Share

Bab 183

Penulis: Salad Kentang Lada Hitam
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Selesai berbicara, Brian melambaikan tangannya. Kemudian, tampak anak buah yang memegang tongkat besi berkata, “Bos, waktu itu ada orang mengira bisa menang sepuluh kali berturut-turut di sasana tinju kita akan mendapatkan hadiah uang banyak. Tapi dia tidak mengerti satu hal, dengan mengandalkan satu orang tidak mungkin bisa melawan banyak orang. Setelah digebuki oleh kita, dia pun menyadari dirinya tidak sehebat yang dibayangkan!”

“Sudah dengar belum? Aku akui kamu memang hebat karena bisa membuat Sky mundur. Kamu juga hebat karena bisa membuat Robert tunduk sama kamu. Hanya saja, permasalahannya adalah kalian berdua lagi di area kekuasaanku. Apa kalian masih berani sok hebat?” tanya Brian dengan tersenyum dingin.

“Dengar-dengar kamu lagi melindungi Keluarga Sentana, lalu cari masalah dengan kami?” Brandon juga malas untuk berbasa-basi lagi. Dia langsung memberi tahu maksud kedatangannya.

Setelah mendengar ucapan ini, Brian mengerutkan keningnya, lalu berkata dengan tersenyum, “Hei, b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu Dewa   Bab 184

    Selesai berbicara, Brian menepuk-nepuk tangannya. Seketika terpampang gambaran di dalam layar televisi aula. Lucas dan Dessy sedang diikat di atas kursi. Saat ini entah apa yang sedang dikatakan Lucas. Hanya saja, dapat terlihat darah berlumuran di atas kepala Lucas lantaran dipukul anak buah Brian dengan tongkat besi.“Pak Lucas adalah senior dari Keluarga Marlon, kalian bahkan berani menyentuhnya?” Brandon terkejut ketika melihat gambaran di depan mata. Sepertinya nyali Brian sungguh besar? Siapa si Lucas? Apa dia tidak tahu? Jika dia menyinggung Keluarga Marlon, bukankah tidak sulit bagi Keluarga Marlon untuk mematikannya? “Kenapa tidak berani? Aku bukan hanya berani membunuh si tua itu, aku juga ingin tiduri yang muda. Setelah aku puas nanti, aku akan buang dia di jalanan. Siapa juga yang tahu kalau itu kerjaan aku?”Brian tersenyum sinis. “Sekarang aku beri kamu satu kesempatan lagi. Kalau kamu ingin mereka hidup, menyerahlah! Kalau nggak, kamu akan melihat mereka mati dengan mat

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Menantu Dewa   Bab 185

    “Bos Brian, siapa tahu dia ingin ajak kamu jadi menantu pecundang juga? Dengar-dengar adik iparnya cewek cantik, masih anak SMA!” ucap anak buah Brian dengan tersenyum.Brian berlagak takut, lalu berkata, “Jangan, deh! Bagaimanapun aku sudah hidup bertahun-tahun di dunia gangster. Kalau aku meniru dia untuk jadi menantu pecundang, jatuh dong harga diriku?”“Bos, dengar-dengar sewaktu di rumah, dia bahkan sediakan air cuci kaki untuk ibu mertuanya. Setelah menikah selama tiga tahun, dia bahkan tidak pernah sentuh tangan istrinya,” jawab seorang anak buah.“Ckckck, pekerjaanmu mulia sekali. Aku, Brian, aku akui kalau aku benar-benar takut! Tapi aku ingin tanya satu hal sama kamu, apa kamu itu cowok? Apa artinya kamu hidup di dunia ini?” tanya Brian dengan penasaran.Brandon malas menjelaskan. Dia langsung meloncat ke bawah arena, lalu berjalan ke sisi Brian.Pada saat ini, beberapa bawahan Brian lekas maju untuk mengadang di depan Brian. Orang-orang ini adalah petinju, apalagi mereka sem

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Menantu Dewa   Bab 186

    “Aku … aku baik-baik saja ….” Dessy langsung menatap Brandon yang berlari masuk ke ruangan. Saat ini, dapat terlihat ekspresi gembira dan juga kaget dari wajah indahnya. Hanya saja, mata Dessy mulai memerah. “Aku nggak apa-apa, tapi Kakek, dia … dia ….”Brandon segera berlari ke sisi Lucas, lalu mengulurkan jari tangannya ke ujung hidung Lucas. Seketika raut wajah Brandon langsung berubah. “Cepat antar dia ke rumah sakit. Dia harus segera ditangani ….”Selesai berbicara, Brandon menggendong Lucas yang sudah tidak menyadarkan diri keluar ruangan. Dessy juga merasa panik lekas mengikuti langkah Brandon.“Robert, aku harap tidak ada lagi orang yang bernama Brian di dunia gangster Kota Manthana. Jangan kecewakan aku ….”Sebelum pergi, Brandon pun berpesan.Sekujur tubuh Robert merinding ketakutan. Dari ucapan Brandon tadi, sepertinya malam ini akan ada perombakan besar-besaran di Kota Manthana. Kelak tidak ada lagi gangster yang bernama Brian Sumandi ….Saat ini, Robert sudah berjalan mem

