Semua tamu undangan pun berdiri, menoleh ke belakang, dan mencari-cari dua orang yang dimaksud. Semua mata pun tertuju pada dua orang tersebut.Lalu Warren Harvard dan Raymond pun digiring oleh dua orang penjaga berpakaian serba hitam menuju kursi spesial paling depan. Mereka akan duduk berdekatan dengan para pejabat dan orang orang penting lainnya.Dari kalangan pebisnis, hanya mereka berdua yang berada di deretan paling depan. Selain karena spesial, tentu bakal ada kejutan buat keluarga terkaya di Chemisland itu.Sebelum duduk, mereka berdua bertepuk tangan dan memutar badan seraya mengerling ke semua penjuru, menebarkan pesona Harvard yang layak mendapat sanjungan dari siapa pun.Tidak lama kemudian dua orang yang membawa rangkaian bunga sepanjang satu meter, dan dua orang lainnya membawa kado- kado yang cukup besar. Semua persembahan dari Keluarga Harvard untuk kedua pengantin.“Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Tuan Warren
Raymond menunjuknya. “Berhenti kau bicara!” lolongnya emosi.Russel Winston menegakkan bahu dan membalas, “Aku bicara fakta. Bukan fitnah.”“Kau!” Raymond makin menggeram marah.“Para hadirin yang terhormat, kalian semua juga harus tahu bahwa iparku bernama Marvin Rock, bukanlah seorang teroris. Dia telah difitnah sehingga masuk penjara. Aku termasuk salah satu orang yang terhasut, dan penghasutnya adalah Raymond Harvard!”Semua orang tambah tercengangkan.Bisik-bisik di antara mereka pun memenuhi seisi kebun.Russel bicara demikian karena memang akhirnya dia pun menyadari bahwa Marvin Rock tidak bersalah. Dia mengakui bahwa selama ini dia telah salah menilai. Padahal, Russel belum tahu bahwa siapa sosok Marvin Rock sebenarnya.Bagaimana nanti jika Russel tahu siapa sebenarnya Marvin?Tuan Warren Harvard menyuruh putranya untuk segera duduk. Meskipun saat ini Tuan Warren emosi, dia tidak bisa meluapkan amar
Zavier yang baru saja mau duduk di kursi yang agak di belakang pun berdiri. Dia diminta untuk maju ke depan dan duduk bersebelahan dengan Marvin Rock. Saat ini, Zavier sangat canggung ketika duduk pas di samping bosnya.Sebagaimana perintah dari Marvin, bahwa Zavier tidak boleh banyak bunyi selama dalam acara. Zavier tidak boleh bilang kepada siapa pun tentang sosok pemilik dari Rockxill.Itulah alasan kenapa Marvin melarang mengundang Keluarga Wilmer ke sini. Orang yang tahu bahwa pemilik Rockxill adalah Marvin ya jelas orang Wilmer, seperti Ethelyne.Russel kembali mendekatkan wajahnya ke mic. “Beliau adalah Tuan Zavier! Presiden Direktur Rockxill! Beliau jauh lebih berjasa dan patutu dihormati daripada Keluarga Harvard. Tepuk tangan buat beliau!”Gegap gempita pun menyeruak di sekitar kebun.Bagi mereka yang punya pandangan sama terhadap Keluarga Harvard, tentu senang mendengar cecaran dari Russel, terutama mereka yang amat benci terha
Raymond membalik badannya dan mengitarkan pandangannya, lalu melolong keras, “Ayahku betul! Bagaimana caranya Keluarga Rock, apalagi yang tinggal di Gloriston, bisa memiliki Rockxill dengan nilai ratusan milyar dollar. Jika mereka selama ini saja terkadang berhutang sama kami, lantas bagaimana ceritanya mereka bisa memilik Rockxill? Mustahil!”Kini semua perhatian pun tertuju kepada ayah dan anak itu.Tuan Warren Harvard cukup identik pada hari ini karena penampilannya yang cukup semarak. Di semua jari tangannya ada belasan cincin, mulai dari perak, emas, hingga berlian. Di tengah motif tengkorak di jari tengan itu, terdapat batu mahal ratusan ribu dollar berwarna warni seperti pelangi.Sengaja Tuan Warren Harvard menyilangkan tangannya di dada dan memamerkan semuanya. Semua perhiasan di jemarinya tersebut bisa untuk membeli satu villa mewah plus semua isi di dalamnya. Dengan sombongnya Tuan Warren Harvard berdiri dan membusungkan dada.“Bank mana
