata terbelalak, seperti kura

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 404. Memberi Solusi

    Sebagai orang tua, mereka hanya perlu menyetujui, memberi restu, dan dukungan. Meski tak suka, Pakde tak bisa berbuat apa-apa selain mengiyakan.Mungkin ia sadar bahwa selama ini ia tak pernah membantu atau ikut memberi makan Gita dan Anisa sejak mereka lahir, lalu mereka ditinggal orang tua mereka, dan kini telah tumbuh dewasa.Acara lamaran selesai, disambung dengan obrolan ringan, basa-basi sebelum waktunya pulang.Tidak ada yang istimewa di acara malam ini, tetapi bagi Gita dan Dodi, acara ini sangat spesial dan membekas di hati. Karena malam ini, mereka resmi menjadi sepasang tunangan dan berencana menikah bulan depan. Awalnya, ketika ditanya oleh Pak De kapan mereka akan menikah, Dodi masih ragu untuk menjawab. Bukan karena ragu, tetapi dia ingin benar-benar siap. Namun, Gita yang langsung menjawab, "Rencana kami adalah bulan depan, Pak De. Setelah bulan ini habis, kami akan berunding lagi untuk menentukan hari yang tepat."Dodi tidak bisa berkomentar karena takut Gita tersinggu

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 403. Benar-benar Datang Ke rumah

    Dodi menarik nafas resah. Tadinya, dia sudah cukup senang, khayalannya melambung tinggi, menikahi Gita dan hidup bahagia penuh cinta. Namun, setelah obrolan dengan ibunya, perasaannya berubah menjadi kacau.Jika nanti dia menikah, bagaimana mungkin dia bisa tinggal bersama Gita? Bagaimana dengan ibu dan dik-adiknya? Tapi jika dia mengajak Gita untuk tinggal bersamanya, tentu saja itu juga tidak mungkin. Dia tidak bisa membawa Gita untuk tinggal di pondok mereka dan mengurus keluarganya.Tiba-tiba, sebuah pesan singkat dari Gita masuk. "Dodi, sedang apa? Apa kamu sudah pulang kerja?""Iya, Gita. Aku sudah pulang dari tadi." Mulai hari ini dan seterusnya, Dodi memang sudah mau belajar untuk memanggil Gita dengan nama saja. Mereka sudah sepakat."Bisa gak nanti malam ke rumah? Ada hal yang ingin aku bicarakan."Karena Dodi juga ingin membicarakan suatu hal dengan Gita, dia pun setuju. "Iya, aku akan ke sana nanti malam."Gita tersenyum, selain memang ada sesuatu yang ingin dibicarakan se

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 402. Akan melamarnya l

    Yang di sana menutup mulutnya dengan satu tangan menahan agar tidak tertawa keras karena saking senangnya.Ya ampun… Ternyata Dodi romantis juga ya?Akhirnya sepanjang malam ini mereka sama-sama begadang, melanjutkan chat mesra dan rencana untuk kedepannya nanti. Sampai terlupa, ketiduran tanpa sengaja. Ponsel masing-masing terjatuh dari tangan dan paginya ponsel mereka sama-sama ngedrop!Dodi merasa sangat kesal karena tidak bisa mengirimi pesan atau melihat pesan chat dari Gita. Akhirnya berangkat kerja tanpa membawa ponsel.Gita juga demikian, terpaksa pergi mengajar meninggalkan ponselnya di rumah untuk dicas.Di tempat kerja, mereka tidak konsen.Saling memikirkan satu sama lain. Andai saja tadi ponsel bisa dibawa, setidaknya bisa berkirim chat, menanyakan kabar. Lagi ngapain? Udah makan belum?Duh, kasmaran!Sayangnya semalam lupa , seharusnya sambil di cas saja. Kan tidak sampai ngedrop?Saat Dodi pulang dari kerja, di jalan melihat kecelakaan. Sebuah mobil sedan menabrak seora

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 401. Kasmaran

    Anisa mengusir mereka dengan bercanda, "Sudah, jalan sana, nanti keburu magrib."Gita dan Dodi akhirnya berangkat menggunakan motor Anisa. Mereka berboncengan, menarik perhatian orang-orang di jalan karena penampilan mereka yang berbeda dari biasanya. Beberapa mencibir, tapi banyak juga yang memuji kecocokan mereka.Sesampainya di acara, suara musik orgen tunggal menyambut. Mereka disambut oleh tim penyambut tamu, dan beberapa orang langsung mengenali mereka, "Mbak Gita sama Mas Dodi? Wah, cocok banget!”Gita dan Dodi hanya tersenyum malu mendengar godaan-godaan itu. Setelah mengambil makanan, mereka duduk bersama dan menikmati hidangan. Sesekali mereka melirik satu sama lain dan tersenyum, tapi tidak bisa fokus karena hati mereka sama-sama berdebar.Setelah makan, Dodi mengajak Gita untuk memberikan amplop kepada pasangan pengantin. "Cepat menyusul kami ya!" ucap mempelai wanita, membuat Gita semakin tersipu."Kenapa semua orang berpikir kita pacaran?" tanya Gita saat mereka kembali

