Home / Romansa / Meet Sweety Girl / SEBUAH TAWARAN

Share

SEBUAH TAWARAN

Author: Sweetia
last update Last Updated: 2021-10-19 20:26:13

BAB 2

Keluar dari ruang wawancara Delia termenung, memikirkan tawaran manager restoran tadi. Bagaimana mungkin? Dia datang melamar pekerjaan ke sebuah restoran, tapi dia diminta untuk menjadi baby sitter? yang benar saja. 

-flashback-

"Sebelum ini kamu pernah bekerja di mana saja?" tanya manager restoran. 

"Banyak Pak, sejak lulus SMA saya bekerja sebagai karyawan toko, penjual jajanan di pinggir jalan, cleaning service di stasiun kereta api—" 

Belum selesai Delia berbicara, sang manager restoran yang bernama Yuda itu memotong. "Bagaimana dengan baby sitter?" tanya Yuda. 

"Baby sitter? pengasuh anak maksudnya, Pak?" tanya Delia memastikan, dengan raut bingungnya. 

"Iya, saya rasa kamu cocok menjadi baby sitter," jawab Yuda yakin. 

"Tapi ini restoran, Pak. Apa restoran ini membutuhkan pengasuh anak? Saya melamar pekerjaan di sini sebagian karyawan restoran, ntah itu waiters atau apa pun. Bukan malah menjadi pengasuh anak!" jelas Delia panjang lebar dengan sedikit penekanan. 

Dia merasa tidak suka, kalau memang dia tidak diterima sebagai karyawan di restoran DF ini tidak apa-apa. Namun, jangan mengatakan dia cocok melakukan pekerjaan yang lain. Dia tahu dia tidak memiliki penampilan yang menarik dibanding pelamar lain yang cantik-cantik. Yuda yang merasa Delia salah paham, berusaha menjelaskan. 

"Begini Delia, setelah melihat CV kamu dan mendengar sederet pekerjaan kamu setelah lulus SMA, saya merasa ingin mengajukan kamu kepada atasan saya untuk menjadi baby sitter anaknya. Beberapa kali dia meminta saya untuk mencarikan anaknya baby sitter. Tidak tahu kenapa saat melihat kamu, saya merasa kamu anak yang tekun dalam bekerja dan saya yakin kamu akan mampu mengambil hati anak atasan saya," jelas Yuda sejelas mungkin.

"Berapa umur anak dari atasan Bapak?" 

Pertanyaan Delia membuat Yuda senang, Yuda merasa Delia tertarik menjadi baby sitter. "5 Tahun," jawab Yuda singkat.

"Jadi, Bapak tidak menerima saya sebagai karyawan di restoran ini, dan memberi saya penawaran menjadi baby sitter anak dari atasan Bapak, begitu?" tanya Delia, memastikan apa yang ditangkap otaknya dalam wawancara ini. 

"Iya, bisa dibilang begitu," jawab Yuda dengan tenang, dia yakin Delia akan menyetujui tawarannya.

"Baik, Pak, terimakasih banyak. Saya permisi." 

Di luar dugaan, Delia bangkit dan keluar ruangan dengan membawa kembali berkas yang sebelumnya dilihat oleh Yuda. 

Yuda yang melihat itu, bangkit dari kursinya dan mengintrupsi langkah Delia sebelum sampai pintu. "Delia, tunggu! Ini ... semoga kamu berubah pikiran," ujar Yuda sembari memberi kartu namanya pada Delia.

-flashback off-

Delia POV

Baby sitter? aku tidak memiliki pengalaman sedikit pun tentang anak-anak. Bagaimana jika anak itu susah diatur? Bagaimana jika anak itu menangis, apa yang harus aku lakukan? Tidak mungkin aku membuangnya, 'kan? Ahhh ... ini benar-benar gila, padahal aku sudah sangat senang dan yakin, aku dan Lila akan diterima bekerja di restoran itu, tapi nasib berkata lain. 