“Kau hanya mantan napi yang memalukan!” jerit Raymond emosi.Harven Rockwell tidak bisa menahan emosi. Dia mendekati Raymond dan mencangking lehernya. “Kau dari tadi bicara tidak sopan. Kau tidak menghormati tuan rumah dan tamu undangan yang lain.”Sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan, orang orang di sekitar sana langsung melerai mereka. Harven naik pitam. Dari tadi dia sabar. Apalagi ketika dia kembali teringat bahwa Raymond adalah biang keladi atas fitnah terhadap kakaknya.Harven menyeringai gusar. “Kau penuduh! Gara-gara kau, kakakku dipenjara!” Harven meronta dari pelukan dan rangkulan orang-orang.Emosi penonton pun naik lagi. Acara yang mengguncang emosi, fluktuatif.Namun, tidak untuk dua keluarga besar. Derick dan besannya risau atas kekacauan yang terjadi.Russel pun gelisah dari tadi begitu menyaksikan Tuan Warren dengan sok hebatnya ngoceh seenak perutanya.Hanya bisa pasrah, Freya tak bisa berkata apa a
Flashback on. Suatu ketika di Universitas Gloriston. Saat umur mereka rata rata masih delapan belas tahun.Di sekitar taman kampus, Varez sedang memungut serpihan kacamatanya yang pecah.“Kau pria culun! Sebaiknya kau di rumah main tembak tembakan bersama ayahmu,” koar salah seorang pria berambut hitam.“Kami berdua tidak habis pikir kalau kau tidak mau memberikan duit pada kami. Dan parahnya, ketika kami menyuruhmu untuk menuliskan PR kami, kau dengan hebatnya menolak,” timpal satunya yang berambut pirang.“Jika kau nurut, kau tidak akan kami bully, Idiot!” pria berambut hitam yang tadi mengambil kacamata Varez dan melemparkannya, kini malah menginjaknya lagi, hingga kacamata minus tiga itu pun makin pecah memecah.Varez didorong cukup kuat sehingga dia terjengkang ke belakang. Gedebuk! Badannya membentur pagar taman. “Aghr!” Varez meringis menahan sakit. Dia tidak berani membalas, karena jika dia memberikan perlawanan, dia akan habis se
Di kediaman keluarga Rock, malam yang tenang.Marvin menyeruput kopinya lagi, lalu berkata kepada Varez, “Kau tetap pria paling berprestasi pada saat itu. Kau nomor satu, Kawan!”Varez membuang pandangannya dan mengawasi pepohonan dari balkon ini. “Nilai studi tidak berguna jika kita tidak punya skill, pengalaman, dan uang. Aku hanya pekerja SPBU, dan mentok di kepala shift. Aku tidak bisa diandalkan.”Dengan kecil hati Varez bahkan sampai menyesali semua masa studinya. Dia pikir, percuma sekolah bertahun-tahun namun ujung-ujungnya hanya pekerja SPBU. Apa yang dia pelajari selama ini hanya sia-sia.Cukup banyak alasan kenapa Varez tidak sesukses teman teman seangkatannya, selain karena dia tidak punya uang dan orang dalam. Meskipun sangat cerdas, Varez tidak punya skill olah kata yang bagus. Dia memang hafal di luar kepala perkara teori dan rumus, tetapi ketika berhadapan dengan orang besar, dia akan kikuk dan gugup.Jika disuruh bicara d
“Jesslyn, kau bekerja di sini?” tanya Varez menatap nanar. Matanya sangat heran.Jesslyn menjawab pasti. “Ya, aku sekretaris di sini.”“Hebat. Syukurlah kalau kau sudah berhasil sekarang.”“Kau ngapain ke sini? Hm, sudahlah, aku hanya melaksanakan perintah. Ayo cepat ikut aku ke ruangan presdir!”Jesslyn berjalan di depan dan Varez mengekor di belakang. Karena perjalanan ke atas cukup lama, cukup banyak hal yang mereka bahas.“Jesslyn, bulan kemarin aku melihatmu masih di toko baju. Bagaimana bisa kau bisa bekerja di sini?” Varez masih belum hilang rasa herannya.Meskipun Jesslyn merupakan tipe wanita pemalu dan pendiam, ketika berhadapan dengan seseorang yang karakternya hampir sama, dia mau bersuara dengan jutek. “Kita jangan pernah meremehkan seseorang, siapa pun dia. Kita tidak pernah tahu nasib orang lain ke depannya nanti.”Setelah mengucapkan kalimat itu, Jesslyn pun tersadar sendiri, seolah olah dia menasehati d