Tepat pukul sepuluh malam, Kiesha sampai di rumahnya dengan keadaan selamat. Seperti biasa, Pasha, Papa Kiesha. Sudah menunggu kedatangannya di ambang pintu utama rumah bernuansa abu-abu tersebut. Dengan kedua tangan yang dilipat di depan dada, Pasha menatap Kiesha dari atas sampai bawah.
Melihat ekspresi wajah Pasha yang sudah tidak bersahabat, Kiesha berdecak kesal. Rasanya begitu malas jika harus memasukki rumah rasa neraka di dunia itu, pasti lagi-lagi sebelum memasukki kamar, Kiesha harus melakukan perdebatan dengan Pasha.
Dulu, hubungan Pasha dan Kiesha memang baik-baik saja. Tapi semenjak kedatangan Ibu Tiri Kiesha, yaitu Ira. Maka sifat Pasha berubah drastis, jarang memperhatikan sekolah Kiesha, selalu membandingkan Kiesha dengan anak tirinya, yaitu Yesaya. Dan apa yang Kiesha lakukan, di matanya selalu salah.
Kiesha berjalan perlahan dengan wajah tak berdosa, menghampiri Pasha. Dan hendak menyalami punggung tangan Pasha, namun dengan cepat pria berusia sekitar tiga puluh sembilan tahun itu menepis tangan anak lelakinya.
"Ke mana aja, kamu? Jam segini baru pulang," tanya Pasha dengan intonasi bicara datarnya.
Kiesha menghembuskan napasnya kasar. "Dari rumah temen, anter pulpen," jawab Kiesha sopan.
Percuma saja, mau sejujur apapun Kiesha menjawab. Pasti ujung-ujungnya Pasha tak akan percaya kepadanya. Dan berakhir dengan memberikan bentakkan, atau melayangkan satu tamparan mulus di pipi Kiesha, jika Kiesha melawan.
"Bohong!" bentak Pasha.
"Ya udah, kalau Papa gak percaya gapapa kok." Lalu, Kiesha hendak meninggalkan ambang pintu rumahnya itu, namun satu dorongan dari Pasha berhasil membuat tubuh Kiesha terhuyung ke belakang dan hampir saja terjatuh jika tangan kanan Kiesha tidak bertumpu pada tembok.
Napas Pasha terengah-engah akibat menahan emosi, wajahnya tampak memerah akibat menahan emosi yang menguasai dirinya. Tentu mendapat perlakuan seperti itu dari Pasha, Kiesha seringkali merasa kecewa. Bisa disebut, semenjak menikah dengan Ira, Pasha lebih menyayangi Yesaya.
Itulah alasan Kiesha selalu malas pulang ke rumah, tempat yang seharusnya menjadi rumah berpulangnya anak ketika lelah, dan tempat untuk berkeluh kesah menceritakan semua kekesalannya kepada keluarga. Kiesha rasakan seperti neraka di dunia ini.
"Ada apa sih, ini?" tanya Ira penasaran.
Ira melangkahkan kedua kakinya menghampiri Kiesha dan Pasha. Cepat-cepat wanita berusia tiga puluh delapan tahun itu melerai keributan yang terjadi antara Pasha dan Kiesha. Ira menarik lengan Pasha, agar sedikit menjauh dari hadapan Kiesha.
Kedua manik mata Ira menatap Pasha dan Kiesha bergantian. "Kalian berdua kenapa sih? Apa yang kalian ributkan?" tanya Ira dengan intonasi bicaranya yang sedikit meninggi.
"Dia itu memang anak nakal, berbeda sekali dengan Yesaya. Kerjaannya berbohong mulu sama orang tua, dasar anak gak tahu diri!" maki Pasha.
Kiesha terkekeh pelan saat mendengar makian yang keluar dari mulut Pasha. Penyesalan mulai tumbuh dalam hati Kiesha, seharusnya dahulu dirinya mau ikut bersama Tania, Mama kandungnya.
Kiesha memutar kedua bola matanya malas. "Iya, bandingin aja terus aku sama Yesaya. Jangan sampai nyesel di kemudian hari," ucap Kiesha dengan santainya.
Suasana sudah semakin panas, Kiesha memutuskan untuk pergi ke arena balapan yang biasa dirinya gunakan untuk balapan liar bersama ketiga sahabatnya. Berhubung sekarang sudah pukul sepuluh malam, itu artinya balapan akan segera dilaksanakan.
Kiesha kembali menaikki motor ninja berwarna merah kesayangannya. Lalu, segera memacu motor tersebut dengan kecepatan di atas rata-rata. Tak peduli jika nantinya ada orang yang tertabrak, atau mungkin bisa saja dirinya yang ditabrak oleh kendaraan lain. Yang penting amarahnya dapat terlampiaskan.
