Share

Big Plans

Penulis: Dek ita
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Melihat bagaimana Siella benar-benar berlutut di depan Devan, dengan kedua tangan yang ada di atas pahanya dan dengan kepala yang menunduk juga, membuat suasana jadi sangat mencengkam.

Hani yang melihat sahabatnya sampai sujud tersebut mencoba untuk memintanya bangun, dan tidak sampai seperti ini. namun Devan dengan segera menghentikan Hani supaya tidak melakukan itu. Dia akan menguji.

“Beri aku alasan logis dan juga keuntungan apa yang bisa kamu berikan padaku kalau aku membantumu. Selain karena kamu ingin membalas suamimu,” tanya Devan.

Siella mendongakkan kepala melihat ke arah Devan yang menatapi wajahnya dengan sangat serius juga. Siella sampai menggigit bibir karena ingin menunjukkan kesungguhannya.

“Aku akan menuruti apa pun permintaanmu! Selama kamu bisa membantuku membuat suamiku serta selingkuhannya terpuruk! Aku ingin menunjukkan bahwa aku adalah orang dengan nilai tinggi yang tidak pantas mendapatkan perlakuan ini! Akan aku tunjukkan bahwa aku bisa berdiri dengan kakiku sendiri!” tegas dari Siella.

Devan menganggukkan kepala sambil sedikit menyeringai mendengar jawaban panjang dari Siella. Apa dia akan menerimanya? Meski sebenarnya Siella tidak menyaring menyeluruh ucapannya, tapi ia sudah mengatakan inti dari apa yang dirinya inginkan.

Kembali Siella menunduk, memikirkan bahwa sepertinya memang Devan sudah tidak ingin membantunya lagi. Dia merasa kehilangan harapannya.

Tiba-tiba, tangan Devan mengulur di depan wajahnya tersebut. Dirinya seketika mendongak lagi dan melihat ke arah Devan. Pria itu membuka pintu belas kasihannya.

“Ayo kita bicarakan lebih lanjut. Kamu perlu bertindak cepat sebelum mereka bergerak lebih jauh,” ucap dari Devan.

Ia menerima uluran tangan tersebut. Secara tak langsung, mereka telah menyepakati kerja sama mereka dan kini mereka berdua adalah sekutu.

Pindah ke ruang tamu lagi, kini mereka duduk bertiga di sana dengan sangat bersungguh-sungguh sekali. Atmosfernya sudah berbeda. Meski masih ada rasa kebencian, namun rasa dendamnya lebih besar dan berkobar hebat.

“Nama selingkuhan suamimu Rifia, kamu pasti mengenalnya, kan?” Devan membuka obrolan.

Sedikit mengkerut alis Siella saat mendengarnya. Ia merasa asing ketika mendengar nama orang yang disebutkan barusan.

“Putri pemilik perusahaan Marketing RME, tidak tahu?” sambung Devan.

Seketika Siella langsung tahu wajah orangnya saat Devan menyebutkan lebih detail. Tentu saja dia tahu! Beberapa kali saat rapat pemegang saham ia melihat wanita tersebut datang bersama ayahnya. Dirinya sampai menganga menyadarinya.

“Dia selingkuhannya?!” kejut dari Siella.

“Iya, mungkin.”

Langsung berubah kesal wajah Siella setelah mendengarnya. Dia yang mengatakan kepada Siella bahwa wanita itu adalah pelakornya, tapi malah diberikan jawaban seperti itu. siapa yang tidak kesal?

“Jangan bercanda begitu! Kamu kalau yakin bilang yakin! Kalau tidak bilang tidak!” kesal Siella.

“Aku hanya mengatakan yang aku lihat, tapi TANPA bukti. Kamu bisa langsung percaya memangnya? Aku melihat bahwa Vano berselingkuh dengan Rifia, tapi aku tidak puny BUKTI untuk memperkuat argumenku. Karena selama ini, aku tidak mau tahu,” jelas Devan dengan lebih rinci.

Siella sampai sudah tersulut emosi duluan saat mendengan ucapan si pria ini. Tetapi kalau dipikir lebih rinci, memang yang dia ucap benar. Devan memang yakin dengan asumsinya, hanya dia belum punya bukti untuk menunjukkannya.