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Menantu Dewa   Bab 187

    Ini adalah pertama kalinya mereka melihat anggota keluarga pasien ribut dengan suster sebelum pasien ditangani. Saat ini, semua orang spontan menatap Brandon bagai sedang menatap orang bodoh saja.“Kamu ngapain? Satpam! Panggil satpam ke sini! Ada yang membuat keonaran! Usir dia keluar!” Suster itu mulai ketakutan. Hanya saja, setelah dilihat dengan saksama, Brandon hanya seorang lelaki miskin. Apa juga yang bisa dilakukan oleh seorang lelaki miskin? “Iya! Kenapa kamu malah teriak-teriak di rumah sakit?”“Aku tahu kamu buru-buru. Kalau kamu buru-buru, cepat ambil nomor antrean. Di mana anggota keluargamu yang lain? Kenapa cuma kamu yang ke sini? Apa kamu sanggup tanggung jawab kalau terjadi apa-apa?”“Rumah sakit kami memang bertanggung jawab untuk menyelamatkan pasien. Hanya saja, siapa coba yang tidak ingin segera diobati? Semuanya harus berdasarkan nomor antrean dan kamu juga harus melunasi biaya pengobatannya dulu. Bagaimana kalau kalian melarikan diri setelah pihak rumah sakit me

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Menantu Dewa   Bab 188

    “Plak ….”Brandon juga tidak memberi kesempatan Edric untuk omong kosong. Dia langsung menendang Edric hingga bergelinding di atas lantai. Kemudian, dia membalikkan badannya untuk menatap suster. “Jadi, kamu mau tangani atau tidak?”“Kamu … kamu malah main kasar?” Suster terlihat kaget. Apa dia tidak kenal dengan Brian? Dia malah berani memukul adiknya Brian? Kurasa sudah bosan hidup!“Apa yang terjadi?” Saat ini, terdengar suara wanita yang sangat lembut.Brandon refleks memalingkan kepalanya. Kemudian, tampak seorang dokter cantik dengan mengenakan jubah putih. Si wanita terlihat sangat menawan. Dia memang sedang mengenakan jubah dokter, tapi tetap terlihat postur tubuh yang indah itu.Jelas sekali dokter ini tidak pernah melihat kejadian seperti ini. Dia pun terlihat kaget saat ini.“Dok Enrica, kebetulan Dok ke sini. Ada yang cari masalah di sini. Dia malah memukul satpam rumah sakit. Cepat usir dia dari sini!” Suster duluan mengadu.Enrica mengangguk, lalu mengalihkan pandangannya

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Menantu Dewa   Bab 189

    “Kalau nggak ada obat untuk berobat, jangan celakai karier orang lain!”“Iya, kalian semua sama saja! Semuanya ingin membohongi Dok Enrica!”“Kalian tahu Dok Enrica itu baik hati dan gampang luluh. Dia pasti akan menyelamatkan semua pasien yang datang ke rumah sakit!”“Haish, dengar-dengar Dok Enrica sudah setengah tahun nggak gajian. Semuanya gara-gara orang seperti mereka. Kalau nggak punya uang, jangan keluar untuk celakai orang lain?!”Mendengar caci makian orang-orang di sekitar, Enrica yang hampir berjalan memasuki ruang operasi spontan memalingkan kepalanya, dan berkata dengan tersenyum, “Semuanya jangan asal menuduh. Hal ini bersangkutan dengan masalah nyawa. Tugas seorang dokter memang adalah menyelamatkan pasien yang mengalami cedera. Lagi pula, aku juga percaya dengan Tuan.”Enrica memang polos dan baik hati. Hanya saja, dia merasa Brandon adalah orang yang bisa dipercaya. Rasa percaya ini mirip seperti perasaan jatuh cinta pada pandangan pertama, memang rada-rada tidak masu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Menantu Dewa   Bab 190

