Home / Romansa / Marrying Mr Alim / BAB 2. Cinta Dunia.

Share

BAB 2. Cinta Dunia.

Author: Ria Humaira
last update Last Updated: 2025-03-07 22:57:36

Rosa menghembuskan nafasnya kesal. Ia sudah menceritakan perihal ayah Mr Alim kepada sahabat nya. Namun keempat sahabatnya malah menyuruh Rosa melanjutkan misi. Bila perlu menikah sekalian balas jasa kata mereka. 

Fstt, padahal Rosa sudah membeberkan gaji Alfa yang senilai dengan uang jajannya, namun keempat sahabatnya tetap berpegang teguh pada pendirian mereka. 

"Ya, gue malah tambah salut sama Mr Alim. Secara dia yang selama ini menjadi kepala keluarga. Gue denger denger ibunya baru nikah lagi setahun yang lalu lho."

Siska bercerita heboh. Matanya melirik sosok pria yang berjanggut yang sedang duduk sendirian di temani laptopnya. 

"Eh, itu Rio kan?" Lana mengikuti arah pandang Siska. 

"Hmm, Calon suami gue. " Siska tersenyum memperlihatkan sosok tanpan itu. Uhh, rasanya mendebarkan melihat seorang yang kau sukai dari jarak sedekat ini. 

"Ngimpi!!"

Keempat sahabatnya bersorak, mengolok Siska yang masih saja tersenyum, memangku wajahnya. Matanya berfokus menatap sosok sempurna yang begitu lama di idolakannya.

"Yee, gitu deh Siska. Kita beda tau. Muhammad Rion Hartono is perfect. Ngaca mpok. Gue ajakin ke musholla kampus aja lo pada gak mau. Eh ngefansnya sama anak LDK, ya nggak nyambung." Rosa mencibir. Mulut pedasnya melunturkan senyum Siska hingga bahu gadis itu melemas. 

Rosa benar. Selama ini dia begitu mengidolakan sosok Rio, namun menginjak mushola saja tidak pernah. Menghadiri kajian? apalagi, Sholat? Setahun dua kali, yaitu hari raya idul fitri dan idul adha, bahkan kadang tidak sama sekali jika berhalangan karena tamu bulanannya. Di antara mereka berempat mungkin Rosa yang paling sering sholat. Karena keluarga Rosa begitu taat beragama, mungkin hanya Rosa saja yang masih ogah disuruh berhijab. 

"Besok, gue ikut deh ke musholla." Siska tersenyum. Membayangkan wajah segar Rio yang menyambutnya, pastinya tanpan seperti Mr Alim. Yeah, meskipun tidak setinggi Mr Alim. 

"Jadi gimana nih? Ros, lo lanjutin kan misinya?" Maya menimpali. 

“Liat aja ntar,  gue  mau susun strategi." Rosa tersenyum misterius mengaduk aduk milkshake nya. Tidak tau saja niatnya yang ingin ke musholla adalah salah satu usahanya memperjuangkan Mr Alim.   

“Serah deh, gue mau nonton aja." Linda menggerakkan bahunya acuh. "Btw gue ikut ke musolla besok. Jan lupa wa gue. Minggu gue suka molor."

"Gue ikut juga deh. Sekali kali gue  juga kudu belajar agama." Ujar Lana. Tertinggal Maya yang tentunya ikut. Karena gadis itu tidak betah di rumahnya sendirian. 

“Oke, gue yang bawa mobil. Lo pada siap siap aja. Acaranya jam sepuluh." Rosa menyerahkan selembaran yang didapatnya beberapa hari yang lalu dari seorang teman sekelasnya. 

“Gue cabut duluan. Mau ada acara sama momy." Rosa berlalu, menenteng ransel usangnya, memberikan isyarat kepada dua pria berbadan kekar yang tidak lain adalah body guardnya.  

Roy dan Jun, dua body guard yang sudah bekerja mengawal Rosa  selama lima tahun terakhir ini.

Semenjak peristiwa penculikan yang dialaminya saat berumur 6 tahun, sang kakek menyarankan ayahnya untuk mempekerjakan body guard. Dan Rosa hanya menurut saja, dia trauma jika mengingat ingat berapa banyak orang orang yang mengincar nyawanya. Bukan tanpa alasan, tentunya disebabkan karena sang kakek yang terlanjur kaya dan memiliki musuh di mana mana.  

Rosa tidak peduli dengan omongan teman-teman yang di kampus, yang mengatakan ia pamer lah, anak momy lah, manja, centil, keganjenan, sombong, tukang pamer, atau  apalah yang sering di dengarnya. Kenyataannya memang kakeknya kaya, dan ia butuh bodyguard untuk melindunginya, so ada yang salah?

"Aku mau ke gramedia.”  Rosa mengekori kedua bodyguardnya menuju mobilnya.  “Istrinya pak Roy udah sehat belum? " sambung Rosa sembari mengencangkan sabuk pengamannya.