“Tckkk, terserah. Sekarang apa rencanamu?! Aku ingin segera membuat dua manusia sialan itu menyesal dan membuat mereka miskin!” kesal Siella.

Devan menyerahkan sebuah flashdisk kepada Siella yang diletakkan di atas meja. Ia dengan badan sedikit bungkuk dan kedua tangan berada di atas kaki sembari berpegang tersebut memandangi ke arah Siella.

“Pertama kita matikan dulu perasaanmu pada Vano. Tidak lucu kalau kamu mau balas dendam tapi jadi setengah-setengah hanya karena kamu masih ‘SAYANG’ padanya. Tonton beberapa video yang sengaja aku ambil di beberapa drama, supaya kamu tahu bahwa ‘CINTA’ boleh, asal ‘BODOH’ jangan.”

Benar-benar tertampar mendengar ucapan Devan barusan. Sekarang Siella masih berperang pada perasaannya yang merasa dikhianati, dan itu menunjukkan bahwa itu karena masih ada rasa yang tumbuh di dalam hatinya.

Namun, karena ia sudah bersungguh-sungguh, ia menerimanya dan mencoba untuk yakin kepada dirinya sendiri. Ia tidak boleh lembek jadi wanita.

“Sekarang, kamu pulang, dan bersikaplah biasa saja. Aku akan mencoba menyeret Rifia supaya masuk ke perusahaan Vano.”

“Hah? Kamu gila?! Kamu mau buat aku tiap hari makan hati?!” pekik dari Siella.

“Siella…,” Hani memanggil.                        

Langsung menoleh dirinya ke arah sang sahabat. Dan sang sahabat yang sudah punya ikatan komunikasi cukup baik ini menunjukkan bahwa Siella sudah lupa akan niatnya.

Ia langsung mengubah pikirannya yang tadinya merasa akan makin kacau kalau si wanita masuk ke dalam perusahaan, menjadi sebuah peluang lain yang dimaksud oleh Devan.

“Kenapa wanita itu harus masuk ke dalam perusahaanku?”

“Biar mereka berdua makin lengket dan makin sering ribut. Kamu punya posisi sekretaris kan, di perusahaan Vano? Minta dia untuk membuat Rifia jadi sekretaris kedua. Kamu bisa memanasi mereka berdua dan membuat mereka ribut,” ujar Devan.

“Lalu apa untungnya? Yang ada malah aku yang rugi besar.”

Devan menatap heran dan hanya bisa geleng-geleng kepala mendengar respon dari Siella yang terlalu cepat, dan tidak memikirkan lebih lanjut dari apa yang dijelaskan oleh Devan.

“Kamu bilang ingin mereka berdua terpuruk, kan? Kamu harus membalas mereka dengan cara yang berkelas, bukan rendahan yang sampai membuat harga dirimu terinjak. Buat mereka hancur sendirinya, dengan kamu sebagai sumbunya,” ucap dari Devan.

Pengelihatan dari Siella seperti dibuat terbuka terang dan makin bersinar setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Devan barusan. Ia baru paham dan mengerti maksud dari pria tersebut.

‘Menghancurkan mereka dengan mereka sendiri sebagai penghancurnya. Jadi aku tidak perlu bersusah payah mengotori tanganku, kan?’ batinnya.

Merasa jelas mengerti mengenai maksud Devan, Siella menganggukkan kepala dengan senyuman yang lebar sekali. Rasanya seperti puas mendengar rencana awal Devan yang memintanya untuk memancing mereka berdua.

Siella dan Devan akhirnya bertukar kontak. Ini adalah hubungan benci yang sangat menguntungkan bagi Siella. Karena dengan bantuan dari Devan, ia yakin bisa membalas suaminya, meski harus bekerja sama dengan orang yang sangat ia benci tersebut.

***

Ini sudah dua minggu berlalu semenjak pertemuan tersebut, karena koneksi dari Devan, ia berhasil membuat Rifia, selingkuhan Vano tahu bahwa Siella sedang membutuhkan pengganti.

Meski tidak dijelaskan detail oleh Devan kepada Rifia mengenai dirinya, ini adalah bagian dari rencana brilian yang mereka rencanakan.

Siella akan bertemu dengan Rifia dahulu di sebuah kafe, dan nantinya Vano akan datang, karena Siella sendiri yang mengundangnya. Ia tidak menjelaskan apa tujuannya mengajak bertemu, hanya meminta datang saja. Supaya semua berjalan lancar.

