Share

Melawan Suamiku dan Selingkuhannya
Melawan Suamiku dan Selingkuhannya
Author: Dek ita

Selingkuh?!

Author: Dek ita
last update Huling Na-update: 2024-05-15 14:49:29

“Haha, kamu pintar sekali, mengirimnya untuk urusan bisnis selama seminggu, sampai kita berdua bisa berduaan begini.”

Kaki Siella yang melangkah hendak ke kamar setelah perjalanan jauh langsung berhenti seketika. Telinganya mendengar dengan jelas, bahwa barusan ia mendengar seorang wanita berbicara dari dalam kamarnya.

Meski tubuhnya terguncang setelah mendengarnya, perlahan Siella melangkah dan hendak melihat, siapa orang yang ada di dalam sana. Ia ingin tahu, meski ia juga tahu bahwa pasti sakitnya akan berkali-kali lipat.

Pintu yang kelihatan terbuka tersebut memberikannya celah mengintip. Kamarnya yang luas dan lampu yang menyala membuat Siella bisa melihat jelas, bahwa Vano sedang bersama wanita lain di dalam kamar mereka berdua.

Ia melangkah mundur, napasnya terasa sesak dan bahkan Siella nyaris merasa tidak bisa mengendalikan dirinya. Seluruh akal sehatnya seperti berhenti memikirkan apa yang sedang terjadi.

Air matanya langsung berlinang, tidak percaya atas apa yang sudah ia lihat dengan kedua matanya tersebut. PRYANGGG. Tak sengaja Siella menyenggol vas bunga yang ada di sebelahnya tersebut.

“Siapa di sana?” Suara Vano terdengar jelas setelah tawa mereka menghilang.

Dengan panik, Siella berlari dan langsung menuju pintu keluar tanpa mengeluarkan suara sama sekali. Ia benar-benar tidak mampu berkata. Ia sampai di luar rumahnya. Kakinya masih lemas, mengetahui bahwa sang suami berselingkuh.

“AKHHHHHH,” Siella berteriak setelah ia sadar bahwa rumahnya sudah jauh di belakang sana.

Tangisannya pecah dan bahkan ia mengumpat sebanyak yang ia bisa, sampai-sampai orang di sekitar sana melihatnya dengan tatapan keheranan dan terkejut.

“Dasar Vano brengsek! Aku sudah melakukan semua yang dia minta! Aku bahkan menerima upah lebih rendah dari pekerja lain! Dan ini balasannya?! SIALANNNN!!!!!” Teriak Siella dengan penuh emosi.

Ia yang sedang berjongkok tersebut dan sedang terisak menangis tersebut, mengambil ponselnya. Dengan tangan yang masih gemetar ia menelepon satu-satunya orang yang bisa mendatanginya saat ini.

(“Halo? Ada apa La?”)           

Tak bisa membendung air matanya lagi, Siella menangis makin terisak, “Hua….., Hani……,” Tangisannya tiada hentinya sama sekali.

(“La? Ada apa? Kenapa kamu menangis? Kamu dimana sekarang?”) Sang sahabat terdengar panik setelah mendengar tangisan dari Siella.

Siella menyebutkan dimana posisinya. Dan langsung saja Hani mendatangi Siella yang menangis tidak karuan. Selama di mobil Hani, Siella lebih banyak menangis dan tidak menceritakan apa yang barusan dialami. Bahkan Hani tidak berani bertanya dulu.

Sampai di kediaman Hani, Siella diajak duduk di kamar tamu supaya dirinya bisa lebih tenang dan bisa memberitahukan apa yang sebenarnya terjadi.

“Ada apa, La? Bukannya kamu bilang baru pulang lusa? Kok sekarang sudah datang?” Hani menanyakan.

Bak bom yang sudah daritadi berusaha menahan diri, Siella mengungkapkan apa yang ia rasa secara mainstream sampai-sampai membuat Hani yang biasanya melihat Siella tenang, jadi panik seketika.

