Share

Mempertemukan Mereka

Penulis: Dek ita
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Siella tersenyum dengan lebar memandangi wanita tersebut, ini jelas sekali adalah bagian dari rencananya yang berjalan sangat mulus sekali.

“Iya. Silakan duduk,” Siella mempersilakan sambil menunjuk kursi depannya.

Wajah Rifia yang kelihatan kikuk tersebut jelas tahu siapa Siella ini. dan Siella berusaha berpura-pura bahwa ini adalah kali pertama mereka bertemu satu sama lain.

Rifia duduk di depannya, dan jelas sekali dia merasa canggung saat berhadapan dengan Siella.

“Kamu sudah tahu, kan? Kalau aku mencari pengganti untuk posisi sekretaris di perusahaan tempatku bekerja? Dan kamu orang yang mengajukan diri, kan?” tanya Siella.

Rifia menganggukkan kepalanya, kelihatan berusaha sangat sopan. Padahal sifatnya jelas sekali seperti orang licik yang berusaha mengubur bangkainya.

“Sebelumnya kamu pernah punya pengalaman menjadi sekretaris pribadi? Atau mungkin ini pertama kali? Karena perusahaan yang akan kamu pegang cukup besar,” Siella sedikit memancing.

“O- oh, belum. Kebetulan ini pertama kali bagiku. Aku tahu dari orang terdekat, katanya kamu memang membuka lowongan, dan aku tertarik,” jawabnya.

‘Sial, aku tidak tahu kalau yang membuka lowongannya itu istri Vano!’ kesal Rifia di dalam hati. Dia salah karena mengira tawarannya itu ia dengar dari bawahan ayahnya.

Sayangnya ia tidak bertanya lebih detail, dan malah langsung setuju saja atas rekomendasi dari ayahnya yang memintanya untuk belajar bekerja secara mandiri.

Wajah masamnya tidak disembunyikan sama sekali. Bahkan jelas sekali kelihatannya. Jadi Siella jadi makin tertarik membuatnya makin terperangkap pada jebakan ini.

“Bagus. Aku sedang terburu-buru mencari penggantiku, jadi aku bersyukur beritanya cepat menyebar,” Siella berusaha sedikit lebih santai.

Drappp…. Drap…. Drapp…. Langkah kaki yang tampak terburu-buru tersebut mendekat ke arah mereka berdua duduk tersebut. Suaranya seperti orang yang sedang panik sekali.

“Sayang, ada apa? Kenapa mendadak memanggilku?” Vano datang, dengan keringat membasahi wajahnya tersebut.

Saat menoleh ke arah Vano yang baru saja datang, Rifia yang juga melihat kedatangan Vano tersebut tersentak sampai tangannya gemetar. Ia tidak tahu kalau Siella juga mengundang Vano ke sini.

Dan Vano yang melihat keberadaan Rifia di depannya tersebut terkejut. Rifia bertemu dengan Siella. Selingkuhan dan istrinya saling bertemu satu sama lain.

Perasaan Siella makin menggebu memanaskan permainan ini. karena melihat bahwa wajah mereka yang tampak kaget tersebut membuat Siella menikmati bagaimana mereka berdua tidak bisa berkata selama beberapa saat.

“I- ini, -Dia siapa, sayang?” Vano bertanya. Kentara sekali dia berusaha tidak kenal dengan Rifia.

“Ah, sayang. Kenalkan, dia adalah sekretaris baru yang akan menggantikanku di kantor,” Siella berusaha mempertahankan senyumannya sembari mengenalkan Rifia.

“Hah? Maksudmu?” Vano terkejut, alisnya yang mengkerut ke bagian tengah dahinya menunjukkan bahwa dia sedikit terkejut akan keputusan tiba-tiba ini.

