Share

Bab 128

Papa Gun mencoba menenangkan Dokter Kamila, mertuaku itu berbicara lembut layaknya seorang ayah pada putrinya.

Papa Gun juga memberikan isyarat pada Adi untuk membawaku keluar dari ruangan ini agar Dokter Kamila bisa lebih tenang.

"Jangan diambil hati ucapan Dokter Kamila, Sayang ... dia sedang syok dengan kematian ayahnya."

"Benarkah ini salahku, Mas?" ucapku tak menghiraukan perkataan Adi.

Aku berhenti melangkah. Berdiri dengan tatapan kosong, lalu menghampiri kursi panjang yang ada di luar kamar Dokter Burhan. Aku menutup wajah dengan kedua tangan mencerna ucapan Dokter Kamila tadi.

Ini salahku?

"Tidak, Al. Ini bukan salahmu. Seperti yang kamu katakan, ini takdir. Kepergian Dokter Burhan karena memang sudah waktunya, bukan karena kamu."

"Tapi, jika tadi kamu menjawab bersedia, mungkin ceritanya tidak akan seperti ini, Mas."

"Belum tentu."

"Aku egois, Mas. Aku tidak bisa berpikir dewasa. Aku terlalu takut kehilangan kamu, aku terlalu takut untuk berbagi. Padahal, bisa saja perm
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Eny Yantri
Makin kesini jalan cerita mulai lamban ya
goodnovel comment avatar
Ni nyoman Sukarti
pengorbanan seorang ayah/ibu demi obsesi anak tercintanya sampai nafas akhirnya pun akan diberikan...... cinta buta......
goodnovel comment avatar
Arken
agak gmna gitu sma alina kn dia gk salah knpa jdi tertekan...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status