Share

Bab 320 mungkinkah warisan?

"Ammar?" ucapku saat tahu siapa yang memanggil suamiku.

Dia calon suami Naima. Baru saja otakku memikirkan pria itu, sekarang dia ada di depanku.

Ammar mengulurkan tangan pada Aldi, lalu beralih padaku. Penampilannya berubah seratus delapan puluh derajat dari yang pertama kali aku lihat di Kafe Asmara dulu. Kini dia sangat rapi dengan setelah kerja serta dasi yang mengikat lehernya.

"Bang Aldi apa kabar?" tanya Ammar berbasa-basi.

"Baik. Kamu sendiri? Oh, iya kamu sedang apa di sini?"

"Saya baik, Bang. Saya di sini sedang ... mencari sesuatu untuk seserahan nanti. Emh ... boleh saya minta nomor hape Abang?"

"Untuk?" tanya suamiku.

"Untuk bertanya soal pernikahan. Abang, kan berpengalaman dalam berumah tangga, sedangkan saya pastinya masih belajar. Untuk sharing saja, sih Bang."

Aldi manggut-manggut. Dia pun tidak keberatan memberikan nomor ponselnya kepada Ammar.

Memang tidak ada salahnya juga saling berhubungan. Lagipula, Aldi dan Naima sepupuan, dan supaya kami pun bisa lebi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status