“Mmmhh, ya, bagaimana ya aku menjelaskannya,” Siella sedikit berpikir sambil menyilangkan tangan serta kakinya, kemudian bersandar pada kursinya, “aku ingin keluar dari mencari pengalaman tambahan buat diriku. Tapi tenang saja, aku akan tetap di perusahaan kalau memang masih perlu. Tapi, aku datang hanya menjelaskan saja, bukan bekerja. Bagaimana? Boleh?”

Mungkin karena masih syok dengan keputusan dari Siella yang tiba-tiba tersebut, Vano tampak tidak bisa memberikan keputusan yang pasti saat mendengar penjelasan dari Siella barusan.

Namun, dalam pikiran sombong dan besar kepala dari Vano itu, jelas sekali menunjukkan bagaimana kesenangannya mendengar keputusan sang istri.

Kalau Rifia menggantikan Siella nanti, maka akan ada lebih banyak waktu baginya untuk bisa berduaan dengan Rifia. Dan jelas saja, kencan diam-diam mereka berdua akan jadi makin berkualitas dan makin erat pastinya.

“Tapi kenapa tiba-tiba? Kamu mau kemana? Apa ada perusahaan kompetitor yang membayarmu lebih? Atau ada pihak ketiga yang mencoba mengahsutmu?” Vano berusaha seolah-olah dia ingin mencegah kepergian dari Siella.

“Oh, tidak, tidak. Tenang saja. Aku belum berpikir mau bekerja dimana. Aku masih mencari perusahaan yang sesuai dengan minatku,” Siella langsung membantah.

“Lalu kenapa mendadak sekali? Kamu sampai mencarikan pengganti segera, dan bahkan masih mau membantuku,” Vano berkata dengan nada yang memelas, terdengar sangat menjijikkan sekali.

“Hanya antisipasi. Sudah bagus aku langsung carikan, jadi kamu tidak perlu pusing-pusing memikirkannya lagi,” Siella memberitahukan.

Vano hanya bisa melongo setelah mendengarnya. Jelas sekali dia tidak akan mencegah kepergian Siella ini. apalagi mengingat wanita yang Siella pilih ini adalah sang simpanan yang pastinya sangat ia cintai saat ini.

Menyeringai Siella melihat Vano yang terpaku sembari melirik kecil ke arah Rifia yang tampak tersipu senang atas keputusan dari Siella ini.

Melanjutkan rencananya selanjutnya, Siella langsung bangun dari duduknya dan berhadapan dengan Vano. “Kalau begitu, kamu bisa bicarakan dengannya tugas-tugasku, ya? Aku mau jalan-jalan. Pusing rasanya bekerja setiap hari,” keluh dari Siella.

Vano sedikit gelagapan langsung menjawab ucapan dari Siella, “I- Iya sayang. Tentu, aku akan menjelaskan kepadanya,” jawabnya.

Dengan perlahan dia mendekat ke arah Vano, kemudian mengelus pipi sang suami, dan dalam waktu sedetik langsung mengecup pipi Vano. Membeku tubuh Vano setelah menerima kecupan dari Siella yang terbilang tiba-tiba tersebut. Jelas saja dia sangat kaget.

“Aku pergi dulu, ya,” ucap Siella.

Ia langsung keluar dari kafe tersebut, dan berjalan menuju ke mobil yang terparkir sedikit tersembunyi dari tempat dirinya sebelumnya duduk. Devan telah mengintai dari awal, dari bagaimana pertemuan itu dimulai.

Segera Siella masuk ke dalam mobil dan duduk di sebelah Devan yang tampak santai duduk di sana sambil terus memandangi tempat Rifia dan juga Vano duduk tadi.

“Kamu sudah memasang alat pendengarnya, kan?” tanya Devan, saat Siella baru saja menutup pintu mobilnya.

“Sesuai perintahmu, aku memasangnya di tempat yang tidak kelihatan sama sekali,” balas Siella.

“Yah, bagus. Kamu cukup totalitas tadi. Sampai mengecup pipi Vano di depan Rifia,” Devan sedikit menunjukkan kekagumannya atas apa yang dilakukan oleh Siella barusan.

