Parkiran SMK Angkasa sudah tampak dipenuhi oleh motor, mobil ataupun sepeda milik siswa-siswi yang bersekolah di sana, ataupun milik guru-guru yang mengajar di sana. Sekolah sudah tampak ramai sejak pagi, itulah kebiasaan siswa-siswi SMK Angkasa untuk menghindari pemeriksaan yang dilaksanakan setiap pagi oleh para guru, maupun oleh anggota OSIS.
Kebanyakan, siswi yang berangkat lebih pagi. Karena pemeriksaan yang sering dilakukan adalah pemeriksaan kuku, rok, dan alat make up. Tapi, Kiesha dan sahabat-sahabatnya tidak termasuk ke dalam tipe murid seperti itu. Yesaya dan sahabat-sahabatnya pun sama, mereka berusaha untuk bersikap baik. Agar nama geng mereka dapat terkenal karena sikap baiknya.
Saat ini, Yesaya dan sahabat-sahabatnya tengah berkumpul di kantin sekolah. Jam masih menunjukkan pukul setengah tujuh pagi, jadi masih banyak waktu untuk mengobrol dan berbincang-bincang ringan di kantin. Kantin SMK Angkasa bisa dibilang kecil, hanya sedikit siswa-siswi yang sarapan di kantin.
"Gue kesel banget, semalam gue malu. Followers gue jadi turun gara-gara kalah balapan," geram Yesaya.
Angga terkekeh pelan melihat kekesalan Yesaya. "Udahlah, Yes. Cuma followers doang, nanti juga bisa naik lagi setelah film pendek kita tayang," nasihat Angga.
Kekesalan Yesaya benar-benar sulit untuk ditahan. Meski jumlah followers Yesaya bisa dikatakan belum terlalu banyak, tapi menurutnya angka lima ribu sudah cukup banyak. Dan karena insiden semalam, followersnya turun drastis menjadi empat ribu.
Semalaman Yesaya tak bisa tidur, bahkan untuk sarapan di rumah pun tak nafsu. Maka dari itu, hari ini dirinya berangkat ke sekolah lebih pagi dari biasanya. Kiesha juga sama, malas jika harus berhadapan muka dengan Papa dan Mama tirinya.
"Gue mau kasih ide aja, ya. Gimana kalau lo tantang si Kiesha, buat MMA aja nanti malam?" usul Pangeran.
Dengan cepat Axel memukul lengan Pangeran, ide yang mengerikan. "Jangan gila lo!" ucapnya tegas.
Bagi Yesaya dan ketiga sahabat lelakinya, MMA adalah hal yang biasa bagi mereka. Sebab sejak kelas sembilan SMP, mereka sudah bergabung dalam kelompok tinju Indonesia. Tapi, berbeda dengan Kiesha dan ketiga sahabatnya. Mereka lebih ahli dalam bidang menyanyi, dan bermain basket.
Jadi, wajar saja Axel tak setuju dengan ide Pangeran. Tidak terbayang jika Kiesha akan pingsan di atas ring dan babak belur, sehingga tak bisa bangkit kembali dan harus masuk ke rumah sakit. Bisa-bisa nama geng mereka di sekolah akan jelek di mata murid, juga para guru.
"Pange, plis deh ya. Awas aja kalo project kita selanjutnya batal. Cuma gara-gara MMA itu jadi," ancam Kiara.
Pangeran menghembuskan napasnya berat. "Gue kan cuma kasih ide, gak salah dong," elak Pangeran.
"Jangan salahin Pangeran, ide dia cemerlang, gue setuju. So, gue pilih lo Angga untuk MMA nanti malam," putus Yesaya.
Pikiran Yesaya sepertinya sudah benar-benar buntu, akibat gila akan pengikut instagramnya. Tanpa berpikir panjang dan bagaimana yang akan terjadi ke depannya. Akan tetapi, idenya itu sangat bertolak belakang dengan keempat sahabat perempuannya.
Bukannya tak mau mendukung Yesaya, tapi diusia mereka yang masih bisa dibilang anak remaja itu tidak pantas untuk melakukan MMA. Apa lagi MMA yang dilakukan itu adalah MMA liar, tidak ada orang tua dan tim medis yang memantau.
Angga menganggukkan kepalanya. "Oke, gue mau. Asalkan Rey yang jadi lawan gue nanti," tawar Angga.
"Gampang," jawab Yesaya dengan santainya.
