Beranda / Romansa / Marrying Mr Alim / BAB 1. Gara-gara Taruhan.

Share

Marrying Mr Alim
Marrying Mr Alim
Penulis: Ria Humaira

BAB 1. Gara-gara Taruhan.

Penulis: Ria Humaira
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-07 10:41:23

 

"Wooy!! lagi makan apaan tuh?" 

Suara cempreng milik Rosa menggema di kantin yang masih terlihat ramai. Gadis itu tampak santai dengan tatapan memuja kaum adam pada tubuhnya yang begitu sexy bak gitar Spanyol. 

Kemeja berwarna hitam melekat pas pada tubuh Rosa, dua kancing teratasnya terbuka, menampakkan belahan dada putihnya. 

Hot pants berwarna senada memperlihatkan kaki jenjangnya, dilengkapi dengan sepatu sneakers berwarna coklat tampak anggun di kakinya. Wajar saja wanita itu di juluki bunga kampus. 

Rosa menghampiri teman-teman nya yang biasa di juluki grup Sexy Yeoja. Grup itu terdiri dari lima orang wanita cantik, Lana, Linda, Maya, Siska, dan Rosa. Bisa ditebak dari nama grupnya yang menggunakan kata 'Yeoja' yang berarti gadis atau wanita dalam bahasa korea. Dan mereka itu segerombolan penggila Kpop. 

Hampir seluruh penghuni kampus tau kalau grup Sexy Yeoja penggila kpop. Karena jika ada event di kampus pasti grup Sexy Yeoja akan menampilkan semua yang berbau kpop, entah itu menyanyi atau menari, bahkan terkadang menampilkan berbagai jenis makanan khas korea.

"Eh, Ross! ada mr alim noh!"

Siska menyenggol bahu Rosa hingga gadis itu menoleh ke segerombolan anak rohis kampus yang menempati meja paling pojok. 

Bening dan bersih.

Itulah yang ditangkap Rosa jika melihat segerombolan cowok yang tengah bercanda sembari menikmati kopi dan gorengan di sudut kantin. 

Rosa juga heran, kenapa kebanyakan anak rohis itu bening dan bersih. Kadang Rosa bertanya-tanya produk apa yang mereka pakai? Sebab ia sendiri harus menggunakan skincare termutakhir dengan harga selangit untuk mempertahankan wajah dan kulit mulusnya. 

"Deketin gih, mumpung si mr alim lagi di luar. Kita juga mau liat lo beraksi." 

Maya tersenyum penuh arti pada Rosa yang mulai menelan ludahnya kasar. Ya kali, Rosa dijuluki bunga kampus, jadi tidak terhitung berapa pria yang sudah patah hati karenanya. Tapi gara-gara taruhan menyebalkan yang mereka lakukan seminggu lalu membuat Rosa terpaksa menaklukkan Mr Alim. 

Salah kan saja indonesia yang kalah. Ah tidak! Itu salah pemain Thailand yang bertingkah seenak jidat!! 

 

Heol, Mr alim!!

Well, namanya Muhammad Alfandi. Nama panggilan Alfa atau Fandi. Mahasiswa yang sedang mengikuti studi S2 di kampus yang sama dengan Rosa. Alfandi juga merangkap sebagai asisten dosen. Pria itu terkenal alim dan merupakan ketua LDK Ikhwan.

Wajahnya khas Asia, kulitnya putih, tinggi nya sekitar 180 cm, cukup tinggi memang, tapi itulah yang membuatnya tampak mempesona. Yeah, meskipun Alfa sendiri tidak pernah menebar pesona, bahkan Rosa nyaris frustasi saat pertama kali mendekati Alfa. 

"Ros, tunggu apa lagi? Deketin gih, ntar keburu kabur." 

Linda mendorong Rosa, hingga mau tidak mau wanita itu berjalan mendekati meja Alfa dan teman-teman nya. Ia tidak peduli dengan bisikan orang-orang yang melihat nya, entah itu mengolok atau memuji nya. 

"Kak, lagi apa?" 

Rosa bertanya, sekedar basa basi. 

Sejenak tawa Alfa dan kawan-kawannya terhenti, mereka menatap Rosa kemudian memalingkan wajahnya seketika. 

Ya elah, kayak apa bae gue. Cantik bening gini di goda atuh bang. batin rosa berteriak kesal.

"Cabut duluan bro!

Assalamualaikum." 

Alfandi meraih ranselnya, meninggalkan Rosa yang masih terdiam di tempatnya.

Sialan tu cowok, kalau bukan karena taruhan gue juga jijik banget liat muka temboknya. Aghh, kenapa juga gue pake acara kalah taruhan segala.

Rosa mendengus kesal, menatap teman-teman Alfa yang ikut ikutan meninggalkan nya. Ya tuhan, dia seperti hama saja di mata anak rohis. 

"Awas saja, Alfa bakalan nyesel udah cuekin gue." Gerutu Rosa kesal. Ia kembali ke teman-teman yang tertawa mengejek nya. Demi apa coba, ini pertama kalinya ia ditolak seorang pria. 

Alfa itu tidak ada apa-apanya menurut Rosa. Alfa miskin, rakyat jelata, tidak punya rumah mewah, apalagi mobil mewah seperti pria pria yang sering mendekati nya. Alfa hanya memiliki satu motor matic yang menjadi kendaraan nya. 