Siella yang duduk di sebelah Devan memperhatikan wajah pria tersebut dengan seksama. Kemudian dengan niat buruknya sedikit menjahili pria tersebut.

“Kenapa? Kamu cemburu ya?” godanya dengan sangat senang.

Devan langsung memasang wajah masam sambil melirik sinis ke arah dari Siella. Ia seperti ingin menarik pujiannya barusan yang ia tunjukkan kepada Siella. Rasa-rasanya penyesalan memang selalu datang belakangan.

“Dih, cemburu buat apa? Kamu pikir aku gay sampai harus cemburu kamu mencium Vano?!”

“Ooopsss,” Siella sedikit menutup mulutnya menggunakan tangannya, “Jadi kamu suka Vano?!” Makin-makin Siella menambahkan bumbu jahilnya kepada Devan.

“Sembarangan!” pekik dari Devan.                                                                        

“Hahaha, maaf-, maaf, aku bercanda,” Siella langsung tertawa. Perasaan puasnya tadi melihat respon Vano dan Rifia terbawa sampai sekarang.

Devan yang daritadi sudah kesal itu kemudian mengeluarkan ponselnya. Kemudian ia menyalakan ponsel dan membesarkan suara dari alat perekam yang tersambung ke ponselnya tersebut.

Di dalam sana, tampaknya Rifia dan Vano sedikit terlibat cekcok yang panas akibat dari perbuatan Siella yang cukup berani.

“Kenapa kamu senyum-senyum?!” pekik dari Rifia.

“H- Hei, sayang. Bukan begitu. Aku hanya terkejut kenapa Siella jadi seperti itu,” Vano berusaha menjelaskan.

“Halah! Banyak alasan! Kamu suka, kan! Dicium wanita murahan tadi itu dengan seenak jidat!” Kembali Rifia meninggikan suaranya.

Sebenarnya, wanita murahan di sini itu Rifia, bukan? Aneh sekali seorang wanita yang berpacaran dengan suami orang menyebut sang istri sah sebagai wanita murahan. Dia benar-benar kebakaran jenggot akibat ulah dari Siella di depan matanya tersebut.

Bab terkait

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   'Milikmu Selamanya

    Vano yang mendengar Rifia marah tersebut, berusaha untuk membujuk sang pacar yang marah karena melihat dirinya dicium sang istri sendiri tadinya.“Tidak sayang. Aku juga terkejut, kenapa dia bisa seperti itu? Dia tidak pernah seperti itu sebelumnya!” tegas dari Vano.Mendelik tajam Rifia melihat wajah sang pria yang merupakan kekasihnya tersebut, tengah memohon kepadanya supaya tidak salah paham atas apa yang baru saja terjadi tersebut.Api cemburu melahap akal sehatnya, dan itu membuatnya jadi benar-benar marah tidak terima dengan apa yang terjadi di depan mereka kala tersebut.“Sayang…,” Vano membujuk dengan memegang tangan Rifia dengan halus, “percaya padaku, aku hanya mencintaimu sepanjang hidupku,” sambung Vano.Hanya dengan ucapan manis bak buaya yang sedang mencari mangsa tersebut, Rifia benar-benar luluh dengan apa yang dikatakan oleh Vano barusan. Dia sampai tersipu malu karena merasa bahwa pria di depannya jauh lebih memilihnya.“Pokoknya aku tidak mau dia menyentuhmu lagi! K