“Alhamdulillah udah pulang non. Katanya makasih untuk bajunya, Rendi suka." Roy tersenyum simpul, melirik nona nya yang sedang tersenyum. Beberapa minggu lalu istrinya memang terserang typus hingga ia cuti cukup lama untuk mengurus buah hatinya, Rendi _anaknya yang berumur dua tahun.  

"Aku senang Rendi suka. Kapan kapan ajakin lagi dong pak, biar bisa main sama Syana dan Khalid. Pak Jun juga, sekali kali ajakin keluarganya ke sini, masa iya nggak punya waktu, udah lima tahun kerja nggak pernah berkunjung." Rosa menggerutu di akhir kalimatnya. Ia sebal, tentu saja karena pengawalnya yang bernama lengkap Ahmad  Junaidi itu tidak pernah sama sekali memperkenalkan keluarga nya secara langsung, terlebih keluarga nya berada di Semarang sana.

  *   *   *

Rosa tersenyum riang, mengucapkan salam dan tanpa ba bi bu menarik Amanda _ibu tirinya menuju dapur.  

"Unaa.....una!!" 

Suara cempreng menyapa telinga Rosa saat melewati ruang tamu. Di sana dua batita kembar sedang berteriak menyapanya, berusaha untuk keluar dari kungkungan sang ayah. 

"Hai baby boy, baby girl,  kalian tambah tembam saja." Rosa melepaskan pelukannya dari sang ibu kemudian beralih menggoda kedua adiknya yang begitu lucu.

Khalid dan Syana adiknya yang hampir menginjak usia dua tahun. Hasil pernikahan ayahnya dan Amanda. 

Ayahnya, Muhammad Arka Nugroho menikah tiga tahun yang lalu dengan Amanda Halim. Saat itu ayahnya sempat meminta maaf kepada ketiga anaknya perihal keinginannya untuk menikah. Zany, Danis dan Rosa sendiri tentunya senang dengan keputusan sang ayah, apalagi seumur hidup Rosa ia tidak pernah tau seperti apa ibunya, dan Rosa begitu menyayangi ayahnya yang mampu bertahan selama 19 tahun karena begitu mencintai ibunya. Meskipun usia ayahnya terbilang matang, mungkin nyaris menjadi kakek, jika saja kedua abang Rosa menikah tentunya. Usia ayahnya 46 tahun sedangkan ibu tirinya 29 tahun. Perbedaan umur yang jauh tidak membuat ayahnya surut untuk meminang ibu tirinya yang masih berstatus gadis. Dan yeah, sekarang Rosa memiliki teman perempuan di keluarga nya selain tantenya.

“Ppa...ppaaa...Naa...!!" 

Syana memainkan bonekanya sembari bergumam, entah berkata apa, sedangkan Khalid sedang berada dalam pangkuan Rosa. Pria kecil itu sedang bermain lego, hanya memutarnya tanpa paham intinya.  

"Ayah, mereka tambah subur saja. Perasaan aku seminggu udah nggak mampir. Tapi Khalid berat banget." Rosa mencium pipi gembul Khalid, sementara pria tembam itu hanya tertawa menimpali,sesekali menoel pipi kakaknya.  

"Mereka masih minum asi, nanti kalau Sudah cukup dua tahun baru Ayah mau berhentiin." Sang ayah menjawabnya dengan tatapan lembutnya. Semua orang  tau kalau ayahnya begitu menyayangi nya. Katanya sih karena Rosa itu seperti almarhum ibunya atau sebut saja istri pertama ayahnya. 

“Kak, ayoooo! Katanya mau bantuin bunda.!" Suara teriakan Amanda membuat keduanya terkikik geli.  Ibunya itu begitu cerewet.

“Okay mom, I'm coming...! Bye baby twins...!" 

Rosa mengecup Khalid dan Syana bergantian. Kemudian berlalu ke dapur menyusul ibunya. 

"Bun, kita buat dessert ala timur tengah kan? Kemarin kakak beli enak banget tau." Rosa mulai memperhatikan bahan-bahan yang sudah ibunya siapkan. 

“Hmm, Namanya Basbousa, sayang. Bahan-bahannya, tepung semolina, susu bubuk, gula halus, mentega, yoghurt, baking powder dan air tentunya. Bunda tambahkan kelapa parut sedikit, kata temen Bunda rasanya semakin gurih nanti." 

Amanda mengeluarkan mixer, sedangkan Rosa mulai mencampur Bahan-bahannya. 

Keduanya terlihat begitu sibuk, Rosa yang sibuk dengan kue nya sedangkan Amanda sibuk memasak rendang dan berbagai macam masakan kesukaan Zany _kakak laki-laki  pertama Rosa yang akan pulang dari Paris hari ini. 

"Mom, creamnya nanti atau sekarang? " 

Rosa bertanya sembari mengintip ke arah kue nya yang sudah berwarna kekuningan di dalam open sana.  

"Sekarang sayang, kalau nanti warnanya tidak cantik lagi. " 

Rosa tersenyum, menekan tombol of, kemudian mengeluarkan kue nya yang  benar-benar menggugah selera.  

