Tepat pukul sepuluh malam, Saskia terbangun dari tidurnya karena mendapat telepon dari Jenifer, yang mengatakan bahwa pertandingan MMA antara Rey dan Angga sudah berlangsung. Namun hal yang membuat Saskia panik yaitu karena Jenifer mengatakan bahwa kondisi Rey sudah tidak bisa dikatakan baik lagi.
Wajah Rey sangat babak belur, matanya bengkak dan hidungnya mulai mengeluarkan darah, akibat pukulan keras yang terus Angga berikan. Sepertinya Rey tak akan bisa melakukan pertandingan tersebut sampai di ronde dua belas. Sebab kondisinya sangat tak memungkinan agar Rey dapat menyelesaikan pertandingan itu.
Doa-doa terus mengalir untuk Rey dari sahabat-sahabatnya. Tapi tetap saja, percuma. Karena jika seseorang yang tak pandai dalam pertandingan MMA, maka bisa habis dipukuli oleh lawannya.
Saskia menuruni anak tangga satu persatu dengan cepat, khawatir jika Rey tak akan bisa bangun lagi. Akan tetapi, saat baru saja dirinya sampai di ambang pintu utama dan hendak membukanya, suara dari seorang wanita berusia sekitar empat puluh tahun, berhasil menghentikan langkah Saskia.
"Saski, kamu kau ke mana?" tanya Widi dari sofa yang sedang didudukkinya saat ini.
Saskia memutar tubuhnya ke samping kanan, dan melihat sosok Widi yang sedang duduk ditemani sebuah laptop berwarna putih dipangkuannya. Ternyata, Saskia tidak menyadari kehadiran Widi di ruang tamu. Mungkin karena rasa khawatir yang besar mendominasi diri Saskia.
"Ma, aku ijin ke luar dulu ya? Sebentar aja," ijin Saskia.
Widi melipat kedua tangannya di depan dada, lalu berdiri dan berjalan menghampiri anak perempuan semata wayangnya yang sudah menginjak usia tujuh belas tahun itu. Malam-malam seperti ini Saskia akan keluar rumah, padahal anak gadis tidak baik jika malam-malam keluyuran.
"Kamu mau ke mana? Ini udah malam lho," tanya Widi lagi, kali ini intonasi bicaranya terdengar sangat serius.
Kepala Saskia tertunduk, tidak mungkin jika harus mengatakan yang sebenarnya. Bisa-bisa jika Widi tahu hal itu, Saskia diperintahkan untuk menjauhi sahabat-sahabatnya seperti dahulu. Dan kembali dibanding-bandingkan dengan Kiara.
Hembusan napas berat keluar dengan mulus dari indera penciuman Saskia. Jawaban apa yang harus diberikan kepada Widi? Agar persahabatan Saskia dan sahabat-sahabatnya tetap terjaga, juga nama baik Rey tidak akan jelek di mata Widi.
Saskia menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Eum, anu. Itu kan Rey sakit, jadi dia harus dirawat. Dan aku mau nengokin dia, boleh kan Ma?" jawab Saskia sedikit terbata.
"Kenapa harus malam ini? Besok kan bisa." Salah satu alis Widi terangkat ke atas, menanti jawaban yang masuk akal dari Saskia.
Rasanya, seperti sedang disidang di meja hijau. Mulut Saskia mendadak kelu dan tidak bisa berkata apa-apa. Jalan satu-satunya agar mendapat ijin dari Widi hanyalah berbohong. Meski sebenarnya Saskia tahu hal itu adalah dosa, tapi mau bagaimana lagi?
Perlahan, Saskia menengadahkan kepalanya. Dengan keberanian penuh Saskia menatap manik mata Widi, agar Widi tidak mencurigai dirinya. "Kalo besok gak bisa, Ma. Soalnya aku pulang sekolah sore, jadi pengen aja gitu hari ini. Kasihan juga dia, boleh kan Ma?"
"Oke, boleh. Tapi jangan sampai lebih dari jam dua belas malam," nasihat Widi.
Bahagia bukan main, saat mendapat ijin dari Widi. Saskia langsung melompat-lompat kegirangan lalu memeluk tubuh Widi erat. Untung saja Widi percaya kepadanya.