“Aku pulang dan melihat Vano sedang tidur dengan wanita lain! DIA MEMAKAI KAMAR KAMI! APA KAMU PIKIR DIA PUNYA AKAL SEHAT?! BAHKAN AKU YAKIN DIA TIDAK PUNYA HATI SAMA SEKALI!”

Jelas Hani terkejut mendengarnya. Isakan tangis yang makin keras, bahkan Siella sampai berteriak karena sudah tidak bisa menahan emosinya.

“AKU BAHKAN MENERIMA BAYARAN LEBIH KECIL KARENA AKU BEKERJA DI BAWAHNYA! AKU YANG MEMBUAT PERUSAHAANNYA MAJU DENGAN MENGENALKAN INVESTOR TERNAMA SUPAYA DIA PUNYA DANA! TAPI APA YANG AKU DAPAT. ARGHHHHHH.”

Siella mengamuk. Ia bahkan melempar gelas air yang ada di atas meja sampai pecah di dalam rumah Hani. Ia meraung mengutarakan perasaannya. Tidak terima atas apa yang sudah dilakukan suami bejatnya tersebut kepadanya.

Ia memegang rambutnya yang sudah acak-acakan, pikirannya benar-benar seperti sedang dalam mode darurat yang Siella sendiri tak bisa atur.

“Apa salahku? Apa kurangku? Aku tidak pernah melakukan hal buruk! Aku selalu menurut saat dia perintah. Tapi kenapa dia berselingkuh!”

Berkali-kali Siella memukul kepalanya, bahkan ia menjambak rambutnya sampai banyak helai yang patah. Hani yang tidak bisa melihat sahabatnya dalam kondisi tersebut, berusaha menenangkan dengan segera mendekat ke arahnya.

“Sudah, tenang Siella.”

Hani berusaha meraih tangan Siella supaya tidak menjambak rambutnya lagi, dan berhenti untuk memukuli kepalanya sendiri. Meski sempat melawan, Siella merasa lemas. Ia hanya bisa menangis terisak dengan dadanya yang sesak.

“Huaaaaa, huaaa…. Hiks…..,” Tangisannya makin menjadi setelah Hani memeluk dan berusaha menenangkannya.

Bayangan akan dimana dia melihat sang suami berselingkuh tersebut membuatnya tidak mampu berkata-kata. Semuanya benar-benar menjadi gila. Bahkan Siella jadi gila juga.

Butuh waktu lama untuk dirinya bisa menenangkan diri. Sampai wajahnya yang sudah acak adul tersebut benar-benar kelihatan menyeramkan. Siellan lebih banyak melamun. Apa yang harus dirinya lakukan? Apa dia masih bisa bertemu dengan Vano setelah semua ini?

Diliriknya sang sahabat yang sedang memijati tangannya tersebut. Dia pun merasa sedih juga, air mata Hani juga sempat mengalir meski dengan segera diusap oleh dirinya tersebut.

“Kamu jangan ikut menangis, kan aku yang diselingkuhi,” Suara lemah Siella mencoba membuat Hani sadar.

“Ah,” Hani spontan melihat Siella yang kelihatan berantakan tersebut, “bagaimana aku bisa tidak ikut menangis? Pria brengsek itu seharusnya memperlakukanmu dengan baik! Kalau bukan karena kamu, dia hanya pengusaha yang punya bisnis di lantai bawah tanah saja! Dasar pria brengsek!” umpatnya.

Entah kenapa, melihat Hani yang ikut marah tersebut, membuat Siella tertawa. Perasaannya terasa sedikit lega dan seperti baru saja melepaskan bebannya. Tapi hanya sesaat saja. Ia terus mengingat fakta bahwa suaminya tersebut sekarang ini berselingkuh.

Hani kemudian memperbaiki posisi duduk, dan melihat dengan tegas ke arah Siella dengan tatapan yang begitu serius dan tidak bisa terima akan apa yang menimpa Siella.