“Dad..da. ...daddaaaaaa....!!" 

Suara lengkingan Syana membuat Rosa cekikikan, wanita itu menoleh ke arah Syana yang merangkak ke arahnya. 

“Sayang, mereka lapar, sepertinya." 

Sang ayah datang dengan menggendong Khalid,  pria tembam itu sedang menangis sesekali menguap. 

“Mbak lela...! Rendangnya di adukin  tolong." Amanda memanggil salah satu Art-nya, hingga seorang wanita setengah baya datang meraih spatula di tangan Amanda. 

“Cieee..! Bilang aja ayah minta di kelonin..!" Rosa terbahak melihat tingkah ayahnya yang tersenyum memeluk pinggang Amanda, sedangkan Syana sudah beralih ke gendongan ibu nya itu. 

“Nooo. ...nooo. ..!!" Syana merengut, memukul lengan Khalid yang mencoba meraih ibunya. 

“Gantian sayang, adek dulu. Nanti abang."  Arka menengahi, mengusap lembut kepala Khalid. 

"Tuuu...tuuuw!" Khalid bergumam, dengan bibirnya yang bersiap mengeluarkan tangisnya. 

“Iya sayang, sabar. Ke kamar yuk, bobok!" Amanda tersenyum, mengusap bekas air mata putranya. Sedangkan Syana sudah asyik bersembunyi di balik kain nya, menyedot nutrisi nya dengan penuh semangat. 

“Bun, jangan lama-lama." 

Rosa sedikit berteriak, melihat punggung ayahnya yang semakin menjauh . Ia sungguh senang melihat ayahnya ada yang mengurusi ,meskipun bukan rahasia umum lagi kalau ibu tirinya itu yang menggoda ayahnya, terkesan murahan tapi ya begitulah cinta. Dan pada akhirnya ayahnya menikahi ibu tirinya itu. Rosa berharap nantinya Mr Alim luluh seperti ayahnya. Ya, semoga saja Allah mudahkan. Rosa berdo'a dalam hatinya. 

    

                        …...

Ahad, pagi ini grup sexy yeoja tanpak berbeda. No dress you can see, dan itu sukses membuat beberapa mahasiswa memandangi mereka kagum. Terutama Rosa yang begitu cantik dengan gamis hijau daunnya, pasmina berwarna coklat melekat pas di kepala gadis itu. Sedangkan keempat temannya, berpakaian ala ala hijabers yang sedang ngehits di I*******m.

“Ros, lo cantik banget. Tadi Mr Alim liatin loh." Siska berbisik, sesekali melihat ke depannya.

“Masa sih?  Yang mana? Gue gak liat Mr Alim." Rosa ikut berbisik. Melihat sekelilingnya, ia bernafas lega untungnya mereka duduk di shaf pojok sebelah depan kiri. 

“Yang pake jaket biru dongker. " Maya berbisik. Ia melirik Rosa yang sudah sukses menganga. 

Oh, betapa ganteng nya Mr Alim!!

Rosa tersenyum,  rasanya ia ingin menarik Mr Alim kemudian memeluk tubuhnya yang peluk_able, dada bidangnya yang  sandar_able. Ughh, Mr Alim begitu menawan dengan stylenya yang sederhana namun perfect di matanya. 

“Pstt, dengerin lo pada. Jangan salfok."

Lana memperingatkan, dan keempat temanya kembali menyimak. 

"Kita tidak dianjurkan memakai pakaian syuhra atau tab'dzir. Nabi shallAllahu alaihi wasallam melarang memakai pakaian syuhra,  yaitu pakaian yang mengundang persepsi negatif atau menarik perhatian orang-orang atau lebih condong kepada hal-hal negatif. Contohnya teman-teman kita yang berada di Jogja seringkali membuat kaos bergambar tidak senonoh, serta kata kata yang mengganggu. Bayangkan saja bila mereka menggunakan baju itu ke masjid,  orang di belakangnya melihatnya kemudian tidak fokus membaca Alfatihah karena gambar atau tulisan itu l, otomatis kita lah yang menjadi penyebabnya.   

Kembali ke topik, bukan kita tidak boleh memiliki atau membeli sesuatu yg bagus. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menganjurkan malah, sesuai dengan sabda beliau Shallallahu alaihi wasallam bahwasanya Allah Azzawajalla sangat menyukai bekas nikmatnya pada seseorang hamba.

Rosulallah Sallalahu alaihi wasallam memiliki wewangian dari Yaman,  kain katun yang di bawa dari negri Syam, beliau memiliki tunggangan terbaik di Jazirah Arab.  Artinya bukan kita tidak boleh menikmati rizki yang Allah Azzawajalla berikan. Asal rumus nya Laa ifrad waa laa tafrid, Artinya jangan terlalu berlebih lebihan dan jangan juga terlalu pelit, kita berada di tengah-tengah nya. 