"Siap Mama, kalau gitu aku berangkat ya." Saskia menyalami punggung tangan Widi, kemudian segera berangkat ke tempat pertandingan MMA Rey dan Angga, tentu saja diantar oleh supirnya.
Sepanjang perjalanan, Saskia hanya bisa memanjatkan doa-doa dan terus mengirimkan pesan kepada sahabat-sahabatnya. Menanyakan bagaimana kondisi Rey saat ini. Mirisnya, Saskia mendapat kabar kondisi Rey semakin buruk.
Bahkan wasit sampai memberhentikan pertandingan tersebut sebentar, karena Rey yang tidak kuat untuk bangkit berdiri. Kedua matanya sudah sangat bengkak, keringat bercucuran di keningnya, dan hidungnya semakin mengeluarkan banyak darah.
Tepat pukul setengah sebelas malam, Saskia sampai di tempat tujuannya. Di depan tempat pertandingan itu, sudah berkumpul ketiga sahabat Saskia. Dengan menggunakkan jaket yang sama seperti Saskia, yaitu jaket jeans berwarna merah muda dengan tulisan friends di belakangnya.
Saskia berlari menghampiri sahabat-sahabatnya, tepat saat sampai di tempat pertandingan itu, air mata Saskia tumpah. Kepanikan yang dirasanya tidak dapat ditahan lagi, takut jikalau sesuatu yang buruk terjadi kepada Rey.
"Gaes! Gimana? Rey baik-baik aja 'kan?" tanya Saskia kepada sahabat-sahabatnya dengan suara yang sedikit bergetar akibat menahan tangis.
Ratu mengusap punggung Saskia, memberikan ketenangan kepada sahabatnya itu. "Tenang, Rey pasti baik-baik aja," nasihat Ratu.
"Ya udah, ayo masuk. Kita lihat kondisi Rey sekarang!" ajak Callista.
Saskia memasukki tempat pertandingan itu terlebih dahulu, tapi kedua bola matanya seketika membulat. Saat melihat tubuh Rey sudah tergeletak di tengah-tengah ring, dan sudah dikelilingi oleh sahabat-sahabatnya. Napas Rey naik turun, lebam ada disetiap sudut wajahnya.
Melihat kondisi Rey seperti itu, rasanya Saskia tak tega. Cepat-cepat Saskia berlari menghampiri Rey, diikuti oleh ketiga sahabatnya di belakang. Sesampainya di tengah ring, Saskia langsung memangku kepala Rey. Air mata turun semakin deras dan membuat wajah Saskia sembab.
Lagi, Kiesha dibuat cemburu melihat bentuk perhatian Saskia kepada Rey. Hatinya terasa seperti dihujani ribuan jarum, sesak dadanya. Kiesha memukul-mukul dadanya beberapa kali untuk meredam rasa sesak itu.
"Rey, lo gapapa?" tanya Saskia khawatir.
Rey menggelengkan kepalanya lemah. "G-gue g-ak ap-a a-pa," jawab Rey terbata.
Setelah menjawab dengan terbata, kedua mata Rey tertutup rapat. Lelaki berusia tujuh belas tahun tersebut pingsan. Kepanikan Saskia semakin bertambah saat melihat wajah Rey pucat, bibirnya berwarna abu-abu.
"Ya ampun, Rey. Wajah ganteng lo babak belur gitu! Tapi gapapa deh, gue tetep suka!" ucap Jenifer, terdengar alay diindera pendengaran sahabat-sahabatnya.
Ratu menoyor kepala Jenifer. "Kondisi kayak gini, masih sempat-sempatnya bercanda," omel Ratu.
"Ini gimana, Rey mau dibawa ke rumah sakit atau gimana?" tanya Rassya cemas.
"Iya, ke rumah sakit. Gue udah pesan ambulans, dan kita tinggal bawa Rey aja masuk ke ambulans," jelas Kiesha.
Kiesha, Rassya, dan Clay membantu membawa tubuh lemah Rey ke dalam ambulans. Setelah tubuh lemah Rey dimasukkan ke dalam ambulans, cepat-cepat Kiesha, Rassya dan Clay berlari menuju parkiran motor, hendak mengikuti ambulans tersebut dari belakang.