Hanya saja, Alfa cukup tampan jadinya memiliki banyak penggemar. Selebihnya Rosa tidak memiliki ketertarikan dengan Alfa. 

Hell yeah, kalau pun mereka suatu saat nanti berpacaran, Alfa tidak akan sanggup membelikan perlengkapan kecantikan Rosa. Dari informasi yang Rosa ketahui, gaji Alfa 3 juta perbulan di perusahaan milik kakek Rosa, gajinya menjadi asisten dosen juga tidak seberapa. 

Rosa simpulkan sendiri kalau Alfa itu benar-benar miskin aka rakyat jelata. Jadi ia hanya berniat membuat Alfa jatuh cinta kepadanya kemudian memutuskan nya. Itu saja. 

Rosa optimis bisa menaklukkan Mr Alim. Karena selama ini tidak ada yang bisa menolak pesonanya. Mungkin Alfa butuh ciuman atau sedikit pemanasan, kemudian pria itu akan bertekuk lutut kepadanya.

Lagipula laki-laki mana yang di sodorkan kenikmatan lalu tidak tergiur? Ia rasa tidak ada kucing yang menolak ikan. Yah kecuali kucing nya bodoh. 

Ya, semoga saja berhasil Rosa. 

"Semangat atuh neng, masa gitu aja loyo. Nih minum, jus mangga special dari mama gue." 

Siska menuangkan jus mangga dari termos yang di bawa nya. 

Tanpa menunggu lama, Rosa meneguk nya, rasanya memang enak jadi ia bisa melupakan 'pelecehan' mr alim padanya.

"Kok mama lo pinter buat jus sih? Perasaan kalau gue yang buat enggak pernah seenak ini, eh mama gue juga." 

Lana menimpali, gadis itu meminum jus nya dengan anggun. Berbeda dengan Rosa yang tidak peduli dengan keanggunan. 

"Kemarin kemarin dia udah permaluin gue di kelas, terus di tempat parkir, di mushola, di cafe, sekarang di kantin. Emang dasar sialan mr alim, awas aja gue bakalan cium dia kalau berani permaluin gue lagi. Pokoknya gue enggak terima!!" 

Rosa masih saja mengomel sembari melahap bakso nya penuh emosi. Ia membayangkan menonjok wajah tampan Alfa, kemudian mencakar cakar nya hingga wajahnya rusak. Dengan begitu tidak ada lagi yang mengidolakan nya.

 

Ya, kalau dia jelek kan enggak jadi target juga. Ya salahin aja kenapa mr alim itu tampan!!

"Yang sabar neng, lagian baru juga seminggu. Dia belum kena syndrome cinta milik lo kali. Isi otaknya mungkin tentang matematika dan rancangan." 

Maya mencoba menghibur, menepuk pundak Rosa pelan.

 

Kelima wanita itu asyik bersenda gurau, melupakan sejenak misi untuk menaklukkan Mr Alim. 

 

* * * * 

Alfandi meraih jaketnya kemudian bergegas menuju parkiran di mana motor nya berada. 

Pria itu tampak acuh melihat rekan-rekan kerja nya, khususnya wanita yang memandang nya kagum.

"Astagfirullah...!!" 

Alfa nyaris terjatuh ketika melihat sosok cantik menggunakan dress hitam sudah duduk manis di motor matic miliknya.

Rosa. Sudah dua minggu ini wanita itu mengikutinya, entah apa tujuannya, yang jelas Alfa tau ada sesuatu yang salah. Rosa juga salah karena tidak menutup aurat, jadi Alfa juga tidak ambil pusing, karena seingatnya seluruh mahasiswi kampus yang beragama islam sudah di bagikan buku dengan judul 'Ayo Berhijab' karya ustadz Felix Siaw secara cuma cuma. Tidak tanggung tanggung Aldi si anak orang kaya yang menjadi wakil LDK membagikan hijab berbagai macam jenis kepada seluruh mahasiswi. 

Jadi, menurut Alfa tidak ada alasan untuk Rosa untuk tidak Hijrah, dan juga Rosa sangat kaya, terlebih kakeknya memiliki perusahaan bonafit di negara ini, hanya saja Rosa tidak pintar menangkap sinyal taufik dari Allah Azzawajalla, karena hidayah itu sudah diberikan kepada seluruh manusia. Tergantung dari mereka, mau dan tidak nya menangkap sinyal itu. 

"Kak Alfa, kakek bilang aku boleh nebeng kak Alfa. Kalau enggak mau kakek bakalan mecat kak Alfa." 

Rosa tersenyum angkuh, menatap wajah tampan Alfa yang tampak tenang seperti biasanya. 

"Pecat saja. Saya tidak takut, justru pak Arka akan terkena sangsi karena melanggar kode etik perusahaan." 

Alfa menjawabnya pelan, mengisyaratkan agar Rosa pergi dari kendaraan miliknya, 

bahkan pria itu tidak menatap wajah cantik Rosa yang membuat wanita itu semakin kesal dengan tingkah sombong Alfa.