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Meratapi Diri

    Siella yang sudah dibuang di tepi jalan tersebut hanya bisa merenung selama beberapa saat. Ia sama sekali tidak tahu harus berkata apa, dan harus melakukan apa lagi.Sadar akan tindakannya yang setengah-setengah, jelas membuat Siella merasa malu kepada Devan yang mau membantunya.Padahal mereka tidak sepaham dan sejalan, tetapi karena Devan punya dendam tersendiri dengan Vano, membuatnya mau membantu Siella yang merupakan orang yang tidak ia senangi.Tapi mau bagaimana lagi? Melawan perasaan adalah perlawanan paling berat dan sulit untuk Siella lakukan. Move on itu perlu proses yang tidak singkat, dan tidak bisa terjadi hanya dalam waktu semalam.‘Sekarang aku harus apa?’ batinnya yang bertanya-tanya.Ia melangkah perlahan ke depan dengan kepala menunduk. Segala isi pikirannya yang buruk dan juga kosong benar-benar membuat Siella tidak bisa berpikir jernih.TINNNNNNN. Bunyi klakson mobil dari arah kanan yang mendatanginya dengan kecepatan yang tidak bisa dikendalikan.Siella yang menol

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Keputusan Siella

    Mendengar ucapan dari Devan, membuat Siella sama sekali tidak bisa menjawab apa yang brausan dikatakan kepada dirinya tersebut.Meski ucapan dari Devan benar, dan jelas saja mencoba untuk membuat Siella sadar dan tidak tutup mata lebih jauh mengenai apa kenyataan yang ada. Namun, hati Siella seolah menolak untuk menerimanya.Tatapan Siella yang bergetar penuh keraguan itu disadari oleh Devan yang daritadi berada di depannya. Dia sebagai pria hanya bisa terheran dengan logika wanita yang tidak jalan kalau sudah urusan perasaan.Segera Devan menarik tangan Siella, supaya masuk ke dalam mobil. Siella sama sekali tidak melawan. Dia mengikuti kemana perginya Devan. Ia banyak terdiam tanpa melawan sama sekali meski Devan sudah sampai sedemikian rupa.Tatapan mata yang melihat ke jalanan tersebut membuat Siella sadar, bahwa Devan mengarahkan mobil yang mereka naiki ke salah satu hotel dekat sana.Dengan mata yang terbelalak, dirinya menoleh ke arah Devan dengan raut wajah yang terkejut sekali

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Belajar Bermuka Dua

    Tekad Siella kali ini berusaha untuk lebih bulat daripada sebelumnya. Karena selama ini dia benar-benar berada di titik yang tidak menyenangkan sedikit pun.Napasnya yang menggebu terasa panas menguasai seluruh isi pikirannya dan juga menghantam hati kecilnya untuk berhenti berharap kepada Vano. Sudah jelas-jelas dirinya ini diselingkuhi! Bisa-bisanya ia masih berusaha untuk berpikiran positif.“Apa yang harus aku lakukan supaya mereka benar-benar jera?!” kesal Siella yang menatap dengan penuh amarah.“Coba saja hancurkan hubungan mereka dari dalam,” jawab dari Devan.“Maksudmu? Aku ini orang yang memiliki hubungan resmi dengan Vano! Bukan wanita itu!” pekik Siella.“Aku tahu. Maksudku, coba kamu buat mereka bertengkar karena ulahmu. Entah itu kompori atau terserahlah, kamu yang jadi pemain, kamu yang menentukan,” jawab dari Devan.Bertengkar? Jadi Devan memintanya melakukan hal seperti tadi, yang dimana emosi dari Rifia akhirnya meledak karena tidak terima atas apa yang dilakukannya k