"Ya udah, kalo gitu ayo kita ke kelas mereka." Kemudian, Yesaya lebih dulu berjalan meninggalkan kantin.Sepanjang lorong kelas, Yesaya menyusurinya dengan langkah lebar. Diikuti oleh ketiga sahabat lelakinya. Sementara keempat sahabat perempuannya dengan susah payah mengejar mereka berempat. Takut jika keributan akan kembali terjadi.
Pekikan dari para siswa-siswi melihat geng Yesaya dan sahabat-sahabatnya terdengar di lorong kelas sebelas jurusan akuntansi. Mereka histeris melihat ketampanan Yesaya dan ketiga sahabatnya. Beberapa siswa laki-laki juga ada yang menggoda kecantikan Kiara dan ketiga sahabat perempuannya.
Sesampainya di kelas sebelas akuntansi satu, Yesaya segera memasukki kelas itu. Dan langsung menghampiri tempat duduk Rey, di tempat duduknya Rey sedang berkumpul bersama sahabat-sahabatnya. Mereka kaget melihat kedatangan Yesaya dan sahabat-sahabatnya yang tiba-tiba datang ke kelas.
"Rey." Pangeran menepuk pundak Rey.
Rey menatap Pangeran dengan tatapan kebingungan, sementara sahabat-sahabatnya sudah siap melerai jika terjadi keributan.
"Apa? Lo mau ngajak ribut lagi?" tanya Rey dengan intonasi bicaranya yang meninggi.
Angga terkekeh saat melihat Rey yang langsung tersulut emosi. "Tenang dong, bro. Tujuan kita ke sini mau ajak lo tanding MMA sama gue, gimana?" tantang Angga.
Tantangan tersebut, benar-benar di luar dugaan Rey juga sahabat-sahabatnya. Sebelumnya, Rey tak pernah mendapat tantangan mengerikan seperti ini. Rey berpikir keras, entah harus menjawab apa. Jika menolak, maka dirinya bisa dicap sebagai lelaki banci. Tapi jika menerima tantangan itu, bisa-bisa Rey pingsan di atas ring.
"Wah, gak bisa gitu dong. Gue gak setuju!" tegas Callista.
"Bener tuh, nanti muka ganteng Rey jadi babak belur. Gue juga gak setuju," sambung Jenifer.
Siapa yang tidak cemas, jika mendengar sahabatnya mendapat tantangan yang begitu berbahaya. Untuk di usia mereka yang masih bisa dibilang anak baru memasukki usia remaja, MMA adalah hal yang berbahaya. Bisa-bisa kejadian tersebut diketahui guru-guru dan nama baik mereka bisa jelek.
Beberapa menit Rey memejamkan kedua matanya, memikirkan keputusan terbaik yang bisa dirinya ambil. Setelah kira-kira lima menit berpikir keras, akhirnya sebuah keputusan terbaik Rey dapatkan.
"Oke, gue mau terima tantangan itu. Kasih tahu lokasinya sama gue, nanti malam gue datang," putus Rey.
Sahabat-sahabat Rey saat mendengar kabar itu kaget bukan main, sepertinya memang Rey ingin sekali namanya dikenal banyak orang. Tanpa berpikir panjang bagaimana nasibnya nanti, saat dipukuli secara brutal oleh Angga, lawan mainnya sendiri.
Clay menatap Rey tak terima. "Lo gila? Gak mikir, lo emang kuat?" tanyanya dengan intonasi bicara yang sedikit meninggi.
Tanpa rasa bersalah, Axel tertawa seolah-olah merendahkan Rey. "Aduh, kalo Rey emang gak sanggup. Mending batalin aja sih tawaran Angga," ucapnya diakhiri dengan kekehan pelannya.
Jujur saja, Rey menerima tawaran tersebut dengan terpaksa. Sebenarnya takut jika dirinya tak bisa menyelesaikan ronde demi ronde dengan kuat. Akan tetapi, dalam hatinya Rey terus berharap agar bisa kuat ketika melawan Angga nanti.
"Jangan remehin sahabat gue, lo ya. Lihat aja, nanti malam pasti Rey yang menang. Sekarang, siapin tuh jaminan apa yang bisa kalian kasih buat Rey nanti," ucap Rassya dengan penuh penekanan di setiap kata-katanya.
Yesaya menyunggingkan senyuman liciknya. "Oke, kalo gitu kita tunggu nanti malam. Jangan telat." Lalu, Yesaya dan sahabat-sahabatnya meninggalkan kelas sebelas akuntansi satu.
Hai gaes, apa kabar?