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 400. Ke Pesta Bersama

    Penjelasan Gita diterima, dan beberapa siswa bahkan membuka platform novel online untuk memeriksa kebenarannya. Mereka akhirnya paham bahwa kehidupan Gita dan Anisa telah berubah berkat kerja keras Gita.Sejak saat itu, tak ada lagi yang menuduh atau membicarakan Anisa dan keluarganya. Kabar tentang Gita yang menjadi penulis menyebar, dan kehidupan mereka menjadi lebih damai. Tidak ada lagi tuduhan atau hinaan dari Cindy dan teman-temannya.Hari itu, Gita merasa sangat lelah setelah seharian membersihkan rumah bersama Anisa. Malam harinya, ia mengalami sakit kepala yang parah. Anisa khawatir melihat suhu tubuh kakaknya yang sangat panas."Mbak Gita sakit, ya? Badannya panas sekali!" seru Anisa.Gita mengeluh, "Kepala Mbak sakit, tubuh juga rasanya ngilu-ngilu."Anisa segera memberi tahu Bu Mila, yang panik. "Tunggu sebentar, Anisa. Biar nenek menemui Mbak Nita.""Biar Anisa saja, Nek. Nenek tungguin Mbak Gita," ujar Anisa, langsung berlari ke rumah Nita. Mendengar kabar itu, Nita dan

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 399. Di Bully

    "Udah, jangan dilihat terus. Besok langsung dicoba aja," goda Nita, sambil tersenyum melihat Anisa yang terus memandangi motor barunya.Anisa tertawa kecil, benar-benar tidak menyangka dirinya bisa mendapatkan motor sebagus itu. Dia menoleh pada Gita, "Mbak Gita, terima kasih ya. Pasti mahal banget."Gita tersenyum dan menepuk tangan Anisa lembut, "Yang penting kamu senang, Anisa. Harga motor ini nggak ada apa-apanya dibanding kebahagiaan kamu.""Ya ampun, Mbak Gita! I love you deh!" Anisa memeluk kakaknya dengan rasa terima kasih."Makanya, jangan bandel. Kamu nggak kerja tapi dibeliin motor sama HP baru. Semangat belajar dan bantu-bantu di rumah, ya," Bu Mila mengingatkan."Siap, Nek! Anisa makin semangat," jawab Anisa riang, disambut tawa seluruh keluarga.Heru lalu berdiri, "Maaf, aku harus pulang. Toko nggak ada yang jaga lama-lama.""Aku juga pulang, nih," kata Nita sambil mengeluarkan kado kecil dari sakunya.Heru melihat kado itu dan tertawa, "Ya ampun, kado kamu kecil banget,

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 398. Kejutan

    Karena Anisa memang adik yang pengertian, meskipun hatinya sedikit terluka oleh ucapan kakaknya, dia tidak berani menjawab. Anisa mencoba mengerti, mungkin kakaknya sedang banyak pikiran atau lelah, jadi dia memilih untuk diam saja.Kemudian, Anisa beranjak dari kamar Gita untuk mencari neneknya, tetapi tidak menemukannya. Dia lalu pergi ke dapur dan membuka tudung saji. Ternyata tidak ada makanan apapun di meja. Bahkan di magic com pun tidak ada nasi. Anisa mendengus kesal, lalu kembali ke kamar Gita."Mbak, nenek nggak masak ya? Nenek pergi kemana?" tanya Anisa lagi.Kakaknya terlihat kesal, lalu melemparkan guling ke arah Anisa."Kamu itu manja banget sih! Kamu kan bisa masak sendiri, masak mie, ceplok telor, atau apa gitu. Nggak usah terus ngandelin nenek. Nenek lagi pergi ke rumah Bude dari tadi pagi, jadi nggak sempat masak. Kamu aja yang masak nasi, sana!” ujar kakaknya.Anisa merasa sedih melihat perubahan kakaknya yang tiba-tiba menjadi pemarah. Namun, dia tidak berani memban

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 397. Kenapa Kak Gita tiba-tiba berubah?

    “Ya Allah, ternyata ini pekerjaan Mbak Gita yang jarang diketahui orang. Pantas saja Mbak bisa membeli ini itu dan mengubah ekonomi keluarga. Aku benar-benar tidak menyangka kalau Mbak bisa sehebat ini.”Gita mengangguk kemudian tersenyum kecil sambil melanjutkan untuk memberitahu Dodi tentang aplikasi-aplikasi novel miliknya.“Mungkin beberapa orang di kampung banyak yang membicarakan aku, tapi aku tidak mau peduli. Karena mereka juga tidak tahu apa yang aku lakukan sebenarnya. Yang terpenting bagiku adalah aku mencari pekerjaan secara halal dan ini merupakan anugerah serta rezeki dari Allah yang diberikan padaku. Aku telah diberi jalan untuk bisa mengubah ekonomi keluargaku.”Dodi mendongak, "Mungkin sebagian orang membicarakan keluarga Mbak karena mereka tidak tahu yang sebenarnya. Tapi benar kata Mbak, tidak usah dipedulikan. Bukankah Mbak tidak merugikan siapa-siapa? Mbak menulis dengan ide sendiri tanpa mengganggu orang lain.""Itulah yang sering dikatakan oleh Mbak Nita. Makany

DMCA.com Protection Status