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Neraka Rumah

    Segelintir senyuman ditunjukkan oleh Siella saat mendengar ucapan sahabatnya tersebut. Benar, ia tidak boleh memakai hatinya lagi untuk persoalan ini. Vano sudah melampau terlalu jauh.“Tapi, tadi katamu kamu kan mau mendekati Rifia juga, bagaimana kalau kamu juga pakai ini untuk ancaman perusahaan ayahnya?”“Ha?” Siella sedikit kaget dengan saran dari Hani yang cukup berisiko tersebut.“Iya. Perusahaan ayah Rifia itu besar sekali! Jelas citra perusahaan akan hancur kalau sampai ada skandal di keluarganya. Apalagi aku dengar desas-desusnya, kalau keluarga Rifia menjunjung tinggi kedisiplinan,” jelas Hani.Siella yang sama sekali tidak kepikiran ke sana mereasa sedikit tersentak selama beberapa saat. Dirinya tidak punya masalah dengan keluarga Rifia, jadi kenapa harus membawanya juga?“Aku rasa itu ide buruk. Aku tidak punya masalah dengan mereka, aku hanya punya masalah dengan Rifia,” jawab dari Siella.“Justru itu! Rifia bisa saja dibuang oleh keluarganya demi menjaga citranya. Kamu m

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Angel, But Devil Too

    Tak perlu menunggu waktu lebih lama lagi, Siella segera berlari ke kamarnya yang dimana memang sudah lama berpisah dengan Vano. Ia berlari sekencang yang ia bisa sebelum akhirnya menutup pintu dengan sangat keras.Sementara itu Vano membukakan pintu ke orang gila yang memencet bel rumahnya secara gila-gilaan di kala tersebut. Rasanya benar-benar gila hanya dengan memikirkannya saja.“Siapa sih?!” kesal dari Vano.“Halo, kami dari Chicken Go Delivery ingin mengirimkan pesanan ayam anda!” Seru dari seorang kurir dengan baju warna merah di depan rumahnya tersebut.Terkejut Vano mendengar ucapan orang yang mengirimkan ayam tersebut. Siapa yang memesannya? Vano yakin tidak memesannya. Apa jangan-jangan Siella yang memesannya?Segera Vano menoleh ke belakang, hendak bertanya kepada sang istri mengenai pesanan yang datang tersebut. Siapa tahu dia adalah orang yang memesannya.“Sayang, apa kam-“ BRAKHHH. Pintu kamar Siella tertutup sesaat setelah Vano menoleh ke belakan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Membujuk

    Kembali suasana hening dari luar sana. Bisa dengan jelas Siella menyimpulkan bahwa tampaknya Vano pun terdiam setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Siella barusan.Debaran jantung Siella jadi makin kencang karena tidak bisa membayangkan bahwa mungkin saja habis ini akan ada emosi membara yang akan berputar sekeras angin dan akan membuat Siella jadi kesulitan.“Maaf…., Siella…,” Suara lirih terdengar dari luar sana.Siella tidak salah dengar, kan? Vano meminta maaf? Tapi kenapa tiba-tiba begini? Padahal dia tadi sangat menggebu memberikan emosinya yang besar dan ingin sekali mendobrak pintu kamarnya.“A- Aku akan bicara padamu besok…., maaf….” Sekali lagi, Siella mendengar ucapan dari luar sana.Sungguhan dia pergi dari depan pintu? Benar-benar pergi dan benar-benar tidak menampakkan dirinya lagi di sana. Kembali Siella menerima notifikasi pesan di ponselnya.(Dia sudah pergi dari sana.) Pesan dari Devan membuat Siella merasa lega.Lemas kaki Siella seketika setelah melewati kejad

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Mencoba Menjebak

    “Wah, idemu bagus juga. Percakapan di dalam mobil memang selalu membeberkan banyak hal,” Devan cukup kagum setelah ikut mendengar rekaman tersebut.Mereka berdua duduk di rumah Hani yang dimana Hani sedang dalam kondisi sakit. Jadi mereka sekalian menjenguk, dan juga sekalian membicarakan rencana mereka tersebut.“Awalnya tidak kepikiran sama sekali. Hanya saja, mengawasi pergerakan Vano cukup sulit. Jadi aku coba sedikit demi sedikit, supaya tidak disadari,” jawab dari Siella.“Kamu juga harus waspada. Siapa tahu malah Vano yang mengawasimu dari ponselmu sendiri,” ujar dari Devan.“Yah, santai saja,” jawab dari Siella dengan menyepelekan ucapan dari Devan.Dari dalam kamar Hani, terdengar bagaimana langkahnya yang nampaknya ikut keluar dari dalam rumah sana. Ia kelihatan benar-benar pucat sekali.Seketika Siella langsung menoleh, dan melihat sang sahabat yang sedang sakit tersebut berusaha berjalan keluar dari dalam kamarnya tersebut.“Hani,” panggil Siella dengan sedikit lirih.Hani

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   We Can Do It!

