Beranda / CEO / Melahirkan anak untuk CEO / (S2) 86. Relakan Dia.

Share

(S2) 86. Relakan Dia.

Penulis: Butiran_Debu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Kau ingin mempermainkan emosiku? Kau mencoba mencari simpatik pada istriku? Semuanya sudah dia berikan, tapi sepertinya kau tidak pantas mendapat perhatian dari kami." Mata Harry melotot dan sangat menakutkan, dia mengabaikan fakta bahwa Harel adalah putra dari kakaknya.

Namun, bagi seorang Alena yang memiliki hati lembut tentu saja itu sangat menyedihkan. Dia tidak membela Harel juga tak tega memojokkannya.

"Harry, tenangkan dirimu, Sayang. Kita harus membicarakan ini baik-baik."

"Diam kataku maka diam, Alen! Aku berhak berbicara pada keponakanku."

Para pelayan pun datang di saat yang bersamaan tapi tak seorang pun yang berani melerai emosi tuan mereka. Semuanya hanya berdiri menunggu perintah, tentu dengan tangan yang membungkam mu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Veni Sinaga
Aku sih Puas banget Thor. Karna Zoe akan selalu semakin Tersiksa sebab Zoe tak mengerti apapun yg Zoe tau hanya punya seorang kakak sebagai teman bermain yg seru sedangkan Alena?Alena juga gak akan bisa memulihkan keadaan Harel. Jadi sudah sepantasnya Harel pergi jauh tuk mendapat perawatan khusus.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S2) 87. Aku Ingin Memakanmu Di Sini

    Empat hari sudah Harry pergi melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri. Alena merasa sangat merindukan lelaki itu, bahkan rasanya tidak tahan untuk segera bertemu. Harry berkata dirinya akan tiba hari ini, tapi sehingga sudah menjelang sore, dia tidak juga mendapat kabar dari suaminya. Ponsel Harry tidak bisa dihubungi, dan lelaki itu juga sama sekali tidak memberinya kabar sejak terakhir mereka berbicara di telepon. Ke mana Harry sebenarnya? Hati Alena bertanya-tanya. Membuat orang khawatir bukan bagian dari kebiasaan Harry selama ini.Apa lagi, siang tadi dokter berbicara pada Alena dan mengatakan Zoe sudah bisa pulang. Tulang punggung yang tadinya bergeser sudah kembali pada tempatnya, dan pergelangan yang tadinya memar pun sudah pulih sedia kala. Alena merasa khawatir jika putrinya merasa sedih, sebab Harry tidak menjemputnya pulang dari rumah sakit."Mom? Sebenarnya berapa lama dad di luar negeri? Bukankah dia bilang hanya pergi tiga hari?" tanya Zoe, anak itu su

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S2) 88. Mari Lakukan Sampai Pagi

    Jika Harry sudah berkata di sini, ya harus di sini. Diabaikannya bisikan Alena yang terus memohon untuk dilepaskan. Harry sudah berhasik menyingkap gaun istrinya sehingga menunjukkan dua dada yang mencuat dari balik bra hitam. Dia menatap benda itu beberapa saat dengan mata yang sangat memuja."Sangat indah, bagaimana bisa aku menunggu kita kembali ke rumah, Sayang?" katanya, lalu menyapukan lidah di permukaan bukit Alena.Mendapat rangsangan dari lidah hangat itu, Alena yang tadinya berusaha berontak pun kini mulai melemah. Dia menjadi pasrah, bahkan tangannya memeluk erat leher Harry. Alena bersusah payah untuk menahan erangan ketika akhirnya Harry sudah melepaskan bra hitam yang melingkar di dadanya."Sayang, ah ..." erangnya mulai meracau.

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S2) 89. Isi Otaknya Hanya Mesum.

    "Alen ... jangan pergi," rengek Harry. Kedua alis lelaki itu menaut dan keringat dingin sudah membanjiri keningnya yang putih bersih. "Sayang, kumohon tetap di sini," ulangnya lagi, dengan wajah yang terlihat sangat ketakutan.Di sebelahnya, Alena mendengar ucapan lelaki itu dan mengubah posisi tidurnya. Dua mata yang masih mengantuk mulai berkedip dan memaksa terbangun. Tampak wajah suami yang dia kasihi sangat sedih seperti ingin menangis membuat mata Alena menjadi terang seketika. Dia menyentuh dahi Harry yang penuh keringat dan memanggil nama suaminya."Harry, Harry, kau bermimpi?"Kemudian dia tersadar kening Harry sangat panas. Lelaki itu ternyata diserang deman dan membuatnya mengigau."Kau demam?" kata Alena lagi. Buru-buru di

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S2) 90. Mencintaimu Sangat Banyak.

