Share

6. LDK

Jam istirahat pertama akhirnya telah tiba, bel telah dibunyikan dengan nyaring oleh salah satu guru SMK Angkasa. Para murid menyambut dengan antusias saat mendengar bel tersebut. Di kelas sebelas akuntansi tiga, Kiesha dan sahabat-sahabatnya membentuk sebuah lingkaran besar, dan memakan bekal mereka bersama.

Kepala sekolah SMK Angkasa, mewajibkan para muridnya untuk membawa bekal dari rumah. Karena di sekolah ini tidak difasilitasi kantin yang besar, dan banyak pilihan jajanan untuk para muridnya. Selain itu, SMK Angkasa juga menerapkan sistem mengurangi penggunaan sampah plastik.

Sehingga para murid dan para guru diwajibkan untuk membawa bekal sendiri dari rumah, tempat makan dan botol minum masing-masing. Lingkungan sekolah SMK Angkasa tampak selalu bersih, bebas dari sampah, dan banyak pepohonan hijau yang tertanam di pinggir-pinggirnya.

Kembali lagi kepada Kiesha dan sahabat-sahabatnya, mereka saat ini sedang menghabiskan makanan sembari berbincang-bincang santai. Mereka saling bertukar bekal dan mencicipi bekal satu sama lain. Hal itulah yang membuat persahabatan mereka semakin hari semakin erat.

"Gile, ini ayam goreng masakan Nyokap lo, Jen? Enak banget," puji Clay.

Jenifer tersenyum bangga, kemudian menganggukkan kepalanya. "Iya dong, enak 'kan?"

"Enak banget," jawab Clay cepat.

Beruntung sekali jika kita bisa menjalin hubungan persahabatan seperti Kiesha dan sahabat-sahabatnya. Beberapa minggu lagi, persahabatan mereka akan genap terjalin selama satu tahun. Selama menjalin hubungan persahabatan, mereka menjalaninya tidak dengan mulus-mulus saja.

Pasti masalah akan selalu ada dalam sebuah hubungan, baik hubungan persahabatan, hubungan kekeluargaan, ataupun hubungan sepasang kekasih. Anggap saja masalah itu sebagai angin badai, datang untuk menguji apakah kita kuat menghadapinya atau tidak.

"Gaes, gue seneng deh bisa punya sahabat kayak kalian. Ya, walau kadang kalian nyebelin sih, tapi gue tetep sayang. Janji ya sama gue jangan pernah ninggalin gue?" Saskia menatap ketujuh sahabatnya bergantian.

Callista menampilkan raut wajah terharunya. "Aaaa! Gue terharu deh, gue janji bakalan merubah sikap gue supaya gak nyebelin lagi," ucap Callista.

"Gue juga, janji deh gak akan nyebelin. Tapi semoga aja inget ya, hehe ..." sambung Ratu, diakhiri dengan cengiran khasnya.

Salah satu hal yang bisa semakin memperkuat hubungan persahabatan adalah merubah sikap. Jika kita memiliki sikap yang membuat sahabat-sahabat kita merasa jengkel, seharusnya sikap jelek tersebut disingkirkan. Agar tidak terjadi perpecahan dalam hubungan persahabatan.

Persahabatan itu, bagaikan keluarga kedua. Tanpa sahabat, kita tak akan bisa melakukan sesuatu dengan sendirian. Karena pada dasarnya kita diciptakan untuk hidup berdampingan dengan orang lain, atau dengan kata lain kita ini adalah makhluk sosial.

Setelah ucapan Ratu, tidak ada lagi yang membuka suara. Mereka fokus menghabiskan makanan masing-masing, tapi aktivitas mereka harus terhenti saat mendengar sebuah pengumuman yang memerintahkan murid kelas sebelas akuntansi tiga dan murid kelas sebelas teater satu untuk berkumpul ke lapangan.

Kening Rassya berkerut saat mendengar pengumuman itu. "Ada apa, ya? Kita gak melakukan kesalahan apa-apa 'kan?" tanya Rassya memastikan.

Rey mengangkat kedua bahunya tanda tak tahu. "Entah, perasaan sih enggak. Tapi coba aja kita kumpul dulu, siapa tahu emang ada pengumuman penting," jawab Rey, wajahnya juga tampak bingung.

Agar tidak penasaran lagi, Kiesha dan sahabat-sahabatnya memutuskan untuk segera berkumpul ke lapangan saja, sesuai dengan perintah Pak Iwan melalui speaker tadi. Ada rasa sedikit panik saat diperintahkan untuk berkumpul ke lapangan. Tapi, untuk apa panik? Karena mereka tak berbuat kesalahan apapun.