    Ketika melihat si miskin ini mengeluarkan kartu ATM, raut wajah wakil direktur dari Rumah Sakit Manthana spontan terbengong. Para staf medis juga ikut terbengong. Apa yang terjadi?Ekspresi Jivan berubah drastis, dan sekujur tubuhnya berkeringat dingin. Beberapa saat kemudian, tatapannya kembali tertuju pada diri Brandon. Jivan juga tahu pemilik kartu hitam di Kota Manthana hanya lima orang saja. Orang yang memiliki kartu hitam tentu memiliki status kedudukan yang sangat tinggi. Biasanya mereka akan menaiki mobil mewah, dan bahkan dikawal ke mana-mana.Jadi, bagaimana ceritanya lelaki miskin di hadapannya bisa memiliki kartu hitam? Apa dia sedang berbohong?“Kamu kira aku akan tertipu dengan kartu hitam palsu ini? Kamu mau bohongi aku?” Jivan tersenyum sinis.Kemudian, dia berkata pada suster di sampingnya, “Bawa kartu ini ke kasir. Coba lihat kartu ini bisa digesek atau tidak?”Setelah suster pergi dengan kartu itu, Jivan pun memanggil Edric bersama anggotanya datang untuk mengepung

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Menantu Dewa   Bab 191

    Akhirnya Brandon bisa menghela napas lega. Mengenai asal-usul cedera yang diderita Lucas, Brandon juga tidak bisa menjelaskannya.“Oh ya, bagusan kamu urus prosedurnya dulu. Nanti pihak rumah sakit baru bisa mencari riwayat kesehatan pasien dari rumah sakit lain. Kami ingin tahu apa pasien memiliki alergi atau penyakit bawaan lainnya. Nanti setelah kamu mengurus prosedurnya, kami baru bisa membuka obat,” pesan Enrica.“Oke, aku akan segera urus.” Brandon terus mengangguk. Kemudian, dia mendampingi Lucas masuk ke dalam kamar VIP.Setelah tiba di kamar VIP, Brandon baru menepuk kepalanya. Tadi Brandon terlalu buru-buru, dia bahkan lupa meminta nomor kontak Enrica. Melihat Lucas masih belum menyadarkan diri, Brandon pun pergi mencari suster untuk menanyakan kantor Enrica. Kemudian, Brandon berjalan sesuai arah yang ditunjuk suster.…Di kantor pribadi Enrica.Saat ini Enrica mengangkat kepalanya menatap Jivan yang sedang duduk di sofa. Dia mengerutkan keningnya, lalu berkata, “Pak Jivan,

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Menantu Dewa   Bab 333

    “Kenapa aku harus sukses sebagai juru taksir?” Brandon mengangkat bahunya dan bertanya, “Memangnya dia pantas membuatku takut?”Bagi Brandon, menilai barang-barang antik benar-benar hanyalah sebuah hobi. Dia toh bukan mengandalkan profesi ini untuk hidup. Jadi, apa dia perlu takut untuk menyinggung orang yang berkuasa dalam bidang ini?Lucas terlihat sedikit bingung. Sebelumnya, karena Brandon menolak tawarannya, dia sudah secara khusus menyelidiki latar belakang Brandon. Namun, dia tidak menemukan sesuatu yang spesial. Alasannya hanya dua. Pertama, Brandon benar-benar adalah orang biasa. Kedua, latar belakang Brandon sangat luar biasa sehingga Keluarga Marlon juga tidak bisa menyelidiki apa-apa tentangnya.Lucas sama sekali tidak merasa Brandon benar-benar hanyalah orang biasa. Oleh karena itu, hanya ada kemungkinan kedua. ‘Dia bermarga Sinjaya. Apa mungkin dia berasal dari Keluarga Sinjaya dari Jembara? Tapi, aku tidak pernah dengar ada tokoh sepertinya di Keluarga Sinjaya,’ batin Lu

  • Menantu Dewa   Bab 332

    “Ini ....” Erwan juga terkejut karena bahkan dia juga merasa jam tangan itu asli. Tak disangka, jam tangan palsu sudah bisa ditiru sampai semirip ini. Dalam sekejap, raut wajahnya pun menjadi sangat suram. Saat ini, Erwan mau tak mau harus mengakui bahwa dirinya dan Tyler memang sudah terlalu sombong. Mereka tidak menilai dari hal yang paling mendasar. Jika tidak, mereka mungkin tidak akan salah.“Aku salah karena nggak boleh menyentuhnya. Kalau boleh menyentuhnya, aku pasti bisa langsung membedakan keaslian barang ini dalam sekejap!” ujar Tyler dengan kesal. Dia sama sekali tidak ingin mengakui dirinya sudah kalah.Menurut Tyler, kekalahannya kali ini dikarenakan syarat yang ditetapkan Lucas sebelumnya. Jika tidak, mana mungkin dia bisa salah mengenali barang palsu ini? Brandon bisa menang hanya karena beruntung. Bahkan Lucas juga membela Brandon karena ingin mempermalukan dirinya.“Ayo kita tanding sekali lagi! Aku nggak percaya aku bisa kalah darimu!” ujar Tyler sambil mendengus din