“Sekarang apa yang akan kamu lakukan setelah tahu Vano begini?” pertanyaan yang dilontarkan dengan sangat tegas sekali.

Cukup lama Siella diam berpikir akan jawaban yang bisa ia berikan kepada sahabatnya tersebut. Ia sendiri tidak tahu harus berkata apa lagi setelah apa yang dirinya alami saat ini.

“Mungkin…., aku akan bercerai,” ungkapnya.

“Jangan!” Hani melarangnya.

Dengan tatapan yang bingung dan jelas kaget, Siella melihat Hani yang tampak begitu bertekad menyahuti jawaban Siella barusan.

“Kenapa? Kamu senang melihatku terpuruk?” Siella sambil menunjuk dirinya sendiri, bertanya.

“Kamu jangan biarkan mereka bisa hidup bebas setelah menyakitimu begini. Mata harus dibalas dengan mata!” Hani benar-benar berkobar.

“Maksudnya?” Siella tidak mengerti.

Hani mendekat, kemudian dengan tatapan yang serius mengajak Siella berbicara ke arah obrolan yang lebih serius daripada sekarang ini.

“Dia sudah menghancurkan kepercayaanmu. Sekarang, kamu harus hancurkan apa yang juga berharga bagi Vano. Jangan biarkan dia hidup enak setelah kamu membantunya! Buat dia sengasara, dan menyesal selamanya!”

Saran dari Hani benar-benar masuk akal. Siella sudah dibuat jatuh, lalu kenapa dia harus jatuh sendirian? Dia bisa saja jatuh berdua. Atau lebih tepatnya, hancur bersama.

“Bagaimana caranya?”

Siella setelah mendengar ide brilian tersebut juga merasa terdorong untuk melakukan saran dari Hani. Dia benar-benar berbinar karena merasa antusias. Kobaran api dendamnya makin melebar ke dalam perasaannya.

“Ikut aku besok. Aku akan membuatmu menang melawan mereka!”

Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
krn kamu dimata suami g lebih berharga dari kacung. kenapa? krn cintamu lebih besar daripada cintanya
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Orang yang Aku Benci

    Siella mengiyakan saja ajakan sang sahabat. Ia sudah kalang kabut memikirkan bahwa suaminya tersebut berselingkuh di rumahnya sendiri. Wajahnya lebih banyak melamun, dan juga pandangannya selalu saja kosong.Esok harinya, mereka mendatangi sebuah rumah yang cukup besar sekali. Siella hanya memandangi ke sana dan kemari melihatnya. Entah apa yang ada di dalam pikirannya yang kacau tersebut.Tok… Tok… Tok…Hani mengetuk pintu besar tersebut. Dan tak lama kemudian, melihat seseorang yang keluar dari balik pintu sana. Seorang pria yang membukanya membuat wajah dari Siella seketika berubah seketika.Dengan ekspresi terkejut, Siellan menunjuk ke arah si pria dengan suara yang cukup besar nadanya. “Kamu?!”Pria tersebut memandangi Siella dengan tatapan yang jengkel dan juga nampak sedikit kesal. Ia tidak menghiraukan ucapan dari Siella, dan kemudian menatap ke arah Hani yang ada di depannya.“Ada apa sampai kamu datang kemari?” tanya si pria.“Aku mau minta tolong, boleh?” tanya Hani, member

    Huling Na-update : 2024-05-15
  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Big Plans

