Share

40 - Selepas Bapak Pergi

Setelah membereskan piring dan sisa penganan, Bu Ikah menghampiri Gugun yang masih duduk di kursi teras belakang. Dia duduk di kursi yang biasa ditempati Pak Hanan. Matanya masih terlihat sembap, dan kesedihan belum juga sirna dari keseluruhan wajahnya. Dia sadar harus berupaya tegar di depan anak-anaknya. Kendati kehilangan Pak Hanan masih sangat terasa, dia tak mau lagi meneteskan air mata. Dia harus kuat dan mengirim kekuatan itu pada ketiga anaknya.

Gugun yang melamun menyadari kehadiran Bu Ikah. “Ibu-ibu udah pada pulang, Bu?” tanyanya kemudian.

“Udah,” sahut Bu Ikah sambil mengangguk pelan.

“Suci sama Bima di mana?”

“Lagi di ruang tengah.”

Ada senjang senyap di antara Gugun dan Bu Ikah. Keduanya memandang ke depan dengan pikiran tertuju pada masa lalu, di mana ada kenangan bersama Pak Hanan yang enggan mereka sama-sama kemukakan. Keduanya berpikir, kalau salah satu dari mereka bercerita kenangan bersama Pak Hanan, itu sama saja mengundang kesedihan. Akhirnya mereka memilih
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status