Share

Bab 103

Aku melirik ibu dari anak yang namanya Saffa sebut seperti pengharum ruangan. Ada raut tidak suka dari wanita seumuranku itu. Dia juga langsung menarik tangan putrinya untuk menjauh dari Saffa.

"Maaf, ya Bu? Saffa memang ceplas-ceplos," tuturku dengan merendahkan diri.

Bukannya menjawab maafku, wanita itu langsung pergi seraya membawa putrinya. Aku semakin tidak enak hati dengan sikapnya, tapi tidak bisa menyalahkan putriku.

Dia masih kecil, apa yang dia lontarkan, itu yang dia tahu dan pikiran. Tidak mungkin juga aku harus memarahi Saffa di depan orang seperti ini.

"Duh, saya jadi tidak enak. Mbak Diana, sampaikan permohonan maaf saya pada ibunya Stella, ya?" ujarku meminta tolong.

"Sudah, tidak usah dipikirkan, dia memang seperti itu orangnya. Suka ikut-ikutan. Anak yang berantem, dia yang lawanin. Dah, gak papa, santai saja," ujar Rahma ibunya Syakila.

Diana pun membenarkan apa yang dikatakan Rahma. Namun, rasa tak enak hati masih menyelimuti. Rasanya sangat tidak nyaman karen
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kamariah Ahmad
Saffa Saffa Saffa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status