    Melihat bagaimana Siella benar-benar berlutut di depan Devan, dengan kedua tangan yang ada di atas pahanya dan dengan kepala yang menunduk juga, membuat suasana jadi sangat mencengkam.Hani yang melihat sahabatnya sampai sujud tersebut mencoba untuk memintanya bangun, dan tidak sampai seperti ini. namun Devan dengan segera menghentikan Hani supaya tidak melakukan itu. Dia akan menguji.“Beri aku alasan logis dan juga keuntungan apa yang bisa kamu berikan padaku kalau aku membantumu. Selain karena kamu ingin membalas suamimu,” tanya Devan.Siella mendongakkan kepala melihat ke arah Devan yang menatapi wajahnya dengan sangat serius juga. Siella sampai menggigit bibir karena ingin menunjukkan kesungguhannya.“Aku akan menuruti apa pun permintaanmu! Selama kamu bisa membantuku membuat suamiku serta selingkuhannya terpuruk! Aku ingin menunjukkan bahwa aku adalah orang dengan nilai tinggi yang tidak pantas mendapatkan perlakuan ini! Akan aku tunjukkan bahwa aku bisa berdiri dengan kakiku se

    Huling Na-update : 2024-05-15
  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Mempertemukan Mereka

    Siella tersenyum dengan lebar memandangi wanita tersebut, ini jelas sekali adalah bagian dari rencananya yang berjalan sangat mulus sekali.“Iya. Silakan duduk,” Siella mempersilakan sambil menunjuk kursi depannya.Wajah Rifia yang kelihatan kikuk tersebut jelas tahu siapa Siella ini. dan Siella berusaha berpura-pura bahwa ini adalah kali pertama mereka bertemu satu sama lain.Rifia duduk di depannya, dan jelas sekali dia merasa canggung saat berhadapan dengan Siella.“Kamu sudah tahu, kan? Kalau aku mencari pengganti untuk posisi sekretaris di perusahaan tempatku bekerja? Dan kamu orang yang mengajukan diri, kan?” tanya Siella.Rifia menganggukkan kepalanya, kelihatan berusaha sangat sopan. Padahal sifatnya jelas sekali seperti orang licik yang berusaha mengubur bangkainya.“Sebelumnya kamu pernah punya pengalaman menjadi sekretaris pribadi? Atau mungkin ini pertama kali? Karena perusahaan yang akan kamu pegang cukup besar,” Siella sedikit memancing.“O- oh, belum. Kebetulan ini pert

    Huling Na-update : 2024-05-15
  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   'Milikmu Selamanya

    Vano yang mendengar Rifia marah tersebut, berusaha untuk membujuk sang pacar yang marah karena melihat dirinya dicium sang istri sendiri tadinya.“Tidak sayang. Aku juga terkejut, kenapa dia bisa seperti itu? Dia tidak pernah seperti itu sebelumnya!” tegas dari Vano.Mendelik tajam Rifia melihat wajah sang pria yang merupakan kekasihnya tersebut, tengah memohon kepadanya supaya tidak salah paham atas apa yang baru saja terjadi tersebut.Api cemburu melahap akal sehatnya, dan itu membuatnya jadi benar-benar marah tidak terima dengan apa yang terjadi di depan mereka kala tersebut.“Sayang…,” Vano membujuk dengan memegang tangan Rifia dengan halus, “percaya padaku, aku hanya mencintaimu sepanjang hidupku,” sambung Vano.Hanya dengan ucapan manis bak buaya yang sedang mencari mangsa tersebut, Rifia benar-benar luluh dengan apa yang dikatakan oleh Vano barusan. Dia sampai tersipu malu karena merasa bahwa pria di depannya jauh lebih memilihnya.“Pokoknya aku tidak mau dia menyentuhmu lagi! K

    Huling Na-update : 2024-05-28
  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Meratapi Diri

    Siella yang sudah dibuang di tepi jalan tersebut hanya bisa merenung selama beberapa saat. Ia sama sekali tidak tahu harus berkata apa, dan harus melakukan apa lagi.Sadar akan tindakannya yang setengah-setengah, jelas membuat Siella merasa malu kepada Devan yang mau membantunya.Padahal mereka tidak sepaham dan sejalan, tetapi karena Devan punya dendam tersendiri dengan Vano, membuatnya mau membantu Siella yang merupakan orang yang tidak ia senangi.Tapi mau bagaimana lagi? Melawan perasaan adalah perlawanan paling berat dan sulit untuk Siella lakukan. Move on itu perlu proses yang tidak singkat, dan tidak bisa terjadi hanya dalam waktu semalam.‘Sekarang aku harus apa?’ batinnya yang bertanya-tanya.Ia melangkah perlahan ke depan dengan kepala menunduk. Segala isi pikirannya yang buruk dan juga kosong benar-benar membuat Siella tidak bisa berpikir jernih.TINNNNNNN. Bunyi klakson mobil dari arah kanan yang mendatanginya dengan kecepatan yang tidak bisa dikendalikan.Siella yang menol

