"Udah tau gue amnesia. Elo aja yang sombong." Rosa tak mau kalah. Ia menatap sengit ke arah Alfa yang tampak biasa saja.
"Nggak penting juga." Jawab Alfa. Pria itu menyerahkan piring kepada Rosa dan Zany.
"What? nggak penting gimana? Bagi gue masa kecil itu penting." Rosa berkoar tak sabar. Wanita itu melipat kerah kemeja hitamnya, kemudian merebut sendok nasi dari Alfa. Menyendok nasi ke piringnya dengan emosi.
Ughh, air liur siapa yang tidak menetes melihat menu yang tersedia di kotak bekal yang Alfa bawa. Ada ayam panggang, tempe dan tahu goreng, sayur asam tak lupa sambal tomat yang begitu menggugah selera, limau di atas sambal itu serasa melambai lambai meminta di cicipi.
Zany dan Alfa hanya saling pandang melihat tingkah Rosa. Menunggu dengan sabar si tuan putri yang sibuk comot sana sini sesekali berujar 'enak banget'.
"Gue belum selesai. Nanti kalau udah kenyang baru lanjut." Ujar Rosa ketus saat melihat Alfa yang meredam tawanya karena tingkahnya yang di luar prediksinya .
Alfa mengira Rosa type wanita yang diet mati-matian atau bahkan memakan nasi seminggu sekali seperti yang sering Alfa dengar dari aktivis diet. Mengingat dulu tubuh tambun Rosa. Tapi persepsinya terpatahkan saat melihat gadis itu makan dengan lahapnya. Bahkan tidak menengok kiri kanan. Setelah mencuci tangannya Rosa langsung melahap nasi dengan kawan-kawannya.
"Seorang sahabat pernah bertamu kepada baginda Rosulallah Sallallahu Alayhi wasallam, sahabat itu membawa seorang anaknya. Saat akan menyantap hidangan sang anak nampak semangat melihat menu yang terhidang , ia bersemangat mengambil makanan kesukaannya yang terletak agak jauh dari tempatnya.
Rosulallah Sallalahu Alayhi wasallam menegur nya. Beliau bersabda 'Wahai anakku, sebutlah nama Allah dan ambillah makanan yang berada di dekatmu." Alfa mengakhiri ceritanya dan mulai menyuap nasinya. Tak lupa ia membaca basmalah.
“Elo nyindir gue?!" Rosa membanting piringnya kesal. Selain karena kepedasan ia juga mendadak emosi.
"Kalau nggak berbuat nggak usah tersindir kali dek." Zany menegur, merapikan piring sang adik dan kembali melanjutkan makannya.
"Saya hanya menyampaikan sabda Rosulallah Sallalahu Alayhi wasallam. Anggap saja siaran ulang kalau sudah tahu." Alfa menanggapinya santai, sementara Rosa sudah bersiap siap meledak.
"Elo sengaja kan biar gue nggak nambah?" Rosa bertanya berapi api.
"Nambah aja kalau mau." Alfa tersenyum geli melihat wajah memerah Rosa, belum lagi bibir wanita itu yang memerah karena kepedasan. Untuk saat ini Alfa bersyukur Rosa tidak memakai baju ketatnya. Wanita itu mengenakan celana kain yang sekilas nampak seperti rok panjang, mengembang hingga ke mata kaki, dan atasan kemeja hitam berkerah lipat yang tampak kebesaran di tubuh kurus wanita itu
"Btw, atanya setan nggak bisa ikutan makan kalau kita baca basmalah. Kalau gue baca basmalah sekarang setan keselek nggak ya?" Rosa bermolong sembari melahap tahunya. Alfa dan Zany saling pandang mendengar alibi Rosa.
"Nggak keselek. Tapi di muntahin. Setau abang itu ada hadistnya lho dek. Sama kayak kita ucapin salam pas masuk rumah atau ke kamar. Setan bakalan bilang ke temanya 'kita tidak memiliki tempat tinggal malam ini' terus mereka pergi. Itulah wajibnya berlindung kepada Allah." Jelas Zany , pria itu sibuk menyuwir ayam untuk sang adik. Sedangkan ia sendiri membuka mulutnya saat Rosa menyuapinya.
"Lah...! Berarti gue makan bekas muntahan setan dong?" Rosa mendorong piringnya. Wanita itu bergindik ngeri membayangkan yang 'iya iya '.