    Devan yang mendengarnya merasa sangat menggebu sekali. Benar, seharusnya dia tidak membuat Siella berada di titik yang tidak seharusnya. Seharusnya dia adalah orang yang bisa diandalkan bagi Siella, dan juga menjadi orang yang bisa bersamanya setiap saat.Dengan penuh keberanian yang meski sudah terlambat ini, Devan tidak mau menyia-nyiakan kembali apa yang belum bisa ia lakukan. Apa pun hasilnya, ia akan menerima semua keputusan Siella.Devan segera mengendarai mobil dan menuju ke bandara, sesuai dengan apa yang dikatakan Bu Ina, bahwa Siella sebentar lagi akan pergi dari negara ini.Masih belum terlambat selama ia masih mau mencoba. Ia benar-benar berharap bahwa Siella belum pergi dari sana. Ia masih harus menebus hutang pertanggungjawaban kepada Siella.Di bandara, Devan benar-benar tidak tahu harus mencarinya kemana. Ia menelepon Siella berkali-kali, setelah sekian lama ia berusaha menghindari komunikasi dengannya. Ia tidak akan membuang masa lagi.‘Kumohon Siella…, angkat,’ batin

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Hamil

    Siella yang mendengarnya langsung mematung tidak bisa berkata selama beberapa saat. Hamil? Dirinya ini hamil? Ia merasakan tangannya gemetar setelah mendengar ucapan dari Dokter barusan.“Aku akan memberikanmu vitamin untuk bayi dalam kandunganmu. Harus rajin diminum untuk calon bayinya ya?” seru dari sang Dokter yang kelihatan sangat senang.Sementara Siella masih belum bisa berkata apa-apa. Dia benar-benar tidak tahu harus merespon bagaimana kabar barusan. Antara tidak percaya, atau mungkin dirinya harus percaya dengan hal barusan.Perlahan ia memegangi perutnya, dan terus berpikir bahwa ini adalah mimpi saja. Ia masih belum bisa mencernanya dengan baik. Jadi, selama ini dirinya sudah hamil? Tapi ia sama sekali tidak sadar?“Apa suamimu ada? Apa yang di depan itu-““Bu- Bukan, na- nanti aku beritahu padanya,” Siella langsung menolak.Ia tidak tahu bagaimana Devan akan meresponnya. Siella hanya pernah berhubungan dengan Devan, jadi ia yakin kalau Devan adalah anak dari dalam kandunga

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Im Done

    Siella merasa sepertinya memang masih ada yang mengganjal dari pihak Vano. Tetapi ia menolak bertemu, karena sejatinya, bagi Siella ini sudah berakhir sepenuhnya.Biarlah Vano harus berdamai dengan sendirinya dengan emosi yang juga masa lalu yang tidak ia bisa terima sama sekali. Tugas Siella sekarang ini benar-benar sudah tidak ada lagi. Ia kini sudah tidak boleh ikut campur lebih jauh.“Kamu merasa sedih?” tanya Devan kepadanya.“Entahlah. Padahal penyebab awalnya bukan aku. Tapi kenapa aku seperti dibuat mendapatkan semua karmanya?” Siella merasa tidak adil.Di dalam mobil suasana jadi sangat hening dan tidak ada yang memecah sama sekali. Sepertinya mereka berdua dalam kondisi perasaan yang sama-sama tidak nyaman sama sekali.Tetapi, entah kenapa Devan yang kala itu sedang menyetir tidak mengantarkan Siella pulang sebagai mana seharusnya. Dia malah berbelok ke Danau yang tidak jauh dari sana. Jelas sekali Siella terkejut.“H- Hei! Kita kemana?!” terkejut Siella.