Sesampainya di lapangan, dapat mereka lihat sudah ada anak-anak dari jurusan teater sudah berkumpul di sana. Ada juga Pak Iwan, Bu Natalie, Pak Gino, dan Bu Sabrina sudah berbaris dengan rapi. Wajah keempat guru tersebut menampilkan raut keseriusan.

Para murid dari dua jurusan yang berbeda itu sudah berbaris dengan rapi. Suasana di lapangan tersebut hening, murid-murid bersiap untuk mendengar pengumuman yang akan disampaikan oleh Pak Iwan. Sebuah mick sudah berada tepat di hadapan bibir Pak Iwan.

"Selamat pagi menjelang siang anak-anak," sapa Pak Iwan.

"Siang Pak," jawab murid-murid serempak.

"Hari ini Bapak akan menyampaikan satu pengumuman sama kalian, setelah rapat yang kami lakukan tadi pagi. Para guru memutuskan untuk mengadakan  kegiatan LDK. Khusus untuk kelas sebelas dari jurusan teater satu dan akuntansi tiga. Karena kalian sudah selesai melaksanakan kegiatan PKL sejak satu bulan yang lalu," jelas Pak Iwan panjang lebar.

Yesaya menatap Kiesha dan sahabat-sahabatnya tajam, tanpa sepengetahuan mereka. Tak terima jika harus melaksanakan kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan bersama kelompok musuh bebuyutannya itu. Hendak menolak, tapi tak bisa. Yesaya hanya bisa memendam kekesalannya saja.

Para guru memutuskan untuk melaksanakan kegiatan tersebut, karena ingin semua siswa mereka dari berbagai jurusan dapat hidup rukun, dan tidak ada lagi keributan yang terjadi seperti sebelum-sebelumnya. Selain itu, kegiatan LDK juga bisa membuat anak didik mereka menjadi lebih kompak lagi.

Rassya mengangkat tangannya. "Pak, saya gak mau kalau kegiatan LDK kelas saya, harus dibarengi sama kelas lain, apa lagi dari jurusan yang suka sirik sama jurusan saya," protes Rassya.

"Gak bisa! Ini sudah keputusan para guru, dan tidak bisa diganggu gugat!" tegas Bu Sabrina.

"Udahlah, Sya. Kita ikutin aja perintah guru-guru," nasihat Kiesha.

Raut wajah Rassya tampak masam, emosinya selalu saja memuncak ketika melihat Yesaya dan sahabat-sahabatnya. Tapi, Rassya selalu berusaha agar emosinya tidak mudah pecah. Agar keributan tidak selalu terjadi.

"LDK akan dilaksanakan besok lusa, persiapkan barang-barang yang seperlunya harus dibawa. Kalian lusa kumpul di sekolah pukul enam pagi, sekian dan terima kasih," jelas Pak Gino.

Lalu, para guru meninggalkan area lapangan sekolah. Beberapa orang murid dari jurusan akuntansi satu dan teater tiga pun sudah kembali ke kelas. Tersisalah Saskia dan ketiga sahabat perempuannya, juga Kiara dan ketiga sahabat perempuannya. Saskia dan Kiara berdiri saling berhadapan, keduanya sama-sama melayangkan tatapan tajam.

Saskia melipat kedua tangannya di depan dada. "Lo, sama sahabat-sahabat lo emang pembawa keributan," ketus Saskia.

"Kita kayak gini, karena ada alasannya!" bentak Gaby.

Jenifer menaikkan sebelah alisnya. "Apa alasannya?" tanya Jenifer penuh dengan rasa penasaran.

Hampir saja Gaby mengucapkan satu rahasia yang dimilikinya bersama sahabat-sahabatnya. Kalau tidak, mungkin rahasia itu akan terungkap saat ini juga. Kalau semuanya sudah terbongkar, nama baik dirinya juga sahabat-sahabatnya bisa semakin jelek di mata para guru.

"Tuh kan, gak bisa jawab. Udahlah gak usah banyak bohong. Emang pada dasarnya iblis ya udah," ucap Ratu dengan santainya.

Suasana diantara para cewek sudah terasa semakin panas, hawa emosi dengan mudahnya tersulut. Tapi sebisa mungkin mereka menahan emosi tersebut, agar tidak terjadi aksi saling menjambak rambut.

"Dahlah, lama-lama gue males di sini. Yuk ke kelas," ajak Alika dan dibalas anggukan kepala oleh ketiga sahabatnya.

Hai gaes, apa kabar?

Cerita ini aku buat bukan untuk menjelek-jelekkan atau membandingkan antara dua jurusan ya

Ambil sisi positifnya dari cerita ini 💝

Jangan lupa share cerita ini ke temen-temen kalian🧡

Supaya ramai ❤

See you next part 💜

Salam literasi 💙

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status