Contohnya, jika ada pakaian 50 ribu dengan seratus ribu maka kita pilih yang menurut kita kualitas nya bagus, ini tidak, ada yang seratus ribu, malah memilih yang seratus juta, untuk apa teman teman? Uang sebanyak itu bisa kita sumbang kan kepada saudara saudara kita, contohnya di Irian sana. Antum bangun sebuah masjid antum panen pahalanya, atau beli Al Qur’an kemudian kita bagikan, atau apapun yang bermanfaat bagi saudara-saudara kita.  

Saya juga sering kali mendengar ibu ibu, para akhwat, ummahat kita yang sering berbangga dengan tas bermerknya, untuk apa ya ukhti? tas 2 milyar hanya akan dikenang jika kita sudah meninggal, mobil mewah tidak akan bisa mengantarkan kita sampai ke liang lahat, paling sebatas gerbang kuburan.  

Ingatlah saudara ku, Dunia ini hanya ke-ma-san. Tanpan dan cantiknya seorang muslim, kaya dan miskinnya, muda dan tuanya tidak ada bedanya di hadapan Allah Azzawajalla kecuali ketaatannya.  

Makanan yang kita makan, berapapun harganya, setelah melewati kerongkongan, kita tidak tau lagi mana yang menjadi nutrisi mana yang jadi kotoran. Kita tidak ikut andil dalam sehelai rambut kita, kita hanya menerimanya dan merawatnya.  

Orang yang terkenal dengan Ketampanan serta kesolehannya, Nabi Yusuf Alaihisssalam telah meninggal. Raja yang terkenal dengan kekuasaannya, tubuh kekarnya, yang sempat mengaku tuhan, Fir'aun telah Allah musnahkan. Nabi yang yang terkenal dengan kerajaannya yang tidak tertandingi, Nabi Sulaiman Alaihisssalam telah meninggal.  Dan siapa kita?  Saudaraku, Nabi bukan,  keluarga nabi juga bukan, sahabat, apalagi?

Oleh karena itu wahai saudaraku, jangan lupa tujuan kita di ciptakan. Mari perbanyak amal sholeh. Dunia hanyalah alat kita untuk meraih syurga.  Ingatlah sabda RosulAllah sallalahu alayhi wasallam bahwasanya kita tidak lain hanyalah seorang pengembara di dunia ini, pastilah kita akan kembali ke kampung halaman kita yaitu akhirat

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Marrying Mr Alim    BAB 3. Jazakallahu Khairan?

    Brughh…!!Prakk…!!"Aduh, di mana sih lingerie gue?""Udah ketemu? Gue nggak jual tas Hermès gue. Abisnya gue sayang banget, ini peninggalan almarhum ayah.""Iya, serah lu dah. Gue sibuk, Sis. Ntar kita sambung lagi. Bye! Assalamualaikum."Rosa mematikan ponselnya, lalu melemparkannya ke atas ranjang. Ia sibuk sekali sepulang dari kajian Zuhur tadi.Allah tidak akan menanyakan berapa jumlah harta kita, tapi untuk apa harta itu digunakan dan dari mana kita mendapatkannya.Di kepala Rosa, kata-kata itu terus terngiang. Apalagi saat kajian tadi, mereka diperlihatkan bagaimana kondisi umat Muslim di berbagai belahan dunia yang mengalami kesulitan.Rosa dan empat sahabatnya menangis, bahkan sampai terisak-isak. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk melelang semua pernak-pernik mahal yang mereka miliki. Hasilnya akan mereka sumbangkan ke dinas sosial yang bersangkutan."Oh, lingerie 15 juta!! Di mana kah dirimu?"Rosa mengusap peluhnya. Ia melirik ranjangnya yang sudah penuh dengan berba

    Last Updated : 2025-03-08
  • Marrying Mr Alim    BAB 4. PHP

    Dua minggu sudah berlalu semenjak Rosa mengetahui arti, "Jazakallahu khairan", wanita itu benar-benar mengamalkannya.Arka bahkan kaget mendengar putri centilnya mengucapkan kata-kata keramat itu. Padahal dari dulu Arka sudah mengajarkan Rosa melalui buku-buku hadis ataupun kitab yang ia koleksi untuk dibaca. Tapi memang watak Rosa yang sama kerasnya dengan sang kakek membuatnya bertahan dan tidak menyentuhnya sedikit pun. Meskipun begitu, ia bersyukur putrinya lancar mengaji—yeah, meskipun bertolak belakang dengan kelakuannya."Ayah, aku mau pergi sama Bunda. Bye, assalamualaikum."Rosa mengecup pipi ayahnya kilat, kemudian menyusul ibunya yang sudah lebih dahulu menuju mobil."Ayah harap kamu berubah, Sayang."Arka berbisik melihat punggung anak gadisnya yang semakin hari semakin bertumbuh. Ia tidak menyangka bisa mengurus gadis keras kepala itu hingga sebesar ini. Ada rasa bangga di hatinya ketika mengingat almarhum istrinya.Sejak kecil, Rosa memang selalu dimanjakan oleh keluarga

    Last Updated : 2025-03-08
  • Marrying Mr Alim    BAB 5. Tamu Tak Di Undang.

