Share

MENUNGGU

Author: Sweetia
last update Last Updated: 2021-10-19 20:34:22

BAB 3

Delia POV

Di sini aku sekarang, duduk dalam sebuah cafe menunggu seseorang yang sebelumnya sudah kuhubungi, tapi sudah hampir dua jam aku menunggu dia tidak datang juga. Dia benar-benar seenaknya! Dia yang menentukan waktu dan tempat bertemu, tapi dia juga yang lambat. 

Dasar! Apa semua orang berduit seperti itu? Semaunya saja pada orang yang membutuhkan! Sudah sedari tadi aku kesal dan terus memaki. Ini sudah di luar batas, mau berapa lama lagi aku menunggu? Sampai cafe ini tutup? sialan! Nomor teleponnya juga tidak aktif. Dia benar-benar keterlaluan. Lebih baik aku pulang sekarang, mungkin memang pekerjaan ini bukan untukku. 

Saat aku akan bangkit dari kursi yang hampir dua jam kududuki, seseorang mengintrupsiku. 

"Delia!" Suaranya membuatku menoleh ke belakang, aku mengira itu Pak Yuda, ternyata bukan. Dia Beni, temanku dan Lila. 

"Ha-hai ... Ben," jawabku kaku, tidak menyangka kita akan bertemu di sini. 

"Kamu ngapain di sini?" tanyanya dengan senyum ramah. 

"Aku lagi nunggu seseorang," jawabku dengan tenang. 

"Seseorang? Kamu punya pacar? Wah ... selamat, ya, Del. Akhirnya ada juga yang—" Belum sempat Beni menyelesaikan kalimatnya, aku langsung memotongnya. 

"Yang mau, maksudnya?" sambungku dengan wajah kesal.

"Buaahahaaaahaha ...," tawanya memenuhi seisi cafe, mungkin dia lupa di mana dia berada. 

"Bukan itu maksudnya, akhirnya ada juga yang bisa dapetin hati kamu, dia beruntung banget," ujarnya dengan ... entahlah, tatapan itu seperti 'tulus' mungkin. 

"Mau menghina, apa gimana?" tanyaku, seolah tidak memperdulikan ucapannya. Meski dalam hati ada gemuruh merah muda. 

"Serius—" Untuk kedua kalinya aku memotong kalimatnya. 

"Dah ... jangan lagi dibahas. Lagian yang aku tunggu itu, orang yang mau ngasih aku pekerjaan. Aku lagi butuh banget ini," ujarku menjelaskan. 

"Bukan pacar kamu?" tanyanya kembali. 

"Ya, bukanlah, lagian siapa yang mau sama aku coba?" jawabku dengan suara yang 'kubuat' sedih.

"Iya juga, ya, siapa yang mau?" balasnya santai sembari mengelus dagu seolah berpikir.

"Jahattttt!" seruku tak terima, dan lagi-lagi dia tertawa dengan lebarnya. 

Puluhan panggilan terus saja mengusikku, siapa lagi pelakunya jika bukan Bapak Yuda yang terhormat. Belasan pesan-pesan pun masuk bertubi-tubi ke ponsel bututku, tentu saja pengirimnya orang yang sama. 

Aku sangat kesal, sampai malam menjelang pun dia tidak datang. Beruntung, Beni mau menemaniku menunggu. Kami banyak bercerita siang tadi, sampai aku pun melupakan alasan kenapa aku pergi ke cafe. 

          

"Ponsel kamu bunyi terus, kenapa nggak diangkat?" seru Lila, sepertinya dia terganggu dengan bunyi ponselku. 

"Kalau nggak mau angkat teleponnya, buat mode diam, dong!" serunya lagi. 

"Ponsel aku butut, nggak bisa mode-modean," balasku cuek, karena memang benar.

Lila yang kesal, tanpa aku duga, langsung meraih ponsel yang kuletakkan di sebelahku. Dengan santainya dia mengangkat telepon dari Yuda. 

