Mobil ambulans berhenti tepat di depan rumah sakit Citra Medika dengan keadaan selamat. Dua orang suster lelaki dan dua orang suster perempuan mendorong brankar yang di atasnya terdapat tubuh lemah Rey dengan cepat. Brankar itu dimasukkan ke dalam ruang IGD. Tidak ada satupun sahabat Rey yang diijinkan masuk ke dalam ruangan itu, hanya Dokter dan Suster saja yang boleh masuk.
Saskia dan ketiga sahabat laki-lakinya duduk di kursi yang tersedia tepat di depan ruang IGD. Mereka semua terus merapalkan doa untuk keselamatan Rey. Air mata Saskia mengalir semakin deras saat pikiran negative kembali menyerang kepalanya. Kiesha yang melihat Saskia menangis, rasanya tak tega.
Ingin sekali Kiesha menenangkan Saskia dan membawanya ke dalam dekapan hangatnya. Tapi, Kiesha sekarang sudah tahu bahwa Saskia tidak menyukainya. Dari sikap peduli Saskia kepada Rey, sudah dapat membuktikan bahwa Saskia suka kepada Rey. Walaupun Kiesha belum mendengarnya secara langsung dari mulut Saskia, tapi dirinya yakin bahwa Saskia menyukai Rey.
Memang, Rey lebih tampan dibandingkan dirinya. Makanya, mulai sekarang Kiesha akan sadar diri. Tetapi, berjuang untuk mendapatkan Saskia akan tetap Kiesha lakukan, sebab Kiesha yakin usaha tak akan mengkhianati hasil.
"Saski, lo tenang ya. Gue yakin Rey itu kuat, dia pasti sadar kok," ucap Clay lembut.
Saskia menoleh ke arah sumber suara, tepatnya menatap Clay yang sedang duduk tepat di depannya. Mata Saskia masih berkaca-kaca, tak sanggup membayangkan bagaimana sakitnya tubuh Rey saat dipukuli oleh Angga saat berada di atas ring tadi.
"Pasti, gue yakin Rey kuat kok ..." lirih Saskia.
Pintu ruang IGD terdengar berdecit, seorang Dokter pria keluar dari ruangan tersebut bersama dua orang Suster di sampingnya. Wajahnya menampilkan raut ketenangan, sebab kondisi Rey baik-baik saja. Tidak ada luka dalam yang serius.
"Dengan keluarga pasien?" tanya Dokter wanita yang dikenal dengan nama Aulia itu.
Secara kompak, Kiesha, Saskia, Clay, dan Rassya menganggukkan kepala mereka. Dokter Aulia tersenyum saat melihat kekompakan Kiesha dan sahabat-sahabatnya. Jaman sekarang, persahabatan anak remaja jarang sekali memiliki kekompakan yang kuat seperti Kiesha dan sahabat-sahabatnya.
Rassya menatap Dokter Aulia serius. "Gimana keadaan Rey sahabat kita, Dok? Baik-baik aja 'kan?" tanyanya penasaran.
Dokter Aulia menganggukkan kepalanya. "Kondisi sahabat kalian baik-baik aja, tidak ada yang perlu dikhawatirkan," jelas Dokter Aulia, disertai senyuman tulus di wajahnya.
Hembusan napas lega keluar dengan mulus dari indera penciuman Rassya. Entah harus mengucapkan apa lagi selain berterima kasih kepada Sang Maha Kuasa. Karena semua keselamatan yang sudah terjadi kepada Rey hari ini, itu karena doa-doa yang telah mereka panjatkan.
"Apa sekarang Rey udah boleh dijenguk, Dok?" tanya Saskia, dengan hati yang bahagia.
"Silahkan," jawab Dokter Aulia.
"Kalo gitu, saya permisi." Lalu, Dokter Aulia meninggalkan ruangan IGD tersebut, diikuti oleh dua orang suster di belakangnya.Tangisan sedih Saskia, berubah menjadi tangis kebahagiaan. Lega rasanya mendengar kabar bahwa Rey baik-baik saja. Itu berarti, Rey bisa mengikuti kegiatan LDK nanti. Tapi, hal ini benar-benar membuat Saskia curiga. Kenapa Rey bisa sampai babak belur dan tak berdaya seperti itu? Padahal, dalam bela diri Rey cukup mampu.
Sebelum memasukki ruang IGD, Saskia terlebih dahulu menghapus air matanya. Setelah merasa bahwa cairan bening itu tidak mengalir lagi, tangan Saskia bergerak untuk membuka pintu IGD tersebut. Namun, sebuah tangan kekar menahan pergerakannya. Sehingga dengan malas Saskia harus memutar tubuhnya ke belakang.