    Hall jazaaa ul_ihsaani illal_ihsaan....Fa bi'ayyi aalaaa'i robbukumaa tukazzibaan...Alfa terisak, berusaha meneruskan tilawahnya hingga selesai. Ia tidak menyadari sosok gadis yang memperhatikan gerak geriknya dari tadi. Pria itu kerap kali menangis jika membaca surah Ar - Rahman. Apalagi saat mengulangi ayat yang berarti 'Maka nikmat tuhanmu yang manakah yang kau dustakan,' rasanya itu seperti di siram air es di musim dingin. Selama ini ia merasa bebas bahkan terkesan santai dengan hidupnya. Padahal semua fasilitas yang ia nikmati semuanya dari sang pencipta Allah. Oksigen yang selama ini di hirup tidak pernah habis stoknya, makanan yang selama ini ia makan, mata yang bisa melihat, telinga yang bisa mendengar, bibir yang bisa berbicara, tangan yang bisa bergerak, kaki yang bisa melangkah, kulit yang begitu peka, lidah yang perasa, air liur yang tidak pernah habis stoknya, dan banyak karunia yang di berikan sang pencipta Allah kepadanya dan seluruh mahluk hidup di bumi. Pernahkah

    Last Updated : 2025-04-17
  • Marrying Mr Alim    BAB 6. Pernah Amnesia.

    Dentingan sendok yang beradu dengan piring mengawali pagi Rosa yang cerah. Wanita itu begitu menikmati nasi goreng seafood karyanya. “Kamu nggak kuliah dek?” Rosa mengalihkan pandangannya dari piring ke sosok tampan kakaknya yang sudah rapi dengan setelan jasnya.“Nggak, aku mau ikut ke kantor bareng abang."Zany mengerutkan keningnya, sejak kemarin tingkah adiknya aneh, bahkan betah menempel kepadanya padahal ia sudah membentak Rosa, karena adiknya selalu berbuat hal hal yang tidak di sukainya. “Abang mau ke lokasi proyek. Sekalian ketemu klien." Rosa mendengkus sebal mendengar jawaban sang kakak. Pokoknya ia tidak mau tahu. Karena hari ini jadwalnya mewawancarai sang kakak tentang Mr. Alim. Besok tidak bisa karena jadwal kuliahnya yang padat."Pokoknya aku ikut. Nggak pake koma." Jawab Rosa keras kepala.Zany menghela nafasnya , susah sekali menang dari si keras kepala Rosa. "Bi Jum, yang membersihkan kamar mandi saya siapa?"Rosa nyaris tersedak mendengar pertanyaan sang k

    Last Updated : 2025-04-18
  • Marrying Mr Alim    BAB 7. Memancing.

    "Udah tau gue amnesia. Elo aja yang sombong." Rosa tak mau kalah. Ia menatap sengit ke arah Alfa yang tampak biasa saja."Nggak penting juga." Jawab Alfa. Pria itu menyerahkan piring kepada Rosa dan Zany."What? nggak penting gimana? Bagi gue masa kecil itu penting." Rosa berkoar tak sabar. Wanita itu melipat kerah kemeja hitamnya, kemudian merebut sendok nasi dari Alfa. Menyendok nasi ke piringnya dengan emosi.Ughh, air liur siapa yang tidak menetes melihat menu yang tersedia di kotak bekal yang Alfa bawa. Ada ayam panggang, tempe dan tahu goreng, sayur asam tak lupa sambal tomat yang begitu menggugah selera, limau di atas sambal itu serasa melambai lambai meminta di cicipi. Zany dan Alfa hanya saling pandang melihat tingkah Rosa. Menunggu dengan sabar si tuan putri yang sibuk comot sana sini sesekali berujar 'enak banget'."Gue belum selesai. Nanti kalau udah kenyang baru lanjut." Ujar Rosa ketus saat melihat Alfa yang meredam tawanya karena tingkahnya yang di luar prediksinya .A

    Last Updated : 2025-04-21
  • Marrying Mr Alim    BAB 8. Mengaku.

    "Saya pakai jaring saja sudah terlanjur basah."Suara Alfa menginstrupsi Rosa yang masih menganga. Untung saja tidak ada belalang atau lebah yang singgah di mulutnya yang menganga lebih dari satu menit. Pstt, tau gitu gue bawa kamera! Terus gue sebarin ketampanannya ke instagram! Lagi lagi batin Rosa bergejolak, menyalahkan dirinya yang tidak seperti biasanya yang selalu ingat membawa kamera untuk mengabadikan momennya."Oh.., eumm. Oke gue ambilin. Tempatnya di mana?" Rosa bertanya gelagapan. Bisa hilang nilai jualnya kalau si Mr. Alim tahu dirinya terjatuh begitu dalam hingga dasarnya. Tapi Rosa berniat menetapkan hatinya, kali ini tidak untuk main main. Ya, meskipun masih dalam lingkup taruhan. "Di dapur bagian atas sebelah kiri." Alfa menjawab sembari menarik kail pancing. Pun Rosa yang langsung meninggalkan tempat."Al, elo nggak naksir adik gue kan?" Tanya Zany. Pria itu menatap sekilas ke bukit bukit terjal yang menjulang di ujung sawah sana. Pemandangannya memang sangat mema

    Last Updated : 2025-04-22
  • Marrying Mr Alim    BAB 9. Galau.