Hanya Lila yang diterima, dia benar-benar beruntung. Bagaimana nasibku? Aku harus menganggur berapa lama lagi, ya Tuhan. Apa aku harus menerima tawaran manager itu? T-tapi menjadi baby sitter sama sekali bukan keahlianku, aku sama sekali tidak pernah bercengkerama dengan anak-anak mana pun. Aku benar-benar pusing, tapi tidak ada salahnya aku mencoba. Iya, benar. Aku harus mencobanya.

Ganda POV

Aku memiliki semuanya, semua hal yang aku ingin dapat kumiliki. Kecuali satu, cinta yang tulus. Ah ... tapi peduli apa? Tanpa cinta, aku masih dapat menikmati hidup. Terkait wanita, aku hanya menginginkan kepuasan biologis dari mereka. Iya, dengan uang semua akan mudah. 

Seperti saat ini, wanita sexy dengan bibir menggodanya sedang melumat ganas bibirku. Membangkitkan gairah yang panas menjadi semakin panas. Cumbuannya pun turun dari bibir ke leher dan turun ke dada. Remasan tanganku pada dada sintalnya pun membuatnya terus melenguh di sela aksinya.

Dering telepon menghentikan aksi panas kami. Dengan malas kuambil ponsel di atas nakas sebelah kiri ranjang. Ternyata Yuda menelepon, kurang ajar sekali dia, karena gangguan darinya membuat gairahku hilang. 

"Halo, ada apa?" tanyaku sedikit kesal. 

"Hehe ... sabar, Boss, sabar." Dengan santainya dia menyuruhku sabar. 

"Kau telah mengganggu kegiatan—" Belum selesai aku berbicara, dia langsung memotong pembicaraanku. 

"Kegiatanmu tidak penting, kau bisa teruskan nanti, sekarang ada yang lebih penting," ucapnya membuatku penasaran.

"Apa?" jawabku singkat. 

"Aku sudah menerima beberapa pelamar untuk ditempatkan di cabang restoranmu yang baru—" Belum selesai dia berbicara, sekarang giliranku yang memotong pembicaraannya. 

"Kau gila! hanya karena ingin membahas karyawan baru, kau rela menggangguku? sialan!" 

Tut ... telepon kumatikan secara sepihak, benar-benar gila, dia bisa membahas ini nanti. Kulihat wanita cantik di sebelahku pun mulai kehilangan gairah, wajahnya terlihat kesal.

"Lain kali jika kau ingin 'bermain', sebaiknya matikan dulu ponselmu!" ujarnya dengan menekan kata 'bermain'. 

"Kau benar. Benda pipih ini dapat menjadi pengganggu," ujarku memimpali. 

Hening ... aku dan dia sama-sama diam. Aku dengan minuman alkoholku, dan dia sibuk dengan rokoknya. 

"Jadi? Bagaimana, kau ingin lanjut?" tanyaku setelah menghabiskan setengah botol anggur. 

"Ha? Tentu saja tidak, aku sudah kehilangan mood dan gairahku," ujarnya dengan senyum mengejek yang membuatku kaget dan heran. 

"Heii, tapi aku yang membayarmu!" seruku tak terima. 

Dalam permainan ini aku penentunya, kurang ajar! setelah Yuda merusak kegiatanku, sekarang wanita ini ingin merusak mood-ku juga. Meski sebelumnya aku kehilangan gairah, tapi apa yang belum tuntas, harus segera diselesaikan. 

"Tidak mendapat bayaran darimu aku juga tidak masalah, Tuan. Masih banyak lagi pria di luar sana yang menungguku," ujarnya dengan senyum mengejek. 

Saat dia ingin membuka pintu kamar, dengan sedikit berlari kuhampiri dia, mengangkat tubuh rampingnyanya dan menggendongnya di atas pundakku. Rontaannya tidak kupedulikan, minuman alkohol yang sudah membuatku mabuk, membuatku hilang akal. 

