Share

7. Ulangan Harian

Bu Nani, selaku guru mata pelajaran akuntansi keuangan kelas sebelas akuntansi tiga mengadakan ulangan harian mendadak hari Selasa ini. Murid-murid yang mendengar kabar itu sangat shock, bagaimana tidak? Mereka sama sekali belum ada modal untuk mengisi soal ulangan yang akan diberikan nanti. Hanya pasrahlah yang bisa mereka lakukan.

Ulangan dibagi menjadi dua sesi, yaitu siswa yang duduknya di meja pertama dan kedua dari pintu terlebih dahulu yang melakukan ulangan. Sementara siswa yang duduk di bangku ketiga dan keempat dipersilahkan agar keluar dari kelas dan diberi kesempatan untuk belajar terlebih dahulu.

Kiesha, Saskia dan sahabat-sahabat mereka mendapat sesi kedua. Senang rasanya, setidaknya masih ada kesempatan agar mereka bisa mendapat nilai yang baik. Lumayan, sebagai pembantu penambah nilai untuk rapot kenaikan kelas nanti.

Meskipun Kiesha, Saskia dan sahabat-sahabatnya dikenal oleh guru karena sering keluar masuk BK. Tapi sebenarnya mereka adalah murid yang pintar di kelas, maka dari itu delapan orang remaja dengan jenis kelamin yang berbeda-beda tersebut bisa masuk ke jurusan akuntansi.

Di luar kelas, Kiesha, Saskia dan sahabat-sahabatnya fokus menghapal setiap materi demi materi yang pernah dipelajari oleh mereka pada pertemuan sebelumnya. Bab yang akan diulangankan nanti adalah bab lima, yaitu bab tentang kas kecil.

"Aduh, pala gue puyeng belajar ini. Kenapa si, akuntansi keuangan paling susah. Raih nilai seratus pelajaran ini tuh kayak ambil hati doi, harus sabar," keluh Ratu.

Jenifer memutar kedua bola matanya malas saat mendengar keluh kesah Ratu. "Mengeluh mulu lo, emang ada faedahnya? Udah deh ngapalin aja ribet amat," cibir Jenifer dan mendapat satu toyoran di kepalanya oleh Kiesha.

"Huu, so bijak lo Je. Padahal aslinya pasti nanti dapet nilai di bawah KKM, mampus kan tuh," ejek Kiesha.

Akuntansi keuangan adalah pelajaran utama dalam jurusan akuntansi. Akan tetapi, tak mudah untuk meraih nilai di atas KKM dalam pelajaran tersebut. Sebab, cukup banyak soal-soal yang bisa membuat siswa merasa terkecoh. Apa lagi ketika melakukan proses penjurnalan, terkadang siswa-siswi mengeluh saat mengerjakan soal tersebut.

Namun, sebagai seorang siswa kita wajib untuk belajar. Baik mudah ataupun susah soalnya, kewajiban kita adalah berusaha agar bisa meraih nilai terbaik. Karena pendidikan adalah hal yang utama, percuma memiliki wajah cantik tapi tidak berpendidikan.

"Oh iya, ini ada yang ngerti gak sih? Gimana cara ngebuat laporan keuangan? Jujur gue bingung banget sama soal ini." Saskia menunjukkan sebuah soal kepada sahabat-sahabatnya, berharap dari antara ketujuh sahabatnya ada yang mengerti.

Rey, segera membantu Saskia untuk menjelaskan bagaimana cara menyelesaikan soal tersebut. Dengan teliti, Saskia memperhatikan setiap penjelasan yang diucapkan oleh Rey. Setiap ucapan yang keluar dari mulut Rey, terdengar begitu lembut di telinga Saskia.

Sehingga semakin lama, Saskia menjadi tidak fokus dan malah memperhatikan ketampanan wajah Rey. Siapa sangka, di antara mereka semua ada yang cemburu melihat kedekatan Saskia dan Rey. Siapa lagi jika bukan Kiesha, lelaki yang selama ini sudah menyukai bahkan mencintai Saskia.

Rey mengangkat kepalanya untuk menatap Saskia, cepat-cepat Saskia mengalihkan pandangannya ke segala arah, agar tidak kelihatan gugup. "Gimana? Lo paham gak?" tanya Rey, dan dibalas anggukan kepala oleh Saskia.

"Makasih ya, Rey. Sekarang gue udah paham," ucap Saskia penuh dengan rasa terima kasih.

Waktu terus berputar, tibalah waktunya bagi Kiesha, Saskia dan sahabat-sahabatnya untuk melaksanakan ulangan harian. Satu lembar soal dan satu lembar jawaban sudah berada di atas meja mereka masing-masing.