Sementara Saskia, dirinya memilih untuk menemani Rey saja di ambulans. Tangan Saskia senantiasa menggenggam tangan Rey. Berharap Rey cepat membuka kedua matanya. Berbeda dengan ketiga sahabat perempuannya, Jenifer, Ratu dan Callista memilih untuk pulang saja. Karena hari sudah semakin malam.
Di dalam ambulans, Saskia tak henti-hentinya menitihkan air mata. Takut jika Rey tak membuka kedua bola matanya lagi. Pikiran buruk selalu saja menyerang kepala Saskia, tapi Saskia berusaha untuk tetap yakin bahwa Rey lelaki yang kuat.
"Rey, cepet sadar ya. Gue sayang sama lo," bisik Saskia, tepat di telinga kanan Rey.
Hai gaes, apa kabar?
Cerita ini aku buat bukan untuk menjelek-jelekkan atau membandingkan antara dua jurusan ya
Ambil sisi positifnya dari cerita ini ๐
Jangan lupa share cerita ini ke temen-temen kalian๐งก
Supaya ramai โค
See you next part ๐
Salam literasi ๐
Mobil ambulans berhenti tepat di depan rumah sakit Citra Medika dengan keadaan selamat. Dua orang suster lelaki dan dua orang suster perempuan mendorong brankar yang di atasnya terdapat tubuh lemah Rey dengan cepat. Brankar itu dimasukkan ke dalam ruang IGD. Tidak ada satupun sahabat Rey yang diijinkan masuk ke dalam ruangan itu, hanya Dokter dan Suster saja yang boleh masuk.Saskia dan ketiga sahabat laki-lakinya duduk di kursi yang tersedia tepat di depan ruang IGD. Mereka semua terus merapalkan doa untuk keselamatan Rey. Air mata Saskia mengalir semakin deras saat pikiran negative kembali menyerang kepalanya. Kiesha yang melihat Saskia menangis, rasanya tak tega.Ingin sekali Kiesha menenangkan Saskia dan membawanya ke dalam dekapan hangatnya. Tapi, Kiesha sekarang sudah tahu bahwa Saskia tidak menyukainya. Dari sikap peduli Saskia kepada Rey, sudah dapat membuktikan bahwa Saskia suka kepada Rey. Walaupun Kiesha belum mendengarnya secar
Hari Rabu ini, SMK Angkasa diliburkan sebab para guru sedang mengadakan rapat untuk kegiatan LDK nanti. Hal tersebut disambut keantusiasan oleh para murid SMK Angkasa, dari kelas sepuluh sampai kelas dua belas. Jarang-jarang ada libur dadakan yang diberikan oleh guru, kesempatan ini bisa mereka gunakan untuk mengistirahatkan otak dari pelajaran yang memusingkan.Sekolah tampak sepi, hanya ada beberapa siswa yang datang ke sekolah, itupun karena membayar iuran bulanan sekolah. Pos satpam tampak sepi, tidak ada yang menunggu. Biasanya ada Pak Mario yang berjaga di sana, tapi mungkin karena hari ini diliburkan. Jadi, Pak Mario dijadwalkan berjaga di pos satpam siang hari.Suasana sekolah yang sepi, dimanfaatkan oleh Yesaya dan sahabat-sahabatnya untuk menjalankan rencana mereka. Yaitu menghapus bukti rekaman CCTV kemarin, saat Pangeran dan Axel memasukkan minuman ke dalam tas Rey. Untung saja mereka ingat dengan CCTV tersebut, coba kalau tida
Waktu demi waktu berlalu, tanpa terasa kini waktunya bagi para murid kelas sebelas dari jurusan akuntansi dan teater untuk melakukan kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan. Tepat pukul sembilan pagi, enam bus asal SMK Angkasa telah tiba di tempat tujuan, yaitu di Puncak.Hawa dingin menyambut para murid, jaket tebal, sarung tangan juga topi senantiasa mereka pakai. Embun masih tampak menutupi langit pagi, sebab kemarin malam hujan baru saja mengguyur kawasan Puncak. Sehingga tak heran suasana pagi ini di Puncak tertutupi oleh kabut.Para guru mengumpulkan para murid terlebih dahulu di sebuah lapangan berumput hijau, dengan ukuran yang cukup luas. Di sana para murid membentuk beberapa barisan sesuai kelas masing-masing. Ada murid yang menyambut kegiatan LDK ini dengan senang hati, tapi ada juga yang malas.Merasa murid-murid sudah lengkap berkumpul di lapangan, Pak Gino mulai berdiri di depan para murid. Dengan sebuah mick yan
