Sesudah beristirahat selama kurang lebih lima belas menit, akhirnya para siswa kembali dikumpulkan di lapangan berumput hijau. Mereka tak langsung dibariskan seperti pada saat pertama sampai di Puncak ini. Para guru memberikan kesempatan bagi para siswa, untuk duduk terlebih dahulu di lapangan.
Para siswa memanfaatkan kesempatan ini dengan baik, mereka mengobrol dengan teman masing-masing. Merencakan bagaimana cara agar pada tantangan berikutnya, kelompok dari kelas akuntansi yang menang. Kegiatan LDK ini memang dilaksanakan hanya untuk melihat kekompakkan siswa saja. Tapi, sebagai bentuk kebangaan. Para guru sudah menyiapkan sebuah piala.
Tentu piala tersebut nantinya akan diberikan kepada kelompok kelas yang menang. Dan untuk yang kalah, sudah dipersiapkan hukuman sederhana. Akan tetapi, walaupun pemenangnya nanti akan mendapat piala. Dalam permainan atau perlombaan kita tetap harus sportif dan bisa menerima kekalahan dengan lapang dada.
Tanpa terasa, setelah satu hari penuh menjalani empat tantangan LDK yang diberikan oleh guru-guru. Akhirnya para siswa mendapatkan waktu untuk istirahat juga. Mereka membersihkan diri, dan mulai menyiapkan makan malam dengan memasak sesuai bahan yang ada.Suasana malam hari ini cukup dingin, sehingga jaket tebal perlu para murid gunakan untuk melindungi tubuh dari dinginnya udara Puncak. Tapi, walaupun mereka kedinginan. Hawa dingin itu tak membuat semangat mereka memasak bersama teman menjadi luntur.Seulas senyuman senantiasa mengembang di wajah para murid, baik lelaki maupun perempuan. Beragam makanan mereka masak, mulai dari mie kuah sampai nasi goreng. Seperti Kiara dan ketiga sahabat perempuannya. Mereka memilih untuk memasak makanan yang sederhana, yaitu mie kuah dengan toping sosis juga baso di atasnya.Dengan lahap mereka memakan makanan tersebut. Bintang dan bulan menemani keindahan malam ini. Tak hanya benda langit itu saja, sebelas
Burung-burung sudah bernyanyi dengan merdu, menandakan hari sudah pagi. Matahari mulai menampakkan cahayanya, namun masih dengan malu-malu. Para murid SMK Angkasa yang melaksanakan LDK sudah dibangunkan sejak hari masih subuh oleh para guru dengan menggunakkan sebuah alarm yang dibunyikan cukup keras.Di hari kedua LDK ini, tantangan yang diberikan oleh para guru adalah lomba memasak. Nantinya kelompok para murid akan diwajibkan memasak makanan sesuai keinginan guru-guru yang menjadi juri. Tentu masakan yang mereka buat harus dibuat secantik mungkin, karena penilaian diambil dari kreativitas, juga bagaimana rasa hasil masakan yang dibuat.Alat dan bahan untuk lomba memasak sudah siap, lapangan berumput hijau tampak dipenuhi oleh para murid dan para guru. Di pinggir lapangan, terdapat meja-meja khusus kelompok yang melakukan lomba. Sementara di tengah-tengah lapangan, ada meja khusus untuk guru yang menjadi juri.Terdengar suara sorak-sorai teri
Pengumuman pemenang lomba memasak, sudah disampaikan. Tak disangka-sangka ternyata perlombaan memasak dimenangkan oleh kelas sebelas akuntansi tiga. Kabar tersebut menjadi kebahagiaan bagi para murid kelas sebelas akuntansi tiga. Mereka melompat-lompat kegirangan saat mendapat kabar tersebut.Setelah pengumuman disampaikan, seperti biasa mereka diberi waktu untuk beristirahat terlebih dahulu. Selama lima belas menit mereka beristirahat, setelah habis waktu istirahat tersebut. Kini perlombaan kedua kembali dilaksanakan. Perlombaan terakhir yang akan dilaksanakan adalah beternak sapi.Respon para murid berbeda-beda saat tahu perlombaan terakhir ini. Ada yang sudah merasa jijik duluan, ada yang biasa saja, ada juga yang justru semangat. Karena beternak sapi akan menjadi peristiwa pertama kali yang mereka lakukan. Apa lagi beternak sapi bersama sahabat-sahabat tersayang, LDK rasa liburan namanya.Para murid sudah berkumpul tepat di depan kandang sa
Kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan yang diadakan oleh SMK Angkasa sudah selesai, hari ini para murid sudah dipulangkan. Hal tersebut menjadi kebahagiaan bagi para murid, sebab mereka bisa kembali berkumpul bersama keluarga, juga tidur di atas kasur kesayangan mereka.Tapi, lain halnya dengan Kiesha. Lelaki berusia tujuh belas tahun tersebut justru merasa malas pulang ke rumah, menurutnya lebih nyaman tinggal bersama sahabat-sahabatnya daripada harus tinggal bersama keluarganya sendiri. Sebab tak akan menutup kemungkinan bagi Pasha, untuk membandingkan Kiesha dan Yesaya lagi.Banyak hal yang bisa membuat Pasha terus membanding-bandingkan Kiesha dan Yesaya. Padahal, itu semua bukan murni karena kesalahan Kiesha. Akan tetapi Pasha yang selalu melihat Kiesha dengan sebelah mata saja, pria berusia empat puluh tahun tersebut selalu saja melihat apa yang dilakukan Kiesha salah, itu yang membuat Kiesha menjadi malas ketika berada di rumah.Tepat pukul