"Halo, dengan siapa dan ada perlu apa? Langsung saja, saya sibuk!" Lila yang sama sekali tidak tahu, kalau yang menelepon itu Yuda, manajer restoran tempat dia bekerja, langsung saja to the point dengan gaya sok cool-nya.

"Halo, ini dengan Delia?" balas seseorang di seberang telepon. Lila sengaja mengeraskan volume suara menjadi full, agar kami dapat mendengar bersama. 

"Delia sudah mampus, jangan cari dia lagi."

Mendengar jawaban Lila yang sangat santai, membuat mataku melebar. Seenaknya saja dia menjawab, dasar teman gila. Dan dia? yang kutatap dengan mata menyalaku, hanya tersenyum tanpa dosa dengan menunjukkan gigi-gigi rapinya.

Tanpa basa-basi lagi, aku langsung merebut ponselku dari genggaman Lila, mengecilkan volume suara yang sebelumnya tinggi, dan mulai berbicara dengan si penelpon. 

"Halo? saya Delia. Bagaimana kabar anda, Pak?" ujarku seolah tak ada masalah sama sekali. Lila yang penasaran dengan siapa aku menelepon, mencoba menguping.

"Maaf Delia, maafkan saya. Hari ini benar-benar hari sial saya. Pertama meeting dengan klien saya batal, kedua—" Belum selesai dia menjelaskan, aku langsung memotong ucapannya.

"Jangan curhat, Pak! Saya bukan psikologi," ujarku kesal, dan mematikan telepon secara sepihak.

Lila yang sedari tadi memperhatikanku, akhirnya bertanya. "Siapa sih, Del? Kalau dari suaranya, nggak asing. Tapi siapa?" tanya Lila penasaran. 

"Boss kamu," jawabku singkat. 

"Boss aku? Siapa, sih?" tanyanya lagi, semakin penasaran. 

"Manajer restoran DF," jawabku cuek. 

"Pak Yuda? Kamu ada hubungan apa sama Pak Yuda?" tanyanya dengan nada curiga.

Aku pun mulai menceritakan semuanya kepada Lila, berawal dari Yuda yang menolak lamaran kerjaku, dan tawarannya yang ingin menjadikanku baby sitter anak atasannya. Kemudian, tentang kejadian hari ini, di mana aku menunggunya seharian di cafe. Tentu saja, bagian aku yang bertemu Beni tidak kuceritakan. Aku tidak ingin dia salah paham. 

Setelah mendengarkan semua ceritaku, wajahnya mulai menunjukkan ketidaksukaan. 

"Kenapa baru memberi tahu?" tanyanya dengan lirikan mata. 

"Karena kau tidak tahu," jawabku sekenanya saja. Sebab aku tahu, dia tengah marah padaku. 

"Aku serius!" serunya, menuntut penjelasan lagi dariku. 

Beginilah Lila, rasa penasarannya tinggi. Saat ada sesuatu yang mengganjal di hatinya, dia akan terus bertanya. Aku yang tidak ingin dia marah karena masalah sepele ini, akhirnya mencoba menjelaskan. 

Meskipun sebenarnya tidak ada yang kututupi, aku hanya tidak ingin bercerita, itu saja. Bagaimana pun, aku juga memberi batasan dalam berteman. Aku tidak ingin, mempublikasi segala hal tentangku kepada orang terdekatku sekali pun. Untuk Lila, bukan aku tidak mempercayainya atau meragukan solidaritasnya dalam berteman. Namun, memang, aku tidak mudah bercerita tentang apa pun kepada siapa pun.

"Aku sudah memberitahumu saat itu juga, saat aku keluar dari ruang wawancara itu, kamu bertanya, apa aku di terima? Saat itu juga aku langsung menjawab 'tidak'. Terkait alasan kenapa aku tidak menceritakan tentang tawaran itu, karena aku merasa itu tidak penting. Pada saat itu, aku pun tidak memiliki minat menjadi baby sitter. Sampai akhirnya, aku berpikir, tidak ada salahnya mencoba. Apa sudah jelas, nona cantik?" 