“Permisi…, apa kamu… orang yang perlu aku temui?” Rifia sudah masuk perangkap.

Bab terkait

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Mempertemukan Mereka

    Siella tersenyum dengan lebar memandangi wanita tersebut, ini jelas sekali adalah bagian dari rencananya yang berjalan sangat mulus sekali.“Iya. Silakan duduk,” Siella mempersilakan sambil menunjuk kursi depannya.Wajah Rifia yang kelihatan kikuk tersebut jelas tahu siapa Siella ini. dan Siella berusaha berpura-pura bahwa ini adalah kali pertama mereka bertemu satu sama lain.Rifia duduk di depannya, dan jelas sekali dia merasa canggung saat berhadapan dengan Siella.“Kamu sudah tahu, kan? Kalau aku mencari pengganti untuk posisi sekretaris di perusahaan tempatku bekerja? Dan kamu orang yang mengajukan diri, kan?” tanya Siella.Rifia menganggukkan kepalanya, kelihatan berusaha sangat sopan. Padahal sifatnya jelas sekali seperti orang licik yang berusaha mengubur bangkainya.“Sebelumnya kamu pernah punya pengalaman menjadi sekretaris pribadi? Atau mungkin ini pertama kali? Karena perusahaan yang akan kamu pegang cukup besar,” Siella sedikit memancing.“O- oh, belum. Kebetulan ini pert

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   'Milikmu Selamanya

    Vano yang mendengar Rifia marah tersebut, berusaha untuk membujuk sang pacar yang marah karena melihat dirinya dicium sang istri sendiri tadinya.“Tidak sayang. Aku juga terkejut, kenapa dia bisa seperti itu? Dia tidak pernah seperti itu sebelumnya!” tegas dari Vano.Mendelik tajam Rifia melihat wajah sang pria yang merupakan kekasihnya tersebut, tengah memohon kepadanya supaya tidak salah paham atas apa yang baru saja terjadi tersebut.Api cemburu melahap akal sehatnya, dan itu membuatnya jadi benar-benar marah tidak terima dengan apa yang terjadi di depan mereka kala tersebut.“Sayang…,” Vano membujuk dengan memegang tangan Rifia dengan halus, “percaya padaku, aku hanya mencintaimu sepanjang hidupku,” sambung Vano.Hanya dengan ucapan manis bak buaya yang sedang mencari mangsa tersebut, Rifia benar-benar luluh dengan apa yang dikatakan oleh Vano barusan. Dia sampai tersipu malu karena merasa bahwa pria di depannya jauh lebih memilihnya.“Pokoknya aku tidak mau dia menyentuhmu lagi! K

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Meratapi Diri

    Siella yang sudah dibuang di tepi jalan tersebut hanya bisa merenung selama beberapa saat. Ia sama sekali tidak tahu harus berkata apa, dan harus melakukan apa lagi.Sadar akan tindakannya yang setengah-setengah, jelas membuat Siella merasa malu kepada Devan yang mau membantunya.Padahal mereka tidak sepaham dan sejalan, tetapi karena Devan punya dendam tersendiri dengan Vano, membuatnya mau membantu Siella yang merupakan orang yang tidak ia senangi.Tapi mau bagaimana lagi? Melawan perasaan adalah perlawanan paling berat dan sulit untuk Siella lakukan. Move on itu perlu proses yang tidak singkat, dan tidak bisa terjadi hanya dalam waktu semalam.‘Sekarang aku harus apa?’ batinnya yang bertanya-tanya.Ia melangkah perlahan ke depan dengan kepala menunduk. Segala isi pikirannya yang buruk dan juga kosong benar-benar membuat Siella tidak bisa berpikir jernih.TINNNNNNN. Bunyi klakson mobil dari arah kanan yang mendatanginya dengan kecepatan yang tidak bisa dikendalikan.Siella yang menol