Seluruh sahabat Kiesha bersama sahabat-sahabat Yesaya sedang berkumpul tepat di depan ruang ICU. Menantikan kabar dari Dokter tentang bagaimana kondisi Kiesha. Sebenarnya yang menunggu kabar hanyalah ketujuh sahabat Kiesha, sementara Yesaya dan sahabat-sahabatnya datang hanya karena dihubungi Gaby.Saat tahu kabar itu, ada rasa sedikit kaget di hati Yesaya dan merasa bahwa semua ini terjadi karena dirinya. Tapi, karena rasa egois yang lebih mendominasi dalam dirinya, maka dari itu Yesaya memutuskan untuk tidak merasa bahwa kejadian ini terjadi karena dirinya, melainkan karena sudah takdir Kiesha.Lima belas menit berlalu, tapi tanda-tanda akan keluarnya Dokter dari ruang ICU tak kunjung ada. Rasa panik semakin dirasakan oleh ketujuh sahabat Kiesha. Mereka takut, jika terjadi sesuatu yang buruk kepada Kiesha. Lihatlah, Saskia tidak henti-hentinya menangis karena mengkhawatirkan kondisi Kiesha."Oh iya, kok ada Yesaya sama temen-temennya sih di s
Dua hari berlalu, hari ini adalah hari Jumat. Itu artinya para murid SMK Angkasa yang telah melaksanakan LDK harus kembali bersekolah. Seperti biasa, sejak pagi lapangan sekolah sudah tampak dipenuhi oleh siswa-siswi. Satu persatu mereka berdatangan dan mulai memenuhi area sekolah. Walau bisa dikatakan sangat tanggung sekali sekolah hanya satu hari, tapi tetap saja para murid yang telah melaksanakan LDK harus tetap sekolah.Kabar tentang kecelakaannya Kiesha telah sampai ke telinga para guru. Mereka merasakan sedih, saat tahu bagaimana kondisi Kiesha saat ini. Termasuk sahabat-sahabat Kiesha, mereka juga merasa sepi tanpa hadirnya sosok yang selalu menceriakan suasana.Di kantin, ketujuh sahabat Kiesha sedang berkumpul bersama. Tapi raut wajah mereka semua tampak kusut, tidak ada gairah semangat. Bahkan sedari tadi mereka hanya saling diam, tidak ada yang membuka percakapan di antara mereka semua. Rasanya malas jika harus mengikuti pelajaran hari ini, tapi
Saat ini kelas sebelas akuntansi tiga sedang jam kosong, sebab guru yang mengajar matematika dikabarkan oleh ketua murid tidak masuk. Sontak saja hal itu menjadi kebahagiaan bagi mereka semua yang ada di kelas tersebut. Di jam kosong seperti ini, banyak kegiatan positif yang bisa mereka lakukan.Misalnya, ada murid yang bernyanyi-nyanyi di kelas, ada yang menonton youtube, ada yang mengobrol, tidur, tapi ada juga yang malah ke kantin. Padahal sudah diperingatkan oleh Albiero, ketua kelas sebelas akuntansi tiga. Albie mengatakan bahwa tidak ada yang boleh keluar kelas.Namun, tetap saja ada beberapa murid yang keluar kelas. Untung saja Rey, Saskia dan sahabat-sahabat mereka tetap patuh dengan perkataan sang ketua murid, walaupun awalnya ada niat untuk mabal, ingin menjenguk Kiesha saja. Tapi hal itu mereka urungkan dan lebih memilih untuk tetap diam di kelas.Rey, Saskia dan sahabat-sahabat mereka yang lain duduk di lantai kelas. Membentuk sebua
Benar apa kata Dokter Ariana, kondisi Kiesha tadi tiba-tiba drop dan hampir saja nyawa Kiesha melayang, kalau para tim medis tidak dengan cepat menanganinya. Saat ini, keenam sahabat Kiesha tengah menunggu kabar baik tepat di depan ruang ICU. Hanya Saskia saja yang masuk ke dalam ruangan berbau obat-obatan itu.Selama menunggu Saskia selesai menjenguk Kiesha, keenam sahabat Kiesha memainkan ponsel milik mereka masing-masing. Hanya Rey saja yang tidak memainkan ponsel, lelaki berusia tujuh belas tahun itu sedari tadi melamun dan menatap kosong ke arah depannya. Memikirkan bagaimana nasib Kiesha jika sudah sadar nanti.Jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas siang. Dan sampai saat ini dari antara enam orang sahabat itu, tidak ada yang niat mengajak untuk makan siang. Tidak nafsu makan memang, jika sedang panik seperti ini. Apa lagi kondisi Kiesha sempat memburuk, takut sesuatu yang lebih parah akan terjadi lagi.Callista melirik kelima sah