    Huling Na-update : 2024-05-29
  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Keputusan Siella

    Mendengar ucapan dari Devan, membuat Siella sama sekali tidak bisa menjawab apa yang brausan dikatakan kepada dirinya tersebut.Meski ucapan dari Devan benar, dan jelas saja mencoba untuk membuat Siella sadar dan tidak tutup mata lebih jauh mengenai apa kenyataan yang ada. Namun, hati Siella seolah menolak untuk menerimanya.Tatapan Siella yang bergetar penuh keraguan itu disadari oleh Devan yang daritadi berada di depannya. Dia sebagai pria hanya bisa terheran dengan logika wanita yang tidak jalan kalau sudah urusan perasaan.Segera Devan menarik tangan Siella, supaya masuk ke dalam mobil. Siella sama sekali tidak melawan. Dia mengikuti kemana perginya Devan. Ia banyak terdiam tanpa melawan sama sekali meski Devan sudah sampai sedemikian rupa.Tatapan mata yang melihat ke jalanan tersebut membuat Siella sadar, bahwa Devan mengarahkan mobil yang mereka naiki ke salah satu hotel dekat sana.Dengan mata yang terbelalak, dirinya menoleh ke arah Devan dengan raut wajah yang terkejut sekali

    Huling Na-update : 2024-05-30
  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Belajar Bermuka Dua

    Tekad Siella kali ini berusaha untuk lebih bulat daripada sebelumnya. Karena selama ini dia benar-benar berada di titik yang tidak menyenangkan sedikit pun.Napasnya yang menggebu terasa panas menguasai seluruh isi pikirannya dan juga menghantam hati kecilnya untuk berhenti berharap kepada Vano. Sudah jelas-jelas dirinya ini diselingkuhi! Bisa-bisanya ia masih berusaha untuk berpikiran positif.“Apa yang harus aku lakukan supaya mereka benar-benar jera?!” kesal Siella yang menatap dengan penuh amarah.“Coba saja hancurkan hubungan mereka dari dalam,” jawab dari Devan.“Maksudmu? Aku ini orang yang memiliki hubungan resmi dengan Vano! Bukan wanita itu!” pekik Siella.“Aku tahu. Maksudku, coba kamu buat mereka bertengkar karena ulahmu. Entah itu kompori atau terserahlah, kamu yang jadi pemain, kamu yang menentukan,” jawab dari Devan.Bertengkar? Jadi Devan memintanya melakukan hal seperti tadi, yang dimana emosi dari Rifia akhirnya meledak karena tidak terima atas apa yang dilakukannya k

    Huling Na-update : 2024-05-31
  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Neraka Rumah

    Segelintir senyuman ditunjukkan oleh Siella saat mendengar ucapan sahabatnya tersebut. Benar, ia tidak boleh memakai hatinya lagi untuk persoalan ini. Vano sudah melampau terlalu jauh.“Tapi, tadi katamu kamu kan mau mendekati Rifia juga, bagaimana kalau kamu juga pakai ini untuk ancaman perusahaan ayahnya?”“Ha?” Siella sedikit kaget dengan saran dari Hani yang cukup berisiko tersebut.“Iya. Perusahaan ayah Rifia itu besar sekali! Jelas citra perusahaan akan hancur kalau sampai ada skandal di keluarganya. Apalagi aku dengar desas-desusnya, kalau keluarga Rifia menjunjung tinggi kedisiplinan,” jelas Hani.Siella yang sama sekali tidak kepikiran ke sana mereasa sedikit tersentak selama beberapa saat. Dirinya tidak punya masalah dengan keluarga Rifia, jadi kenapa harus membawanya juga?“Aku rasa itu ide buruk. Aku tidak punya masalah dengan mereka, aku hanya punya masalah dengan Rifia,” jawab dari Siella.“Justru itu! Rifia bisa saja dibuang oleh keluarganya demi menjaga citranya. Kamu m