    "Kau akan ke mana, Sayang?" Harry memegangi kaki Alena untuk mencegah istrinya berdiri. Dia letakkan kepala di atas paha itu, agar Alena tidak beranjak dari atas ranjang. Dia tidak ingin Alena meninggalkannya barang sedetik pun. Lelaki yang dalam masa pemulihannya itu menjadi sangat manja, dan selalu ingin bersama dengan Alena. "Aku hanya ingin melihat Zoe, Sayang, tunggu lah sebentar," kata Alena, mencoba membujuk suaminya. Lantas, Harry memajukan bibirnya dan menggeleng dua kali. "Tidak, biarkan aku di sini untuk beberapa saat lagi. Zoe pasti bermain dengan pelayan, kalau tidak, seharusnya sejak tadi dia sudah masuk," sahut Harry yang semakin mempererat pegangannya di paha Alena. Astaga ... Alena menarik napas pasrah. Sejak Harry demam, dia menjadi sangat manja bahkan melebihi seorang bayi. Harry selalu berkata ingin terus berada di sisi istrinya, untuk membayar empat harinya yang sepi selama di perjalanan bisnis. "Alen,

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S2) 91. Sayang, Jangan Bercada!

    Harry tak membiarkan matanya lepas barang sedetik pun dari para pelayan lelaki yang disibukkan dengan sebuah bingkisan sangat besar."Hati-hati. Jangan sampai isi di dalamnya menjadi berantakan," katanya, kala mereka meletakkan bingkisan itu di tengah rumah. Ini masih sangat pagi dan dia sudah bangun lebih dulu bersama para pelayan. Harry tersenyum lebar melihat bingkisan berwarna merah muda itu, dan bersegera dia berjalan menuju tangga.Masih dengan senyum lebarnya, Harry memasuki kamarnya bersama Alena dan mengguncang pelan pundak istrinya."Sayang... Sayang, bangun," panggilnya lembut.Wanita yang tadinya tertidur dengan lelap perlahan membuka kedua mata. Alena mengerut kecil, bingung melihat lelaki itu."Harry, ada apa? Kau merasakan sesuatu? Suhu tubuhmu naik lagi?" Alena mendaratkan tangannya di kening Harry untuk memastikan dugaan.Tangan itu Harry tangkap dan bawa ke depan bibir. Dia mengecup pelan punggung tangan A

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S2) 92. Kita Punya Waktu Panjang

    "Harry! Harry, ada apa denganmu?" Alena masih memanggil nama suaminya dan mengangkat kepala lelaki itu ke atas pangkuan. Dia duduk dengan benar, membingkai wajah Harry dengan kedua tangannya. Alena sangat takut melihat Harry semakin lemah. "Sebentar." Dia letakkan kepala Harry di atas bantal dan bersegera bangun dari ranjang. "Jangan tutup matamu dan tunggu sebentar." Semakin gugup, Alena berlarian dengan tubuh setengah telajang untuk menemukan ponselnya. "Dokter, Harry sakit lagi. Tolong segera ke sini dan jangan lama!" perintahnya tanpa penolakan. Dengan terburu Alena mengenakan pakaian yang dia dapat di atas ranjang. Dia bahkan tidak peduli bahwa itu adalah kaus oblong milik suaminya, asalkan bisa menutup bagian tubuh. Setelahnya Alena kembali naik ke atas ranjang untuk melihat kondisi suaminya. "Sayang, jangan tutup matamu. Lihat aku dan dengarkan aku bicara, Harry!" Suara Alena sudah menggelegar di dalam kamar untuk memastikan Har

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S2) 93. Semuanya Sudah Terwujud

