Share

Bab 321 amanat Papa

"Hus, kalau Mama denger gimana? Kamu malah tambah dikucilkan nanti."

Aku menutup mulut menyadari bibir yang salah ucap. "Maaf."

"Teruskan makannya sebelum kita dipanggil Papa."

Aku mengangguk patuh. Semua makanan yang ada di piring sudah habis tidak tersisa. Begitu pun dengan suamiku. Kami menyudahi makan siang, lalu kembali ke ruang tengah di mana Mama dan Papa berada.

Dari dapur, aku membawa buah mangga yang sudah dikupas. Saffa dan Syakir langsung berebut ingin menikmati buah segar tersebut.

"Pelan-pelan makannya, Syakir ...," tutur Alina pada putranya.

Aku hanya tersenyum melihat mereka yang tak mau jauh dariku. Selalu seperti ini. Jika aku datang berkunjung pun, Syakir selalu ingin denganku.

Aku tidak keberatan. Justru merasa senang karena bisa belajar bagaimana mengurus anak.

"Mah, Pah, ada apa sebenarnya kita dipanggil ke sini?" tanya Aldi membuka percakapan.

Aku yang sedang menyuapi Syakir, seketika langsung melihat kepada dua orang yang paling tua di antara kami.

"Ekhe
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status