Sial, aku seperti Oh Hani di playful kiss saja, si mr alim sepertinya type cool seperti Baek Seung Jo. Lebih memilih di kubur daripada bersama Oh Hani. Fsst, ini akan seru. 

"Oh ya? Undang undang nomer berapa? Pegawai seperti lo tidak ramah lingkungan, jadi gue memutuskan untuk memecat lo, mr sok alim!" 

Rosa masih bertahan di atas motor Alfa, wanita itu bersedekap angkuh. Menatap wajah Alfa tanpa rasa gentar sedikitpun. 

"Pasal 4 ayat 58. Sekarang pergi. " 

Rosa nyaris menganga mendengar ucapan pria di depannya. Ah, pantas saja penggemar nya banyak, selain alim dia juga pintar, padahal kalau di ingat ingat Alfa itu mengambil jurusan arsitek bukan jurusan hukum.

 

"Emangnya hukumnya apa saja? Apa sangat kritis? Hanya memecat lo, gue rasa enggak gitu gitu amat." 

Rosa meringis di ujung kalimat nya. Ia mengkhawatirkan kakeknya tentu saja. Selama ini kakeknya selalu memanjakan nya, mungkin karena dia satu-satunya perempuan di keluarga besarnya selain ibu dan tante tante nya, selainnya saudara serta kakak kakak sepupunya berjenis kelamin laki-laki.

 

"Tergantung." 

Alfa menjawab sembari menghidupkan motornya, sementara Rosa mendengus kesal saat pria itu memakai helm nya dengan gaya sok keren menurut nya, padahal Alfa merasa biasa saja saat memakai helm. 

"Gak mungkin banget hukuman nya berat, secara kakek gue yang punya perusahaan, jadi mulai hari ini situ gue pecat!" 

Rosa tersenyum mengejek, kemudian berbalik meninggalkan Alfa yang hanya beristigfar melihat kelakuan Rosa. 

Yah, kok gue enggak di kejar sih? 

Ishh, dasar mr alim gak peka. Harusnya dia kejar gue terus mohon mohon biar gak jadi di pecat. 

Emang dasar mr alim bodoh...!

Rosa menatap punggung Alfa yang sudah mulai menjauh, gadis itu menghela nafasnya lelah.

Ini sudah dua minggu ia mengejar mr alim. Karena Alfa tidak setiap hari berada di kampus, jadi Rosa memutuskan untuk mendatangi kantor kakeknya.

"Awas aja gue bakalan aduin sama kakek biar di mutasi ke A****n sekalian. Dia pikir dia siapa seenak jidat perlakuin gue, emang dasar mr alim bodoh...!"

Rosa menggerutu sembari menghentak hentakkan kakinya menuju lift. Ia tidak peduli tatapan karyawan yang berlalu lalang menilai nya. Tujuannya adalah ruangan ayahnya. Karena apapun yang ia minta pasti ayahnya kabulkan.

Senyum Rosa kembali terbit, membayangkan jika mr alim di mutasi ke Kalimantan sana, membangun resort dengan kayu kayu dari hutan, kemudian tidak ada sinyal, ah pastinya si mr alim akan jadi peri hutan, secara dia juga aktif di organisasi perhutanan bersama teman-teman nya di kampus. Mungkin mr alim akan menjadi peternak Sapi, Ayam, atau anaconda.

Ih, kebayang kalau mr alim jadi Tarzan pakai peci, terus ceramahin monyet monyet yang bergelantungan. Ha ha ha!!. 

Rosa cekikikan sendiri saat keluar dari lift, ia benar-benar berfantasi kalau seandainya mr alim jadi Tarzan. Gadis itu masih saja tertawa bahkan saat memasuki ruangan milik ayahnya. 

"Ayah...! Adek kangen."

Tanpa malu Rosa menubruk tubuh ayahnya yang sedang duduk di sofa bersama kedua tamunya. Sementara Azka sendiri sudah biasa dengan tingkah manja Rosa hanya bisa tersenyum kepada kedua tamunya yang tampak memadang nya penuh tanya. 

"Putri saya. Sayang perkenalkan dirimu."

Rosa tersenyum, kemudian memperkenalkan diri nya pada kedua pria paruh baya yang mengaku sahabat ayahnya_Ryan dan Alex.

"Tak ku sangka kau jadi secantik ini Rosa.

Pria paruh baya bernama lengkap Alexander Hartono itu menatap wajah cantik Rosa kagum. Wajar saja, dulu saat masih berumur lima tahun Rosa sangat gemuk, lengkap dengan gigi ompong nya.

Yah, siapa sangka gadis yang dulunya tambun itu bermetamorfosis menjadi angsa putih yang memukau. 

"Terimakasih om, tapi aku tidak operasi plastik loh, meskipun uang Ayah dan kakek banyak.

Ketiga pria paruh baya itu tertawa mendengar guyonan Rosa. Mengingat kakeknya masuk dalam peringkat 6 orang terkaya di Indonesia. Jadi sangat biasa bagi kalangan pengusaha untuk mempercantik tampilan sang angsa. Entah itu dari yang asli cantik atau asli jelek. Di jaman sekarang ini asal ada uang apapun bisa di dapatkan. 

"Serius? dulu kamu cengeng banget lho, om sampai senang ledekin kamu."