"Wallaahu A'lamm, saya sendiri kurang tahu tentang itu tapi di makan juga tidak apa-apa, doanya bukan bismillah saja kalau lupa, tapi membaca Bismillaahi fii awwalihi wa aakhirihi atau Bismillaahi awwalahu wa aakhirohu Artinya hampir sama sih Dengan menyebut nama Allah di awal dan akhirnya. Allah dan Rosulallah Sallallahu Alayhi wasallam membenci sesuatu yang mubadzir, karena mubadzir itu perbuatan setan." Jelas Alfa tenang. Pria itu memperhatikan Zany yang kini menyuapi sang adik. Ada rasa menggelitik di dadanya saat melihat eratnya persaudaraan di antara Rosa dan Zany. Meskipun seringkali bertengkar keduanya begitu saling menyayangi satu sama lain.
"Abisin. Abang suapin." Rosa tersenyum, ia mengangguk bersemangat. Nanti ia berencana menanyakan do'a yang Alfa bacakan tadi. Biar si setan tahu rasa.
* * * *
"KYAAA...! INI KEREN, WHOAAA!" Dengan suara kerasnya Rosa berteriak begitu turun dari mobil saat melihat rumah pohon yang begitu indah di matanya. Belum lagi hamparan kebun strawberry, dan jeruk yang mengelilingi rumah pohon itu.
Selesai makan siang tadi, kedua cowok ganteng itu mengajak Rosa mengunjungi sawah milik Alfa. Dan tentu saja Rosa bersemangat, selain karena jarak tempuhnya dekat, sepanjang jalan tadi ia melihat hamparan sawah yang di tanami berbagai macam jenis palawija dan padi.
"Ya ampun! Keren banget lho ini!"
Rosa tidak memperdulikan Alfa dan Zany yang sedang sibuk mengeluarkan barang barang dari bagasi mobil. Ia langsung menjanjal tangga rumah pohon, menaikinya dengan hati-hati. Tingginya mungkin sekitar tiga meter, tapi lumayan kalau terjatuh bisa patah tulang.
"YUUUUU HUUUU!! Gue seneng banget..! " Rosa tak henti-hentinya berteriak kegirangan. Ini pertama kalinya ia tahu namanya rumah pohon. Dan di dalamnya benar-benar luar biasa. Ada ranjang besar, dapur kering dan beberapa toples cemilan yang langsung di sambarnya.
"Assalamualaykum." Alfa mengucapkan salam, menaruh beberapa perabot yang di bawanya tadi.
"Wa'alaykumussalam."
Rosa menjawabnya tanpa mengalihkan pandangannya dari pohon jeruk yang berbuah lebat di depannya. Sesaat dia sadar dan langsung berlari menubruk tubuh Alfa yang duduk di ranjang.
"Gue tadi nggak ngucapin salam. Berarti setan setan berkeliaran di sini." Rosa bergindik ngeri, mengeratkan pelukannya pada tubuh Alfa yang sukses menegang.
"Kita bukan mahram Rosa." Alfa mencoba melepaskan tangan Rosa dari pinggangnya. Namun wanita itu urung melepas kan tangannya dan mencengkeram kemeja putih Alfa.
"Makanya jadiin gue mahrom dong!" Rosa menggerutu, namun tak urung senyum puas di wajahnya. Uhuu.... kapan lagi coba dapat peluk Mr. Alim tanpa di dorong. Haruskah ia berterima kasih pada setan? Ah tidak setan itu musuh yang nyata bagi manusia.
"Setannya udah pergi. Saya sudah mengucapkan salam tadi."
Alfa menghempaskan tubuh Rosa hingga wanita itu terbanting ke ranjang. "Jangan di ulangi lagi, saya tidak suka." Ujar Alfa pelan namun menusuk. Pria itu merapikan kemeja putih nya, kemudian meninggalkan Rosa yang sedang mendelik penuh kekesalan.
"Lha?!" Rosa terkejut saat melihat Alfa yang keluar begitu saja dari pintu keluar. Apa pria itu melompat? Gila saja kalau Alfa berani loncat setinggi itu. Tak mau berspekulasi dengan pikirannya, Rosa akhirnya melangkah pelan menuju pintu keluar. Wanita itu membuka pintu dengan pelan.
"WOOW!"
Rosa terkejut saat mendapati rerumputan di depannya. Ia melirik ke sekelilingnya. Gila, rumah poho nya bisa turun begitu?
Tapi kok Rosa tidak merasa bergerak saat di turunkan?
"Abang!" Rosa berteriak memanggil sang kakak yang menghilang entah ke mana. Di depannya ada dua bangunan minimalis, ia menebak mungkin salah satunya kamar mandi dan dapur.