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Keputusan Siella

    Mendengar ucapan dari Devan, membuat Siella sama sekali tidak bisa menjawab apa yang brausan dikatakan kepada dirinya tersebut.Meski ucapan dari Devan benar, dan jelas saja mencoba untuk membuat Siella sadar dan tidak tutup mata lebih jauh mengenai apa kenyataan yang ada. Namun, hati Siella seolah menolak untuk menerimanya.Tatapan Siella yang bergetar penuh keraguan itu disadari oleh Devan yang daritadi berada di depannya. Dia sebagai pria hanya bisa terheran dengan logika wanita yang tidak jalan kalau sudah urusan perasaan.Segera Devan menarik tangan Siella, supaya masuk ke dalam mobil. Siella sama sekali tidak melawan. Dia mengikuti kemana perginya Devan. Ia banyak terdiam tanpa melawan sama sekali meski Devan sudah sampai sedemikian rupa.Tatapan mata yang melihat ke jalanan tersebut membuat Siella sadar, bahwa Devan mengarahkan mobil yang mereka naiki ke salah satu hotel dekat sana.Dengan mata yang terbelalak, dirinya menoleh ke arah Devan dengan raut wajah yang terkejut sekali

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Belajar Bermuka Dua

    Tekad Siella kali ini berusaha untuk lebih bulat daripada sebelumnya. Karena selama ini dia benar-benar berada di titik yang tidak menyenangkan sedikit pun.Napasnya yang menggebu terasa panas menguasai seluruh isi pikirannya dan juga menghantam hati kecilnya untuk berhenti berharap kepada Vano. Sudah jelas-jelas dirinya ini diselingkuhi! Bisa-bisanya ia masih berusaha untuk berpikiran positif.“Apa yang harus aku lakukan supaya mereka benar-benar jera?!” kesal Siella yang menatap dengan penuh amarah.“Coba saja hancurkan hubungan mereka dari dalam,” jawab dari Devan.“Maksudmu? Aku ini orang yang memiliki hubungan resmi dengan Vano! Bukan wanita itu!” pekik Siella.“Aku tahu. Maksudku, coba kamu buat mereka bertengkar karena ulahmu. Entah itu kompori atau terserahlah, kamu yang jadi pemain, kamu yang menentukan,” jawab dari Devan.Bertengkar? Jadi Devan memintanya melakukan hal seperti tadi, yang dimana emosi dari Rifia akhirnya meledak karena tidak terima atas apa yang dilakukannya k

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Neraka Rumah

    Segelintir senyuman ditunjukkan oleh Siella saat mendengar ucapan sahabatnya tersebut. Benar, ia tidak boleh memakai hatinya lagi untuk persoalan ini. Vano sudah melampau terlalu jauh.“Tapi, tadi katamu kamu kan mau mendekati Rifia juga, bagaimana kalau kamu juga pakai ini untuk ancaman perusahaan ayahnya?”“Ha?” Siella sedikit kaget dengan saran dari Hani yang cukup berisiko tersebut.“Iya. Perusahaan ayah Rifia itu besar sekali! Jelas citra perusahaan akan hancur kalau sampai ada skandal di keluarganya. Apalagi aku dengar desas-desusnya, kalau keluarga Rifia menjunjung tinggi kedisiplinan,” jelas Hani.Siella yang sama sekali tidak kepikiran ke sana mereasa sedikit tersentak selama beberapa saat. Dirinya tidak punya masalah dengan keluarga Rifia, jadi kenapa harus membawanya juga?“Aku rasa itu ide buruk. Aku tidak punya masalah dengan mereka, aku hanya punya masalah dengan Rifia,” jawab dari Siella.“Justru itu! Rifia bisa saja dibuang oleh keluarganya demi menjaga citranya. Kamu m

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Angel, But Devil Too

    Tak perlu menunggu waktu lebih lama lagi, Siella segera berlari ke kamarnya yang dimana memang sudah lama berpisah dengan Vano. Ia berlari sekencang yang ia bisa sebelum akhirnya menutup pintu dengan sangat keras.Sementara itu Vano membukakan pintu ke orang gila yang memencet bel rumahnya secara gila-gilaan di kala tersebut. Rasanya benar-benar gila hanya dengan memikirkannya saja.“Siapa sih?!” kesal dari Vano.“Halo, kami dari Chicken Go Delivery ingin mengirimkan pesanan ayam anda!” Seru dari seorang kurir dengan baju warna merah di depan rumahnya tersebut.Terkejut Vano mendengar ucapan orang yang mengirimkan ayam tersebut. Siapa yang memesannya? Vano yakin tidak memesannya. Apa jangan-jangan Siella yang memesannya?Segera Vano menoleh ke belakang, hendak bertanya kepada sang istri mengenai pesanan yang datang tersebut. Siapa tahu dia adalah orang yang memesannya.“Sayang, apa kam-“ BRAKHHH. Pintu kamar Siella tertutup sesaat setelah Vano menoleh ke belakan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Membujuk