Kedua bola mata Saskia terputar malas, saat melihat siapa orang yang menahan pergelangan tangannya. "Apa sih, Kiesha? Lepasin, gue mau lihat Rey!" kesal Saskia.
"Ikut gue." Tidak ingin membuang waktu lagi, Kiesha langsung menarik Saskia secara paksa dan membawanya menuju taman rumah sakit.
Di taman itu, hanya keheningan saja yang mereka berdua rasakan. Udara malam terasa begitu menusuk di kulit, untung saja Saskia sudah memakai jaket tebal. Sehingga kehangatanlah yang dirinya rasakan, berbeda dengan Kiesha yang tak henti-hentinya menggosokkan kedua tangan agar mendapat rasa hangat.
Hening melanda keduanya selama beberapa menit, hanya suara jangkrik saja yang terdengar di indera pendengaran mereka berdua. Beberapa kali Saskia berdecak sebal, melampiaskan kekesalannya, juga rasa bosan. Entah apa tujuan Kiesha mengajaknya ke taman.
"Lo mau apa si, cepetan kek ngomong. Gue mau lihat Rey nih," paksa Saskia.
Kiesha menatap Saskia lamat, yang duduk tepat di samping kirinya. "Aa boleh minta Neng jujur, gak? Sebenernya, Neng Saski lagi suka sama siapa sih?" Salah satu alis Kiesha terangkat.
"Selama ini, gue sebenernya suka sama Rey. Tapi kayaknya Rey gak suka sama gue, iya sih gue sadar diri. Rey ganteng, gak mungkin mau sama cewek jelek kayak gue," ungkap Saskia.
Hati Kiesha rasanya seperti dihujani ribuan batu. Sakit sekali, dugaannya selama ini memang benar. Kisah percintaan Kiesha selalu saja kandas, entah itu karena dirinya tak berani mengungkapkan perasaan. Atau karena gadis yang disukainya tidak menyukai dirinya.
Kiesha menghembuskan napasnya berat, lidahnya mendadak kaku dan tak bisa digunakan untuk menjawab ungkapan Saskia. Sudah hampir setengah tahun Kiesha menyukai dan mencintai Saskia, namun ternyata cintanya tak terbalaskan.
Kening Saskia berkerut saat melihat Kiesha yang malah terdiam. "Kenapa emang? Kok lo jadi diem?" tanya Saskia heran.
Beberapa detik Saskia menatap Kiesha lamat, sampai akhirnya Saskia sadar. Bahwa ungkapannya pasti membuat Kiesha sakit hati, karena selama ini Saskia tahu bahwa Kiesha menyukai dirinya. Bodoh, Saskia merutuki dirinya sendiri berulang-ulang.
Refleks, Saskia memeluk tubuh Kiesha. Dan hal itu membuat Kiesha mematung. Tangan lembut Saskia mengusap-ngusap punggung Kiesha, memberikan kekuatan kepada lelaki berusia tujuh belas tahun itu, agar tidak sakit hati lagi.
"Eum, Ki. Lo kenapa peluk gue?" tanya Kiesha dalam pelukan Saskia.
Cepat-cepat Saskia melepas pelukannya dari tubuh Kiesha. "Eh, maap ya. Gue tadi niatnya cuma mau tenangin lo. Jangan geer lo," jawab Saskia ketus.
Wajah Saskia tampak memerah akibat menahan malu, sementara Kiesha mati-matian menahan tawanya agar tidak pecah. Hanya mendapat pelukan sebentar saja dari Saskia bahagia bukan main. Lantas, bagaimana jika bisa mendapatkan hati Saskia? Mungkin saja Kiesha bisa loncat-loncat bahkan berguling di jalanan.
Saskia melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. "Astaga, udah jam dua belas!" pekiknya.
"Terus, kenapa? Mau gue anter pulang Neng cantik?" goda Kiesha.
Sepertinya ini bisa menjadi kesempatan emas bagi Saskia. Lumayan juga, agar bisa menghemat ongkos. Daripada harus mencari taksi malam-malam seperti ini. Lagi pula, hari sudah malam tak baik jika Saskia harus pulang sendirian. Takutnya ada orang berniat jahat.
Saskia menganggukkan kepalanya semangat. "Oke, ayok. Tapi kita sebentar ke ruang Rey dulu, ya. Mau lihat kondisi dia," jawab Saskia disertai senyuman yang mengembang di wajah cantiknya.
Rey lagi, gue cuma bisa diam aja. Mungkin saat ini belum waktunya mendapatkan hati Neng Saskia, batin Kiesha.
Hai gaes, apa kabar?