Waktu yang diberikan oleh Bu Nani adalah empat puluh lima menit, karena pelajaran akuntansi keuangan hampir sama dengan matematika. Jadi, waktu untuk mengerjakan soal ulangan tersebut harus lebih lama, agar murid-murid bisa mendapatkan nilai terbaik.

Beberapa kali Kiesha menggaruk kepalanya yang tak gatal, dia tidak bisa mengerjakan soal-soal yang ada di hadapannya. Memang, sejak kelas sepuluh nilai akuntansi keuangan Kiesha selalu berada di angka tujuh puluh lima saja. Tapi itu bukan berarti Kiesha anak bodoh.

"Aca! Syut, lihat cara penjurnalan tanggal enam dong!" seru Kiesha dari tempat duduknya.

Sial, Callista tidak merespon panggilan Kiesha sama sekali. Padahal sebenarnya Callista mendengar suara tersebut, akan tetapi Callista takut. Dirinya tak ingin dihukum oleh Bu Nani, karena memberikan jawaban kepada Kiesha.

"Pelit lo, dasar," cibir Kiesha, tentu intonasi bicaranya pelan.

Soal demi soal sudah dikerjakan oleh murid-murid yang melaksanakan ulangan harian sesi dua. Sekarang seluruh soal sudah dikumpulkan kepada Bu Nani. Dan waktunya bagi Bu Nani untuk memeriksa soal-soal tersebut.

Jantung para murid berpacu dua kali lebih cepat dari biasanya. Menanti nama mereka disebutkan oleh Bu Nani, bahwa mereka bisa meraih nilai tertinggi di kelas tersebut. Bahkan sudah ada beberapa murid yang sampai mengeluarkan keringat dingin dari tubuhnya, akibat cemas menunggu nilai.

Tepat pukul dua belas siang, terdengar suara bel pertanda istirahat kedua berbunyi dengan nyaring. Para murid di kelas sebelas akuntansi tiga menghembuskan napasnya lega saat mendengar suara tersebut. Syukurlah, setidaknya hari ini mereka tidak mendapat omelan dari Bu Nani, juga orang tua di rumah karena nilai ulangan jelek.

"Yuhu! Akhirnya istirahat juga, rasanya deg-degan banget gila," pekik Clay kegirangan.

"Suer, gue juga sama. Mana tadi pas ulangan si Kiesha nanya-nanya mulu. Takut banget," sambung Callista.

Rassya terkekeh pelan melihat raut wajah sahabat-sahabatnya yang tampak lesu. Jalan satu-satunya untuk mengembalikan semangat lagi, adalah dengan mentraktirnya di kantin. Ini sudah kebiasaan mereka semua, saling mentraktir satu sama lain secara bergantian.

"Udah, ayo ke kantin. Kalian kelihatannya lesu banget, gue traktir deh," ajak Rassya.

Saskia meloncat-loncat kegirangan saat mendengar kabar tersebut. "Yeay! Ayo-ayo ke kantin!" pekik Saskia.

Secara beriringan Keisha, Saskia dan sahabat-sahabatnya berjalan menuju kantin. Ruangan kelas sebelas akuntansi tiga kosong, tidak ada satupun murid di dalam kelas tersebut. Karena para murid kebanyakan jika istirahat kedua melakukan ibadah, atau menongkrong di taman belakang sekolah yang kelihatannya seperti suasana di pegunungan.

Merasa kelas tersebut sudah sangat sepi dan memastikan bahwa tidak ada orang di dalam kelas itu. Pangeran, dan Axel memasukki ruang kelas tersebut dengan mengendap-endap layaknya seorang maling dan membawa sebuah minuman dalam botol plastik, kemudian memasukkannya ke dalam tas Rey.

"Cepetan, nanti ada yang lihat," bisik Axel.

Pangeran memutar kedua bola matanya malas, kemudian menjawab, "Iya sih, tunggu dulu," jawabnya kesal.

Senyuman licik terukir di wajah Pangeran dan Axel, saat mereka merasa lega karena aksinya berhasil. Nanti malam, pasti Angga yang menang dan Rey sudah dapat dipastikan kalah.

Tanpa rasa takut, keduanya keluar dari kelas sebelas akuntansi tiga dengan santai. Dan mungkin keduanya melupakan, bahwa di setiap kelas ada CCTV. Yang bisa kapan saja dilihat untuk menjadi bukti kejahatan mereka berdua.

Pangeran melipat kedua tangannya di depan dada. "Kita lihat nanti malam, siapa yang bakalan menang," gumamnya.

Hai gaes, apa kabar?

Cerita ini aku buat bukan untuk menjelek-jelekkan atau membandingkan antara dua jurusan ya

Ambil sisi positifnya dari cerita ini 💝

Jangan lupa share cerita ini ke temen-temen kalian🧡

Supaya ramai ❤

See you next part 💜

Salam literasi 💙

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status