    Kembali suasana hening dari luar sana. Bisa dengan jelas Siella menyimpulkan bahwa tampaknya Vano pun terdiam setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Siella barusan.Debaran jantung Siella jadi makin kencang karena tidak bisa membayangkan bahwa mungkin saja habis ini akan ada emosi membara yang akan berputar sekeras angin dan akan membuat Siella jadi kesulitan.“Maaf…., Siella…,” Suara lirih terdengar dari luar sana.Siella tidak salah dengar, kan? Vano meminta maaf? Tapi kenapa tiba-tiba begini? Padahal dia tadi sangat menggebu memberikan emosinya yang besar dan ingin sekali mendobrak pintu kamarnya.“A- Aku akan bicara padamu besok…., maaf….” Sekali lagi, Siella mendengar ucapan dari luar sana.Sungguhan dia pergi dari depan pintu? Benar-benar pergi dan benar-benar tidak menampakkan dirinya lagi di sana. Kembali Siella menerima notifikasi pesan di ponselnya.(Dia sudah pergi dari sana.) Pesan dari Devan membuat Siella merasa lega.Lemas kaki Siella seketika setelah melewati kejad

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   We Can Do It!

    Devan yang mendengarnya merasa sangat menggebu sekali. Benar, seharusnya dia tidak membuat Siella berada di titik yang tidak seharusnya. Seharusnya dia adalah orang yang bisa diandalkan bagi Siella, dan juga menjadi orang yang bisa bersamanya setiap saat.Dengan penuh keberanian yang meski sudah terlambat ini, Devan tidak mau menyia-nyiakan kembali apa yang belum bisa ia lakukan. Apa pun hasilnya, ia akan menerima semua keputusan Siella.Devan segera mengendarai mobil dan menuju ke bandara, sesuai dengan apa yang dikatakan Bu Ina, bahwa Siella sebentar lagi akan pergi dari negara ini.Masih belum terlambat selama ia masih mau mencoba. Ia benar-benar berharap bahwa Siella belum pergi dari sana. Ia masih harus menebus hutang pertanggungjawaban kepada Siella.Di bandara, Devan benar-benar tidak tahu harus mencarinya kemana. Ia menelepon Siella berkali-kali, setelah sekian lama ia berusaha menghindari komunikasi dengannya. Ia tidak akan membuang masa lagi.‘Kumohon Siella…, angkat,’ batin

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Hamil

    Siella yang mendengarnya langsung mematung tidak bisa berkata selama beberapa saat. Hamil? Dirinya ini hamil? Ia merasakan tangannya gemetar setelah mendengar ucapan dari Dokter barusan.“Aku akan memberikanmu vitamin untuk bayi dalam kandunganmu. Harus rajin diminum untuk calon bayinya ya?” seru dari sang Dokter yang kelihatan sangat senang.Sementara Siella masih belum bisa berkata apa-apa. Dia benar-benar tidak tahu harus merespon bagaimana kabar barusan. Antara tidak percaya, atau mungkin dirinya harus percaya dengan hal barusan.Perlahan ia memegangi perutnya, dan terus berpikir bahwa ini adalah mimpi saja. Ia masih belum bisa mencernanya dengan baik. Jadi, selama ini dirinya sudah hamil? Tapi ia sama sekali tidak sadar?“Apa suamimu ada? Apa yang di depan itu-““Bu- Bukan, na- nanti aku beritahu padanya,” Siella langsung menolak.Ia tidak tahu bagaimana Devan akan meresponnya. Siella hanya pernah berhubungan dengan Devan, jadi ia yakin kalau Devan adalah anak dari dalam kandunga

