Share

Bab 322 nomor tanpa nama

"Mama setuju Aruna mengelola salah satu pabrik Papa," celetuk Mama.

Wanita yang masih terlihat segar di usia matangnya itu berjalan ke arah kami, lalu berdiri tepat di belakang sofa yang diduduki Papa.

Kedua tangannya bertumpu pada sofa, dengan pandangan lurus menatap aku dan Aldi.

"Mama ingin memberikan kesempatan kepada Aruna untuk membuktikan jika dia memang berubah. Tapi, jika nanti dia mengulang kesalahan, atau membuat pabrik menurun, Mama tidak akan memaafkan kamu lagi. Kamu mengerti?" ujar Mama lagi seraya menatapku tajam.

Aku tidak langsung menjawab. Mata ini melirik Aldi yang sedari tadi tidak melepaskan genggaman tangannya.

"Mendingan duduk dulu, kita bicarakan ini dengan bahasa yang baik, juga pikiran yang tenang." Papa memberikan instruksi.

Aku, Aldi dan Mama pun duduk di tempat semula.

Papa mulai mencecar istrinya dengan pertanyaan tentang keyakinan dia untuk mempercayakan aku dalam mengelola pabrik cabang miliknya.

Beberapa kali Papa bertanya, jawabannya tetap sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status