  • Menantu Dewa   Bab 331

    “Kalau begitu, semoga seleramu benar-benar sebagus itu.” Brandon berkata dengan ekspresi dingin, “Jam tangan ini palsu. Lagian, tingkatannya juga sangat rendah. Orang yang punya sedikit pengetahuan saja sudah bisa menyadarinya. Jam ini sama sekali nggak perlu diidentifikasi.”“Kamu benar-benar keterlaluan bodohnya!” maki Tyler sambil menunjuk Brandon. Penipu ini sudah keterlaluan! Beraninya dia mengatakan hal seperti itu!Dessy memandang Brandon dengan sedikit kecewa. Dalam masalah ini, Brandon tidak perlu malu karena kalah dari juru taksir profesional seperti Tyler. Sikap Brandon ini sudah membuatnya terlihat terlalu tidak berkelas. Dessy bahkan sedikit curiga kenapa saat ini Brandon terkesan sangat berbeda dengan sebelumnya? Apa dirinya sudah salah menilai Brandon sebelumnya?Erwan hanya melirik Brandon sekilas, lalu berkata sambil tersenyum, “Memang bagus kalau anak muda bersikap kompetitif. Tapi kadang, kalau sudah kalah ya harus terima. Tidak ada gunanya keras kepala.” Jelas saja,

  • Menantu Dewa   Bab 330

    Di dalam kotak kayu, ada sebuah jam tangan stainless antik yang tak lain adalah jam tangan Rolex yang terkenal. Jam tangan ini jelas sudah berumur panjang. Penampilan jamnya sudah mulai menguning dengan indah. Meskipun permukaannya sudah dihiasi beberapa jejak waktu, keseluruhan jam tangan ini masih termasuk baru.Tyler memang terlihat sombong. Namun, begitu penilaian dimulai, dia juga tidak sungkan dan langsung mengeluarkan sebuah kaca pembesar. Dia pun mulai meneliti jam tangan itu dengan serius. Di sisi lain, Brandon hanya melirik jam itu dari kejauhan beberapa kali. Ekspresinya juga tidak banyak berubah. Jika mereka berdua dibandingkan, Brandon terlihat jelas lebih mirip seorang ahli.Saat melihat situasi ini, Lucas tidak berhenti mengangguk. Mata Dessy juga terlihat berbinar. Secara umum, performa Brandon terlihat jauh lebih hebat daripada performa Tyler. Tyler hanya terlihat bagaikan seorang tukang reparasi jam tangan.Namun, Erwan malah hanya tersenyum tipis saat melihat situas

  • Menantu Dewa   Bab 329

    Setelah mendengar ucapan Tyler, Brandon pun sedikit terkejut. Sepertinya, permusuhan yang dirasakan Tyler terhadap dirinya sangat besar. Setelah memikirkan hal ini, Brandon pun melirik Dessy. Wanita ini benar-benar adalah pembawa bencana baginya.Saat melihat Brandon yang menatapnya, Dessy pun tersenyum. Kemudian, dia mengedipkan mata pada Brandon dan menunjukkan ekspresi ‘mampus kamu’. Setelah melihatnya, Brandon hanya tersenyum masam tanpa tahu harus bagaimana menanggapinya.Tyler yang melihat situasi ini pun mengepalkan tangannya erat-erat. Bajingan yang entah siapa itu malah berani bermain mata dengan wanita pujaannya. Dia benar-benar tidak bisa menerima hal ini. Erwan juga melihat tindakan anak-anak muda ini melalui sudut matanya. Dia pun diam-diam berdesah. Dari hal ini, muridnya memang tidak bisa dibandingkan dengan Brandon. Namun, ada banyak hal di dunia yang harus ditanggapi secara rasional. Pada saat ini, Erwan pun melirik Tyler dan menegurnya, “Tyler, apa kamu sudah melupa