Tepat pukul setengah sebelas malam, Kiesha sampai di arena balapan. Di sana ada Rey, Rassya, dan Clay. Ketiga sahabat Kiesha yang sudah menjadi anggota geng motor Stranger bersama Kiesha selama kurang lebih satu setengah tahun.
Geng motor yang biasa menjadi lawan geng motor Kiesha adalah Alastar. Diketuai oleh Yesaya dan beranggotakan ketiga sahabat Yesaya. Memang, Alastar dan Stranger bukanlah geng motor besar, hanya geng motor kecil-kecilan yang belum besar namanya.
"Wuhu! Kiesha datang!" pekik Rey saat melihat motor ninja Kiesha memasukki arena balapan.
"Idih, dia yang mau lawan gue? Yang bener aja," ucap Yesaya, merendahkan Kiesha.
Arena tampak diramaikan oleh penonton, semakin malam semakin ramai saja penonton yang datang ke arena itu. Karena ingin menyaksikan betapa serunya balapan malam ini. Terdengar pendukung Yesaya lebih banyak, daripada pendukung Kiesha.
Rassya menepuk pundak Kiesha, seolah-olah memberi semangat. "Beneran, lo mau ikut balapan?" tanya Rassya memastikan.
"Yakin, dan jaminannya motor ini." Kiesha menepuk-nepuk bagian depan motor yang saat ini sedang ditumpanginya.
"Oke deh, kalo gitu mulai aja sekarang," tantang Axel.
Seorang gadis berkulit putih, dan berambut berwarna kecokelatan. Membawa sebuah bendera berwarna hitam putih dan berdiri di tengah-tengah motor Yesaya dan Kiesha. Gadis itu menghitung mundur tiga sampai satu, lalu berteriak untuk memberi instruksi kepada dua orang kakak beradik tersebut agar segera memulai balapan itu.
Motor Kiesha melaju terlebih dahulu, sehingga jarak motor dirinya dan Yesaya berbeda cukup jauh. Tak ingin kalah, Yesaya segera menambah kecepatan motornya agar bisa mendahului motor Kiesha. Namun hasilnya nihil, kecepatan motor Kiesha benar-benar di atas rata-rata.
"Kiesha! Semangat Sha!" teriak Clay.
"Ayo, semangat Yesaya! Kalahin bocil itu!" pekik Pangeran.
Setelah enam kali memutari jalanan, akhirnya balapan pun selesai. Dan dimenangi oleh Kiesha lagi, tepukan tangan para pendukung Kiesha terdengar memeriahi arena tersebut. Apa lagi ketiga sahabat Kiesha, mereka semua langsung memeluk tubuh kurus Kiesha, bangga kepada sahabat mereka.
Rey berkacak pinggang, dan menatap Yesaya juga ketiga sahabatnya merendahkan. "Jaminannya apa ni? Kan Kiesha yang menang, gak boleh licik."
Dengan gerakan santai, Angga mengeluarkan sebuah cek dari dalam kantung celananya. Cek tersebut berisi uang senilai dua belas juta rupiah. Rey menerima cek tersebut dengan bahagia, lalu memberikannya kepada Kiesha.
"Alhamdulillah," syukur Kiesha.
"Asek, besok bisa dong ya kita rayain kemenangan lo," ajak Clay.
Kiesha menganggukkan kepalanya. "Bisa, besok gue traktir kalian di kantin," jawab Kiesha dengan santainya.
Di saat Kiesha dan sahabat-sahabatnya sedang bahagia, berbeda dengan Yesaya dan sahabat-sahabatnya. Mereka justru merasa dirugikan karena kekalahan Yesaya. Uang senilai dua belas juta yang seharusnya digunakan untuk keperluan yang lebih penting, kini harus diberikan kepada Kiesha dan ketiga sahabatnya.
"Lo gimana sih, Yes. Kok bisa kalah? Ke mana jiwa semangat lo yang dulu? Gak seru suer," omel Axel.
Yesaya memukul motornya emosi. "Mulut lo bisa gak sih diem? Gue juga gak tahu, kenapa si bocil itu bisa menang," jawabnya kesal.
"Udah tenang, mending sekarang kita balik. Besok aja kita bahas hal ini lagi," nasihat Angga dan dibalas anggukan kepala oleh ketiga sahabatnya.
Hai gaes, apa kabar?