Benar saja. Abangnya keluar dari bangunan bercat biru dengan handuk kecil di lehernya.
"Sholat yuk. Jangan kayak tarzan , dari tadi kamu teriak teriak nggak jelas. Pantesan aja Alfa nggak suka sama kamu." Zany menyampirkan handuk ke kepala sang adik. Tanpa di perintah dua kali Rosa berjalan meninggalkan sang kakak. Ia bermaksud mengambil air wudhu.
Di depan kamar mandi ia berpapasan dengan Alfa yang baru selesai berwudhu.
Ganteng banget! Bantinnya berteriak genit.
"Jangan lupa baca basmalah. Karena wudhu tidak sah tanpa basmalah." Alfa mengingatkan. Kemudian meninggalkan Rosa yang mengangguk paham.
* * *
Rosa memperhatikan kedua pria tampan di depannya yang sedang memancing, sesekali gadis itu menyemangati sang kakak.
Mereka kini berada di sungai, tepat di samping rumah pohon , hanya berbatasan pohon singkong dan beberapa pohon pisang. Rosa awalnya terkejut karena tidak menyangka ada sungai yang begitu jernih di samping rumah pohon itu. Tahu begitu dari tadi ia berenang saja di sana. Ia jadi tahu alasan rumah pohon yang bisa dinaik turunkan. Alfa bilang terkadang air sungai meluap. Jadi timbullah ide untuk membuat rumah pohon itu.
"Kok abang nggak dapet dapet sih?" Zany menarik kail pancingnya. Ia melirik Alfa yang baru saja mendapatkan ikan ke dua.
"Yah, apinya udah besar membara nih. Abang kurang umpan kali." Ujar Rosa sembari mengelap keringatnya. Ia memang bertugas menyalakan api dan membersihkan ikan hasil tangkapan, membumbuinya kemudian melapisinya dengan aluminium foil dan menanamnya dalam bara api yang sudah di buatnya.
"Matiin dulu dong, kak Alfa. Gue takut tahu, nanti lepas lagi." Rosa menunjuk ikan di dalam ember yang masih bergerak ke sana kemari.
"Kamu pegang pancingnya." Alfa menyerahkan pancin nya kemudian membersihkan ikan.
"Abang tarik dong, udah gerak gerak tuh!" Rosa heboh menunjuk pancing milik sang kakak.
"Kecil." Rosa menghela nafasnya saat melihat hasil tangkapan sang kakak.
"Begitulah manusia, terkadang mau hasil besar modalnya kecil. Saat infak misalnya, bukan rahasia umum lagi uang lima ribu rupiah minta kesehatan, rejeki, jodoh, anak sholeh, panjang umur dan segala macamnya. Giliran ada acara konser atau apalah yang berhubungan dengan dunia kita rela mengeluarkan uang sampai ratusan ribu hingga jutaan. Tapi untuk Allah kita selalu perhitungan." Ujar Alfa kalem. Rosa mengangguk mengiyakan.
Gue nonton konser jutaan rupiah nggak mikir, giliran infak ada duit seratus ribu aja pake mikir, abis mikir pilih duit yang paling jelek terus masukin. Mr. Alim tahu banget cara nyindir.
Seperti Qoute yang Rosa dapet beberapa hari lalu Seratus ribu untuk kotak amal kemahalan tapi seratus ribu untuk ke Mall kurang. Iya juga sih, kalau di pikir pikir kita ini kikir.
"Kita bukan kasih Allah tanda kutip, karena Allah Azzawajalla tidak butuh kepada mahluknya. Pernah dengar kisah Qabil dan Habil?"
Rosa dan Zany mengiyakan.
"Nah amalnya si adik di terima karena memberikan yang terbaik miliknya, plus ikhlas."
Rosa mengangguk menanggapinya. Mulai sekarang ia akan mengusahakan yang terbaik.
"Rosulallah Sallalahu Alayhi wasallam mengajar kan Sedekah pangkal kaya sedangkan orang-orang barat mengajarkan Menabung pangkal kaya seperti yang kita pelajari dari sekolah dasar. Tentu keduanya bertolak belakang. Logikanya di mana saat uang di keluar kan akan bertambah banyak. Tapi begitulah cara Allah Azzawajalla mengajarkan kita. Seperti kisah Sahabat Abdurrahman bin Auf Rodiallahu Anhu, di mana beliau mensedekahkan satu peti emasnya dan keuntungan dua peti emas, saat beliau bersedekah lagi dengan dua peti emas kembali tiga peti emas, begitulah seterusnya. Beliau terkenal dengan kekayaannya, kapaknya saja terbuat dari emas. Sedangkan orang kaya sekarang _ Bill Gates belum tentu memiliki kapak dari emas."
