Share

43 - Terpisah

Hani dan Mak Ijun menunggu Candra dan Siti di ruang tengah. Keduanya semakin mempersiapkan diri untuk mengungsi. Mak Ijun tadi sempat mengamati rumah-rumah sekitar yang tampak sepi. Para tetangganya itu lebih memilih bertahan di kediaman masing-masing sesuai arahan Wali Kota yang disampaikan oleh Ketua RT. Hani juga sempat bertanya pada beberapa tetangga yang seumuran dengannya. Teman-teman Hani lebih memilih bersembunyi di rumah menuruti orang tua mereka.

Jam setengah sepuluh malam ponsel Hani berdering. Dia beringsut dari duduknya menuju kamar. Dia ingat betul menaruh ponsel itu di atas bantal. Setibanya di ruangan pribadinya, dia langsung meraih telepon selulernya itu dengan waswas. Pasalnya, Candra menelepon. Dia khawatir terjadi hal buruk pada Candra dan Siti.

“Halo, Bang,” sapa Hani setelah mengangkat panggilan telepon itu.

“Han, cepat kunci pagar depan dan pintu,” sahut Candra dengan nada panik.

“Kenapa, Bang?” Hani bingung.

“Tutup rapat dan kunci juga semua jendela,” per
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status