Kujatuhkan tubuhnya ke atas ranjang, kemudian kutimpah tubuhnya sembari melucuti pakaian sexy-nya. Bahkan tidak segan aku merobek dress sexy itu. Sepertinya untuk malam ini pelacurku sedikit berbeda, bukan dia yang melayaniku, tapi aku yang memperkosanya. Namun, sudahlah, sepertinya dia juga menikmati permainanku. Seperti saat ini, dia sudah mulai membalas ciumanku dengan liarnya. Dasar murahan! jika butuh tidak perlu jual mahal.

Permainan kami pun sudah akan mencapai puncak, tidak lupa sebelum permainan inti, aku memakai pengaman. Aku tidak ingin, setelah melakukan satu malam dengan seorang wanita, satu atau dua bulan lagi, dia akan datang, dan meminta pertanggungjawaban. Aku sangat mewaspadai hal itu, sebelum permainan ini dimulai, aku juga meminta si wanita untuk meminum obat pencegahan kehamilan, dan dapat kupastikan semuanya akan aman, sampai pagi menjelang.

Related chapters

  • Meet Sweety Girl   MENUNGGU

    BAB 3Delia POVDi sini aku sekarang, duduk dalam sebuah cafe menunggu seseorang yang sebelumnya sudah kuhubungi, tapi sudah hampir dua jam aku menunggu dia tidak datang juga. Dia benar-benar seenaknya! Dia yang menentukan waktu dan tempat bertemu, tapi dia juga yang lambat.Dasar! Apa semua orang berduit seperti itu? Semaunya saja pada orang yang membutuhkan! Sudah sedari tadi aku kesal dan terus memaki. Ini sudah di luar batas, mau berapa lama lagi aku menunggu? Sampai cafe ini tutup? sialan! Nomor teleponnya juga tidak aktif. Dia benar-benar keterlaluan. Lebih baik aku pulang sekarang, mungkin memang pekerjaan ini bukan untukku.Saat aku akan bangkit dari kursi yang hampir dua jam kududuki, seseorang mengintrupsiku."Delia!" Suaranya membuatku menoleh ke belakang, aku mengira itu Pak Yuda, ternyata bukan. Dia Beni, temanku dan Lila."Ha-hai ... Ben," jawabku kaku, tidak menyangka kita akan bertemu di sini.

    Last Updated : 2021-10-19
  • Meet Sweety Girl   PERTEMUAN PERTAMA

    BAB 4Ganda POVSetelah meeting dengan para chef, terkait menu baru yang akan dihadirkan di restoran DF selesai, aku langsung menemui teman sekaligus orang kepercayaanku, Yuda. Setelah beberapa hari lalu, dia kutugaskan untuk merekrut karyawan baru, aku sama sekali belum bertemu dengannya. Ditambah lagi, aku belum memakinya sebab mengganggu malamku dengan wanita bayaran itu."Hei, Kawan! Gimana, sukses meeting-nya?" sapanya, saat aku sudah duduk di hadapannya."Tentu saja. Secepatnya kita akan mempromosikan menu baru ini," jawabku sembari meminum cappuccino hangat yang sudah dipesankan olehnya."Bagus, semoga makin sukses!" ujarnya dengan mengangkat dua jempol miliknya."Baby sitter untuk Denis? Apa kau sudah menemukan orangnya?" tanyaku sembari mengambil cake chocolate milik Yuda.Sudah dari seminggu yang lalu, pengasuh Denis yang sekarang ini, ingin berhenti bekerja. Aku memintanya untuk menunggu, sampai aku