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Im Done

    Siella merasa sepertinya memang masih ada yang mengganjal dari pihak Vano. Tetapi ia menolak bertemu, karena sejatinya, bagi Siella ini sudah berakhir sepenuhnya.Biarlah Vano harus berdamai dengan sendirinya dengan emosi yang juga masa lalu yang tidak ia bisa terima sama sekali. Tugas Siella sekarang ini benar-benar sudah tidak ada lagi. Ia kini sudah tidak boleh ikut campur lebih jauh.“Kamu merasa sedih?” tanya Devan kepadanya.“Entahlah. Padahal penyebab awalnya bukan aku. Tapi kenapa aku seperti dibuat mendapatkan semua karmanya?” Siella merasa tidak adil.Di dalam mobil suasana jadi sangat hening dan tidak ada yang memecah sama sekali. Sepertinya mereka berdua dalam kondisi perasaan yang sama-sama tidak nyaman sama sekali.Tetapi, entah kenapa Devan yang kala itu sedang menyetir tidak mengantarkan Siella pulang sebagai mana seharusnya. Dia malah berbelok ke Danau yang tidak jauh dari sana. Jelas sekali Siella terkejut.“H- Hei! Kita kemana?!” terkejut Siella.

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Menegaskan pada Vano

    Devan sebenarnya setengah senang hati mendengar ucapan dari Siella yang memilih mengajaknya. Tetapi, tahu bahwa dia akan diajak menemui Vano, jelas membuat Devan merasa agak sedikit jengkel.Mereka kemudian pergi setelah berpamitan dengan Rifia. Sudah usai perasaan terpendam dan juga masalah internal yang jelas membuat mereka jadi seperti ini. sekarang semua sudah baik-baik saja di antara mereka berdua.Mereka pergi ke tempat Vano dengan mengendarai mobil. Rasanya sedikit gugup memikirkan bahwa dirinya akan menemui orang itu lagi. Padahal dia sudah bertekad yang waktu ini akan menjadi yang terakhir bagi dirinya itu.“Kamu takut dia akan melakukan hal buruk?” tanya Vano kepadanya.“Ah, tidak, hanya saja, aku kepikiran apa yang mungkin dia lakukan kalau melihatku lagi,” balas Siella.Devan yang melihat ke depan dengan tatapan kosong itu selama beberapa saat sempat tidak memberikan jawaban yang pasti. Perasaan jengkelnya lebih besar ketimbang perasaan khawatirnya.Ketika mereka sudah sam

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Pengakuan Rifia

    Siella membawakan buah tangan untuk Rifia, dan juga sedikitnya susu ketika ia hendak mengunjungi Rifia. Bukan tanpa alasan. Anggap saja ini sebagai formalitas karena dirinya akan menengoki orang sakit. Jadi dia tidak mungkin datang dengan tangan kosong, kan?“Kamu sungguh tak apa mendatangi Rifia?” tanya Devan yang khawatir.Siella menganggukkan kepala, ia jelas tidak merasa masalah kalau memang begitu perlunya dirinya untuk saat ini. Ia sudah memantapkan diri untuk bertemu dengan Rifia, jadi tidak seharusnya ia membatalkannya.Ruangan Rifia benar-benar dijaga dengan sangat ketat. Mungkin karena dia sempat bersekutu dengan Vano, jadi dia juga mendapatkan label berbahaya dari pihak keamanan yang ada.Masuk ke dalam sana, Siella terus mengatur napas untuk bisa menenangkan dirinya. Ia akan menahan segala emosi yang ada, baik atau buruk pun akan dia coba bendung di dalam dirinya.Di dalam sana, ia melihar Rifia berbaring dengan perban di kepalanya. Entah apa yang dilakukan oleh Vano sampa

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Menjaga Hubungan?

    Siella menikmati bagaiman Devan mengajaknya berkeliling, dan juga sesekali melihat berbagai binatang kecil yang tersedia di dekat sana. Devan tidak pernah melepas kamera di tangannya, dan selalu siaga untuk mengambil gambar untuk Siella.“Kamu tak mau aku foto juga?” Siella menawarkan diri.Devan yang sedang mencoba membidik gambar tersebut menurunkan kamera, dan melihat ke arah Siella. Dia tampak lebih bahagia daripada sebelum-sebelumnya.“Tidak apa. Aku tidak terlalu suka foto,” tolaknya dengan lembut sekali.Siella merasa agak terpukau mendengar jawabannya, rasanya seperti melihat orang yang berbeda, padahal baru kemari Devan sangat menyebalkan sekali. Tetapi, sekarang jauh berbeda, dia seperti menjadi orang lain yang belum pernah Siella lihat sebelumnya. Sungguh mengagetkan sekali.“Jarang-jarang kita bisa keluar begini, kamu serius tidak mau?” ucap Siella, lagi.Devan sekali lagi menolak sambil menggelengkan kepala dan tersenyum cukup tipis kepada dirinya ini. “Tenang, aku akan m