    Alena menegang menunggu dokter yang memeriksanya memberi penjelasan, sedangkan Harry terus menggenggam telapak tangan istrinya yang berbaring di atas ranjang. Keduanya saling melirik sejenak, lalu kembali menatap layar di depan mereka tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Dari ekspresinya, tampak bukan hanya Alena yang merasa dag dig dug di dadanya, tapi juga Harry sangat tidak sabaran menanti hasil dari pemeriksaan dokter wanita itu. Lihat saja, dia berulang kali menelengkan kepala seperti orang yang tengah berpikir, kala menatap layar yang menunjukkan bagian rahim istrinya. “Apa itu sangat sulit?” celetuk Harry. “Lalu apa gunanya bersekolah bertahun-tahun jika untuk membacakan hasilnya saja terlalu lama?” sambungnya lagi, untuk meredahkan debaran jantung yang kian tak terkendali. Dia benar-benar tak sabar dan terus berceloteh mengenai sekolah dokter, membuat Alena merasa sedikit tidak enak hati pada dokter itu. Pasalnya, ini bukan dokter kandungan langganan Ale

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S2) 94. Boleh Aku Menikahinya?

    Kehamilan kali ini sangat menyenangkan bagi Alena. Dia tidak merasakan mual, pusing, dan segala keluhan wanita hamil pada umumnya. Dia bisa menikmati harinya dengan menikmati semua makanan kesukaan, bisa tidur nyenyak tanpa diganggu insomnia, dan menjalankan berbagai aktifitas. Tapi jangan ditanya dengan Harry. Lelaki penakluk yang sangat terkenal kegarangannya itu, menjadi lelaki lemah oleh siksaan mual dan sering pusing. Harry benar-benar merasa ini adalah ujian terberatnya selama hidup di dunia, di mana dia tidak ingin mengeluh. “Sayang, di mana obat peredah mualnya? Huek!” Lelaki itu baru saja memakan sedikit sarapannya, dan sekarang sudah mual. Harry buru-buru mengejar wastafel untuk mengeluarkan lagi makanan yang baru dia telan. Melihat suaminya bersandar pada sisi wastafel, Alena menjadi sedikit tertawa. Ini mengingatkan ketika dirinya mengandung Zoe. Alena sering mual dan pusing saat itu. “Di sini, Sayang, ini.” Alena meraih botol obat

Bab terbaru

  • Melahirkan anak untuk CEO   Esktra Bab 2. Akhir Bahagia Untuk Semuanya.

    Esau berlari menaiki tangga pintu masuk istana keluarganya, dengan penuh semangat dan senyum yang tergambar di bibirnya. Tangan kanan menjinjing sebuah boks besar yang dia bawakan hadiah untuk istrinya, belakangan ini dia memang menjadi sangat romantis sejak mendengar kabar kehamilan Freya. Setiap akan pulang dari mana pun, Esau menyempatkan membawa hadiah untuk Freya. Baik itu berupa bunga, makanan, atau benda apa saja yang dia temukan di jalan. Terkadang juga Esau mencari-cari sesuatu yang diinginkan ibu hamil melalui situs internet, lantas membawakannya untuk Freya. Dia adalah suami yang begitu mencintai istrinya. “Sayang...” Esau mendorong pintu kamar, memamerkan jinjingan yang dia bawa. “Lihat, aku membawa apa padamu?” Freya yang tengah berbaring membaca sebuah buku, menurunkan buku itu ke atas perutnya dan melihat Esau. Sejak hamil dan dikatakan fisiknya lemah, Freya dengan suka rela mengambil cuti kuliah dan lebih memilih menghabiskan waktu menikmati k

  • Melahirkan anak untuk CEO   Ekstra Bab 1. Cucu

    “Frey, kalian harus datang, ingat!”Leona berseru dari ujung sana, melambaikan tangannya pada Freya yang masih berdiri menunggu Esau membukakan pintu mobil. Gadis itu mengangguk sebagai jawaban untuk seruan dari Leona.“Baik lah, akan aku usahakan.” Freya lalu masuk ke dalam mobil di samping suaminya yang menyetir.“Datang? Memangnya... ke mana dia mengajakmu?”“Ulang tahun. Leona merayakan ulang tahunnya, dan dia mengundang kita.”“Kenapa kita harus datang?” Esau menyahut acuh, menyalakan mesin mobil yang membawa mereka meninggalkan parkiran kampus. “Aku heran kenapa kau mau berteman dengannya, padahal dulu dia jahat padamu.”Jika dipikir-pikir, Leona memang banyak melakukan kejahatan pada Freya, tapi di balik itu Freya sendiri sudah membalasnya, kan? Lantas kenapa harus merasa dirinya harus membenci Leona lagi? Lagian Leona sendiri sudah meminta maaf secara terang-tera

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S3) 168. Menghargai Keputusan.