Cerita ini aku buat bukan untuk menjelek-jelekkan atau membandingkan antara dua jurusan ya
Ambil sisi positifnya dari cerita ini 💝
Jangan lupa share cerita ini ke temen-temen kalian🧡
Supaya ramai ❤
See you next part 💜
Salam literasi 💙
Hari Rabu ini, SMK Angkasa diliburkan sebab para guru sedang mengadakan rapat untuk kegiatan LDK nanti. Hal tersebut disambut keantusiasan oleh para murid SMK Angkasa, dari kelas sepuluh sampai kelas dua belas. Jarang-jarang ada libur dadakan yang diberikan oleh guru, kesempatan ini bisa mereka gunakan untuk mengistirahatkan otak dari pelajaran yang memusingkan.Sekolah tampak sepi, hanya ada beberapa siswa yang datang ke sekolah, itupun karena membayar iuran bulanan sekolah. Pos satpam tampak sepi, tidak ada yang menunggu. Biasanya ada Pak Mario yang berjaga di sana, tapi mungkin karena hari ini diliburkan. Jadi, Pak Mario dijadwalkan berjaga di pos satpam siang hari.Suasana sekolah yang sepi, dimanfaatkan oleh Yesaya dan sahabat-sahabatnya untuk menjalankan rencana mereka. Yaitu menghapus bukti rekaman CCTV kemarin, saat Pangeran dan Axel memasukkan minuman ke dalam tas Rey. Untung saja mereka ingat dengan CCTV tersebut, coba kalau tida
Waktu demi waktu berlalu, tanpa terasa kini waktunya bagi para murid kelas sebelas dari jurusan akuntansi dan teater untuk melakukan kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan. Tepat pukul sembilan pagi, enam bus asal SMK Angkasa telah tiba di tempat tujuan, yaitu di Puncak.Hawa dingin menyambut para murid, jaket tebal, sarung tangan juga topi senantiasa mereka pakai. Embun masih tampak menutupi langit pagi, sebab kemarin malam hujan baru saja mengguyur kawasan Puncak. Sehingga tak heran suasana pagi ini di Puncak tertutupi oleh kabut.Para guru mengumpulkan para murid terlebih dahulu di sebuah lapangan berumput hijau, dengan ukuran yang cukup luas. Di sana para murid membentuk beberapa barisan sesuai kelas masing-masing. Ada murid yang menyambut kegiatan LDK ini dengan senang hati, tapi ada juga yang malas.Merasa murid-murid sudah lengkap berkumpul di lapangan, Pak Gino mulai berdiri di depan para murid. Dengan sebuah mick yan
Sesudah beristirahat selama kurang lebih lima belas menit, akhirnya para siswa kembali dikumpulkan di lapangan berumput hijau. Mereka tak langsung dibariskan seperti pada saat pertama sampai di Puncak ini. Para guru memberikan kesempatan bagi para siswa, untuk duduk terlebih dahulu di lapangan.Para siswa memanfaatkan kesempatan ini dengan baik, mereka mengobrol dengan teman masing-masing. Merencakan bagaimana cara agar pada tantangan berikutnya, kelompok dari kelas akuntansi yang menang. Kegiatan LDK ini memang dilaksanakan hanya untuk melihat kekompakkan siswa saja. Tapi, sebagai bentuk kebangaan. Para guru sudah menyiapkan sebuah piala.Tentu piala tersebut nantinya akan diberikan kepada kelompok kelas yang menang. Dan untuk yang kalah, sudah dipersiapkan hukuman sederhana. Akan tetapi, walaupun pemenangnya nanti akan mendapat piala. Dalam permainan atau perlombaan kita tetap harus sportif dan bisa menerima kekalahan dengan lapang dada.