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Menegaskan pada Vano

    Devan sebenarnya setengah senang hati mendengar ucapan dari Siella yang memilih mengajaknya. Tetapi, tahu bahwa dia akan diajak menemui Vano, jelas membuat Devan merasa agak sedikit jengkel.Mereka kemudian pergi setelah berpamitan dengan Rifia. Sudah usai perasaan terpendam dan juga masalah internal yang jelas membuat mereka jadi seperti ini. sekarang semua sudah baik-baik saja di antara mereka berdua.Mereka pergi ke tempat Vano dengan mengendarai mobil. Rasanya sedikit gugup memikirkan bahwa dirinya akan menemui orang itu lagi. Padahal dia sudah bertekad yang waktu ini akan menjadi yang terakhir bagi dirinya itu.“Kamu takut dia akan melakukan hal buruk?” tanya Vano kepadanya.“Ah, tidak, hanya saja, aku kepikiran apa yang mungkin dia lakukan kalau melihatku lagi,” balas Siella.Devan yang melihat ke depan dengan tatapan kosong itu selama beberapa saat sempat tidak memberikan jawaban yang pasti. Perasaan jengkelnya lebih besar ketimbang perasaan khawatirnya.Ketika mereka sudah sam

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Pengakuan Rifia

    Siella membawakan buah tangan untuk Rifia, dan juga sedikitnya susu ketika ia hendak mengunjungi Rifia. Bukan tanpa alasan. Anggap saja ini sebagai formalitas karena dirinya akan menengoki orang sakit. Jadi dia tidak mungkin datang dengan tangan kosong, kan?“Kamu sungguh tak apa mendatangi Rifia?” tanya Devan yang khawatir.Siella menganggukkan kepala, ia jelas tidak merasa masalah kalau memang begitu perlunya dirinya untuk saat ini. Ia sudah memantapkan diri untuk bertemu dengan Rifia, jadi tidak seharusnya ia membatalkannya.Ruangan Rifia benar-benar dijaga dengan sangat ketat. Mungkin karena dia sempat bersekutu dengan Vano, jadi dia juga mendapatkan label berbahaya dari pihak keamanan yang ada.Masuk ke dalam sana, Siella terus mengatur napas untuk bisa menenangkan dirinya. Ia akan menahan segala emosi yang ada, baik atau buruk pun akan dia coba bendung di dalam dirinya.Di dalam sana, ia melihar Rifia berbaring dengan perban di kepalanya. Entah apa yang dilakukan oleh Vano sampa

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Menjaga Hubungan?

    Siella menikmati bagaiman Devan mengajaknya berkeliling, dan juga sesekali melihat berbagai binatang kecil yang tersedia di dekat sana. Devan tidak pernah melepas kamera di tangannya, dan selalu siaga untuk mengambil gambar untuk Siella.“Kamu tak mau aku foto juga?” Siella menawarkan diri.Devan yang sedang mencoba membidik gambar tersebut menurunkan kamera, dan melihat ke arah Siella. Dia tampak lebih bahagia daripada sebelum-sebelumnya.“Tidak apa. Aku tidak terlalu suka foto,” tolaknya dengan lembut sekali.Siella merasa agak terpukau mendengar jawabannya, rasanya seperti melihat orang yang berbeda, padahal baru kemari Devan sangat menyebalkan sekali. Tetapi, sekarang jauh berbeda, dia seperti menjadi orang lain yang belum pernah Siella lihat sebelumnya. Sungguh mengagetkan sekali.“Jarang-jarang kita bisa keluar begini, kamu serius tidak mau?” ucap Siella, lagi.Devan sekali lagi menolak sambil menggelengkan kepala dan tersenyum cukup tipis kepada dirinya ini. “Tenang, aku akan m