    Semua orang menjadi diam melihat kedatangan pria itu. Esau masih terkejut, bahkan dia tidak sadar kapan Ezra Raves berjalan menuju kado besar yang sudah Harry siapkan. Dia menatap Harry dengan tatapan yang sedikit aneh.“Apakah kado dariku sangat besar?” katanya, seakan menyindir Harry. Ezra cukup tahu Harry adalah seseorang yang selalu mempersiapkan segala sesuatu, dan sudah pasti Harry lah yang membuat kado itu seakan-akan dari dirinya. “Kalian tampak senang melihat kado dariku, tapi tampaknya tidak senang dengan kedatanganku.” Ezra berpindah ke depan Harry, mengulurkan tangannya dan berkata, “Halo, Besan, akhirnya kita bertemu setelah sekian lama.”Harry muak melihat sikap Ezra yang seakan ingin menunjukkan sifat arogannya. Tapi demi menjaga nama baik menantu perempuannya, Harry mengulurkan tangan untuk menyambut Ezra. “Ya, selamat datang kembali. Aku pikir pesawat itu sudah meledak sehingga kau mungkin tidak akan pernah dat

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S3) 167. Pernikahan Menegangkan

    “Selamat, akhirnya kau benar-benar menjadi lelaki jantan.” Parsa menepuk pundak sahabatnya, membuat Esau mengerut kening tidak senang.“Sial! Apa selama ini aku kurang jantan di matamu?” umpat Esau pelan, tidak senang dia dengan ledekan yang ditujukan Parsa padanya.“Mana aku tahu, Freya lah yang tahu bagaimana kau di ranjang.” Parsa melirik Freya dan meneruskan pertanyaan Esau padanya. “Bagaimana, Frey, apakah Esau jago di ranjang?” ucapnya sembari tertawa.Kesal, Esau meninju pelan pundak Parsa untuk menyuruh sahabatnya itu diam. “Diam lah, Brengsek, atau aku memanggil bagian keamanan untuk mengusirmu,” balasnya sambil bergurau.Hal itu membuat Julian ikut tertawa mendengar dua sahabatnya yang saling mengejek, dan ikut serta di dalam perbincangan mereka. “Mungkin kau memang tidak jago, Esau, sebab itu Freya ingin meninggalkanmu.”“Hei, tutup mulutmu atau aku

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S3) 166. Kau Ibu Jahat yang Kurindukan

    “Apa yang kau lakukan, Esau?” Freya menarik Esau untuk menjauh, tetapi Esau tidak menggubrisnya. Dia tidak akan menyerah begitu saja sebelum Felisha menunjukkan apa yang dia sembunyikan.“Frey, aku lah yang lebih dulu mengenal bibi, jadi aku tahu dia tidak sepenuhnya gila. Sebelum kau masuk ke dalam hidupku, perawat mengatakan bibi hanya butuh pengobatan ringan. Dia hanya terlalu malu bertemu denganmu, sampai-sampai berkata tidak ingin melihatmu lagi. Benar seperti itu kan, Bi?” tanya Esau tegas.Tentu hal itu membuat Felisha tak tahan lagi. Dia lelah menahan diri hingga akhirnya meneteskan air mata dari kedua sudut matanya.“Aku orang jahat, kenapa aku berhak memiliki anak? Aku sudah membuat semua orang menderita, aku tidak pantas menjadi ibunya,” bisik Feli lemah.Pertemuan dengan Ezra sudah membuat Feli seperti tersadar bahwa dirinya adalah orang jahat yang tak pantas mendapatkan perhatian dari siapa pun. Semua tuduh

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S3) 165. Kau Tidak Gila!