Cerita ini aku buat bukan untuk menjelek-jelekkan atau membandingkan antara dua jurusan ya
Ambil sisi positifnya dari cerita ini 💝
Jangan lupa share cerita ini ke temen-temen kalian🧡
Supaya ramai ❤
See you next part 💜
Salam literasi 💙
Parkiran SMK Angkasa sudah tampak dipenuhi oleh motor, mobil ataupun sepeda milik siswa-siswi yang bersekolah di sana, ataupun milik guru-guru yang mengajar di sana. Sekolah sudah tampak ramai sejak pagi, itulah kebiasaan siswa-siswi SMK Angkasa untuk menghindari pemeriksaan yang dilaksanakan setiap pagi oleh para guru, maupun oleh anggota OSIS.Kebanyakan, siswi yang berangkat lebih pagi. Karena pemeriksaan yang sering dilakukan adalah pemeriksaan kuku, rok, dan alat make up. Tapi, Kiesha dan sahabat-sahabatnya tidak termasuk ke dalam tipe murid seperti itu. Yesaya dan sahabat-sahabatnya pun sama, mereka berusaha untuk bersikap baik. Agar nama geng mereka dapat terkenal karena sikap baiknya.Saat ini, Yesaya dan sahabat-sahabatnya tengah berkumpul di kantin sekolah. Jam masih menunjukkan pukul setengah tujuh pagi, jadi masih banyak waktu untuk mengobrol dan berbincang-bincang ringan di kantin. Kantin SMK Angkasa bisa dibilang kecil, hanya
Jam istirahat pertama akhirnya telah tiba, bel telah dibunyikan dengan nyaring oleh salah satu guru SMK Angkasa. Para murid menyambut dengan antusias saat mendengar bel tersebut. Di kelas sebelas akuntansi tiga, Kiesha dan sahabat-sahabatnya membentuk sebuah lingkaran besar, dan memakan bekal mereka bersama.Kepala sekolah SMK Angkasa, mewajibkan para muridnya untuk membawa bekal dari rumah. Karena di sekolah ini tidak difasilitasi kantin yang besar, dan banyak pilihan jajanan untuk para muridnya. Selain itu, SMK Angkasa juga menerapkan sistem mengurangi penggunaan sampah plastik.Sehingga para murid dan para guru diwajibkan untuk membawa bekal sendiri dari rumah, tempat makan dan botol minum masing-masing. Lingkungan sekolah SMK Angkasa tampak selalu bersih, bebas dari sampah, dan banyak pepohonan hijau yang tertanam di pinggir-pinggirnya.Kembali lagi kepada Kiesha dan sahabat-sahabatnya, mereka saat ini sedang menghabis
Bu Nani, selaku guru mata pelajaran akuntansi keuangan kelas sebelas akuntansi tiga mengadakan ulangan harian mendadak hari Selasa ini. Murid-murid yang mendengar kabar itu sangat shock, bagaimana tidak? Mereka sama sekali belum ada modal untuk mengisi soal ulangan yang akan diberikan nanti. Hanya pasrahlah yang bisa mereka lakukan.Ulangan dibagi menjadi dua sesi, yaitu siswa yang duduknya di meja pertama dan kedua dari pintu terlebih dahulu yang melakukan ulangan. Sementara siswa yang duduk di bangku ketiga dan keempat dipersilahkan agar keluar dari kelas dan diberi kesempatan untuk belajar terlebih dahulu.Kiesha, Saskia dan sahabat-sahabat mereka mendapat sesi kedua. Senang rasanya, setidaknya masih ada kesempatan agar mereka bisa mendapat nilai yang baik. Lumayan, sebagai pembantu penambah nilai untuk rapot kenaikan kelas nanti.Meskipun Kiesha, Saskia dan sahabat-sahabatnya dikenal oleh guru karena sering keluar masu
Tepat pukul sepuluh malam, Saskia terbangun dari tidurnya karena mendapat telepon dari Jenifer, yang mengatakan bahwa pertandingan MMA antara Rey dan Angga sudah berlangsung. Namun hal yang membuat Saskia panik yaitu karena Jenifer mengatakan bahwa kondisi Rey sudah tidak bisa dikatakan baik lagi.Wajah Rey sangat babak belur, matanya bengkak dan hidungnya mulai mengeluarkan darah, akibat pukulan keras yang terus Angga berikan. Sepertinya Rey tak akan bisa melakukan pertandingan tersebut sampai di ronde dua belas. Sebab kondisinya sangat tak memungkinan agar Rey dapat menyelesaikan pertandingan itu.Doa-doa terus mengalir untuk Rey dari sahabat-sahabatnya. Tapi tetap saja, percuma. Karena jika seseorang yang tak pandai dalam pertandingan MMA, maka bisa habis dipukuli oleh lawannya.Saskia menuruni anak tangga satu persatu dengan cepat, khawatir jika Rey tak akan bisa bangun lagi. Akan tetapi, saat baru saja dirinya sampai