Tanpa terasa, setelah satu hari penuh menjalani empat tantangan LDK yang diberikan oleh guru-guru. Akhirnya para siswa mendapatkan waktu untuk istirahat juga. Mereka membersihkan diri, dan mulai menyiapkan makan malam dengan memasak sesuai bahan yang ada.Suasana malam hari ini cukup dingin, sehingga jaket tebal perlu para murid gunakan untuk melindungi tubuh dari dinginnya udara Puncak. Tapi, walaupun mereka kedinginan. Hawa dingin itu tak membuat semangat mereka memasak bersama teman menjadi luntur.Seulas senyuman senantiasa mengembang di wajah para murid, baik lelaki maupun perempuan. Beragam makanan mereka masak, mulai dari mie kuah sampai nasi goreng. Seperti Kiara dan ketiga sahabat perempuannya. Mereka memilih untuk memasak makanan yang sederhana, yaitu mie kuah dengan toping sosis juga baso di atasnya.Dengan lahap mereka memakan makanan tersebut. Bintang dan bulan menemani keindahan malam ini. Tak hanya benda langit itu saja, sebelas
Burung-burung sudah bernyanyi dengan merdu, menandakan hari sudah pagi. Matahari mulai menampakkan cahayanya, namun masih dengan malu-malu. Para murid SMK Angkasa yang melaksanakan LDK sudah dibangunkan sejak hari masih subuh oleh para guru dengan menggunakkan sebuah alarm yang dibunyikan cukup keras.Di hari kedua LDK ini, tantangan yang diberikan oleh para guru adalah lomba memasak. Nantinya kelompok para murid akan diwajibkan memasak makanan sesuai keinginan guru-guru yang menjadi juri. Tentu masakan yang mereka buat harus dibuat secantik mungkin, karena penilaian diambil dari kreativitas, juga bagaimana rasa hasil masakan yang dibuat.Alat dan bahan untuk lomba memasak sudah siap, lapangan berumput hijau tampak dipenuhi oleh para murid dan para guru. Di pinggir lapangan, terdapat meja-meja khusus kelompok yang melakukan lomba. Sementara di tengah-tengah lapangan, ada meja khusus untuk guru yang menjadi juri.Terdengar suara sorak-sorai teri
Pengumuman pemenang lomba memasak, sudah disampaikan. Tak disangka-sangka ternyata perlombaan memasak dimenangkan oleh kelas sebelas akuntansi tiga. Kabar tersebut menjadi kebahagiaan bagi para murid kelas sebelas akuntansi tiga. Mereka melompat-lompat kegirangan saat mendapat kabar tersebut.Setelah pengumuman disampaikan, seperti biasa mereka diberi waktu untuk beristirahat terlebih dahulu. Selama lima belas menit mereka beristirahat, setelah habis waktu istirahat tersebut. Kini perlombaan kedua kembali dilaksanakan. Perlombaan terakhir yang akan dilaksanakan adalah beternak sapi.Respon para murid berbeda-beda saat tahu perlombaan terakhir ini. Ada yang sudah merasa jijik duluan, ada yang biasa saja, ada juga yang justru semangat. Karena beternak sapi akan menjadi peristiwa pertama kali yang mereka lakukan. Apa lagi beternak sapi bersama sahabat-sahabat tersayang, LDK rasa liburan namanya.Para murid sudah berkumpul tepat di depan kandang sa
Kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan yang diadakan oleh SMK Angkasa sudah selesai, hari ini para murid sudah dipulangkan. Hal tersebut menjadi kebahagiaan bagi para murid, sebab mereka bisa kembali berkumpul bersama keluarga, juga tidur di atas kasur kesayangan mereka.Tapi, lain halnya dengan Kiesha. Lelaki berusia tujuh belas tahun tersebut justru merasa malas pulang ke rumah, menurutnya lebih nyaman tinggal bersama sahabat-sahabatnya daripada harus tinggal bersama keluarganya sendiri. Sebab tak akan menutup kemungkinan bagi Pasha, untuk membandingkan Kiesha dan Yesaya lagi.Banyak hal yang bisa membuat Pasha terus membanding-bandingkan Kiesha dan Yesaya. Padahal, itu semua bukan murni karena kesalahan Kiesha. Akan tetapi Pasha yang selalu melihat Kiesha dengan sebelah mata saja, pria berusia empat puluh tahun tersebut selalu saja melihat apa yang dilakukan Kiesha salah, itu yang membuat Kiesha menjadi malas ketika berada di rumah.Tepat pukul
Seluruh sahabat Kiesha bersama sahabat-sahabat Yesaya sedang berkumpul tepat di depan ruang ICU. Menantikan kabar dari Dokter tentang bagaimana kondisi Kiesha. Sebenarnya yang menunggu kabar hanyalah ketujuh sahabat Kiesha, sementara Yesaya dan sahabat-sahabatnya datang hanya karena dihubungi Gaby.Saat tahu kabar itu, ada rasa sedikit kaget di hati Yesaya dan merasa bahwa semua ini terjadi karena dirinya. Tapi, karena rasa egois yang lebih mendominasi dalam dirinya, maka dari itu Yesaya memutuskan untuk tidak merasa bahwa kejadian ini terjadi karena dirinya, melainkan karena sudah takdir Kiesha.Lima belas menit berlalu, tapi tanda-tanda akan keluarnya Dokter dari ruang ICU tak kunjung ada. Rasa panik semakin dirasakan oleh ketujuh sahabat Kiesha. Mereka takut, jika terjadi sesuatu yang buruk kepada Kiesha. Lihatlah, Saskia tidak henti-hentinya menangis karena mengkhawatirkan kondisi Kiesha."Oh iya, kok ada Yesaya sama temen-temennya sih di s