Rosa dan Zany tertawa mendengar kan guyonnan Alfa. Kakak beradik itu terlihat sabar menanti ikan yang tak kunjung datang.
"Astaga!! Punyaku bergerak, Kak Alfa bantuin!" Rosa berteriak kegirangan, berusaha menarik pancingnya. Alfa terkekeh geli melihat tingkah Rosa, hingga akhirnya ia pun membantu Rosa menarik kail.
BYUUUR!!
Alfa terjembab ke sungai karena tempat kakinya berpijak longsor. Untung saja tidak ada batu di dekatnya. Zany dan Rosa tertawa terbahak-bahak melihat pose jatuh Alfa yang bisa di bilang keren. Karena kepalang basah akhirnya Alfa memutuskan menyelam hingga seluruh anggota tubuhnya basah.
Rosa masih saja tertawa, andai saja tadi ia merekam Alfa. Rosa yakin akan menjadi viral.
“Ikan gue." Rosa menggerutu, berusaha menarik pancing yang masih terasa berat.
"Ikannya masih ada, bantuin!”
Rosa merasa seperti adegan slow motion saat Rosa melihat wajah tampan Alfa yang sepenuhnya basah. rasanya seperti melihat adegan iklan di
Bersambung....
"Saya pakai jaring saja sudah terlanjur basah."Suara Alfa menginstrupsi Rosa yang masih menganga. Untung saja tidak ada belalang atau lebah yang singgah di mulutnya yang menganga lebih dari satu menit. Pstt, tau gitu gue bawa kamera! Terus gue sebarin ketampanannya ke instagram! Lagi lagi batin Rosa bergejolak, menyalahkan dirinya yang tidak seperti biasanya yang selalu ingat membawa kamera untuk mengabadikan momennya."Oh.., eumm. Oke gue ambilin. Tempatnya di mana?" Rosa bertanya gelagapan. Bisa hilang nilai jualnya kalau si Mr. Alim tahu dirinya terjatuh begitu dalam hingga dasarnya. Tapi Rosa berniat menetapkan hatinya, kali ini tidak untuk main main. Ya, meskipun masih dalam lingkup taruhan. "Di dapur bagian atas sebelah kiri." Alfa menjawab sembari menarik kail pancing. Pun Rosa yang langsung meninggalkan tempat."Al, elo nggak naksir adik gue kan?" Tanya Zany. Pria itu menatap sekilas ke bukit bukit terjal yang menjulang di ujung sawah sana. Pemandangannya memang sangat mema
Di tengah sunyinya malam, sang rembulan bersinar dengan terangnya, seolah mengejek gadis yang sedang meringkuk memeluk gulingnya. Terkadang ke kiri dan terkadang ke kanan. Gadis itu memutuskan bangkit dari ranjang, beranjak ke meja belajarnya kemudian membuka laptopnya. Lebih baik mengerjakan tugas, daripada memeras otak memikirkan Mr. Alim yang membuat dadanya berdenyut denyut nyeri. Masih segar di ingatannya saat kejujuran Alfa seolah-olah menembak hatinya hingga luluh lantah, 'Syukurlah karena kamu tidak benar-benar suka kepada saya. Saya sendiri juga tidak menginginkan istri yang mengumbar aurat' kata kata itu terus terngiang, melukai harga dirinya. Cinta?Oh, Rosa belum gila untuk jatuh cinta secepat itu pada Mr. Alim. Ia hanya merasakan hatinya sakit, bahkan beberapa hari ini susah tidur. Ditambah sosok Alfa tidak pernah muncul lagi membuatnya uring uringan. Apa mungkin pria itu marah karena dirinya yang mengatakan Alfa miskin? Ah, bodo amat!Mungkin harga diri Alfa terluka
"Wooy!! lagi makan apaan tuh?" Suara cempreng milik Rosa menggema di kantin yang masih terlihat ramai. Gadis itu tampak santai dengan tatapan memuja kaum adam pada tubuhnya yang begitu sexy bak gitar Spanyol. Kemeja berwarna hitam melekat pas pada tubuh Rosa, dua kancing teratasnya terbuka, menampakkan belahan dada putihnya. Hot pants berwarna senada memperlihatkan kaki jenjangnya, dilengkapi dengan sepatu sneakers berwarna coklat tampak anggun di kakinya. Wajar saja wanita itu di juluki bunga kampus. Rosa menghampiri teman-teman nya yang biasa di juluki grup Sexy Yeoja. Grup itu terdiri dari lima orang wanita cantik, Lana, Linda, Maya, Siska, dan Rosa. Bisa ditebak dari nama grupnya yang menggunakan kata 'Yeoja' yang berarti gadis atau wanita dalam bahasa korea. Dan mereka itu segerombolan penggila Kpop. Hampir seluruh penghuni kampus tau kalau grup Sexy Yeoja penggila kpop. Karena jika ada event di kampus pasti grup Sexy Yeoja akan menampilkan semua yang berbau kpop, entah itu