Penjelasan yang sangat panjang, kuakhiri dengan sedikit menggodanya, agar wajah itu kembali seperti biasa. 

Lila yang mendengar penjelasanku, akhirnya tersenyum. Menepuk pelan bahuku dan mengatakan. "Ceritakan saja, aku senang mendengarmu bercerita. Hanya dengan kamu bercerita, aku merasa kamu menganggapku ada, sebagai tempatmu berbagi," ujar Lila yang secara tidak langsung membuatku merasa terperhatikan. 

Menjadi anak tunggal dan sekarang yatim piatu, membuatku sedikit merasa Lila dapat kujadikan sebagai seorang kakak. Namun entahlah, suatu waktu Almarhumah ibuku berpesan. "Jangan terlalu percaya, apalagi berharap kepada orang lain. Berharaplah hanya pada Tuhan dan diri sendiri. Dalam berteman, berceritalah sewajarnya saja, kita tidak tahu bagaimana pertemanan kita di kemudian hari."

Related chapters

  • Meet Sweety Girl   PERTEMUAN PERTAMA

    BAB 4Ganda POVSetelah meeting dengan para chef, terkait menu baru yang akan dihadirkan di restoran DF selesai, aku langsung menemui teman sekaligus orang kepercayaanku, Yuda. Setelah beberapa hari lalu, dia kutugaskan untuk merekrut karyawan baru, aku sama sekali belum bertemu dengannya. Ditambah lagi, aku belum memakinya sebab mengganggu malamku dengan wanita bayaran itu."Hei, Kawan! Gimana, sukses meeting-nya?" sapanya, saat aku sudah duduk di hadapannya."Tentu saja. Secepatnya kita akan mempromosikan menu baru ini," jawabku sembari meminum cappuccino hangat yang sudah dipesankan olehnya."Bagus, semoga makin sukses!" ujarnya dengan mengangkat dua jempol miliknya."Baby sitter untuk Denis? Apa kau sudah menemukan orangnya?" tanyaku sembari mengambil cake chocolate milik Yuda.Sudah dari seminggu yang lalu, pengasuh Denis yang sekarang ini, ingin berhenti bekerja. Aku memintanya untuk menunggu, sampai aku

    Last Updated : 2021-10-19
  • Meet Sweety Girl   PERTEMUAN KEDUA

    BAB 5"Maaf, O- om."Suaranya yang takut-takut membuatku enggan melepaskannya, dan tertarik untuk sedikit mengerjainya. Namun, niatku tidak terwujud, sebab beberapa pasang mata sudah menatap ke arah kami. Aku juga harus segera menemui Denis, dia sudah menunggu terlalu lama. Aku melepaskannya segera berjalan menuju meja tempatku dan Denis duduk tadi."Papa, kenapa lama sekali?" tanya Denis dengan wajah cemberutnya."Maaf, Sayang. Papa mengantri panjang tadi," jawabku memberi alasan. Dengan refleks Denis pun memutar kepala untuk melihat ke arah kasir."Tidak ada, Papa!" serunya menyanggah ucapanku, begitu dia melihat tidak ada satu orang pun di kasir."Tadi Papa menjadi pelanggan terakhir, Sayang," jawabku memberi alasan. Denis pun hanya menganggukan kepalanya.Dalam perjalanan pulang, di dalam mobil, entah kenapa aku merasa penasaran dengan gadis yang menabrak dan kutabrak tadi. Iya, dia adalah gadis

    Last Updated : 2021-10-19
  • Meet Sweety Girl   DG (Delia Ganda)

