Ketika meraba perut istrinya, Marvin mulai merasakan sesuatu yang beda pada istrinya. Merasakan itu, Marvin pun tersenyum bahagia, hingga matanya nyaris berkaca-kaca. “Sudah masuk satu bulan?” tanyanya dengan wajah berbinar.
“Ya, kata dokter begitu. Marvin, karena aku sedang mengandung, sebaiknya kau jangan terlalu kuat melakukan goncangan, karena dikhawatirkan akan menganggu kandunganku.”Marvin melepaskan pelukan tersebut lalu langsung mundur beberapa langkah. Tiba-tiba wajahnya menampilkan sebuah penyesalan. “Astaga! Aku lupa kalau kau sedang mengisi, sayang. Apa aku telah salah?”Gennifer membalik badannya, ketika melihat wajah suaminya agak tertekuk dan merasa bersalah, dia langsung maju dan menatap suaminya dengan pandangan meyakinkan. “Tidak ada yang salah kok. Gerakan kita tadi masih wajar.”“Tidak, sayang. Aku terlalu sering kuat memberikan dorongan. Aku khawatir akan terjadi apa-apa dengan kandunganmu.”“Serius, tidak apa-apa. LMalam harinya di Hotel South. Ketika sedang menikmati hidangan makan di restoran hotel, rupanya di sana sedang berlangsung sebuah acara Hari Puisi Nasional. Ada tiga orang penyair yang mengisi acara tersebut. Tadi, mereka membacakan beberapa puisi yang begitu menakjubkan.Saking senangnya mendengar untaian kata-kata indah itu, Marvin sampai tidak fokus menikmati makanannya.“Sayang, makan dulu,” ucap Gennifer sambil menatap heran ke suaminya.Seakan-akan tidak mendengar, telinga Marvin hanya terfokus dengan orang yang berada di depan sana. Marvin tidak bisa menahan untuk tidak gembira kala mendengar puisi. Dulu sewaktu kuliah, kalau bosan belajar sains, dia akan menyibukkan diri dengan membaca puisi.Namun, malam ini Marvin kecewa lantaran puisi-puisi yang ditampilkan adalah karya-karya terbaru. Marvin tahu bahwa dua puisi yang barusan dibacakan adalah karya kontemporer yang bahkan anak SMP saja tahu itu.Tidak puas, Marvin berharap di puisi yang ketiga bakal ada karya lama yang diangk
Di waktu yang sama dan di tempat yang berbeda, Raymond Harvard gelisah di hadapan ponselnya sambil menggerutu sendiri, “Kurang ajar si Lorenzo! Orang suruhanku dari tadi sudah siap. Kenapa dia sulit sekali ditelepon? Sial!” umpatnya menyeringai marah. Kemudian berulang kali dia terus menelepon Lorenzo, menanyakan perkembangan apa yang terjadi di sana.Raymond berkeliling kamar dengan tatapan nanar. Wajahnya sangat pucat dan gelisah. Baginya, tidak ada banyak kesempatan untuk membunuh seorang Marvin. Kesempatan kali ini tidak boleh gagal.Sebelumnya, dia sudah berkoordinasi dengan Hartmut. Kata Hartmut, tiga anak buahnya akan segera melaksanakan misi jika sudah ada perintah dari Raymond. Namun, Raymond juga harus memastikan bahwa Lorenzo telah berkoordinasi dengan baik sama tiga anak buah dari Hartmut di sana.Drrttt....Panggilan dari Lorenzo.“Bagaimana?” cetus Raymond tidak sabar. “Kau sudah aku bayar cukup mahal, Lorenzo. Sengaja aku m
“Kau tidak mungkin lupa denganku, cantik,” ucap Skrtel sambil mendengus jijik.Skrtel hanya menjadikan Gennifer sebagai sandra. Namun jika Marvin nantinya melakukan perlawanan, bisa saja nyawa Gennifer ikut melayang.Tidak lama kemudian di tempat yang sama, muncul lah Marvin dengan wajah yang sangat terkejut kala melihat istrinya sudah berada dalam ancaman besar.Ketika Marvin berlari ke arah istrinya, tiba-tiba dua orang anak buah Skrtel pun langsung menyergap Marvin dari belakang dan mengapitnya dengan kencang hingga Marvin sulit bergerak.“Gennifer! Apa yang terjadi?!” pekik Marvin dari jarak sepuluh meter.Marvin dipaksa duduk, jika tidak menurut, Gennifer langsung akan mati di tempat.Skrtel menyeringai bengis. “Rupanya kalian berdua yang buat masalah padaku pas tadi sore di pantai heh? Asal kalian tahu, waktu itu kami bertiga sedang mencari-cari target kami, rupanya kalian lah target kami. Ha-ha-ha!” Skrtel makin mendekatka