Ryan menimpali dengan kekehan ringan nya. 

"Ishh, om aku enggak oplas tau. Tanya aja ayah. Momy bilang aku sudah cantik dari lahir. "

Rosa pura-pura merajuk, memeluk lengan ayahnya.

"Ayah tidak mengizinkan, dalam agama kita juga dilarang. Apa yang sudah Allah Azza Wa Jalla kasih ya disyukuri." Arka menimpali sembari mengelus rambut Rosa penuh sayang. Putrinya yang paling cantik, sekaligus princes satu-satunya di keluarga Nugroho. Kelahiran Rosa yang membuatnya kehilangan istrinya, dan Arka juga bisa melihat cerminan almarhum istrinya dalam diri Rosa. Ya kecuali sifat centil Rosa yang entah dimana didapatnya. Mungkin dari istrinya yang sekarang _Amanda, mengingat betapa Rosa begitu akrab dengan ibu tiri nya itu. 

"Ayah sayang Rosa kan?" Rosa mengedipkan matanya, mengeluarkan jurus memelas andalannya. Arka menjawabnya dengan ciuman di kening Rosa. 

"Aku minta ayah pecat mr alim! Pokoknya aku enggak mau tau." 

Rosa berujar dengan semangat, ia berharap ayahnya memecat si mr alim itu. 

"Mr Alim? Siapa? Ar, ada karyawan mu namanya Alim?"

Alex menautkan alisnya penuh tanya. Arka menjawabnya dengan gelengan kepala. Ia juga tak tahu perihal mr alim yang disebut putrinya. 

"Itu lho pa. Muhammad Alfandi bin rakjel. Ih ngeselin banget orang nya. Rosa enggak suka sama dia. Kalau ayah enggak mau pecat aku bilangin kakek." Rosa mengerucutkan bibirnya, berkomat kamit mencaci Alfa. 

"Oh, itu lho Lex, Yan anaknya almarhum Fatih." Arka menjawab kebingungan dua sahabat nya. 

"Maaf sayang, Ayah tidak bisa memecat nya. Dia berjasa beserta almarhum ayahnya di perusahaan ini. Ayahnya Alfa Asisten sekaligus sahabat kami bertiga. Ayah, om Alex, om Ryan dan Fatih _ayahnya Alfa." 

Dulu saat kamu akan hadir ke dunia ini, Fatih yang membawa ibumu ke rumah sakit, karena ayah saat itu berada di kantor dan ayah tidak tau kalau kamu lahir lebih cepat dari yang diperkirakan.

Saat itu ayah menyuruh nya mengambil berkas yang tertinggal, dan ia menemukan ibumu yang kesakitan, dulu ayah tidak punya asisten rumah tangga seperti sekarang, saat itu ayah dan kakek berusaha merintis perusahaan ini agar berkembang. 

Ayah sudah cerita kan, dulu aku lahirnya prematur. Saat menuju rumah sakit Fatih dan ibumu kecelakaan, mereka di celakai rekan bisnis ayah. Ayah Alfa meninggal di tempat sementara ibumu bertahan hingga dua hari kemudian meninggalkan kamu bersama ayah." 

Arka mengecup kening Rosa di akhir ceritanya, rasanya masih perih karena penyesalan dan juga sesak karena merindukan mantan istrinya yang selalu bersama nya saat suka maupun duka. Allah lebih menyayangi istrinya dan Fatih dengan mengambil keduanya yang begitu berharga bagi Arka. 

"Rosa sayang ayah sama abang. " 

Rosa menelusupkan kepalanya ke dada ayahnya. Ia menangis, tidak menyangka ternyata ayah mr alim berjasa dalam hidupnya. 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Marrying Mr Alim    BAB 2. Cinta Dunia.

    Rosa menghembuskan nafasnya kesal. Ia sudah menceritakan perihal ayah Mr Alim kepada sahabat nya. Namun keempat sahabatnya malah menyuruh Rosa melanjutkan misi. Bila perlu menikah sekalian balas jasa kata mereka. Fstt, padahal Rosa sudah membeberkan gaji Alfa yang senilai dengan uang jajannya, namun keempat sahabatnya tetap berpegang teguh pada pendirian mereka. "Ya, gue malah tambah salut sama Mr Alim. Secara dia yang selama ini menjadi kepala keluarga. Gue denger denger ibunya baru nikah lagi setahun yang lalu lho."Siska bercerita heboh. Matanya melirik sosok pria yang berjanggut yang sedang duduk sendirian di temani laptopnya. "Eh, itu Rio kan?" Lana mengikuti arah pandang Siska. "Hmm, Calon suami gue. " Siska tersenyum memperlihatkan sosok tanpan itu. Uhh, rasanya mendebarkan melihat seorang yang kau sukai dari jarak sedekat ini. "Ngimpi!!"Keempat sahabatnya bersorak, mengolok Siska yang masih saja tersenyum, memangku wajahnya. Matanya berfokus menatap sosok sempurna yang b

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-07
  • Marrying Mr Alim    BAB 3. Jazakallahu Khairan?