    Deg.Ternyata ingatannya sangat tepat. Aku hanya bisa meringgis, menunjukkan gigi-gigiku yang tidak terlalu putih dengan senyum terpaksa."Maafkan saya, Pak. Saya tidak sengaja. Saat itu, saya yang berjalan terburu-buru, sembari menunduk mencari ponsel di dalam tas, tidak melihat bapak," tuturku dengan penuh sopan."Saat itu juga, saya ingin menegurmu, berjalan itu pakai mata!" balasnya dengan sedikit penekanan."Berjalan itu pakai kaki, Pak. Kalau mata itu berfungsi untuk melihat," timpalku, dengan sedikit sewot.Dia yang sedang menikmati cappuccino hangatnya, tiba-tiba saja tersedak, setelah mendengar kalimatku. Mungkin, dia tidak menyangka, aku berani menimpali ucapannya.Dia pun menatapku dengan tidak percaya. Huh ... Aku sudah sangat sopan meminta maaf, tapi dia malah merespon seperti itu. Lagi pula, dia juga menabrakku, dan dia ingat itu. Meski dia juga yang menolongku, agar tidak terjatuh."I

    Last Updated : 2021-10-21
  • Meet Sweety Girl   Ganda Mengantar Delia Pulang

    BAB 7Author POVSetelah menyetujui beberapa persyaratan yang saling mereka ajukan, Ganda pun berniat mengantarkan Delia pulang, sembari dia pun ingin tahu tempat tinggal Delia. Namun dengan halus, Delia menolak, dia tidak ingin merepotkan.Ganda yang tidak ingin ditolak, terus-menerus memaksa Delia. Akhirnya Delia pun menurut, dia tidak ingin lagi mendebat Ganda.Dalam perjalanan menuju rumah sewa, keheningan menyelimuti mereka, keduanya sama-sama diam, sampai Ganda membuka suara."Ehem" deheman Ganda membuat Delia nenoleh ke arahnya."Kamu tinggal dengan siapa?" tanya Ganda membuka pembicaraan. Dia sedikit penasaran dengan kehidupan gadis yang akan menjadi pengasuh anaknya ini."Dengan teman saya, Pak" jawaban dari Delia membuat Ganda kembali bertanya."Dengan teman? orang tuamu di mana?" tanya Ganda kembali."Di pemakaman, Pak" tiga kata yang keluar dari mulut Delia membuat Ganda terdiam bebera

    Last Updated : 2021-11-03
  • Meet Sweety Girl   Kegelisahan Delia

    BAB 8Delia POVSetelah sadar dari lamunan panjangku, aku dikejutkan dengan posisi di mana mobil ini berhenti. Bagaimana mungkin bosku ini tau, tepatnya rumah tempatku dan Lila tinggal.Sepanjang perjalanan aku sibuk dengan isi pikiranku, siapa yang menunjukkannya arah? setan? tidak mungkin 'kan?"Bagaimana Bapak bisa tau? kalau ini rumah tempat saya tinggal" tanyaku dengan wajah bingung."Apa yang sedang kamu lamunkan, hah!?" dia balik bertanya dengan kesal."Sa-saya, tadi sa-saya" melihatnya kesal, membuat bibirku kelu, mendadak aku menjadi orang gagap."Sa-sa, apa! hah? sapi?" ucapnya yang membuatku berpikir 'dia sedang kesal atau sedang melawak'."Katakan, apa yang kamu pikirkan, hah?" tanyanya kembali dengan wajah yang mendekat ke wajahku.Dag.. dig.. dug..Posisi kami membuat jantungku berdetak tidak normal, biasanya aku akan marah jika ada lelaki yang sedekat ini de