    Last Updated : 2021-10-19
  • Meet Sweety Girl   PERTEMUAN KEDUA

    BAB 5"Maaf, O- om."Suaranya yang takut-takut membuatku enggan melepaskannya, dan tertarik untuk sedikit mengerjainya. Namun, niatku tidak terwujud, sebab beberapa pasang mata sudah menatap ke arah kami. Aku juga harus segera menemui Denis, dia sudah menunggu terlalu lama. Aku melepaskannya segera berjalan menuju meja tempatku dan Denis duduk tadi."Papa, kenapa lama sekali?" tanya Denis dengan wajah cemberutnya."Maaf, Sayang. Papa mengantri panjang tadi," jawabku memberi alasan. Dengan refleks Denis pun memutar kepala untuk melihat ke arah kasir."Tidak ada, Papa!" serunya menyanggah ucapanku, begitu dia melihat tidak ada satu orang pun di kasir."Tadi Papa menjadi pelanggan terakhir, Sayang," jawabku memberi alasan. Denis pun hanya menganggukan kepalanya.Dalam perjalanan pulang, di dalam mobil, entah kenapa aku merasa penasaran dengan gadis yang menabrak dan kutabrak tadi. Iya, dia adalah gadis

    Last Updated : 2021-10-19
  • Meet Sweety Girl   DG (Delia Ganda)

    Deg.Ternyata ingatannya sangat tepat. Aku hanya bisa meringgis, menunjukkan gigi-gigiku yang tidak terlalu putih dengan senyum terpaksa."Maafkan saya, Pak. Saya tidak sengaja. Saat itu, saya yang berjalan terburu-buru, sembari menunduk mencari ponsel di dalam tas, tidak melihat bapak," tuturku dengan penuh sopan."Saat itu juga, saya ingin menegurmu, berjalan itu pakai mata!" balasnya dengan sedikit penekanan."Berjalan itu pakai kaki, Pak. Kalau mata itu berfungsi untuk melihat," timpalku, dengan sedikit sewot.Dia yang sedang menikmati cappuccino hangatnya, tiba-tiba saja tersedak, setelah mendengar kalimatku. Mungkin, dia tidak menyangka, aku berani menimpali ucapannya.Dia pun menatapku dengan tidak percaya. Huh ... Aku sudah sangat sopan meminta maaf, tapi dia malah merespon seperti itu. Lagi pula, dia juga menabrakku, dan dia ingat itu. Meski dia juga yang menolongku, agar tidak terjatuh."I

    Last Updated : 2021-10-21
  • Meet Sweety Girl   Ganda Mengantar Delia Pulang

    BAB 7Author POVSetelah menyetujui beberapa persyaratan yang saling mereka ajukan, Ganda pun berniat mengantarkan Delia pulang, sembari dia pun ingin tahu tempat tinggal Delia. Namun dengan halus, Delia menolak, dia tidak ingin merepotkan.Ganda yang tidak ingin ditolak, terus-menerus memaksa Delia. Akhirnya Delia pun menurut, dia tidak ingin lagi mendebat Ganda.Dalam perjalanan menuju rumah sewa, keheningan menyelimuti mereka, keduanya sama-sama diam, sampai Ganda membuka suara."Ehem" deheman Ganda membuat Delia nenoleh ke arahnya."Kamu tinggal dengan siapa?" tanya Ganda membuka pembicaraan. Dia sedikit penasaran dengan kehidupan gadis yang akan menjadi pengasuh anaknya ini."Dengan teman saya, Pak" jawaban dari Delia membuat Ganda kembali bertanya."Dengan teman? orang tuamu di mana?" tanya Ganda kembali."Di pemakaman, Pak" tiga kata yang keluar dari mulut Delia membuat Ganda terdiam bebera