    Brughh…!!Prakk…!!"Aduh, di mana sih lingerie gue?""Udah ketemu? Gue nggak jual tas Hermès gue. Abisnya gue sayang banget, ini peninggalan almarhum ayah.""Iya, serah lu dah. Gue sibuk, Sis. Ntar kita sambung lagi. Bye! Assalamualaikum."Rosa mematikan ponselnya, lalu melemparkannya ke atas ranjang. Ia sibuk sekali sepulang dari kajian Zuhur tadi.Allah tidak akan menanyakan berapa jumlah harta kita, tapi untuk apa harta itu digunakan dan dari mana kita mendapatkannya.Di kepala Rosa, kata-kata itu terus terngiang. Apalagi saat kajian tadi, mereka diperlihatkan bagaimana kondisi umat Muslim di berbagai belahan dunia yang mengalami kesulitan.Rosa dan empat sahabatnya menangis, bahkan sampai terisak-isak. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk melelang semua pernak-pernik mahal yang mereka miliki. Hasilnya akan mereka sumbangkan ke dinas sosial yang bersangkutan."Oh, lingerie 15 juta!! Di mana kah dirimu?"Rosa mengusap peluhnya. Ia melirik ranjangnya yang sudah penuh dengan berba

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-08
  • Marrying Mr Alim    BAB 4. PHP

    Dua minggu sudah berlalu semenjak Rosa mengetahui arti, "Jazakallahu khairan", wanita itu benar-benar mengamalkannya.Arka bahkan kaget mendengar putri centilnya mengucapkan kata-kata keramat itu. Padahal dari dulu Arka sudah mengajarkan Rosa melalui buku-buku hadis ataupun kitab yang ia koleksi untuk dibaca. Tapi memang watak Rosa yang sama kerasnya dengan sang kakek membuatnya bertahan dan tidak menyentuhnya sedikit pun. Meskipun begitu, ia bersyukur putrinya lancar mengaji—yeah, meskipun bertolak belakang dengan kelakuannya."Ayah, aku mau pergi sama Bunda. Bye, assalamualaikum."Rosa mengecup pipi ayahnya kilat, kemudian menyusul ibunya yang sudah lebih dahulu menuju mobil."Ayah harap kamu berubah, Sayang."Arka berbisik melihat punggung anak gadisnya yang semakin hari semakin bertumbuh. Ia tidak menyangka bisa mengurus gadis keras kepala itu hingga sebesar ini. Ada rasa bangga di hatinya ketika mengingat almarhum istrinya.Sejak kecil, Rosa memang selalu dimanjakan oleh keluarga

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-08
  • Marrying Mr Alim    BAB 5. Tamu Tak Di Undang.

    Hall jazaaa ul_ihsaani illal_ihsaan....Fa bi'ayyi aalaaa'i robbukumaa tukazzibaan...Alfa terisak, berusaha meneruskan tilawahnya hingga selesai. Ia tidak menyadari sosok gadis yang memperhatikan gerak geriknya dari tadi. Pria itu kerap kali menangis jika membaca surah Ar - Rahman. Apalagi saat mengulangi ayat yang berarti 'Maka nikmat tuhanmu yang manakah yang kau dustakan,' rasanya itu seperti di siram air es di musim dingin. Selama ini ia merasa bebas bahkan terkesan santai dengan hidupnya. Padahal semua fasilitas yang ia nikmati semuanya dari sang pencipta Allah. Oksigen yang selama ini di hirup tidak pernah habis stoknya, makanan yang selama ini ia makan, mata yang bisa melihat, telinga yang bisa mendengar, bibir yang bisa berbicara, tangan yang bisa bergerak, kaki yang bisa melangkah, kulit yang begitu peka, lidah yang perasa, air liur yang tidak pernah habis stoknya, dan banyak karunia yang di berikan sang pencipta Allah kepadanya dan seluruh mahluk hidup di bumi. Pernahkah

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-17
  • Marrying Mr Alim    BAB 6. Pernah Amnesia.

    Dentingan sendok yang beradu dengan piring mengawali pagi Rosa yang cerah. Wanita itu begitu menikmati nasi goreng seafood karyanya. “Kamu nggak kuliah dek?” Rosa mengalihkan pandangannya dari piring ke sosok tampan kakaknya yang sudah rapi dengan setelan jasnya.“Nggak, aku mau ikut ke kantor bareng abang."Zany mengerutkan keningnya, sejak kemarin tingkah adiknya aneh, bahkan betah menempel kepadanya padahal ia sudah membentak Rosa, karena adiknya selalu berbuat hal hal yang tidak di sukainya. “Abang mau ke lokasi proyek. Sekalian ketemu klien." Rosa mendengkus sebal mendengar jawaban sang kakak. Pokoknya ia tidak mau tahu. Karena hari ini jadwalnya mewawancarai sang kakak tentang Mr. Alim. Besok tidak bisa karena jadwal kuliahnya yang padat."Pokoknya aku ikut. Nggak pake koma." Jawab Rosa keras kepala.Zany menghela nafasnya , susah sekali menang dari si keras kepala Rosa. "Bi Jum, yang membersihkan kamar mandi saya siapa?"Rosa nyaris tersedak mendengar pertanyaan sang k

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-18
  • Marrying Mr Alim    BAB 7. Memancing.