Si pirang kesal, lantas dia pun menendang perut Marvin dari samping. Gig!“Uh!” Marvin mendesis menahan sakit di perutnya namun hitungan detik kemudian sakit itu langsung hilang seketika.Si pirang dan botak saling tatap dan sama-sama memasang wajah heran. Setelah mengumpulkan tenaga, mereka berdua sontak memberikan serangan bertubi-tubi tanpa ampun dengan tinjuan dan sepakan, berkali-kali.Gedebak! Gedebuk!“Aaagghrr!!!” Marvin Rock meraung seperti singa. “Hentikan! Aku tidak mau tangan dan kaki kalian hancur!”Menyaksikan Marvin tidak kalah dan menyerah, Skrtel terhenyak luar biasa. “Wajahmu hanya merah sedikit. Hidung dan bibirmu tidak mengeluarkan darah sedikit pun.”Hartmut ngamuk. “Skrtel! Apa dua anak buahmu belum makan?!”“Bos, badan mereka berdua sedikit lebih besar daripadaku dan tenaga mereka berdua tidak bisa diremehkan. Aku lihat dengan mata kepalaku sendiri kalau serangan yang mereka berikan sangat kuat. Se
“Sekarang gorok lehernya!” titah Hartmut.Karena ngeri, Skrtel melempar ponselnya ke arah sekenannya, lalu membiarkan tangan kanannya menjambak rambut Gennifer.Meskipun tidak bisa melihat suasana di sana, suara Hartmut masih terdengar jelas dan dia pun bisa mendengar percakapan di antara mereka.Hartmut makin mengeraskan suaranya. “Kau berani macam-macam, Marvin! Kau sudah melumpuhkan dua anak buahku. Kau harus tahu apa konsekuensinya!” lolong Hartmut dengan nada gelisah.Marvin tak peduli. Dia terus terpancang sambil memandangi Skrtel dan istrinya yang hanya berjarak lima meter saja, makin lama, jarak mereka kian terkikis.“Jangan mendekat!” suruh Skrtel menguatkan diri. “Akan aku bunuh istrimu jika kau melawan!”Skrtel menjadi was-was sebab jika Gennifer mati di tangannya, dia juga pasti akan mati di tangan Marvin. Keringat dingin pun keluar dari tubuhnya.Melihat tadi Marvin begitu perkasa menahan dari serangan dua a
Saat itu juga, kepala security dan lima anak buahnya langsung menyergap Skrtel. Pisau yang berada di tangannya telah berhasil diamankan sementara Gennifer langsung di seret keluar oleh salah satu dari security.Marvin langsung mengamankan istrinya dan membuka semua ikatannya. Sejurus kemudian, dia pun bergegas kembali masuk ke dalam lift dan langsung mau menghajar Skrtel. Meskipun lima orang menghalau pergerakannya, Marvin mampu menerobosnya dan sampai ke Skrtel.Dengan sangat beringas Marvin pun memukuli kepala Skrtel berkali-kali.Bak! Buk!“Hentikan! Cukuplah!”Amukan Marvin tak reda, meskipun enam orang melerai dan meminggirkannya, Marvin masih terus berupaya untuk menghajar Skrtel.Setelah beberapa menit yang amat keras itu terlewatkan, akhirnya Marvin mampu meredam emosinya.Karena peristiwa ini tidak mau diketahui publik, Lorenzo turun tangan secara langsung ke gudang.Skrtel dan dua anak buahnya meringku
Hari ini tersiar kabar yang menghebohkan di Gloriston!Seorang wanita yang tengah berlibur di Pantai Lembayung bersama suaminya diperkosa oleh tiga orang penjahat. Meski demikian, wanita tersebut akhirnya berhasil selamat dari ancaman pembunuhan. Lebih kurang, begitulah pokok utama bahasan yang ditampilkan di sebuah media online.Dari semua media, baik cetak maupun elektronik, tidak ada yang memberitakan demikian. Mereka hanya memberitakan bahwa ada suami istri yang tengah berlibur dan mereka berdua hampir saja mati terbunuh oleh tiga komplotan penjahat, tidak ada cerita diperkosa dan perlakuan seks atau semacamnya.Mendengar berita yang menghebohkan itu, Marvin Rock sangat tercengang karena namanya dan nama istrinya terpampang jelas di sana. Ditambah menjadi berita utama pula. Astaga! Dan hal yang paling membuatnya berang adalah media tersebut adalah Glory Daily.Orang pertama yang mengangkat isu tersebut ke permukaan Keluarga Winston dan Keluarg
Sesampainya di gedung kantor yang hanya berlantai tiga ini, Russel masih saja memapah Marvin selepas keluar dari mobil.Marvin berdecak, batuk sekali, lalu berkata lirih, “Kakak ipar, aku bisa berjalan sendiri.” Marvin menegakkan bahu lalu melangkah pelan dan tegap.Russel sigap. “Baiklah, Dik. Bilang saja padaku kalau kau butuh bantuan.”Belum sempat security yang duduk tak jauh dari pintu masuk itu menyapa, tiba-tiba seorang pria berpakaian casual rapi langsung mendekat ke arah Marvin dan berkata, “Tuan, maafkan.....”Sebenarnya Marvin mau marah tapi dia masih sabar. “CEO, seharusnya Anda libur di hari Minggu. Kenapa Anda masuk bekerja?”Roy buru-buru menjajari punggung Marvin. “Ada persoalan yang sangat penting. Ada satu jurnalis yang salah dalam menulis berita dan berita tersebut menjadi tranding. Tuan Rock, maafkan kami .....” Roy menunduk takut.“Sudah kubilang, akan kita bicarakan di ruangan saja,” balas Marvin dengan nada