    Huling Na-update : 2024-06-01

Pinakabagong kabanata

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   We Can Do It!

    Devan yang mendengarnya merasa sangat menggebu sekali. Benar, seharusnya dia tidak membuat Siella berada di titik yang tidak seharusnya. Seharusnya dia adalah orang yang bisa diandalkan bagi Siella, dan juga menjadi orang yang bisa bersamanya setiap saat.Dengan penuh keberanian yang meski sudah terlambat ini, Devan tidak mau menyia-nyiakan kembali apa yang belum bisa ia lakukan. Apa pun hasilnya, ia akan menerima semua keputusan Siella.Devan segera mengendarai mobil dan menuju ke bandara, sesuai dengan apa yang dikatakan Bu Ina, bahwa Siella sebentar lagi akan pergi dari negara ini.Masih belum terlambat selama ia masih mau mencoba. Ia benar-benar berharap bahwa Siella belum pergi dari sana. Ia masih harus menebus hutang pertanggungjawaban kepada Siella.Di bandara, Devan benar-benar tidak tahu harus mencarinya kemana. Ia menelepon Siella berkali-kali, setelah sekian lama ia berusaha menghindari komunikasi dengannya. Ia tidak akan membuang masa lagi.‘Kumohon Siella…, angkat,’ batin

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Hamil

    Siella yang mendengarnya langsung mematung tidak bisa berkata selama beberapa saat. Hamil? Dirinya ini hamil? Ia merasakan tangannya gemetar setelah mendengar ucapan dari Dokter barusan.“Aku akan memberikanmu vitamin untuk bayi dalam kandunganmu. Harus rajin diminum untuk calon bayinya ya?” seru dari sang Dokter yang kelihatan sangat senang.Sementara Siella masih belum bisa berkata apa-apa. Dia benar-benar tidak tahu harus merespon bagaimana kabar barusan. Antara tidak percaya, atau mungkin dirinya harus percaya dengan hal barusan.Perlahan ia memegangi perutnya, dan terus berpikir bahwa ini adalah mimpi saja. Ia masih belum bisa mencernanya dengan baik. Jadi, selama ini dirinya sudah hamil? Tapi ia sama sekali tidak sadar?“Apa suamimu ada? Apa yang di depan itu-““Bu- Bukan, na- nanti aku beritahu padanya,” Siella langsung menolak.Ia tidak tahu bagaimana Devan akan meresponnya. Siella hanya pernah berhubungan dengan Devan, jadi ia yakin kalau Devan adalah anak dari dalam kandunga

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Im Done

    Siella merasa sepertinya memang masih ada yang mengganjal dari pihak Vano. Tetapi ia menolak bertemu, karena sejatinya, bagi Siella ini sudah berakhir sepenuhnya.Biarlah Vano harus berdamai dengan sendirinya dengan emosi yang juga masa lalu yang tidak ia bisa terima sama sekali. Tugas Siella sekarang ini benar-benar sudah tidak ada lagi. Ia kini sudah tidak boleh ikut campur lebih jauh.“Kamu merasa sedih?” tanya Devan kepadanya.“Entahlah. Padahal penyebab awalnya bukan aku. Tapi kenapa aku seperti dibuat mendapatkan semua karmanya?” Siella merasa tidak adil.Di dalam mobil suasana jadi sangat hening dan tidak ada yang memecah sama sekali. Sepertinya mereka berdua dalam kondisi perasaan yang sama-sama tidak nyaman sama sekali.Tetapi, entah kenapa Devan yang kala itu sedang menyetir tidak mengantarkan Siella pulang sebagai mana seharusnya. Dia malah berbelok ke Danau yang tidak jauh dari sana. Jelas sekali Siella terkejut.“H- Hei! Kita kemana?!” terkejut Siella.