    "Udah tau gue amnesia. Elo aja yang sombong." Rosa tak mau kalah. Ia menatap sengit ke arah Alfa yang tampak biasa saja."Nggak penting juga." Jawab Alfa. Pria itu menyerahkan piring kepada Rosa dan Zany."What? nggak penting gimana? Bagi gue masa kecil itu penting." Rosa berkoar tak sabar. Wanita itu melipat kerah kemeja hitamnya, kemudian merebut sendok nasi dari Alfa. Menyendok nasi ke piringnya dengan emosi.Ughh, air liur siapa yang tidak menetes melihat menu yang tersedia di kotak bekal yang Alfa bawa. Ada ayam panggang, tempe dan tahu goreng, sayur asam tak lupa sambal tomat yang begitu menggugah selera, limau di atas sambal itu serasa melambai lambai meminta di cicipi. Zany dan Alfa hanya saling pandang melihat tingkah Rosa. Menunggu dengan sabar si tuan putri yang sibuk comot sana sini sesekali berujar 'enak banget'."Gue belum selesai. Nanti kalau udah kenyang baru lanjut." Ujar Rosa ketus saat melihat Alfa yang meredam tawanya karena tingkahnya yang di luar prediksinya .A

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-21
  • Marrying Mr Alim    BAB 8. Mengaku.

    "Saya pakai jaring saja sudah terlanjur basah."Suara Alfa menginstrupsi Rosa yang masih menganga. Untung saja tidak ada belalang atau lebah yang singgah di mulutnya yang menganga lebih dari satu menit. Pstt, tau gitu gue bawa kamera! Terus gue sebarin ketampanannya ke instagram! Lagi lagi batin Rosa bergejolak, menyalahkan dirinya yang tidak seperti biasanya yang selalu ingat membawa kamera untuk mengabadikan momennya."Oh.., eumm. Oke gue ambilin. Tempatnya di mana?" Rosa bertanya gelagapan. Bisa hilang nilai jualnya kalau si Mr. Alim tahu dirinya terjatuh begitu dalam hingga dasarnya. Tapi Rosa berniat menetapkan hatinya, kali ini tidak untuk main main. Ya, meskipun masih dalam lingkup taruhan. "Di dapur bagian atas sebelah kiri." Alfa menjawab sembari menarik kail pancing. Pun Rosa yang langsung meninggalkan tempat."Al, elo nggak naksir adik gue kan?" Tanya Zany. Pria itu menatap sekilas ke bukit bukit terjal yang menjulang di ujung sawah sana. Pemandangannya memang sangat mema

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-22
  • Marrying Mr Alim    BAB 9. Galau.

    Di tengah sunyinya malam, sang rembulan bersinar dengan terangnya, seolah mengejek gadis yang sedang meringkuk memeluk gulingnya. Terkadang ke kiri dan terkadang ke kanan. Gadis itu memutuskan bangkit dari ranjang, beranjak ke meja belajarnya kemudian membuka laptopnya. Lebih baik mengerjakan tugas, daripada memeras otak memikirkan Mr. Alim yang membuat dadanya berdenyut denyut nyeri. Masih segar di ingatannya saat kejujuran Alfa seolah-olah menembak hatinya hingga luluh lantah, 'Syukurlah karena kamu tidak benar-benar suka kepada saya. Saya sendiri juga tidak menginginkan istri yang mengumbar aurat' kata kata itu terus terngiang, melukai harga dirinya. Cinta?Oh, Rosa belum gila untuk jatuh cinta secepat itu pada Mr. Alim. Ia hanya merasakan hatinya sakit, bahkan beberapa hari ini susah tidur. Ditambah sosok Alfa tidak pernah muncul lagi membuatnya uring uringan. Apa mungkin pria itu marah karena dirinya yang mengatakan Alfa miskin? Ah, bodo amat!Mungkin harga diri Alfa terluka

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-24

Bab terbaru

  • Marrying Mr Alim    BAB 9. Galau.

    Di tengah sunyinya malam, sang rembulan bersinar dengan terangnya, seolah mengejek gadis yang sedang meringkuk memeluk gulingnya. Terkadang ke kiri dan terkadang ke kanan. Gadis itu memutuskan bangkit dari ranjang, beranjak ke meja belajarnya kemudian membuka laptopnya. Lebih baik mengerjakan tugas, daripada memeras otak memikirkan Mr. Alim yang membuat dadanya berdenyut denyut nyeri. Masih segar di ingatannya saat kejujuran Alfa seolah-olah menembak hatinya hingga luluh lantah, 'Syukurlah karena kamu tidak benar-benar suka kepada saya. Saya sendiri juga tidak menginginkan istri yang mengumbar aurat' kata kata itu terus terngiang, melukai harga dirinya. Cinta?Oh, Rosa belum gila untuk jatuh cinta secepat itu pada Mr. Alim. Ia hanya merasakan hatinya sakit, bahkan beberapa hari ini susah tidur. Ditambah sosok Alfa tidak pernah muncul lagi membuatnya uring uringan. Apa mungkin pria itu marah karena dirinya yang mengatakan Alfa miskin? Ah, bodo amat!Mungkin harga diri Alfa terluka

  • Marrying Mr Alim    BAB 8. Mengaku.