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Belajar Menerima Semuanya

    Siella merasa benar-benar sendiri sekarang ini. ia memang berhasil pergi dari hidup Vano dan terlepas dari pernikahan yang tidak sehat itu. Tetapi, kini ia kehilangan tempatnya untuk pulang dan menceritakan isi hatinya.Rasanya remuk sekali perasaan Siella. Ia lebih banyak berdiri di dekat jembatan dan sesekali ke danau juga. Bukan untuk menyerah pada segalanya, melainkan ingin menenangkan diri dengan merasakan dinginnya angin yang berembus kepadanya.Tak ada pikiran Siella untuk segera menyusul Hani. Karena belum tentu ia bisa bertemu dengannya. Tetapi, Siella akan memanfaatkan hidupnya dengan baik, dan ingin mendedikasikan sisa hidupnya untuk menjadi orang berguna.‘Huhhh, setelah ini apa?’ batin Siella merasa sangat kesal.Semuanya memang berakhir dengan baik, hanya saja, di setiap prosesnya Siella mendapatkan pembelajaran dan juga hasil yang tidak diinginkan sama sekali.Sesekali Siella melemparkan batu ke sungai untuk bisa meredakan kekesalannya. Sesekali juga ia melemparkan sebu

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Bertemu Vanno

    Siella sudah duduk rapi di kursinya, dan kini sedang menunggu Vano masuk ke bilik kaca untuk bisa berbicara engannya. Entah apa yang sebenarnya dia ingin bicarakan dengan Siella di saat seperti ini sebenarnya.Devan, Pak Romi, dan Bu Ina berdir di belakangnya mengawasi. Kali ini mereka akan mendengarkan semua yang dibicarakan oleh Vano.Vano masuk ke dalam, dan duduk tepat di kursi yang sudah disediakan. Sesuai dengan permintaan, Vano diborgol dengan kuat pada kursinya, dan tidak dibiarkan bisa bangun dari tempat itu.Melihat bahwa Siella tidak datang sendirian membuat Vano tertawa, dia jelas merasa dibohongi karena ingin bertemu dengan Siella saja.“Heuuuhhh, lihat, kamu datang membawa pasukan,” ucap Vano.“Kenapa memangnya? Ada obrolan yang kamu tidak ingin mereka ketahui?” Siella langsung mengatakannya.“Kalau memang ada kenapa?” Vano menyeringai licik.“Aku tidak mau mendengarnya kalau begitu,” Siella segera membalas.“Ahhh, kalau begitu kamu pasti marah padaku, ya? Memang seberap

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Belum Usai

    Siella lebih banyak berada di rumahnya tanpa keluar sama sekali. Rumah kecil yang ia tinggali sementara itu kini terasa makin menyesakkan dan juga begitu membuatnya tidak tenang.Ting… Tong… Bunyi bel rumahnya yang membuat seisi ruangan jadi terisi penuh akan suaranya.Siella segera keluar, dan melihat siapa yang datang. Dia mendapati Devan sedang berdiri di depan sana. Wajahnya masih layu dan menunjukkan bagaimana kesedihannya.“Ada apa?” Siella bertanya dengan suara yang lemah.“Rumah Hani akan segera dibersihkan oleh pemilik. Kamu mau ambil beberapa barangnya?” tawar dari Devan.Mendengarnya membuat Siella makin merasa sedih. Air matanya jadi kembali dan membuat Siella tidak bisa mengendalikan diri.“Aku tahu bagimu ini berat, tetapi bukan aku yang minta rumah itu segera dibersihkan,” sambing Devan.Siella segera membersihkan air matanya dan mengiyakan ajakan dari Devan, “Ya, baiklah, aku ikut,” Siella menyetujui.Mereka yang pergi ke rumah Hani sudah membawa segala kardus pakaian

DMCA.com Protection Status