Rosa menghembuskan nafasnya kesal. Ia sudah menceritakan perihal ayah Mr Alim kepada sahabat nya. Namun keempat sahabatnya malah menyuruh Rosa melanjutkan misi. Bila perlu menikah sekalian balas jasa kata mereka. Fstt, padahal Rosa sudah membeberkan gaji Alfa yang senilai dengan uang jajannya, namun keempat sahabatnya tetap berpegang teguh pada pendirian mereka. "Ya, gue malah tambah salut sama Mr Alim. Secara dia yang selama ini menjadi kepala keluarga. Gue denger denger ibunya baru nikah lagi setahun yang lalu lho."Siska bercerita heboh. Matanya melirik sosok pria yang berjanggut yang sedang duduk sendirian di temani laptopnya. "Eh, itu Rio kan?" Lana mengikuti arah pandang Siska. "Hmm, Calon suami gue. " Siska tersenyum memperlihatkan sosok tanpan itu. Uhh, rasanya mendebarkan melihat seorang yang kau sukai dari jarak sedekat ini. "Ngimpi!!"Keempat sahabatnya bersorak, mengolok Siska yang masih saja tersenyum, memangku wajahnya. Matanya berfokus menatap sosok sempurna yang b
Brughh…!!Prakk…!!"Aduh, di mana sih lingerie gue?""Udah ketemu? Gue nggak jual tas Hermès gue. Abisnya gue sayang banget, ini peninggalan almarhum ayah.""Iya, serah lu dah. Gue sibuk, Sis. Ntar kita sambung lagi. Bye! Assalamualaikum."Rosa mematikan ponselnya, lalu melemparkannya ke atas ranjang. Ia sibuk sekali sepulang dari kajian Zuhur tadi.Allah tidak akan menanyakan berapa jumlah harta kita, tapi untuk apa harta itu digunakan dan dari mana kita mendapatkannya.Di kepala Rosa, kata-kata itu terus terngiang. Apalagi saat kajian tadi, mereka diperlihatkan bagaimana kondisi umat Muslim di berbagai belahan dunia yang mengalami kesulitan.Rosa dan empat sahabatnya menangis, bahkan sampai terisak-isak. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk melelang semua pernak-pernik mahal yang mereka miliki. Hasilnya akan mereka sumbangkan ke dinas sosial yang bersangkutan."Oh, lingerie 15 juta!! Di mana kah dirimu?"Rosa mengusap peluhnya. Ia melirik ranjangnya yang sudah penuh dengan berba
Dua minggu sudah berlalu semenjak Rosa mengetahui arti, "Jazakallahu khairan", wanita itu benar-benar mengamalkannya.Arka bahkan kaget mendengar putri centilnya mengucapkan kata-kata keramat itu. Padahal dari dulu Arka sudah mengajarkan Rosa melalui buku-buku hadis ataupun kitab yang ia koleksi untuk dibaca. Tapi memang watak Rosa yang sama kerasnya dengan sang kakek membuatnya bertahan dan tidak menyentuhnya sedikit pun. Meskipun begitu, ia bersyukur putrinya lancar mengaji—yeah, meskipun bertolak belakang dengan kelakuannya."Ayah, aku mau pergi sama Bunda. Bye, assalamualaikum."Rosa mengecup pipi ayahnya kilat, kemudian menyusul ibunya yang sudah lebih dahulu menuju mobil."Ayah harap kamu berubah, Sayang."Arka berbisik melihat punggung anak gadisnya yang semakin hari semakin bertumbuh. Ia tidak menyangka bisa mengurus gadis keras kepala itu hingga sebesar ini. Ada rasa bangga di hatinya ketika mengingat almarhum istrinya.Sejak kecil, Rosa memang selalu dimanjakan oleh keluarga