    "Saya pakai jaring saja sudah terlanjur basah."Suara Alfa menginstrupsi Rosa yang masih menganga. Untung saja tidak ada belalang atau lebah yang singgah di mulutnya yang menganga lebih dari satu menit. Pstt, tau gitu gue bawa kamera! Terus gue sebarin ketampanannya ke instagram! Lagi lagi batin Rosa bergejolak, menyalahkan dirinya yang tidak seperti biasanya yang selalu ingat membawa kamera untuk mengabadikan momennya."Oh.., eumm. Oke gue ambilin. Tempatnya di mana?" Rosa bertanya gelagapan. Bisa hilang nilai jualnya kalau si Mr. Alim tahu dirinya terjatuh begitu dalam hingga dasarnya. Tapi Rosa berniat menetapkan hatinya, kali ini tidak untuk main main. Ya, meskipun masih dalam lingkup taruhan. "Di dapur bagian atas sebelah kiri." Alfa menjawab sembari menarik kail pancing. Pun Rosa yang langsung meninggalkan tempat."Al, elo nggak naksir adik gue kan?" Tanya Zany. Pria itu menatap sekilas ke bukit bukit terjal yang menjulang di ujung sawah sana. Pemandangannya memang sangat mema

  • Marrying Mr Alim    BAB 7. Memancing.

    "Udah tau gue amnesia. Elo aja yang sombong." Rosa tak mau kalah. Ia menatap sengit ke arah Alfa yang tampak biasa saja."Nggak penting juga." Jawab Alfa. Pria itu menyerahkan piring kepada Rosa dan Zany."What? nggak penting gimana? Bagi gue masa kecil itu penting." Rosa berkoar tak sabar. Wanita itu melipat kerah kemeja hitamnya, kemudian merebut sendok nasi dari Alfa. Menyendok nasi ke piringnya dengan emosi.Ughh, air liur siapa yang tidak menetes melihat menu yang tersedia di kotak bekal yang Alfa bawa. Ada ayam panggang, tempe dan tahu goreng, sayur asam tak lupa sambal tomat yang begitu menggugah selera, limau di atas sambal itu serasa melambai lambai meminta di cicipi. Zany dan Alfa hanya saling pandang melihat tingkah Rosa. Menunggu dengan sabar si tuan putri yang sibuk comot sana sini sesekali berujar 'enak banget'."Gue belum selesai. Nanti kalau udah kenyang baru lanjut." Ujar Rosa ketus saat melihat Alfa yang meredam tawanya karena tingkahnya yang di luar prediksinya .A

  • Marrying Mr Alim    BAB 6. Pernah Amnesia.

    Dentingan sendok yang beradu dengan piring mengawali pagi Rosa yang cerah. Wanita itu begitu menikmati nasi goreng seafood karyanya. “Kamu nggak kuliah dek?” Rosa mengalihkan pandangannya dari piring ke sosok tampan kakaknya yang sudah rapi dengan setelan jasnya.“Nggak, aku mau ikut ke kantor bareng abang."Zany mengerutkan keningnya, sejak kemarin tingkah adiknya aneh, bahkan betah menempel kepadanya padahal ia sudah membentak Rosa, karena adiknya selalu berbuat hal hal yang tidak di sukainya. “Abang mau ke lokasi proyek. Sekalian ketemu klien." Rosa mendengkus sebal mendengar jawaban sang kakak. Pokoknya ia tidak mau tahu. Karena hari ini jadwalnya mewawancarai sang kakak tentang Mr. Alim. Besok tidak bisa karena jadwal kuliahnya yang padat."Pokoknya aku ikut. Nggak pake koma." Jawab Rosa keras kepala.Zany menghela nafasnya , susah sekali menang dari si keras kepala Rosa. "Bi Jum, yang membersihkan kamar mandi saya siapa?"Rosa nyaris tersedak mendengar pertanyaan sang k

  • Marrying Mr Alim    BAB 5. Tamu Tak Di Undang.

    Hall jazaaa ul_ihsaani illal_ihsaan....Fa bi'ayyi aalaaa'i robbukumaa tukazzibaan...Alfa terisak, berusaha meneruskan tilawahnya hingga selesai. Ia tidak menyadari sosok gadis yang memperhatikan gerak geriknya dari tadi. Pria itu kerap kali menangis jika membaca surah Ar - Rahman. Apalagi saat mengulangi ayat yang berarti 'Maka nikmat tuhanmu yang manakah yang kau dustakan,' rasanya itu seperti di siram air es di musim dingin. Selama ini ia merasa bebas bahkan terkesan santai dengan hidupnya. Padahal semua fasilitas yang ia nikmati semuanya dari sang pencipta Allah. Oksigen yang selama ini di hirup tidak pernah habis stoknya, makanan yang selama ini ia makan, mata yang bisa melihat, telinga yang bisa mendengar, bibir yang bisa berbicara, tangan yang bisa bergerak, kaki yang bisa melangkah, kulit yang begitu peka, lidah yang perasa, air liur yang tidak pernah habis stoknya, dan banyak karunia yang di berikan sang pencipta Allah kepadanya dan seluruh mahluk hidup di bumi. Pernahkah