    Last Updated : 2021-11-20
  • Meet Sweety Girl   PERMULAAN

    BAB 1Ganda Satya Andika, seorang duda tampan berusia 37 tahun yang sukses memiliki beberapa cabang restoran di kota-kota besar. Sejak berpisah dari sang istri, hidupnya menjadi tidak karuan. Penghianatan besar yang tidak dapat termaafkan membuatnya menganggap semua wanita sama.'Cinta?' Dia sangat benci kata itu. Baginya cinta adalah pembodohan. Tidak ada dua insan yang benar-benar mencintai dengan sungguh. Jika salah satunya tulus, maka satunya lagi akan membuatmu terluka secara halus, dan itu sangat menyakitkan."Carikan aku satu wanita untuk menemaniku malam ini!" Dengan suara bariton yang khas, ia memerintah seseorang via telepon.Begitulah ia sekarang, menjadikan wanita sebagai objek pemuas nafsu. Tidak ada cinta dalam permainan, hanya ada hasrat yang harus cepat diselesaikan. 'Menikah lagi?' Ah ... Jangan tanyakan itu. Bahkan untuk memikirkannya pun, ia enggan.Meski putra semata wayangnya, Denis Raksatya Putra yang saat ini beru

    Last Updated : 2021-10-19
  • Meet Sweety Girl   SEBUAH TAWARAN

    BAB 2Keluar dari ruang wawancara Delia termenung, memikirkan tawaran manager restoran tadi. Bagaimana mungkin? Dia datang melamar pekerjaan ke sebuah restoran, tapi dia diminta untuk menjadi baby sitter? yang benar saja.-flashback-"Sebelum ini kamu pernah bekerja di mana saja?" tanya manager restoran."Banyak Pak, sejak lulus SMA saya bekerja sebagai karyawan toko, penjual jajanan di pinggir jalan, cleaning service di stasiun kereta api—"Belum selesai Delia berbicara, sang manager restoran yang bernama Yuda itu memotong. "Bagaimana dengan baby sitter?" tanya Yuda."Baby sitter? pengasuh anak maksudnya, Pak?" tanya Delia memastikan, dengan raut bingungnya."Iya, saya rasa kamu cocok menjadi baby sitter," jawab Yuda yakin."Tapi ini restoran, Pak. Apa restoran ini membutuhkan pengasuh anak? Saya melamar pekerjaan di sini sebagian karyawan restoran, ntah itu waiters atau apa pun. Bukan

    Last Updated : 2021-10-19

Latest chapter

  • Meet Sweety Girl   Kegelisahan Delia

    BAB 8Delia POVSetelah sadar dari lamunan panjangku, aku dikejutkan dengan posisi di mana mobil ini berhenti. Bagaimana mungkin bosku ini tau, tepatnya rumah tempatku dan Lila tinggal.Sepanjang perjalanan aku sibuk dengan isi pikiranku, siapa yang menunjukkannya arah? setan? tidak mungkin 'kan?"Bagaimana Bapak bisa tau? kalau ini rumah tempat saya tinggal" tanyaku dengan wajah bingung."Apa yang sedang kamu lamunkan, hah!?" dia balik bertanya dengan kesal."Sa-saya, tadi sa-saya" melihatnya kesal, membuat bibirku kelu, mendadak aku menjadi orang gagap."Sa-sa, apa! hah? sapi?" ucapnya yang membuatku berpikir 'dia sedang kesal atau sedang melawak'."Katakan, apa yang kamu pikirkan, hah?" tanyanya kembali dengan wajah yang mendekat ke wajahku.Dag.. dig.. dug..Posisi kami membuat jantungku berdetak tidak normal, biasanya aku akan marah jika ada lelaki yang sedekat ini de