Cerita ini aku buat bukan untuk menjelek-jelekkan atau membandingkan antara dua jurusan ya
Ambil sisi positifnya dari cerita ini 💝
Jangan lupa share cerita ini ke temen-temen kalian🧡
Supaya ramai ❤
See you next part 💜
Salam literasi 💙
Jam istirahat pertama akhirnya telah tiba, bel telah dibunyikan dengan nyaring oleh salah satu guru SMK Angkasa. Para murid menyambut dengan antusias saat mendengar bel tersebut. Di kelas sebelas akuntansi tiga, Kiesha dan sahabat-sahabatnya membentuk sebuah lingkaran besar, dan memakan bekal mereka bersama.Kepala sekolah SMK Angkasa, mewajibkan para muridnya untuk membawa bekal dari rumah. Karena di sekolah ini tidak difasilitasi kantin yang besar, dan banyak pilihan jajanan untuk para muridnya. Selain itu, SMK Angkasa juga menerapkan sistem mengurangi penggunaan sampah plastik.Sehingga para murid dan para guru diwajibkan untuk membawa bekal sendiri dari rumah, tempat makan dan botol minum masing-masing. Lingkungan sekolah SMK Angkasa tampak selalu bersih, bebas dari sampah, dan banyak pepohonan hijau yang tertanam di pinggir-pinggirnya.Kembali lagi kepada Kiesha dan sahabat-sahabatnya, mereka saat ini sedang menghabis
Bu Nani, selaku guru mata pelajaran akuntansi keuangan kelas sebelas akuntansi tiga mengadakan ulangan harian mendadak hari Selasa ini. Murid-murid yang mendengar kabar itu sangat shock, bagaimana tidak? Mereka sama sekali belum ada modal untuk mengisi soal ulangan yang akan diberikan nanti. Hanya pasrahlah yang bisa mereka lakukan.Ulangan dibagi menjadi dua sesi, yaitu siswa yang duduknya di meja pertama dan kedua dari pintu terlebih dahulu yang melakukan ulangan. Sementara siswa yang duduk di bangku ketiga dan keempat dipersilahkan agar keluar dari kelas dan diberi kesempatan untuk belajar terlebih dahulu.Kiesha, Saskia dan sahabat-sahabat mereka mendapat sesi kedua. Senang rasanya, setidaknya masih ada kesempatan agar mereka bisa mendapat nilai yang baik. Lumayan, sebagai pembantu penambah nilai untuk rapot kenaikan kelas nanti.Meskipun Kiesha, Saskia dan sahabat-sahabatnya dikenal oleh guru karena sering keluar masu
Tepat pukul sepuluh malam, Saskia terbangun dari tidurnya karena mendapat telepon dari Jenifer, yang mengatakan bahwa pertandingan MMA antara Rey dan Angga sudah berlangsung. Namun hal yang membuat Saskia panik yaitu karena Jenifer mengatakan bahwa kondisi Rey sudah tidak bisa dikatakan baik lagi.Wajah Rey sangat babak belur, matanya bengkak dan hidungnya mulai mengeluarkan darah, akibat pukulan keras yang terus Angga berikan. Sepertinya Rey tak akan bisa melakukan pertandingan tersebut sampai di ronde dua belas. Sebab kondisinya sangat tak memungkinan agar Rey dapat menyelesaikan pertandingan itu.Doa-doa terus mengalir untuk Rey dari sahabat-sahabatnya. Tapi tetap saja, percuma. Karena jika seseorang yang tak pandai dalam pertandingan MMA, maka bisa habis dipukuli oleh lawannya.Saskia menuruni anak tangga satu persatu dengan cepat, khawatir jika Rey tak akan bisa bangun lagi. Akan tetapi, saat baru saja dirinya sampai
Mobil ambulans berhenti tepat di depan rumah sakit Citra Medika dengan keadaan selamat. Dua orang suster lelaki dan dua orang suster perempuan mendorong brankar yang di atasnya terdapat tubuh lemah Rey dengan cepat. Brankar itu dimasukkan ke dalam ruang IGD. Tidak ada satupun sahabat Rey yang diijinkan masuk ke dalam ruangan itu, hanya Dokter dan Suster saja yang boleh masuk.Saskia dan ketiga sahabat laki-lakinya duduk di kursi yang tersedia tepat di depan ruang IGD. Mereka semua terus merapalkan doa untuk keselamatan Rey. Air mata Saskia mengalir semakin deras saat pikiran negative kembali menyerang kepalanya. Kiesha yang melihat Saskia menangis, rasanya tak tega.Ingin sekali Kiesha menenangkan Saskia dan membawanya ke dalam dekapan hangatnya. Tapi, Kiesha sekarang sudah tahu bahwa Saskia tidak menyukainya. Dari sikap peduli Saskia kepada Rey, sudah dapat membuktikan bahwa Saskia suka kepada Rey. Walaupun Kiesha belum mendengarnya secar