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Menegaskan pada Vano

    Devan sebenarnya setengah senang hati mendengar ucapan dari Siella yang memilih mengajaknya. Tetapi, tahu bahwa dia akan diajak menemui Vano, jelas membuat Devan merasa agak sedikit jengkel.Mereka kemudian pergi setelah berpamitan dengan Rifia. Sudah usai perasaan terpendam dan juga masalah internal yang jelas membuat mereka jadi seperti ini. sekarang semua sudah baik-baik saja di antara mereka berdua.Mereka pergi ke tempat Vano dengan mengendarai mobil. Rasanya sedikit gugup memikirkan bahwa dirinya akan menemui orang itu lagi. Padahal dia sudah bertekad yang waktu ini akan menjadi yang terakhir bagi dirinya itu.“Kamu takut dia akan melakukan hal buruk?” tanya Vano kepadanya.“Ah, tidak, hanya saja, aku kepikiran apa yang mungkin dia lakukan kalau melihatku lagi,” balas Siella.Devan yang melihat ke depan dengan tatapan kosong itu selama beberapa saat sempat tidak memberikan jawaban yang pasti. Perasaan jengkelnya lebih besar ketimbang perasaan khawatirnya.Ketika mereka sudah sam

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Pengakuan Rifia

    Siella membawakan buah tangan untuk Rifia, dan juga sedikitnya susu ketika ia hendak mengunjungi Rifia. Bukan tanpa alasan. Anggap saja ini sebagai formalitas karena dirinya akan menengoki orang sakit. Jadi dia tidak mungkin datang dengan tangan kosong, kan?“Kamu sungguh tak apa mendatangi Rifia?” tanya Devan yang khawatir.Siella menganggukkan kepala, ia jelas tidak merasa masalah kalau memang begitu perlunya dirinya untuk saat ini. Ia sudah memantapkan diri untuk bertemu dengan Rifia, jadi tidak seharusnya ia membatalkannya.Ruangan Rifia benar-benar dijaga dengan sangat ketat. Mungkin karena dia sempat bersekutu dengan Vano, jadi dia juga mendapatkan label berbahaya dari pihak keamanan yang ada.Masuk ke dalam sana, Siella terus mengatur napas untuk bisa menenangkan dirinya. Ia akan menahan segala emosi yang ada, baik atau buruk pun akan dia coba bendung di dalam dirinya.Di dalam sana, ia melihar Rifia berbaring dengan perban di kepalanya. Entah apa yang dilakukan oleh Vano sampa

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Menjaga Hubungan?

    Siella menikmati bagaiman Devan mengajaknya berkeliling, dan juga sesekali melihat berbagai binatang kecil yang tersedia di dekat sana. Devan tidak pernah melepas kamera di tangannya, dan selalu siaga untuk mengambil gambar untuk Siella.“Kamu tak mau aku foto juga?” Siella menawarkan diri.Devan yang sedang mencoba membidik gambar tersebut menurunkan kamera, dan melihat ke arah Siella. Dia tampak lebih bahagia daripada sebelum-sebelumnya.“Tidak apa. Aku tidak terlalu suka foto,” tolaknya dengan lembut sekali.Siella merasa agak terpukau mendengar jawabannya, rasanya seperti melihat orang yang berbeda, padahal baru kemari Devan sangat menyebalkan sekali. Tetapi, sekarang jauh berbeda, dia seperti menjadi orang lain yang belum pernah Siella lihat sebelumnya. Sungguh mengagetkan sekali.“Jarang-jarang kita bisa keluar begini, kamu serius tidak mau?” ucap Siella, lagi.Devan sekali lagi menolak sambil menggelengkan kepala dan tersenyum cukup tipis kepada dirinya ini. “Tenang, aku akan m