Sesudah beristirahat selama kurang lebih lima belas menit, akhirnya para siswa kembali dikumpulkan di lapangan berumput hijau. Mereka tak langsung dibariskan seperti pada saat pertama sampai di Puncak ini. Para guru memberikan kesempatan bagi para siswa, untuk duduk terlebih dahulu di lapangan.Para siswa memanfaatkan kesempatan ini dengan baik, mereka mengobrol dengan teman masing-masing. Merencakan bagaimana cara agar pada tantangan berikutnya, kelompok dari kelas akuntansi yang menang. Kegiatan LDK ini memang dilaksanakan hanya untuk melihat kekompakkan siswa saja. Tapi, sebagai bentuk kebangaan. Para guru sudah menyiapkan sebuah piala.Tentu piala tersebut nantinya akan diberikan kepada kelompok kelas yang menang. Dan untuk yang kalah, sudah dipersiapkan hukuman sederhana. Akan tetapi, walaupun pemenangnya nanti akan mendapat piala. Dalam permainan atau perlombaan kita tetap harus sportif dan bisa menerima kekalahan dengan lapang dada.
Tanpa terasa, setelah satu hari penuh menjalani empat tantangan LDK yang diberikan oleh guru-guru. Akhirnya para siswa mendapatkan waktu untuk istirahat juga. Mereka membersihkan diri, dan mulai menyiapkan makan malam dengan memasak sesuai bahan yang ada.Suasana malam hari ini cukup dingin, sehingga jaket tebal perlu para murid gunakan untuk melindungi tubuh dari dinginnya udara Puncak. Tapi, walaupun mereka kedinginan. Hawa dingin itu tak membuat semangat mereka memasak bersama teman menjadi luntur.Seulas senyuman senantiasa mengembang di wajah para murid, baik lelaki maupun perempuan. Beragam makanan mereka masak, mulai dari mie kuah sampai nasi goreng. Seperti Kiara dan ketiga sahabat perempuannya. Mereka memilih untuk memasak makanan yang sederhana, yaitu mie kuah dengan toping sosis juga baso di atasnya.Dengan lahap mereka memakan makanan tersebut. Bintang dan bulan menemani keindahan malam ini. Tak hanya benda langit itu saja, sebelas
Burung-burung sudah bernyanyi dengan merdu, menandakan hari sudah pagi. Matahari mulai menampakkan cahayanya, namun masih dengan malu-malu. Para murid SMK Angkasa yang melaksanakan LDK sudah dibangunkan sejak hari masih subuh oleh para guru dengan menggunakkan sebuah alarm yang dibunyikan cukup keras.Di hari kedua LDK ini, tantangan yang diberikan oleh para guru adalah lomba memasak. Nantinya kelompok para murid akan diwajibkan memasak makanan sesuai keinginan guru-guru yang menjadi juri. Tentu masakan yang mereka buat harus dibuat secantik mungkin, karena penilaian diambil dari kreativitas, juga bagaimana rasa hasil masakan yang dibuat.Alat dan bahan untuk lomba memasak sudah siap, lapangan berumput hijau tampak dipenuhi oleh para murid dan para guru. Di pinggir lapangan, terdapat meja-meja khusus kelompok yang melakukan lomba. Sementara di tengah-tengah lapangan, ada meja khusus untuk guru yang menjadi juri.Terdengar suara sorak-sorai teri