Mobil ambulans berhenti tepat di depan rumah sakit Citra Medika dengan keadaan selamat. Dua orang suster lelaki dan dua orang suster perempuan mendorong brankar yang di atasnya terdapat tubuh lemah Rey dengan cepat. Brankar itu dimasukkan ke dalam ruang IGD. Tidak ada satupun sahabat Rey yang diijinkan masuk ke dalam ruangan itu, hanya Dokter dan Suster saja yang boleh masuk.Saskia dan ketiga sahabat laki-lakinya duduk di kursi yang tersedia tepat di depan ruang IGD. Mereka semua terus merapalkan doa untuk keselamatan Rey. Air mata Saskia mengalir semakin deras saat pikiran negative kembali menyerang kepalanya. Kiesha yang melihat Saskia menangis, rasanya tak tega.Ingin sekali Kiesha menenangkan Saskia dan membawanya ke dalam dekapan hangatnya. Tapi, Kiesha sekarang sudah tahu bahwa Saskia tidak menyukainya. Dari sikap peduli Saskia kepada Rey, sudah dapat membuktikan bahwa Saskia suka kepada Rey. Walaupun Kiesha belum mendengarnya secar
Hari Rabu ini, SMK Angkasa diliburkan sebab para guru sedang mengadakan rapat untuk kegiatan LDK nanti. Hal tersebut disambut keantusiasan oleh para murid SMK Angkasa, dari kelas sepuluh sampai kelas dua belas. Jarang-jarang ada libur dadakan yang diberikan oleh guru, kesempatan ini bisa mereka gunakan untuk mengistirahatkan otak dari pelajaran yang memusingkan.Sekolah tampak sepi, hanya ada beberapa siswa yang datang ke sekolah, itupun karena membayar iuran bulanan sekolah. Pos satpam tampak sepi, tidak ada yang menunggu. Biasanya ada Pak Mario yang berjaga di sana, tapi mungkin karena hari ini diliburkan. Jadi, Pak Mario dijadwalkan berjaga di pos satpam siang hari.Suasana sekolah yang sepi, dimanfaatkan oleh Yesaya dan sahabat-sahabatnya untuk menjalankan rencana mereka. Yaitu menghapus bukti rekaman CCTV kemarin, saat Pangeran dan Axel memasukkan minuman ke dalam tas Rey. Untung saja mereka ingat dengan CCTV tersebut, coba kalau tida
Waktu demi waktu berlalu, tanpa terasa kini waktunya bagi para murid kelas sebelas dari jurusan akuntansi dan teater untuk melakukan kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan. Tepat pukul sembilan pagi, enam bus asal SMK Angkasa telah tiba di tempat tujuan, yaitu di Puncak.Hawa dingin menyambut para murid, jaket tebal, sarung tangan juga topi senantiasa mereka pakai. Embun masih tampak menutupi langit pagi, sebab kemarin malam hujan baru saja mengguyur kawasan Puncak. Sehingga tak heran suasana pagi ini di Puncak tertutupi oleh kabut.Para guru mengumpulkan para murid terlebih dahulu di sebuah lapangan berumput hijau, dengan ukuran yang cukup luas. Di sana para murid membentuk beberapa barisan sesuai kelas masing-masing. Ada murid yang menyambut kegiatan LDK ini dengan senang hati, tapi ada juga yang malas.Merasa murid-murid sudah lengkap berkumpul di lapangan, Pak Gino mulai berdiri di depan para murid. Dengan sebuah mick yan
Sesudah beristirahat selama kurang lebih lima belas menit, akhirnya para siswa kembali dikumpulkan di lapangan berumput hijau. Mereka tak langsung dibariskan seperti pada saat pertama sampai di Puncak ini. Para guru memberikan kesempatan bagi para siswa, untuk duduk terlebih dahulu di lapangan.Para siswa memanfaatkan kesempatan ini dengan baik, mereka mengobrol dengan teman masing-masing. Merencakan bagaimana cara agar pada tantangan berikutnya, kelompok dari kelas akuntansi yang menang. Kegiatan LDK ini memang dilaksanakan hanya untuk melihat kekompakkan siswa saja. Tapi, sebagai bentuk kebangaan. Para guru sudah menyiapkan sebuah piala.Tentu piala tersebut nantinya akan diberikan kepada kelompok kelas yang menang. Dan untuk yang kalah, sudah dipersiapkan hukuman sederhana. Akan tetapi, walaupun pemenangnya nanti akan mendapat piala. Dalam permainan atau perlombaan kita tetap harus sportif dan bisa menerima kekalahan dengan lapang dada.