Hall jazaaa ul_ihsaani illal_ihsaan....Fa bi'ayyi aalaaa'i robbukumaa tukazzibaan...Alfa terisak, berusaha meneruskan tilawahnya hingga selesai. Ia tidak menyadari sosok gadis yang memperhatikan gerak geriknya dari tadi. Pria itu kerap kali menangis jika membaca surah Ar - Rahman. Apalagi saat mengulangi ayat yang berarti 'Maka nikmat tuhanmu yang manakah yang kau dustakan,' rasanya itu seperti di siram air es di musim dingin. Selama ini ia merasa bebas bahkan terkesan santai dengan hidupnya. Padahal semua fasilitas yang ia nikmati semuanya dari sang pencipta Allah. Oksigen yang selama ini di hirup tidak pernah habis stoknya, makanan yang selama ini ia makan, mata yang bisa melihat, telinga yang bisa mendengar, bibir yang bisa berbicara, tangan yang bisa bergerak, kaki yang bisa melangkah, kulit yang begitu peka, lidah yang perasa, air liur yang tidak pernah habis stoknya, dan banyak karunia yang di berikan sang pencipta Allah kepadanya dan seluruh mahluk hidup di bumi. Pernahkah
Dentingan sendok yang beradu dengan piring mengawali pagi Rosa yang cerah. Wanita itu begitu menikmati nasi goreng seafood karyanya. “Kamu nggak kuliah dek?” Rosa mengalihkan pandangannya dari piring ke sosok tampan kakaknya yang sudah rapi dengan setelan jasnya.“Nggak, aku mau ikut ke kantor bareng abang."Zany mengerutkan keningnya, sejak kemarin tingkah adiknya aneh, bahkan betah menempel kepadanya padahal ia sudah membentak Rosa, karena adiknya selalu berbuat hal hal yang tidak di sukainya. “Abang mau ke lokasi proyek. Sekalian ketemu klien." Rosa mendengkus sebal mendengar jawaban sang kakak. Pokoknya ia tidak mau tahu. Karena hari ini jadwalnya mewawancarai sang kakak tentang Mr. Alim. Besok tidak bisa karena jadwal kuliahnya yang padat."Pokoknya aku ikut. Nggak pake koma." Jawab Rosa keras kepala.Zany menghela nafasnya , susah sekali menang dari si keras kepala Rosa. "Bi Jum, yang membersihkan kamar mandi saya siapa?"Rosa nyaris tersedak mendengar pertanyaan sang k
Di tengah sunyinya malam, sang rembulan bersinar dengan terangnya, seolah mengejek gadis yang sedang meringkuk memeluk gulingnya. Terkadang ke kiri dan terkadang ke kanan. Gadis itu memutuskan bangkit dari ranjang, beranjak ke meja belajarnya kemudian membuka laptopnya. Lebih baik mengerjakan tugas, daripada memeras otak memikirkan Mr. Alim yang membuat dadanya berdenyut denyut nyeri. Masih segar di ingatannya saat kejujuran Alfa seolah-olah menembak hatinya hingga luluh lantah, 'Syukurlah karena kamu tidak benar-benar suka kepada saya. Saya sendiri juga tidak menginginkan istri yang mengumbar aurat' kata kata itu terus terngiang, melukai harga dirinya. Cinta?Oh, Rosa belum gila untuk jatuh cinta secepat itu pada Mr. Alim. Ia hanya merasakan hatinya sakit, bahkan beberapa hari ini susah tidur. Ditambah sosok Alfa tidak pernah muncul lagi membuatnya uring uringan. Apa mungkin pria itu marah karena dirinya yang mengatakan Alfa miskin? Ah, bodo amat!Mungkin harga diri Alfa terluka
"Saya pakai jaring saja sudah terlanjur basah."Suara Alfa menginstrupsi Rosa yang masih menganga. Untung saja tidak ada belalang atau lebah yang singgah di mulutnya yang menganga lebih dari satu menit. Pstt, tau gitu gue bawa kamera! Terus gue sebarin ketampanannya ke instagram! Lagi lagi batin Rosa bergejolak, menyalahkan dirinya yang tidak seperti biasanya yang selalu ingat membawa kamera untuk mengabadikan momennya."Oh.., eumm. Oke gue ambilin. Tempatnya di mana?" Rosa bertanya gelagapan. Bisa hilang nilai jualnya kalau si Mr. Alim tahu dirinya terjatuh begitu dalam hingga dasarnya. Tapi Rosa berniat menetapkan hatinya, kali ini tidak untuk main main. Ya, meskipun masih dalam lingkup taruhan. "Di dapur bagian atas sebelah kiri." Alfa menjawab sembari menarik kail pancing. Pun Rosa yang langsung meninggalkan tempat."Al, elo nggak naksir adik gue kan?" Tanya Zany. Pria itu menatap sekilas ke bukit bukit terjal yang menjulang di ujung sawah sana. Pemandangannya memang sangat mema