    Di tengah sunyinya malam, sang rembulan bersinar dengan terangnya, seolah mengejek gadis yang sedang meringkuk memeluk gulingnya. Terkadang ke kiri dan terkadang ke kanan. Gadis itu memutuskan bangkit dari ranjang, beranjak ke meja belajarnya kemudian membuka laptopnya. Lebih baik mengerjakan tugas, daripada memeras otak memikirkan Mr. Alim yang membuat dadanya berdenyut denyut nyeri. Masih segar di ingatannya saat kejujuran Alfa seolah-olah menembak hatinya hingga luluh lantah, 'Syukurlah karena kamu tidak benar-benar suka kepada saya. Saya sendiri juga tidak menginginkan istri yang mengumbar aurat' kata kata itu terus terngiang, melukai harga dirinya. Cinta?Oh, Rosa belum gila untuk jatuh cinta secepat itu pada Mr. Alim. Ia hanya merasakan hatinya sakit, bahkan beberapa hari ini susah tidur. Ditambah sosok Alfa tidak pernah muncul lagi membuatnya uring uringan. Apa mungkin pria itu marah karena dirinya yang mengatakan Alfa miskin? Ah, bodo amat!Mungkin harga diri Alfa terluka

    Last Updated : 2025-04-24
  • Marrying Mr Alim    BAB 1. Gara-gara Taruhan.

    "Wooy!! lagi makan apaan tuh?" Suara cempreng milik Rosa menggema di kantin yang masih terlihat ramai. Gadis itu tampak santai dengan tatapan memuja kaum adam pada tubuhnya yang begitu sexy bak gitar Spanyol. Kemeja berwarna hitam melekat pas pada tubuh Rosa, dua kancing teratasnya terbuka, menampakkan belahan dada putihnya. Hot pants berwarna senada memperlihatkan kaki jenjangnya, dilengkapi dengan sepatu sneakers berwarna coklat tampak anggun di kakinya. Wajar saja wanita itu di juluki bunga kampus. Rosa menghampiri teman-teman nya yang biasa di juluki grup Sexy Yeoja. Grup itu terdiri dari lima orang wanita cantik, Lana, Linda, Maya, Siska, dan Rosa. Bisa ditebak dari nama grupnya yang menggunakan kata 'Yeoja' yang berarti gadis atau wanita dalam bahasa korea. Dan mereka itu segerombolan penggila Kpop. Hampir seluruh penghuni kampus tau kalau grup Sexy Yeoja penggila kpop. Karena jika ada event di kampus pasti grup Sexy Yeoja akan menampilkan semua yang berbau kpop, entah itu

    Last Updated : 2025-03-07

Latest chapter

  • Marrying Mr Alim    BAB 9. Galau.

    Di tengah sunyinya malam, sang rembulan bersinar dengan terangnya, seolah mengejek gadis yang sedang meringkuk memeluk gulingnya. Terkadang ke kiri dan terkadang ke kanan. Gadis itu memutuskan bangkit dari ranjang, beranjak ke meja belajarnya kemudian membuka laptopnya. Lebih baik mengerjakan tugas, daripada memeras otak memikirkan Mr. Alim yang membuat dadanya berdenyut denyut nyeri. Masih segar di ingatannya saat kejujuran Alfa seolah-olah menembak hatinya hingga luluh lantah, 'Syukurlah karena kamu tidak benar-benar suka kepada saya. Saya sendiri juga tidak menginginkan istri yang mengumbar aurat' kata kata itu terus terngiang, melukai harga dirinya. Cinta?Oh, Rosa belum gila untuk jatuh cinta secepat itu pada Mr. Alim. Ia hanya merasakan hatinya sakit, bahkan beberapa hari ini susah tidur. Ditambah sosok Alfa tidak pernah muncul lagi membuatnya uring uringan. Apa mungkin pria itu marah karena dirinya yang mengatakan Alfa miskin? Ah, bodo amat!Mungkin harga diri Alfa terluka

  • Marrying Mr Alim    BAB 8. Mengaku.