Pengumuman pemenang lomba memasak, sudah disampaikan. Tak disangka-sangka ternyata perlombaan memasak dimenangkan oleh kelas sebelas akuntansi tiga. Kabar tersebut menjadi kebahagiaan bagi para murid kelas sebelas akuntansi tiga. Mereka melompat-lompat kegirangan saat mendapat kabar tersebut.Setelah pengumuman disampaikan, seperti biasa mereka diberi waktu untuk beristirahat terlebih dahulu. Selama lima belas menit mereka beristirahat, setelah habis waktu istirahat tersebut. Kini perlombaan kedua kembali dilaksanakan. Perlombaan terakhir yang akan dilaksanakan adalah beternak sapi.Respon para murid berbeda-beda saat tahu perlombaan terakhir ini. Ada yang sudah merasa jijik duluan, ada yang biasa saja, ada juga yang justru semangat. Karena beternak sapi akan menjadi peristiwa pertama kali yang mereka lakukan. Apa lagi beternak sapi bersama sahabat-sahabat tersayang, LDK rasa liburan namanya.Para murid sudah berkumpul tepat di depan kandang sa
Kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan yang diadakan oleh SMK Angkasa sudah selesai, hari ini para murid sudah dipulangkan. Hal tersebut menjadi kebahagiaan bagi para murid, sebab mereka bisa kembali berkumpul bersama keluarga, juga tidur di atas kasur kesayangan mereka.Tapi, lain halnya dengan Kiesha. Lelaki berusia tujuh belas tahun tersebut justru merasa malas pulang ke rumah, menurutnya lebih nyaman tinggal bersama sahabat-sahabatnya daripada harus tinggal bersama keluarganya sendiri. Sebab tak akan menutup kemungkinan bagi Pasha, untuk membandingkan Kiesha dan Yesaya lagi.Banyak hal yang bisa membuat Pasha terus membanding-bandingkan Kiesha dan Yesaya. Padahal, itu semua bukan murni karena kesalahan Kiesha. Akan tetapi Pasha yang selalu melihat Kiesha dengan sebelah mata saja, pria berusia empat puluh tahun tersebut selalu saja melihat apa yang dilakukan Kiesha salah, itu yang membuat Kiesha menjadi malas ketika berada di rumah.Tepat pukul
Kabar duka datang menyelimuti SMK ke kediaman orang tua Kiesha. Para guru mengikuti prosesi pemakaman Kiesha, suasana pemakaman terasa haru, Ira beberapa kali pingsan dan berteriak histeris. Membuat orang-orang sekitar merasa tidak tega melihatnya.Kiesha, sosok yang dikenal sebagai anak baik. Banyak orang yang merasa kehilangan Kiesha, kenapa umur Kiesha harus pendek seperti ini. Padahal, seharusnya remaja seusia Kiesha masih butuh masa depan yang panjang untuk meraih cita-cita mereka kelak.Pemakaman Kiesha telah selesai, kini geng Stranger bersama geng Alastar berkumpul di sebuah cafe. Suasana sedih masih mereka rasakan, sosok yang biasanya selalu ada untuk menengahi keributan, sosok yang selalu membuat suasana cerita. Ke depannya tidak akan mereka lihat lagi, berat rasanya kehilangan orang yang disayangi."Cepet banget ya, Kiesha pergi. Padahal gue masih butuh dia," ucap Ratu dengan intonasi bicara
Di kelas sebelas akuntansi tiga, sedang dilaksanakan ulangan harian matematika. Rumus-rumus tercoret di buku tulis masing-masing siswa, di papan tulis juga berjejeran angka demi angka yang telah ditulis oleh Bu Vani, guru matematika kelas sebelas akuntansi di SMK Angkasa.Ulangan harian di bagi menjadi dua sesi, tadi sesi pertama sudah selesai dilaksanakan. Dan sekarang giliran murid-murid yang mendapat bagian sesi kedua. Ada beberapa siswa yang belum mengerjakan soal sama sekali, padahal waktu tersisa kira-kira lima belas menit lagi. Seperti halnya Gema Valeron, lelaki bertubuh gemuk itu belum mengisi soal ulangan dari nomor satu sampai lima.Berkali-kali Gema menggaruk kepalanya yang tak gatal karena pusing mengingat rumus-rumus matematika. Tapi hasilnya nihil, tidak ada satupun rumus matematika yang diingatnya karena dirinya jarang sekali belajar. Gema belajar ketika hanya hendak ulangan saja, jika tidak ulangan? Gema membantu Ibunya yang berjualan. 