Hari Rabu ini, SMK Angkasa diliburkan sebab para guru sedang mengadakan rapat untuk kegiatan LDK nanti. Hal tersebut disambut keantusiasan oleh para murid SMK Angkasa, dari kelas sepuluh sampai kelas dua belas. Jarang-jarang ada libur dadakan yang diberikan oleh guru, kesempatan ini bisa mereka gunakan untuk mengistirahatkan otak dari pelajaran yang memusingkan.Sekolah tampak sepi, hanya ada beberapa siswa yang datang ke sekolah, itupun karena membayar iuran bulanan sekolah. Pos satpam tampak sepi, tidak ada yang menunggu. Biasanya ada Pak Mario yang berjaga di sana, tapi mungkin karena hari ini diliburkan. Jadi, Pak Mario dijadwalkan berjaga di pos satpam siang hari.Suasana sekolah yang sepi, dimanfaatkan oleh Yesaya dan sahabat-sahabatnya untuk menjalankan rencana mereka. Yaitu menghapus bukti rekaman CCTV kemarin, saat Pangeran dan Axel memasukkan minuman ke dalam tas Rey. Untung saja mereka ingat dengan CCTV tersebut, coba kalau tida
Waktu demi waktu berlalu, tanpa terasa kini waktunya bagi para murid kelas sebelas dari jurusan akuntansi dan teater untuk melakukan kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan. Tepat pukul sembilan pagi, enam bus asal SMK Angkasa telah tiba di tempat tujuan, yaitu di Puncak.Hawa dingin menyambut para murid, jaket tebal, sarung tangan juga topi senantiasa mereka pakai. Embun masih tampak menutupi langit pagi, sebab kemarin malam hujan baru saja mengguyur kawasan Puncak. Sehingga tak heran suasana pagi ini di Puncak tertutupi oleh kabut.Para guru mengumpulkan para murid terlebih dahulu di sebuah lapangan berumput hijau, dengan ukuran yang cukup luas. Di sana para murid membentuk beberapa barisan sesuai kelas masing-masing. Ada murid yang menyambut kegiatan LDK ini dengan senang hati, tapi ada juga yang malas.Merasa murid-murid sudah lengkap berkumpul di lapangan, Pak Gino mulai berdiri di depan para murid. Dengan sebuah mick yan
Sesudah beristirahat selama kurang lebih lima belas menit, akhirnya para siswa kembali dikumpulkan di lapangan berumput hijau. Mereka tak langsung dibariskan seperti pada saat pertama sampai di Puncak ini. Para guru memberikan kesempatan bagi para siswa, untuk duduk terlebih dahulu di lapangan.Para siswa memanfaatkan kesempatan ini dengan baik, mereka mengobrol dengan teman masing-masing. Merencakan bagaimana cara agar pada tantangan berikutnya, kelompok dari kelas akuntansi yang menang. Kegiatan LDK ini memang dilaksanakan hanya untuk melihat kekompakkan siswa saja. Tapi, sebagai bentuk kebangaan. Para guru sudah menyiapkan sebuah piala.Tentu piala tersebut nantinya akan diberikan kepada kelompok kelas yang menang. Dan untuk yang kalah, sudah dipersiapkan hukuman sederhana. Akan tetapi, walaupun pemenangnya nanti akan mendapat piala. Dalam permainan atau perlombaan kita tetap harus sportif dan bisa menerima kekalahan dengan lapang dada.
Tanpa terasa, setelah satu hari penuh menjalani empat tantangan LDK yang diberikan oleh guru-guru. Akhirnya para siswa mendapatkan waktu untuk istirahat juga. Mereka membersihkan diri, dan mulai menyiapkan makan malam dengan memasak sesuai bahan yang ada.Suasana malam hari ini cukup dingin, sehingga jaket tebal perlu para murid gunakan untuk melindungi tubuh dari dinginnya udara Puncak. Tapi, walaupun mereka kedinginan. Hawa dingin itu tak membuat semangat mereka memasak bersama teman menjadi luntur.Seulas senyuman senantiasa mengembang di wajah para murid, baik lelaki maupun perempuan. Beragam makanan mereka masak, mulai dari mie kuah sampai nasi goreng. Seperti Kiara dan ketiga sahabat perempuannya. Mereka memilih untuk memasak makanan yang sederhana, yaitu mie kuah dengan toping sosis juga baso di atasnya.Dengan lahap mereka memakan makanan tersebut. Bintang dan bulan menemani keindahan malam ini. Tak hanya benda langit itu saja, sebelas