    “Maaf sudah memisahkanmu dengan papamu.” Esau mengelus wajah Freya, satu jarinya bermain-main di wajah cantik gadis yang bersandar ke pundaknya.Bagaimana pun, Ezra Raves adalah pria pertama yang mencintai gadis itu sejak dia lahir. Mungkin banyak kesalahan yang Ezra lakukan, tapi tetap saja cinta seorang ayah tidak bisa dihilangkan dari hati.“Kau masih sedih?” Kini Esau tatap wajah cantik istrinya dengan memegangi dagu lancip Freya.Menggeleng lemah, tentu saja Freya berbohong. Dia tidak bisa berkata dirinya baik-baik saja setelah yang barusan terjadi.“Sedih sebentar tidak akan membunuhku, kan?” bisik Freya, lagi air matanya mengalir. “Papa tidak boleh hanya menyalahkan mama, mereka sama-sama salah. Aku harus tega pada papa untuk membuatnya menyadari kesalahan.”“Benar, kau tidak melakukan kesalahan. Jika papamu bisa berpikir dengan baik, seharusnya dia menyesal.”Helaan na

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S3) 164. Tak Ingin Cintaku Gagal.

    “Apa yang kalian bicarakan? Sayang, papa mencintaimu. Kau tidak harus mendengarkan kesaksian dari orang-orang yang tidak menyukai papa,” kata Ezra, berharap kali ini putrinya masih mendengarnya. Ezra Raves tidak rela jika Freya menuduhnya tidak menginginkan dirinya.“Tapi bukti yang kutemukan bukan sekedar ucapan orang-orang. Papa juga ingin melihatnya?” Freya menantang papanya, lantas membuka lipatan kertas yang dia pegang.Bagaimana pula ada orang yang berkata demikian? Apakah mereka bisa mendengar isi kepala Ezra? Siapa yang dengan berani membuat kesaksian bahwa Ezra tidak menginginkan bayinya? Sejak mendengar Felisha hamil, Ezra sudah berencana untuk mengurus bayi itu meski tanpa ibunya!“Catatan rumah sakit atas nama Felisha Raves dan suaminya Ezra Raves,” kata Freya, membaca sebagian dari kertas yang ada di tangannya. Dadanya sesak. Pedih Freya rasakan ketika dia melanjutkan untuk berkata, “Catatan ini adalah kunju

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S3) 163. Bukti Kekejaman.

    Freya masih bergeming menatap tangan Esau yang terulur padanya. Lalu perlahan mengangkat mata untuk melihat wajah suami yang... katanya sudah bercerai oleh perbuatan oleh sang papa. Wajah sendunya sulit untuk ditebak, apakah Freya akan menerima uluran tangan itu?Kemudian dia perlahan mengalihkan wajah menatap tangan papanya, lalu mata mereka pun bertemu beberapa detik kemudian.“Mari, Sayang, kita akan berangkat hari ini,” ucap Ezra Raves sekali lagi.“Papa menjagaku?” Suara serak yang menyiratkan kerinduan akan cinta.“Pasti, karena kau lah separu dari nyawaku yang tersisa.” Ezra mengangguk perlahan.Ezra memang banyak melakukan kebohonga, tapi semua dia lakukan untuk alasan yang tepat. Dia hanya tidak ingin membuat Freya seperti ibunya.“Freya, ibumu memiliki temprament yang sangat buruk. Dia suka menyakiti orang lain tanpa peduli siapa orangnya. Aku menjauhkanmu dari dia karena aku mencintaimu, a

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S3) 162. Pilihlah Aku, Suamimu.

    “Esau, tunggu!” Freya hampir saja terjatuh ketika mengikuti langkah suaminya turun dari mobil. “Bukankah kau bilang akan mempertahankanku? Kenapa kau ingin mengembalikanku pada papa?” katanya lagi. Freya tidak ingin pergi, dia berhenti menatap rumah besar di mana papanya menunggu.“Freya, ikut lah, papamu sudah tak sabar menunggu.”Kemarahan Esau sudah sampai di puncak kepalanya, sehingga tak ada waktu baginya membahas hal ini. Esau hanya ingin segera bertemu dengan Ezra Raves dan menyelesaikan masalah mereka. Dia tidak tahan mendengar kata-kata Ezra yang bahkan sudah mengurus perceraiannya dan Freya. Bukankah pria itu sudah sangat keterlaluan?“Tapi aku tidak mau! Aku mencintaimu, aku ingin denganmu!” Freya yang baru mendapat kasih sayang dari seluruh anggota keluarga Borisson, tiba-tiba merasa sangat sedih. Esau, lelaki yang pagi tadi berkata mencintai dirinya bahkan rela mati untuknya, kenapa sekarang justru sep

DMCA.com Protection Status