Murid-murid SMK Angkasa sudah kembali bersekolah seperti biasa di hari Senin ini. Lapangan sudah dipenuhi oleh para murid sejak pukul setengah tujuh pagi, karena hari ini mereka harus kembali melaksanakan kewajiban mereka, yaitu upacara bendera. Para murid mulai dari kelas sepuluh sampai kelas dua belas mulai berbaris membentuk barisan perkelas yang rapih.Upacara dilaksanakan selama kurang lebih satu jam pelajaran, yaitu empat puluh lima menit. Setelah upacara selesai dilaksanakan, para murid kembali dibubarkan dan diberi ijin untuk masuk ke kelas masing-masing. Karena hari ini guru akan melaksanakan rapat terlebih dahulu sebelum kegiatan belajar mengajar di mulai, maka para murid diberi kebebasan.Ada yang berdiam di kelas, ada juga yang ke kantin dan menongkrong bersama teman segengnya. Seperti Yesaya dan sahabat-sahabatnya. Saat ini mereka sedang berada di kantin, menunggu kedatangan seorang lelaki dan seorang perempuan yang sudah janjian dengan mereka
Hari ini adalah hari Minggu, waktunya bagi para anak sekolah sekaligus pekerja untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, yaitu beristirahat. Sama halnya seperti seorang gadis berusia enam belas tahun yang sampai pukul sembilan pagi ini tidak kunjung bangun dari tidur nyenyaknya, kedua matanya masih tertutup dengan rapat. Dan tubuhnya terbungkus dengan selimut berwarna merah muda bergambar hello kitty.Ini adalah kebiasaan Jenifer, setiap malam minggu gadis tersebut memanfaatkan waktunya untuk menonton sinetron kesayangannya yang saat ini sedang tayang di televisi. Karena sudah kurang lebih satu minggu, gadis itu tak sempat menonton sinetron kesukaannya itu. Entah karena terhalang karena ada masalah, atau karena ketiduran.Sayangnya, saat sedang tidur dengan nyenyak. Terdengar suara teriakan dari arah bawah, juga kedengaran di indera pendengarannya suara lemparan dari barang-barang berbahan kaca. Jenifer membuka kedua matanya cepat, lalu terduduk di atas kasu
Arena lokasi balapan antara Rey dan Yesaya sudah dipenuhi oleh banyak penonton. Dari laki-laki, sampai perempuan memeriahkan acara balapan tersebut. Teriakan-teriakan dari penonton terdengar begitu ramai, membuat kedua orang yang mendapat banyak dukungan itu menjadi lebih semangat ketika hendak melaksanakan balapan.Sahabat-sahabat Rey dan Yesaya sudah berkumpul di arena, mereka sengaja mengumpulkan banyak orang untuk memeriahkan aksi balapan liar tersebut. Hari sudah sangat larut, jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam tepat. Itu tandanya, balapan akan segera dimulai.Ini adalah kali pertama bagi para cewek dari geng Alastar dan geng Stranger menyaksikan aksi balapan liar malam-malam seperti ini. Karena aura balapan kali ini terasa berbeda. Hawanya terasa lebih panas, dua geng yang sudah bermusuhan sejak lama itu memiliki emosi yang membara.Seorang gadis berusia kira-kira sembilan belas tahun sudah berdiri di tengah-tengah motor ninja Rey