  • Meet Sweety Girl   Ganda Mengantar Delia Pulang

    BAB 7Author POVSetelah menyetujui beberapa persyaratan yang saling mereka ajukan, Ganda pun berniat mengantarkan Delia pulang, sembari dia pun ingin tahu tempat tinggal Delia. Namun dengan halus, Delia menolak, dia tidak ingin merepotkan.Ganda yang tidak ingin ditolak, terus-menerus memaksa Delia. Akhirnya Delia pun menurut, dia tidak ingin lagi mendebat Ganda.Dalam perjalanan menuju rumah sewa, keheningan menyelimuti mereka, keduanya sama-sama diam, sampai Ganda membuka suara."Ehem" deheman Ganda membuat Delia nenoleh ke arahnya."Kamu tinggal dengan siapa?" tanya Ganda membuka pembicaraan. Dia sedikit penasaran dengan kehidupan gadis yang akan menjadi pengasuh anaknya ini."Dengan teman saya, Pak" jawaban dari Delia membuat Ganda kembali bertanya."Dengan teman? orang tuamu di mana?" tanya Ganda kembali."Di pemakaman, Pak" tiga kata yang keluar dari mulut Delia membuat Ganda terdiam bebera

  • Meet Sweety Girl   DG (Delia Ganda)

    Deg.Ternyata ingatannya sangat tepat. Aku hanya bisa meringgis, menunjukkan gigi-gigiku yang tidak terlalu putih dengan senyum terpaksa."Maafkan saya, Pak. Saya tidak sengaja. Saat itu, saya yang berjalan terburu-buru, sembari menunduk mencari ponsel di dalam tas, tidak melihat bapak," tuturku dengan penuh sopan."Saat itu juga, saya ingin menegurmu, berjalan itu pakai mata!" balasnya dengan sedikit penekanan."Berjalan itu pakai kaki, Pak. Kalau mata itu berfungsi untuk melihat," timpalku, dengan sedikit sewot.Dia yang sedang menikmati cappuccino hangatnya, tiba-tiba saja tersedak, setelah mendengar kalimatku. Mungkin, dia tidak menyangka, aku berani menimpali ucapannya.Dia pun menatapku dengan tidak percaya. Huh ... Aku sudah sangat sopan meminta maaf, tapi dia malah merespon seperti itu. Lagi pula, dia juga menabrakku, dan dia ingat itu. Meski dia juga yang menolongku, agar tidak terjatuh."I

  • Meet Sweety Girl   PERTEMUAN KEDUA

    BAB 5"Maaf, O- om."Suaranya yang takut-takut membuatku enggan melepaskannya, dan tertarik untuk sedikit mengerjainya. Namun, niatku tidak terwujud, sebab beberapa pasang mata sudah menatap ke arah kami. Aku juga harus segera menemui Denis, dia sudah menunggu terlalu lama. Aku melepaskannya segera berjalan menuju meja tempatku dan Denis duduk tadi."Papa, kenapa lama sekali?" tanya Denis dengan wajah cemberutnya."Maaf, Sayang. Papa mengantri panjang tadi," jawabku memberi alasan. Dengan refleks Denis pun memutar kepala untuk melihat ke arah kasir."Tidak ada, Papa!" serunya menyanggah ucapanku, begitu dia melihat tidak ada satu orang pun di kasir."Tadi Papa menjadi pelanggan terakhir, Sayang," jawabku memberi alasan. Denis pun hanya menganggukan kepalanya.Dalam perjalanan pulang, di dalam mobil, entah kenapa aku merasa penasaran dengan gadis yang menabrak dan kutabrak tadi. Iya, dia adalah gadis

  • Meet Sweety Girl   PERTEMUAN PERTAMA

    BAB 4Ganda POVSetelah meeting dengan para chef, terkait menu baru yang akan dihadirkan di restoran DF selesai, aku langsung menemui teman sekaligus orang kepercayaanku, Yuda. Setelah beberapa hari lalu, dia kutugaskan untuk merekrut karyawan baru, aku sama sekali belum bertemu dengannya. Ditambah lagi, aku belum memakinya sebab mengganggu malamku dengan wanita bayaran itu."Hei, Kawan! Gimana, sukses meeting-nya?" sapanya, saat aku sudah duduk di hadapannya."Tentu saja. Secepatnya kita akan mempromosikan menu baru ini," jawabku sembari meminum cappuccino hangat yang sudah dipesankan olehnya."Bagus, semoga makin sukses!" ujarnya dengan mengangkat dua jempol miliknya."Baby sitter untuk Denis? Apa kau sudah menemukan orangnya?" tanyaku sembari mengambil cake chocolate milik Yuda.Sudah dari seminggu yang lalu, pengasuh Denis yang sekarang ini, ingin berhenti bekerja. Aku memintanya untuk menunggu, sampai aku