"Udah tau gue amnesia. Elo aja yang sombong." Rosa tak mau kalah. Ia menatap sengit ke arah Alfa yang tampak biasa saja."Nggak penting juga." Jawab Alfa. Pria itu menyerahkan piring kepada Rosa dan Zany."What? nggak penting gimana? Bagi gue masa kecil itu penting." Rosa berkoar tak sabar. Wanita itu melipat kerah kemeja hitamnya, kemudian merebut sendok nasi dari Alfa. Menyendok nasi ke piringnya dengan emosi.Ughh, air liur siapa yang tidak menetes melihat menu yang tersedia di kotak bekal yang Alfa bawa. Ada ayam panggang, tempe dan tahu goreng, sayur asam tak lupa sambal tomat yang begitu menggugah selera, limau di atas sambal itu serasa melambai lambai meminta di cicipi. Zany dan Alfa hanya saling pandang melihat tingkah Rosa. Menunggu dengan sabar si tuan putri yang sibuk comot sana sini sesekali berujar 'enak banget'."Gue belum selesai. Nanti kalau udah kenyang baru lanjut." Ujar Rosa ketus saat melihat Alfa yang meredam tawanya karena tingkahnya yang di luar prediksinya .A
Dentingan sendok yang beradu dengan piring mengawali pagi Rosa yang cerah. Wanita itu begitu menikmati nasi goreng seafood karyanya. “Kamu nggak kuliah dek?” Rosa mengalihkan pandangannya dari piring ke sosok tampan kakaknya yang sudah rapi dengan setelan jasnya.“Nggak, aku mau ikut ke kantor bareng abang."Zany mengerutkan keningnya, sejak kemarin tingkah adiknya aneh, bahkan betah menempel kepadanya padahal ia sudah membentak Rosa, karena adiknya selalu berbuat hal hal yang tidak di sukainya. “Abang mau ke lokasi proyek. Sekalian ketemu klien." Rosa mendengkus sebal mendengar jawaban sang kakak. Pokoknya ia tidak mau tahu. Karena hari ini jadwalnya mewawancarai sang kakak tentang Mr. Alim. Besok tidak bisa karena jadwal kuliahnya yang padat."Pokoknya aku ikut. Nggak pake koma." Jawab Rosa keras kepala.Zany menghela nafasnya , susah sekali menang dari si keras kepala Rosa. "Bi Jum, yang membersihkan kamar mandi saya siapa?"Rosa nyaris tersedak mendengar pertanyaan sang k
Hall jazaaa ul_ihsaani illal_ihsaan....Fa bi'ayyi aalaaa'i robbukumaa tukazzibaan...Alfa terisak, berusaha meneruskan tilawahnya hingga selesai. Ia tidak menyadari sosok gadis yang memperhatikan gerak geriknya dari tadi. Pria itu kerap kali menangis jika membaca surah Ar - Rahman. Apalagi saat mengulangi ayat yang berarti 'Maka nikmat tuhanmu yang manakah yang kau dustakan,' rasanya itu seperti di siram air es di musim dingin. Selama ini ia merasa bebas bahkan terkesan santai dengan hidupnya. Padahal semua fasilitas yang ia nikmati semuanya dari sang pencipta Allah. Oksigen yang selama ini di hirup tidak pernah habis stoknya, makanan yang selama ini ia makan, mata yang bisa melihat, telinga yang bisa mendengar, bibir yang bisa berbicara, tangan yang bisa bergerak, kaki yang bisa melangkah, kulit yang begitu peka, lidah yang perasa, air liur yang tidak pernah habis stoknya, dan banyak karunia yang di berikan sang pencipta Allah kepadanya dan seluruh mahluk hidup di bumi. Pernahkah