  • Marrying Mr Alim    BAB 4. PHP

    Dua minggu sudah berlalu semenjak Rosa mengetahui arti, "Jazakallahu khairan", wanita itu benar-benar mengamalkannya.Arka bahkan kaget mendengar putri centilnya mengucapkan kata-kata keramat itu. Padahal dari dulu Arka sudah mengajarkan Rosa melalui buku-buku hadis ataupun kitab yang ia koleksi untuk dibaca. Tapi memang watak Rosa yang sama kerasnya dengan sang kakek membuatnya bertahan dan tidak menyentuhnya sedikit pun. Meskipun begitu, ia bersyukur putrinya lancar mengaji—yeah, meskipun bertolak belakang dengan kelakuannya."Ayah, aku mau pergi sama Bunda. Bye, assalamualaikum."Rosa mengecup pipi ayahnya kilat, kemudian menyusul ibunya yang sudah lebih dahulu menuju mobil."Ayah harap kamu berubah, Sayang."Arka berbisik melihat punggung anak gadisnya yang semakin hari semakin bertumbuh. Ia tidak menyangka bisa mengurus gadis keras kepala itu hingga sebesar ini. Ada rasa bangga di hatinya ketika mengingat almarhum istrinya.Sejak kecil, Rosa memang selalu dimanjakan oleh keluarga

  • Marrying Mr Alim    BAB 3. Jazakallahu Khairan?

    Brughh…!!Prakk…!!"Aduh, di mana sih lingerie gue?""Udah ketemu? Gue nggak jual tas Hermès gue. Abisnya gue sayang banget, ini peninggalan almarhum ayah.""Iya, serah lu dah. Gue sibuk, Sis. Ntar kita sambung lagi. Bye! Assalamualaikum."Rosa mematikan ponselnya, lalu melemparkannya ke atas ranjang. Ia sibuk sekali sepulang dari kajian Zuhur tadi.Allah tidak akan menanyakan berapa jumlah harta kita, tapi untuk apa harta itu digunakan dan dari mana kita mendapatkannya.Di kepala Rosa, kata-kata itu terus terngiang. Apalagi saat kajian tadi, mereka diperlihatkan bagaimana kondisi umat Muslim di berbagai belahan dunia yang mengalami kesulitan.Rosa dan empat sahabatnya menangis, bahkan sampai terisak-isak. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk melelang semua pernak-pernik mahal yang mereka miliki. Hasilnya akan mereka sumbangkan ke dinas sosial yang bersangkutan."Oh, lingerie 15 juta!! Di mana kah dirimu?"Rosa mengusap peluhnya. Ia melirik ranjangnya yang sudah penuh dengan berba

  • Marrying Mr Alim    BAB 2. Cinta Dunia.

    Rosa menghembuskan nafasnya kesal. Ia sudah menceritakan perihal ayah Mr Alim kepada sahabat nya. Namun keempat sahabatnya malah menyuruh Rosa melanjutkan misi. Bila perlu menikah sekalian balas jasa kata mereka. Fstt, padahal Rosa sudah membeberkan gaji Alfa yang senilai dengan uang jajannya, namun keempat sahabatnya tetap berpegang teguh pada pendirian mereka. "Ya, gue malah tambah salut sama Mr Alim. Secara dia yang selama ini menjadi kepala keluarga. Gue denger denger ibunya baru nikah lagi setahun yang lalu lho."Siska bercerita heboh. Matanya melirik sosok pria yang berjanggut yang sedang duduk sendirian di temani laptopnya. "Eh, itu Rio kan?" Lana mengikuti arah pandang Siska. "Hmm, Calon suami gue. " Siska tersenyum memperlihatkan sosok tanpan itu. Uhh, rasanya mendebarkan melihat seorang yang kau sukai dari jarak sedekat ini. "Ngimpi!!"Keempat sahabatnya bersorak, mengolok Siska yang masih saja tersenyum, memangku wajahnya. Matanya berfokus menatap sosok sempurna yang b

  • Marrying Mr Alim    BAB 1. Gara-gara Taruhan.

    "Wooy!! lagi makan apaan tuh?" Suara cempreng milik Rosa menggema di kantin yang masih terlihat ramai. Gadis itu tampak santai dengan tatapan memuja kaum adam pada tubuhnya yang begitu sexy bak gitar Spanyol. Kemeja berwarna hitam melekat pas pada tubuh Rosa, dua kancing teratasnya terbuka, menampakkan belahan dada putihnya. Hot pants berwarna senada memperlihatkan kaki jenjangnya, dilengkapi dengan sepatu sneakers berwarna coklat tampak anggun di kakinya. Wajar saja wanita itu di juluki bunga kampus. Rosa menghampiri teman-teman nya yang biasa di juluki grup Sexy Yeoja. Grup itu terdiri dari lima orang wanita cantik, Lana, Linda, Maya, Siska, dan Rosa. Bisa ditebak dari nama grupnya yang menggunakan kata 'Yeoja' yang berarti gadis atau wanita dalam bahasa korea. Dan mereka itu segerombolan penggila Kpop. Hampir seluruh penghuni kampus tau kalau grup Sexy Yeoja penggila kpop. Karena jika ada event di kampus pasti grup Sexy Yeoja akan menampilkan semua yang berbau kpop, entah itu

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status