    "Saya pakai jaring saja sudah terlanjur basah."Suara Alfa menginstrupsi Rosa yang masih menganga. Untung saja tidak ada belalang atau lebah yang singgah di mulutnya yang menganga lebih dari satu menit. Pstt, tau gitu gue bawa kamera! Terus gue sebarin ketampanannya ke instagram! Lagi lagi batin Rosa bergejolak, menyalahkan dirinya yang tidak seperti biasanya yang selalu ingat membawa kamera untuk mengabadikan momennya."Oh.., eumm. Oke gue ambilin. Tempatnya di mana?" Rosa bertanya gelagapan. Bisa hilang nilai jualnya kalau si Mr. Alim tahu dirinya terjatuh begitu dalam hingga dasarnya. Tapi Rosa berniat menetapkan hatinya, kali ini tidak untuk main main. Ya, meskipun masih dalam lingkup taruhan. "Di dapur bagian atas sebelah kiri." Alfa menjawab sembari menarik kail pancing. Pun Rosa yang langsung meninggalkan tempat."Al, elo nggak naksir adik gue kan?" Tanya Zany. Pria itu menatap sekilas ke bukit bukit terjal yang menjulang di ujung sawah sana. Pemandangannya memang sangat mema

  • Marrying Mr Alim    BAB 7. Memancing.

    "Udah tau gue amnesia. Elo aja yang sombong." Rosa tak mau kalah. Ia menatap sengit ke arah Alfa yang tampak biasa saja."Nggak penting juga." Jawab Alfa. Pria itu menyerahkan piring kepada Rosa dan Zany."What? nggak penting gimana? Bagi gue masa kecil itu penting." Rosa berkoar tak sabar. Wanita itu melipat kerah kemeja hitamnya, kemudian merebut sendok nasi dari Alfa. Menyendok nasi ke piringnya dengan emosi.Ughh, air liur siapa yang tidak menetes melihat menu yang tersedia di kotak bekal yang Alfa bawa. Ada ayam panggang, tempe dan tahu goreng, sayur asam tak lupa sambal tomat yang begitu menggugah selera, limau di atas sambal itu serasa melambai lambai meminta di cicipi. Zany dan Alfa hanya saling pandang melihat tingkah Rosa. Menunggu dengan sabar si tuan putri yang sibuk comot sana sini sesekali berujar 'enak banget'."Gue belum selesai. Nanti kalau udah kenyang baru lanjut." Ujar Rosa ketus saat melihat Alfa yang meredam tawanya karena tingkahnya yang di luar prediksinya .A

  • Marrying Mr Alim    BAB 6. Pernah Amnesia.

    Dentingan sendok yang beradu dengan piring mengawali pagi Rosa yang cerah. Wanita itu begitu menikmati nasi goreng seafood karyanya. “Kamu nggak kuliah dek?” Rosa mengalihkan pandangannya dari piring ke sosok tampan kakaknya yang sudah rapi dengan setelan jasnya.“Nggak, aku mau ikut ke kantor bareng abang."Zany mengerutkan keningnya, sejak kemarin tingkah adiknya aneh, bahkan betah menempel kepadanya padahal ia sudah membentak Rosa, karena adiknya selalu berbuat hal hal yang tidak di sukainya. “Abang mau ke lokasi proyek. Sekalian ketemu klien." Rosa mendengkus sebal mendengar jawaban sang kakak. Pokoknya ia tidak mau tahu. Karena hari ini jadwalnya mewawancarai sang kakak tentang Mr. Alim. Besok tidak bisa karena jadwal kuliahnya yang padat."Pokoknya aku ikut. Nggak pake koma." Jawab Rosa keras kepala.Zany menghela nafasnya , susah sekali menang dari si keras kepala Rosa. "Bi Jum, yang membersihkan kamar mandi saya siapa?"Rosa nyaris tersedak mendengar pertanyaan sang k

  • Marrying Mr Alim    BAB 5. Tamu Tak Di Undang.

    Hall jazaaa ul_ihsaani illal_ihsaan....Fa bi'ayyi aalaaa'i robbukumaa tukazzibaan...Alfa terisak, berusaha meneruskan tilawahnya hingga selesai. Ia tidak menyadari sosok gadis yang memperhatikan gerak geriknya dari tadi. Pria itu kerap kali menangis jika membaca surah Ar - Rahman. Apalagi saat mengulangi ayat yang berarti 'Maka nikmat tuhanmu yang manakah yang kau dustakan,' rasanya itu seperti di siram air es di musim dingin. Selama ini ia merasa bebas bahkan terkesan santai dengan hidupnya. Padahal semua fasilitas yang ia nikmati semuanya dari sang pencipta Allah. Oksigen yang selama ini di hirup tidak pernah habis stoknya, makanan yang selama ini ia makan, mata yang bisa melihat, telinga yang bisa mendengar, bibir yang bisa berbicara, tangan yang bisa bergerak, kaki yang bisa melangkah, kulit yang begitu peka, lidah yang perasa, air liur yang tidak pernah habis stoknya, dan banyak karunia yang di berikan sang pencipta Allah kepadanya dan seluruh mahluk hidup di bumi. Pernahkah