    Last Updated : 2021-11-03
  • Meet Sweety Girl   Kegelisahan Delia

    BAB 8Delia POVSetelah sadar dari lamunan panjangku, aku dikejutkan dengan posisi di mana mobil ini berhenti. Bagaimana mungkin bosku ini tau, tepatnya rumah tempatku dan Lila tinggal.Sepanjang perjalanan aku sibuk dengan isi pikiranku, siapa yang menunjukkannya arah? setan? tidak mungkin 'kan?"Bagaimana Bapak bisa tau? kalau ini rumah tempat saya tinggal" tanyaku dengan wajah bingung."Apa yang sedang kamu lamunkan, hah!?" dia balik bertanya dengan kesal."Sa-saya, tadi sa-saya" melihatnya kesal, membuat bibirku kelu, mendadak aku menjadi orang gagap."Sa-sa, apa! hah? sapi?" ucapnya yang membuatku berpikir 'dia sedang kesal atau sedang melawak'."Katakan, apa yang kamu pikirkan, hah?" tanyanya kembali dengan wajah yang mendekat ke wajahku.Dag.. dig.. dug..Posisi kami membuat jantungku berdetak tidak normal, biasanya aku akan marah jika ada lelaki yang sedekat ini de

    Last Updated : 2021-11-20
  • Meet Sweety Girl   PERMULAAN

    BAB 1Ganda Satya Andika, seorang duda tampan berusia 37 tahun yang sukses memiliki beberapa cabang restoran di kota-kota besar. Sejak berpisah dari sang istri, hidupnya menjadi tidak karuan. Penghianatan besar yang tidak dapat termaafkan membuatnya menganggap semua wanita sama.'Cinta?' Dia sangat benci kata itu. Baginya cinta adalah pembodohan. Tidak ada dua insan yang benar-benar mencintai dengan sungguh. Jika salah satunya tulus, maka satunya lagi akan membuatmu terluka secara halus, dan itu sangat menyakitkan."Carikan aku satu wanita untuk menemaniku malam ini!" Dengan suara bariton yang khas, ia memerintah seseorang via telepon.Begitulah ia sekarang, menjadikan wanita sebagai objek pemuas nafsu. Tidak ada cinta dalam permainan, hanya ada hasrat yang harus cepat diselesaikan. 'Menikah lagi?' Ah ... Jangan tanyakan itu. Bahkan untuk memikirkannya pun, ia enggan.Meski putra semata wayangnya, Denis Raksatya Putra yang saat ini beru

    Last Updated : 2021-10-19

Latest chapter

  • Meet Sweety Girl   Kegelisahan Delia

    BAB 8Delia POVSetelah sadar dari lamunan panjangku, aku dikejutkan dengan posisi di mana mobil ini berhenti. Bagaimana mungkin bosku ini tau, tepatnya rumah tempatku dan Lila tinggal.Sepanjang perjalanan aku sibuk dengan isi pikiranku, siapa yang menunjukkannya arah? setan? tidak mungkin 'kan?"Bagaimana Bapak bisa tau? kalau ini rumah tempat saya tinggal" tanyaku dengan wajah bingung."Apa yang sedang kamu lamunkan, hah!?" dia balik bertanya dengan kesal."Sa-saya, tadi sa-saya" melihatnya kesal, membuat bibirku kelu, mendadak aku menjadi orang gagap."Sa-sa, apa! hah? sapi?" ucapnya yang membuatku berpikir 'dia sedang kesal atau sedang melawak'."Katakan, apa yang kamu pikirkan, hah?" tanyanya kembali dengan wajah yang mendekat ke wajahku.Dag.. dig.. dug..Posisi kami membuat jantungku berdetak tidak normal, biasanya aku akan marah jika ada lelaki yang sedekat ini de

  • Meet Sweety Girl   Ganda Mengantar Delia Pulang

    BAB 7Author POVSetelah menyetujui beberapa persyaratan yang saling mereka ajukan, Ganda pun berniat mengantarkan Delia pulang, sembari dia pun ingin tahu tempat tinggal Delia. Namun dengan halus, Delia menolak, dia tidak ingin merepotkan.Ganda yang tidak ingin ditolak, terus-menerus memaksa Delia. Akhirnya Delia pun menurut, dia tidak ingin lagi mendebat Ganda.Dalam perjalanan menuju rumah sewa, keheningan menyelimuti mereka, keduanya sama-sama diam, sampai Ganda membuka suara."Ehem" deheman Ganda membuat Delia nenoleh ke arahnya."Kamu tinggal dengan siapa?" tanya Ganda membuka pembicaraan. Dia sedikit penasaran dengan kehidupan gadis yang akan menjadi pengasuh anaknya ini."Dengan teman saya, Pak" jawaban dari Delia membuat Ganda kembali bertanya."Dengan teman? orang tuamu di mana?" tanya Ganda kembali."Di pemakaman, Pak" tiga kata yang keluar dari mulut Delia membuat Ganda terdiam bebera