  • Menantu Dewa   Bab 328

    Nama pria tua ini adalah Erwan Tionada. Dia adalah ketua dari Asosiasi Barang Antik Manthana. Wanita yang mengikutinya adalah Dessy, sedangkan pemuda itu adalah Tyler Tionada, murid Erwan.Saat melihat orang ini, Brandon tidak terlalu terkejut. Bagaimanapun juga, Erwan sangat terkenal di dunia barang antik Manthana. Jadi, sudah sewajarnya dia menghadiri acara penilaian barang antik ini. Lagi pula, hubungannya dengan Lucas juga jelas sangat baik.Di sisi lain, muridnya yang bernama Tyler itu jelas saja menyukai Dessy. Dari mereka masuk sampai sekarang, perhatiannya hanya tertuju pada Dessy. Namun, ekspresi Dessy yang sedikit berubah setelah melihat Brandon membuat Tyler sedikit terkejut. Tyler pun mengalihkan pandangannya ke Brandon dan menjadi sedikit waspada.Dessy adalah definisi wanita cantik bertampang dingin yang selalu bersikap tegas dan terus terang. Namun, tatapannya malah melembut setelah melihat pemuda yang entah muncul dari mana itu. Saat ini, Tyler langsung tahu bahwa Brand

  • Menantu Dewa   Bab 327

    “Hannah, gimanapun, dia itu suamimu. Kamu harus mengingatkannya untuk berlutut asal melihat Martin kelak. Kalau nggak, gimana kalau kamu juga terlibat dan kalian berdua diusir dari rumah? Bisa gawat, lho!” Gabriel ‘berbaik hati’ memperingati Hannah.Hannah berkata dengan ekspresi dingin, “Dia datang atau nggak, berlutut atau nggak, apa hubungannya denganku?”“Eh? Sudah langsung jaga jarak nih? Hannah, sebelum jadi manajer, kamu nggak begitu, lho. Ternyata habis statusmu beda, kamu juga sudah mulai takut dipermalukan ya? Atau kamu masih belum terbiasa punya suamimu yang nggak berguna meski sudah lewat tiga tahun?”“Tapi jangan harap kamu bisa bercerai dengannya, pernikahan kalian ditentukan oleh Nenek sebelum Nenek meninggal. Siapa yang berani melanggar keinginan terakhir Nenek bakal jadi musuh seluruh Keluarga Limantara!” ejek Martin.Setelah berpikir baik-baik selama beberapa hari terakhir, Martin tidak akan membiarkan Brandon bercerai dengan Hannah. Asalkan pecundang itu tetap ada, d

  • Menantu Dewa   Bab 326

    Beberapa hari kemudian, di Grand Hotel Manthana.Hari ini dapat disebut sebagai hari besar di Manthana. Sebab, hari ini merupakan hari di mana Keluarga Marlon, keluarga kalangan atas dari provinsi mengadakan acara penilaian barang antik di Manthana. Acara ini merupakan acara besar bagi seluruh masyarakat kalangan atas Manthana.Keluarga Marlon tidak akan menyelenggarakan acara penilaian barang antik dengan seenaknya. Setiap kali mereka menyelenggarakan acara ini, pasti muncul harta karun yang langka dan eksotis. Hal yang paling penting adalah, standar acara penilaian barang antik ini sangat tinggi dan tidak bisa dihadiri orang biasa.Ambil saja acara kali ini sebagai contoh. Demi acara penilaian barang antik ini, Grand Hotel Manthana sudah mulai berhenti menerima tamu dari tiga hari yang lalu untuk mempersiapkan acara ini. Sementara hari ini, selain keluarga dan pebisnis yang diundang, orang tidak berkepentingan lainnya tidak diizinkan untuk datang ke Grand Hotel Manthana.Bahkan pela

  • Menantu Dewa   Bab 325

    Kerja sama dengan Grup Investasi Sinjaya? Proyek kawasan pusat bisnis? Mungkin Keluarga Limantara merasa semua ini sangat hebat. Namun, bagi Keluarga Marlon yang begitu luar biasa, itu semua bukan apa-apa. Jika Keluarga Marlon harus menghormati Keluarga Limantara karena hal-hal sepele itu, bukankah itu terlalu merendahkan Keluarga Marlon?Alasan kenapa Keluarga Marlon menghormati Keluarga Limantara adalah karena ingin menghormati Brandon. Meskipun Brandon mengatakan tidak memerlukan undangan, keluarga sebesar Keluarga Marlon tentu saja tetap harus menunjukkan etiket yang bagus.Jika bukan karena begitu, tidak peduli berapa banyak orang yang diutus Keluarga Limantara untuk menemui Lucas, hasilnya hanya satu yaitu diabaikan. Keluarga Limantara yang merupakan keluarga kalangan menengah di tempat kecil ini bahkan tidak berkualifikasi untuk menjadi pesuruh Keluarga Marlon.“Kakek, berhubung hanya ada kuota untuk 10 orang, siapa saja yang boleh hadir ke acara penilaian barang antik itu? Kita

DMCA.com Protection Status