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Belajar Menerima Semuanya

    Siella merasa benar-benar sendiri sekarang ini. ia memang berhasil pergi dari hidup Vano dan terlepas dari pernikahan yang tidak sehat itu. Tetapi, kini ia kehilangan tempatnya untuk pulang dan menceritakan isi hatinya.Rasanya remuk sekali perasaan Siella. Ia lebih banyak berdiri di dekat jembatan dan sesekali ke danau juga. Bukan untuk menyerah pada segalanya, melainkan ingin menenangkan diri dengan merasakan dinginnya angin yang berembus kepadanya.Tak ada pikiran Siella untuk segera menyusul Hani. Karena belum tentu ia bisa bertemu dengannya. Tetapi, Siella akan memanfaatkan hidupnya dengan baik, dan ingin mendedikasikan sisa hidupnya untuk menjadi orang berguna.‘Huhhh, setelah ini apa?’ batin Siella merasa sangat kesal.Semuanya memang berakhir dengan baik, hanya saja, di setiap prosesnya Siella mendapatkan pembelajaran dan juga hasil yang tidak diinginkan sama sekali.Sesekali Siella melemparkan batu ke sungai untuk bisa meredakan kekesalannya. Sesekali juga ia melemparkan sebu

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Bertemu Vanno

    Siella sudah duduk rapi di kursinya, dan kini sedang menunggu Vano masuk ke bilik kaca untuk bisa berbicara engannya. Entah apa yang sebenarnya dia ingin bicarakan dengan Siella di saat seperti ini sebenarnya.Devan, Pak Romi, dan Bu Ina berdir di belakangnya mengawasi. Kali ini mereka akan mendengarkan semua yang dibicarakan oleh Vano.Vano masuk ke dalam, dan duduk tepat di kursi yang sudah disediakan. Sesuai dengan permintaan, Vano diborgol dengan kuat pada kursinya, dan tidak dibiarkan bisa bangun dari tempat itu.Melihat bahwa Siella tidak datang sendirian membuat Vano tertawa, dia jelas merasa dibohongi karena ingin bertemu dengan Siella saja.“Heuuuhhh, lihat, kamu datang membawa pasukan,” ucap Vano.“Kenapa memangnya? Ada obrolan yang kamu tidak ingin mereka ketahui?” Siella langsung mengatakannya.“Kalau memang ada kenapa?” Vano menyeringai licik.“Aku tidak mau mendengarnya kalau begitu,” Siella segera membalas.“Ahhh, kalau begitu kamu pasti marah padaku, ya? Memang seberap

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Belum Usai

    Siella lebih banyak berada di rumahnya tanpa keluar sama sekali. Rumah kecil yang ia tinggali sementara itu kini terasa makin menyesakkan dan juga begitu membuatnya tidak tenang.Ting… Tong… Bunyi bel rumahnya yang membuat seisi ruangan jadi terisi penuh akan suaranya.Siella segera keluar, dan melihat siapa yang datang. Dia mendapati Devan sedang berdiri di depan sana. Wajahnya masih layu dan menunjukkan bagaimana kesedihannya.“Ada apa?” Siella bertanya dengan suara yang lemah.“Rumah Hani akan segera dibersihkan oleh pemilik. Kamu mau ambil beberapa barangnya?” tawar dari Devan.Mendengarnya membuat Siella makin merasa sedih. Air matanya jadi kembali dan membuat Siella tidak bisa mengendalikan diri.“Aku tahu bagimu ini berat, tetapi bukan aku yang minta rumah itu segera dibersihkan,” sambing Devan.Siella segera membersihkan air matanya dan mengiyakan ajakan dari Devan, “Ya, baiklah, aku ikut,” Siella menyetujui.Mereka yang pergi ke rumah Hani sudah membawa segala kardus pakaian

DMCA.com Protection Status