  • Meet Sweety Girl   DG (Delia Ganda)

    Deg.Ternyata ingatannya sangat tepat. Aku hanya bisa meringgis, menunjukkan gigi-gigiku yang tidak terlalu putih dengan senyum terpaksa."Maafkan saya, Pak. Saya tidak sengaja. Saat itu, saya yang berjalan terburu-buru, sembari menunduk mencari ponsel di dalam tas, tidak melihat bapak," tuturku dengan penuh sopan."Saat itu juga, saya ingin menegurmu, berjalan itu pakai mata!" balasnya dengan sedikit penekanan."Berjalan itu pakai kaki, Pak. Kalau mata itu berfungsi untuk melihat," timpalku, dengan sedikit sewot.Dia yang sedang menikmati cappuccino hangatnya, tiba-tiba saja tersedak, setelah mendengar kalimatku. Mungkin, dia tidak menyangka, aku berani menimpali ucapannya.Dia pun menatapku dengan tidak percaya. Huh ... Aku sudah sangat sopan meminta maaf, tapi dia malah merespon seperti itu. Lagi pula, dia juga menabrakku, dan dia ingat itu. Meski dia juga yang menolongku, agar tidak terjatuh."I

  • Meet Sweety Girl   PERTEMUAN KEDUA

    BAB 5"Maaf, O- om."Suaranya yang takut-takut membuatku enggan melepaskannya, dan tertarik untuk sedikit mengerjainya. Namun, niatku tidak terwujud, sebab beberapa pasang mata sudah menatap ke arah kami. Aku juga harus segera menemui Denis, dia sudah menunggu terlalu lama. Aku melepaskannya segera berjalan menuju meja tempatku dan Denis duduk tadi."Papa, kenapa lama sekali?" tanya Denis dengan wajah cemberutnya."Maaf, Sayang. Papa mengantri panjang tadi," jawabku memberi alasan. Dengan refleks Denis pun memutar kepala untuk melihat ke arah kasir."Tidak ada, Papa!" serunya menyanggah ucapanku, begitu dia melihat tidak ada satu orang pun di kasir."Tadi Papa menjadi pelanggan terakhir, Sayang," jawabku memberi alasan. Denis pun hanya menganggukan kepalanya.Dalam perjalanan pulang, di dalam mobil, entah kenapa aku merasa penasaran dengan gadis yang menabrak dan kutabrak tadi. Iya, dia adalah gadis

  • Meet Sweety Girl   PERTEMUAN PERTAMA

    BAB 4Ganda POVSetelah meeting dengan para chef, terkait menu baru yang akan dihadirkan di restoran DF selesai, aku langsung menemui teman sekaligus orang kepercayaanku, Yuda. Setelah beberapa hari lalu, dia kutugaskan untuk merekrut karyawan baru, aku sama sekali belum bertemu dengannya. Ditambah lagi, aku belum memakinya sebab mengganggu malamku dengan wanita bayaran itu."Hei, Kawan! Gimana, sukses meeting-nya?" sapanya, saat aku sudah duduk di hadapannya."Tentu saja. Secepatnya kita akan mempromosikan menu baru ini," jawabku sembari meminum cappuccino hangat yang sudah dipesankan olehnya."Bagus, semoga makin sukses!" ujarnya dengan mengangkat dua jempol miliknya."Baby sitter untuk Denis? Apa kau sudah menemukan orangnya?" tanyaku sembari mengambil cake chocolate milik Yuda.Sudah dari seminggu yang lalu, pengasuh Denis yang sekarang ini, ingin berhenti bekerja. Aku memintanya untuk menunggu, sampai aku