  • Marrying Mr Alim    BAB 4. PHP

    Dua minggu sudah berlalu semenjak Rosa mengetahui arti, "Jazakallahu khairan", wanita itu benar-benar mengamalkannya.Arka bahkan kaget mendengar putri centilnya mengucapkan kata-kata keramat itu. Padahal dari dulu Arka sudah mengajarkan Rosa melalui buku-buku hadis ataupun kitab yang ia koleksi untuk dibaca. Tapi memang watak Rosa yang sama kerasnya dengan sang kakek membuatnya bertahan dan tidak menyentuhnya sedikit pun. Meskipun begitu, ia bersyukur putrinya lancar mengaji—yeah, meskipun bertolak belakang dengan kelakuannya."Ayah, aku mau pergi sama Bunda. Bye, assalamualaikum."Rosa mengecup pipi ayahnya kilat, kemudian menyusul ibunya yang sudah lebih dahulu menuju mobil."Ayah harap kamu berubah, Sayang."Arka berbisik melihat punggung anak gadisnya yang semakin hari semakin bertumbuh. Ia tidak menyangka bisa mengurus gadis keras kepala itu hingga sebesar ini. Ada rasa bangga di hatinya ketika mengingat almarhum istrinya.Sejak kecil, Rosa memang selalu dimanjakan oleh keluarga

  • Marrying Mr Alim    BAB 3. Jazakallahu Khairan?

    Brughh…!!Prakk…!!"Aduh, di mana sih lingerie gue?""Udah ketemu? Gue nggak jual tas Hermès gue. Abisnya gue sayang banget, ini peninggalan almarhum ayah.""Iya, serah lu dah. Gue sibuk, Sis. Ntar kita sambung lagi. Bye! Assalamualaikum."Rosa mematikan ponselnya, lalu melemparkannya ke atas ranjang. Ia sibuk sekali sepulang dari kajian Zuhur tadi.Allah tidak akan menanyakan berapa jumlah harta kita, tapi untuk apa harta itu digunakan dan dari mana kita mendapatkannya.Di kepala Rosa, kata-kata itu terus terngiang. Apalagi saat kajian tadi, mereka diperlihatkan bagaimana kondisi umat Muslim di berbagai belahan dunia yang mengalami kesulitan.Rosa dan empat sahabatnya menangis, bahkan sampai terisak-isak. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk melelang semua pernak-pernik mahal yang mereka miliki. Hasilnya akan mereka sumbangkan ke dinas sosial yang bersangkutan."Oh, lingerie 15 juta!! Di mana kah dirimu?"Rosa mengusap peluhnya. Ia melirik ranjangnya yang sudah penuh dengan berba

  • Marrying Mr Alim    BAB 2. Cinta Dunia.

    Rosa menghembuskan nafasnya kesal. Ia sudah menceritakan perihal ayah Mr Alim kepada sahabat nya. Namun keempat sahabatnya malah menyuruh Rosa melanjutkan misi. Bila perlu menikah sekalian balas jasa kata mereka. Fstt, padahal Rosa sudah membeberkan gaji Alfa yang senilai dengan uang jajannya, namun keempat sahabatnya tetap berpegang teguh pada pendirian mereka. "Ya, gue malah tambah salut sama Mr Alim. Secara dia yang selama ini menjadi kepala keluarga. Gue denger denger ibunya baru nikah lagi setahun yang lalu lho."Siska bercerita heboh. Matanya melirik sosok pria yang berjanggut yang sedang duduk sendirian di temani laptopnya. "Eh, itu Rio kan?" Lana mengikuti arah pandang Siska. "Hmm, Calon suami gue. " Siska tersenyum memperlihatkan sosok tanpan itu. Uhh, rasanya mendebarkan melihat seorang yang kau sukai dari jarak sedekat ini. "Ngimpi!!"Keempat sahabatnya bersorak, mengolok Siska yang masih saja tersenyum, memangku wajahnya. Matanya berfokus menatap sosok sempurna yang b

  • Marrying Mr Alim    BAB 1. Gara-gara Taruhan.

    "Wooy!! lagi makan apaan tuh?" Suara cempreng milik Rosa menggema di kantin yang masih terlihat ramai. Gadis itu tampak santai dengan tatapan memuja kaum adam pada tubuhnya yang begitu sexy bak gitar Spanyol. Kemeja berwarna hitam melekat pas pada tubuh Rosa, dua kancing teratasnya terbuka, menampakkan belahan dada putihnya. Hot pants berwarna senada memperlihatkan kaki jenjangnya, dilengkapi dengan sepatu sneakers berwarna coklat tampak anggun di kakinya. Wajar saja wanita itu di juluki bunga kampus. Rosa menghampiri teman-teman nya yang biasa di juluki grup Sexy Yeoja. Grup itu terdiri dari lima orang wanita cantik, Lana, Linda, Maya, Siska, dan Rosa. Bisa ditebak dari nama grupnya yang menggunakan kata 'Yeoja' yang berarti gadis atau wanita dalam bahasa korea. Dan mereka itu segerombolan penggila Kpop. Hampir seluruh penghuni kampus tau kalau grup Sexy Yeoja penggila kpop. Karena jika ada event di kampus pasti grup Sexy Yeoja akan menampilkan semua yang berbau kpop, entah itu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status