  • Meet Sweety Girl   MENUNGGU

    BAB 3Delia POVDi sini aku sekarang, duduk dalam sebuah cafe menunggu seseorang yang sebelumnya sudah kuhubungi, tapi sudah hampir dua jam aku menunggu dia tidak datang juga. Dia benar-benar seenaknya! Dia yang menentukan waktu dan tempat bertemu, tapi dia juga yang lambat.Dasar! Apa semua orang berduit seperti itu? Semaunya saja pada orang yang membutuhkan! Sudah sedari tadi aku kesal dan terus memaki. Ini sudah di luar batas, mau berapa lama lagi aku menunggu? Sampai cafe ini tutup? sialan! Nomor teleponnya juga tidak aktif. Dia benar-benar keterlaluan. Lebih baik aku pulang sekarang, mungkin memang pekerjaan ini bukan untukku.Saat aku akan bangkit dari kursi yang hampir dua jam kududuki, seseorang mengintrupsiku."Delia!" Suaranya membuatku menoleh ke belakang, aku mengira itu Pak Yuda, ternyata bukan. Dia Beni, temanku dan Lila."Ha-hai ... Ben," jawabku kaku, tidak menyangka kita akan bertemu di sini.

  • Meet Sweety Girl   SEBUAH TAWARAN

    BAB 2Keluar dari ruang wawancara Delia termenung, memikirkan tawaran manager restoran tadi. Bagaimana mungkin? Dia datang melamar pekerjaan ke sebuah restoran, tapi dia diminta untuk menjadi baby sitter? yang benar saja.-flashback-"Sebelum ini kamu pernah bekerja di mana saja?" tanya manager restoran."Banyak Pak, sejak lulus SMA saya bekerja sebagai karyawan toko, penjual jajanan di pinggir jalan, cleaning service di stasiun kereta api—"Belum selesai Delia berbicara, sang manager restoran yang bernama Yuda itu memotong. "Bagaimana dengan baby sitter?" tanya Yuda."Baby sitter? pengasuh anak maksudnya, Pak?" tanya Delia memastikan, dengan raut bingungnya."Iya, saya rasa kamu cocok menjadi baby sitter," jawab Yuda yakin."Tapi ini restoran, Pak. Apa restoran ini membutuhkan pengasuh anak? Saya melamar pekerjaan di sini sebagian karyawan restoran, ntah itu waiters atau apa pun. Bukan

  • Meet Sweety Girl   PERMULAAN

    BAB 1Ganda Satya Andika, seorang duda tampan berusia 37 tahun yang sukses memiliki beberapa cabang restoran di kota-kota besar. Sejak berpisah dari sang istri, hidupnya menjadi tidak karuan. Penghianatan besar yang tidak dapat termaafkan membuatnya menganggap semua wanita sama.'Cinta?' Dia sangat benci kata itu. Baginya cinta adalah pembodohan. Tidak ada dua insan yang benar-benar mencintai dengan sungguh. Jika salah satunya tulus, maka satunya lagi akan membuatmu terluka secara halus, dan itu sangat menyakitkan."Carikan aku satu wanita untuk menemaniku malam ini!" Dengan suara bariton yang khas, ia memerintah seseorang via telepon.Begitulah ia sekarang, menjadikan wanita sebagai objek pemuas nafsu. Tidak ada cinta dalam permainan, hanya ada hasrat yang harus cepat diselesaikan. 'Menikah lagi?' Ah ... Jangan tanyakan itu. Bahkan untuk memikirkannya pun, ia enggan.Meski putra semata wayangnya, Denis Raksatya Putra yang saat ini beru

DMCA.com Protection Status