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Belajar Menerima Semuanya

    Siella merasa benar-benar sendiri sekarang ini. ia memang berhasil pergi dari hidup Vano dan terlepas dari pernikahan yang tidak sehat itu. Tetapi, kini ia kehilangan tempatnya untuk pulang dan menceritakan isi hatinya.Rasanya remuk sekali perasaan Siella. Ia lebih banyak berdiri di dekat jembatan dan sesekali ke danau juga. Bukan untuk menyerah pada segalanya, melainkan ingin menenangkan diri dengan merasakan dinginnya angin yang berembus kepadanya.Tak ada pikiran Siella untuk segera menyusul Hani. Karena belum tentu ia bisa bertemu dengannya. Tetapi, Siella akan memanfaatkan hidupnya dengan baik, dan ingin mendedikasikan sisa hidupnya untuk menjadi orang berguna.‘Huhhh, setelah ini apa?’ batin Siella merasa sangat kesal.Semuanya memang berakhir dengan baik, hanya saja, di setiap prosesnya Siella mendapatkan pembelajaran dan juga hasil yang tidak diinginkan sama sekali.Sesekali Siella melemparkan batu ke sungai untuk bisa meredakan kekesalannya. Sesekali juga ia melemparkan sebu

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Bertemu Vanno

    Siella sudah duduk rapi di kursinya, dan kini sedang menunggu Vano masuk ke bilik kaca untuk bisa berbicara engannya. Entah apa yang sebenarnya dia ingin bicarakan dengan Siella di saat seperti ini sebenarnya.Devan, Pak Romi, dan Bu Ina berdir di belakangnya mengawasi. Kali ini mereka akan mendengarkan semua yang dibicarakan oleh Vano.Vano masuk ke dalam, dan duduk tepat di kursi yang sudah disediakan. Sesuai dengan permintaan, Vano diborgol dengan kuat pada kursinya, dan tidak dibiarkan bisa bangun dari tempat itu.Melihat bahwa Siella tidak datang sendirian membuat Vano tertawa, dia jelas merasa dibohongi karena ingin bertemu dengan Siella saja.“Heuuuhhh, lihat, kamu datang membawa pasukan,” ucap Vano.“Kenapa memangnya? Ada obrolan yang kamu tidak ingin mereka ketahui?” Siella langsung mengatakannya.“Kalau memang ada kenapa?” Vano menyeringai licik.“Aku tidak mau mendengarnya kalau begitu,” Siella segera membalas.“Ahhh, kalau begitu kamu pasti marah padaku, ya? Memang seberap

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Belum Usai

    Siella lebih banyak berada di rumahnya tanpa keluar sama sekali. Rumah kecil yang ia tinggali sementara itu kini terasa makin menyesakkan dan juga begitu membuatnya tidak tenang.Ting… Tong… Bunyi bel rumahnya yang membuat seisi ruangan jadi terisi penuh akan suaranya.Siella segera keluar, dan melihat siapa yang datang. Dia mendapati Devan sedang berdiri di depan sana. Wajahnya masih layu dan menunjukkan bagaimana kesedihannya.“Ada apa?” Siella bertanya dengan suara yang lemah.“Rumah Hani akan segera dibersihkan oleh pemilik. Kamu mau ambil beberapa barangnya?” tawar dari Devan.Mendengarnya membuat Siella makin merasa sedih. Air matanya jadi kembali dan membuat Siella tidak bisa mengendalikan diri.“Aku tahu bagimu ini berat, tetapi bukan aku yang minta rumah itu segera dibersihkan,” sambing Devan.Siella segera membersihkan air matanya dan mengiyakan ajakan dari Devan, “Ya, baiklah, aku ikut,” Siella menyetujui.Mereka yang pergi ke rumah Hani sudah membawa segala kardus pakaian

DMCA.com Protection Status