Sejak tadi siang, Saskia belum juga keluar dari kamarnya. Setelah pulang dari rumah sakit, gadis berusia tujuh belas tahun tersebut langsung memasukki kamarnya dan sampai pukul tujuh malam ini, belum juga keluar kamar. Hal itu membuat Widi merasa khawatir, apa lagi pintu kamar Saskia dikunci.Mungkin sudah selama kurang lebih setengah jam Widi tidak kunjung pergi dari tempatnya berdiri saat ini. Berulang-ulang Widi mengetuk pintu kamar Saskia, mengajak anak gadis semata wayangnya untuk melaksanakan makan malam. Tapi, berulang kali pula Saskia menolak ajakan Widi.Tidak ada selera makan sama sekali dalam diri Saskia. Sama seperti Rey, semenjak tahu bahwa Kiesha kecelakaan dan mengalami koma. Sifat Saskia benar-benar berubah, Saskia berubah menjadi gadis pendiam, jarang makan dan sering melamun.Kedengaran suara bel rumah yang menjadi tempat tinggalnya itu berbunyi, dengan terpaksa Widi harus melihat siapa orang yang bertamu ke rumahnya itu. Widi
Benar apa kata Dokter Ariana, kondisi Kiesha tadi tiba-tiba drop dan hampir saja nyawa Kiesha melayang, kalau para tim medis tidak dengan cepat menanganinya. Saat ini, keenam sahabat Kiesha tengah menunggu kabar baik tepat di depan ruang ICU. Hanya Saskia saja yang masuk ke dalam ruangan berbau obat-obatan itu.Selama menunggu Saskia selesai menjenguk Kiesha, keenam sahabat Kiesha memainkan ponsel milik mereka masing-masing. Hanya Rey saja yang tidak memainkan ponsel, lelaki berusia tujuh belas tahun itu sedari tadi melamun dan menatap kosong ke arah depannya. Memikirkan bagaimana nasib Kiesha jika sudah sadar nanti.Jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas siang. Dan sampai saat ini dari antara enam orang sahabat itu, tidak ada yang niat mengajak untuk makan siang. Tidak nafsu makan memang, jika sedang panik seperti ini. Apa lagi kondisi Kiesha sempat memburuk, takut sesuatu yang lebih parah akan terjadi lagi.Callista melirik kelima sah
Saat ini kelas sebelas akuntansi tiga sedang jam kosong, sebab guru yang mengajar matematika dikabarkan oleh ketua murid tidak masuk. Sontak saja hal itu menjadi kebahagiaan bagi mereka semua yang ada di kelas tersebut. Di jam kosong seperti ini, banyak kegiatan positif yang bisa mereka lakukan.Misalnya, ada murid yang bernyanyi-nyanyi di kelas, ada yang menonton youtube, ada yang mengobrol, tidur, tapi ada juga yang malah ke kantin. Padahal sudah diperingatkan oleh Albiero, ketua kelas sebelas akuntansi tiga. Albie mengatakan bahwa tidak ada yang boleh keluar kelas.Namun, tetap saja ada beberapa murid yang keluar kelas. Untung saja Rey, Saskia dan sahabat-sahabat mereka tetap patuh dengan perkataan sang ketua murid, walaupun awalnya ada niat untuk mabal, ingin menjenguk Kiesha saja. Tapi hal itu mereka urungkan dan lebih memilih untuk tetap diam di kelas.Rey, Saskia dan sahabat-sahabat mereka yang lain duduk di lantai kelas. Membentuk sebua
Dua hari berlalu, hari ini adalah hari Jumat. Itu artinya para murid SMK Angkasa yang telah melaksanakan LDK harus kembali bersekolah. Seperti biasa, sejak pagi lapangan sekolah sudah tampak dipenuhi oleh siswa-siswi. Satu persatu mereka berdatangan dan mulai memenuhi area sekolah. Walau bisa dikatakan sangat tanggung sekali sekolah hanya satu hari, tapi tetap saja para murid yang telah melaksanakan LDK harus tetap sekolah.Kabar tentang kecelakaannya Kiesha telah sampai ke telinga para guru. Mereka merasakan sedih, saat tahu bagaimana kondisi Kiesha saat ini. Termasuk sahabat-sahabat Kiesha, mereka juga merasa sepi tanpa hadirnya sosok yang selalu menceriakan suasana.Di kantin, ketujuh sahabat Kiesha sedang berkumpul bersama. Tapi raut wajah mereka semua tampak kusut, tidak ada gairah semangat. Bahkan sedari tadi mereka hanya saling diam, tidak ada yang membuka percakapan di antara mereka semua. Rasanya malas jika harus mengikuti pelajaran hari ini, tapi