Dua minggu sudah berlalu semenjak Rosa mengetahui arti, "Jazakallahu khairan", wanita itu benar-benar mengamalkannya.Arka bahkan kaget mendengar putri centilnya mengucapkan kata-kata keramat itu. Padahal dari dulu Arka sudah mengajarkan Rosa melalui buku-buku hadis ataupun kitab yang ia koleksi untuk dibaca. Tapi memang watak Rosa yang sama kerasnya dengan sang kakek membuatnya bertahan dan tidak menyentuhnya sedikit pun. Meskipun begitu, ia bersyukur putrinya lancar mengaji—yeah, meskipun bertolak belakang dengan kelakuannya."Ayah, aku mau pergi sama Bunda. Bye, assalamualaikum."Rosa mengecup pipi ayahnya kilat, kemudian menyusul ibunya yang sudah lebih dahulu menuju mobil."Ayah harap kamu berubah, Sayang."Arka berbisik melihat punggung anak gadisnya yang semakin hari semakin bertumbuh. Ia tidak menyangka bisa mengurus gadis keras kepala itu hingga sebesar ini. Ada rasa bangga di hatinya ketika mengingat almarhum istrinya.Sejak kecil, Rosa memang selalu dimanjakan oleh keluarga
Brughh…!!Prakk…!!"Aduh, di mana sih lingerie gue?""Udah ketemu? Gue nggak jual tas Hermès gue. Abisnya gue sayang banget, ini peninggalan almarhum ayah.""Iya, serah lu dah. Gue sibuk, Sis. Ntar kita sambung lagi. Bye! Assalamualaikum."Rosa mematikan ponselnya, lalu melemparkannya ke atas ranjang. Ia sibuk sekali sepulang dari kajian Zuhur tadi.Allah tidak akan menanyakan berapa jumlah harta kita, tapi untuk apa harta itu digunakan dan dari mana kita mendapatkannya.Di kepala Rosa, kata-kata itu terus terngiang. Apalagi saat kajian tadi, mereka diperlihatkan bagaimana kondisi umat Muslim di berbagai belahan dunia yang mengalami kesulitan.Rosa dan empat sahabatnya menangis, bahkan sampai terisak-isak. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk melelang semua pernak-pernik mahal yang mereka miliki. Hasilnya akan mereka sumbangkan ke dinas sosial yang bersangkutan."Oh, lingerie 15 juta!! Di mana kah dirimu?"Rosa mengusap peluhnya. Ia melirik ranjangnya yang sudah penuh dengan berba
Rosa menghembuskan nafasnya kesal. Ia sudah menceritakan perihal ayah Mr Alim kepada sahabat nya. Namun keempat sahabatnya malah menyuruh Rosa melanjutkan misi. Bila perlu menikah sekalian balas jasa kata mereka. Fstt, padahal Rosa sudah membeberkan gaji Alfa yang senilai dengan uang jajannya, namun keempat sahabatnya tetap berpegang teguh pada pendirian mereka. "Ya, gue malah tambah salut sama Mr Alim. Secara dia yang selama ini menjadi kepala keluarga. Gue denger denger ibunya baru nikah lagi setahun yang lalu lho."Siska bercerita heboh. Matanya melirik sosok pria yang berjanggut yang sedang duduk sendirian di temani laptopnya. "Eh, itu Rio kan?" Lana mengikuti arah pandang Siska. "Hmm, Calon suami gue. " Siska tersenyum memperlihatkan sosok tanpan itu. Uhh, rasanya mendebarkan melihat seorang yang kau sukai dari jarak sedekat ini. "Ngimpi!!"Keempat sahabatnya bersorak, mengolok Siska yang masih saja tersenyum, memangku wajahnya. Matanya berfokus menatap sosok sempurna yang b
"Wooy!! lagi makan apaan tuh?" Suara cempreng milik Rosa menggema di kantin yang masih terlihat ramai. Gadis itu tampak santai dengan tatapan memuja kaum adam pada tubuhnya yang begitu sexy bak gitar Spanyol. Kemeja berwarna hitam melekat pas pada tubuh Rosa, dua kancing teratasnya terbuka, menampakkan belahan dada putihnya. Hot pants berwarna senada memperlihatkan kaki jenjangnya, dilengkapi dengan sepatu sneakers berwarna coklat tampak anggun di kakinya. Wajar saja wanita itu di juluki bunga kampus. Rosa menghampiri teman-teman nya yang biasa di juluki grup Sexy Yeoja. Grup itu terdiri dari lima orang wanita cantik, Lana, Linda, Maya, Siska, dan Rosa. Bisa ditebak dari nama grupnya yang menggunakan kata 'Yeoja' yang berarti gadis atau wanita dalam bahasa korea. Dan mereka itu segerombolan penggila Kpop. Hampir seluruh penghuni kampus tau kalau grup Sexy Yeoja penggila kpop. Karena jika ada event di kampus pasti grup Sexy Yeoja akan menampilkan semua yang berbau kpop, entah itu