  • Meet Sweety Girl   MENUNGGU

    BAB 3Delia POVDi sini aku sekarang, duduk dalam sebuah cafe menunggu seseorang yang sebelumnya sudah kuhubungi, tapi sudah hampir dua jam aku menunggu dia tidak datang juga. Dia benar-benar seenaknya! Dia yang menentukan waktu dan tempat bertemu, tapi dia juga yang lambat.Dasar! Apa semua orang berduit seperti itu? Semaunya saja pada orang yang membutuhkan! Sudah sedari tadi aku kesal dan terus memaki. Ini sudah di luar batas, mau berapa lama lagi aku menunggu? Sampai cafe ini tutup? sialan! Nomor teleponnya juga tidak aktif. Dia benar-benar keterlaluan. Lebih baik aku pulang sekarang, mungkin memang pekerjaan ini bukan untukku.Saat aku akan bangkit dari kursi yang hampir dua jam kududuki, seseorang mengintrupsiku."Delia!" Suaranya membuatku menoleh ke belakang, aku mengira itu Pak Yuda, ternyata bukan. Dia Beni, temanku dan Lila."Ha-hai ... Ben," jawabku kaku, tidak menyangka kita akan bertemu di sini.

  • Meet Sweety Girl   SEBUAH TAWARAN

    BAB 2Keluar dari ruang wawancara Delia termenung, memikirkan tawaran manager restoran tadi. Bagaimana mungkin? Dia datang melamar pekerjaan ke sebuah restoran, tapi dia diminta untuk menjadi baby sitter? yang benar saja.-flashback-"Sebelum ini kamu pernah bekerja di mana saja?" tanya manager restoran."Banyak Pak, sejak lulus SMA saya bekerja sebagai karyawan toko, penjual jajanan di pinggir jalan, cleaning service di stasiun kereta api—"Belum selesai Delia berbicara, sang manager restoran yang bernama Yuda itu memotong. "Bagaimana dengan baby sitter?" tanya Yuda."Baby sitter? pengasuh anak maksudnya, Pak?" tanya Delia memastikan, dengan raut bingungnya."Iya, saya rasa kamu cocok menjadi baby sitter," jawab Yuda yakin."Tapi ini restoran, Pak. Apa restoran ini membutuhkan pengasuh anak? Saya melamar pekerjaan di sini sebagian karyawan restoran, ntah itu waiters atau apa pun. Bukan

  • Meet Sweety Girl   PERMULAAN

    BAB 1Ganda Satya Andika, seorang duda tampan berusia 37 tahun yang sukses memiliki beberapa cabang restoran di kota-kota besar. Sejak berpisah dari sang istri, hidupnya menjadi tidak karuan. Penghianatan besar yang tidak dapat termaafkan membuatnya menganggap semua wanita sama.'Cinta?' Dia sangat benci kata itu. Baginya cinta adalah pembodohan. Tidak ada dua insan yang benar-benar mencintai dengan sungguh. Jika salah satunya tulus, maka satunya lagi akan membuatmu terluka secara halus, dan itu sangat menyakitkan."Carikan aku satu wanita untuk menemaniku malam ini!" Dengan suara bariton yang khas, ia memerintah seseorang via telepon.Begitulah ia sekarang, menjadikan wanita sebagai objek pemuas nafsu. Tidak ada cinta dalam permainan, hanya ada hasrat yang harus cepat diselesaikan. 'Menikah lagi?' Ah ... Jangan tanyakan itu. Bahkan untuk memikirkannya pun, ia enggan.Meski putra semata wayangnya, Denis Raksatya Putra yang saat ini beru

DMCA.com Protection Status