"Stop! It's right. He's my Daddy," terang Regan.
"I'll go first, Dad. Have something to take care of," sambungnya datar tanpa berekspresi. (Aku pergi dulu, Dad. Ada hal yang harus aku urus)
Setelah itupun Regan memutuskan untuk segera keluar dan meninggalkan keduanya di sana.
Evalio memperhatikan ada yang aneh pada putranya. Ekspresinya sangat berbeda saat sebelum bertemu dengan Krystal.
Krystal yang belum bisa terima dengan situasinya, ia merasa tidak tau harus bagaimana setelah ini dan masih belum sepenuhnya percaya jika Regan adalah putra dari suaminya. Mantanku menjadi anak tiriku? Yang benar saja.
CEKLEK!Mata Aurel membelalak, kedua tangannya langsung menutupi buah dadanya yang terpampang."Krystal?" ucap Regan. Matanya terus menatap wajah Aurel yang sepertinya memang benar-benar mirip dengan Krystal.Apa Regan mabuk? Tidak sama sekali. Memang benar, wajah Aurel sangat mirip dengan Krystal. Bagai pinang dibelah dua, mereka sangat sempurna."Aku bukan Krystal," sahut Aurel."Krystal." Regan berjalan ke arah Aurel dan langsung memeluk gadis itu.Aurel menjadi sangat panik, dia tidak tahu jika laki-laki itu sudah sepenuhnya sadar. Pikiranya bergejolak kesana-kemari, ingin teriak namun tidak bisa, ingi
CRANG!! Sebuah vas bunga yang tak jauh dari pintu ruangan Eval pecah. Sosok laki-laki rupanya telah mendengarkan percakapan antara Evalio dan Erik. Laki-laki tersebut langsung lari namun sebuah kecelakaan kecil membuat dirinya tertangkap basa oleh Evalio. Brak! "Aawwhhh!" desis Krystal. Gadis itu memegangi pundaknya yang baru saja terhantam keras. Deg. Jantung Regan berdetak cepat, kala melihat Krystal yang tegah berdiri di hadapanya. Mereka sama-sama terpaku di tempat masing-masing. Ingin rasanya Regan memeluk Krystal dan berkata bahwa dia sangat hancur sekarang. Mata itu sudah tidak seperti mata Krystal yang dulu, mata yang selalu mengandung kenyamanan dan kasih sayang untuknya. Kali ini kemana Regan akan pergi dan mengaduh sakit? Ketika orang yang ia anggap rumah sudah berpenghuni. Biasanya Regan akan memanggil Krystal, tapi kali ini tidak akan lagi. Bukan karena Evalio sudah ada di belakangnya, tapi perihal fakta yang selama ini Regan tidak tahu. Sebuah kebohongan besar yan
Evalio menggeleng. Keputusannya adalah mutlak. Evalio melirik ke arah Jack. Memberikan isyarat untuk segera menarik Regan dan Krystal ke belakang karena akan ada sesuatu yang ia lakukan setelahnya. "Krystal, kau percaya padaku kan?" Eval menatap Krystal dengan mata yang sudah memerah berapi-api. Gadis itu malah menggeleng. "Jangan tinggalkan kita, Val." "Tidak akan ada yang meninggalkan siapapun. Ini hanya permainan kecil dan akan segera ku selesaikan." "Tapi—" Krystal tak bisa berucap lagi kala Eval mencium bibirnya. "Tenang okey? kita semua bakal aman." Setelah mencium bibirnya kini Eval beralih mencium kening gadis itu. Menyalurkan rasa percaya akan ucapannya. Tanpa aba-aba hanya dalam sekali hentakan, Evalio mendorong Krystal ke belakang kemudian melemparkan bom asap di tengah-tengah keduanya. BUM! "AKHH! SHIT!" "UHUK! UHUK! EVALIO!" Asap mulai meluap-luap. Regan dan Krystal tak bisa melihat apapun di sekelilingnya. Saat itu juga Jack menarik Regan dan Krysta
Saat itu Krystal baru saja pulang dari pesta tepatnya jam 2 malam. Krystal merasa bingung ketika melihat gerbang rumahnya terbuka begitu lebar ditambah banyak bodyguard yang terkapar di halaman rumah. "What happaned?" desis Krystal heranKrystal memakirkan mobilnya sembarang mencari tahu apa yang terjadi. Dia berjalan beberapa langkah dari tempatnya melihat sekeliling rumahnya sudah berantakan sangat kacau."DASAR PEMBUNUH!!" teriakan itu menggema sampai Krystal langsung berlari ke dalam rumah."DADDY?!!" Krystal memekik penuk keterkejutan saat melihat kedua orang tuanya di sandra oleh beberapa bodyguard. Wajah Araster sudah penuh darah bercucuran dan juga Ledora tak sadarkan diri di lantai.Krystal langsung berlari mendekat Araster namun tubuhnya langsung dibekup oleh beberapa bodyguard. "Dont touch me bitch!!" sergah Krystal, meronta memberikan perlawanan."Krystal, run! Do not come here!" Araster berteriak agar putrinya tidak mendekat, sangat disayangkan Krystal sudah tertangka
Evalio telah sampai di mansionya yang begitu mewah dan megah. Semua bodyguard dan pelayan langsung berjejeran meneyambut kedatanganya."Biar aku sendiri yang akan membawanya," kata Evalio."Baik, Tuan."Evalio menopah tubuh mungil gadis yang saat ini masih terlelap dalam tidurnya, oh tidak, dia masih dalam keadaan pingsan dan belum sadarkan diri.Sembari menopahnya beberapa kali ia menatap wajah rupawan Krystal, ia merasa senang saat menatapnya. Ukiran wajah yang begitu pas untuk menjadi istri dari seorang Mafia,she isperfect. Bulu matanya yang lentik, hidung mancung, rambut panjang nan pirang, mata indah dan yang paling menarik adalah buah dada yang besar untuk tubuh yang mungil,
Tangan Krystal menarik satu bantal dari belakang tubuhnya, lalu ia lemparkan ke wajah Evalio. "Fucking jerk!""Argh... apa yang kau lakukan, Krystal?" bentak Evalio dan Krystal terdiam."A..Anda tau namaku?" ucap Krystal."Jelas saja aku tau namamu karena Araster adalah target utamaku."" Dan tanpa kau dia hanya menjadikanmu boneka, Krystal.." Evalio membelai lembut pipi Krystal."Berhenti menyentuhku, pria psycho!" erang Krystal memberikan tatapan bengis pada Evalio. Kali ini Krystal sangat geram.Evalio tertawa, bagaimana mungkin gadis kecil seperti Krystal bisa sangat galak seperti itu.
Sudah beberapa hari ini Krystal dikurung dalam mansion yang tidak ia tahu di mana letak dan posisinya. Semenjak hari itu Krystal benar-benar mendiami Evalio tanpa berbicara sepatah katapun. Dan Evalio pun sama sekali tak memikirkan hal itu karena ia juga sedang bertugas di luar kota mengurusi bisnisnya yang tercecer di mana-mana.Krystal memikirkan banyak cara untuk keluar dari sana namun rasanya sangat nihil melihat betapa banyak bodyguard yang terpapang di depan kamarnya bahkan setiap sudut tempat, apalagi dengan banyak kamera pengawas, benar-benar tidak bisa membuat gadis itu bergerak bebas.Sekarang adalah waktunya makan malam, Krystal mengurungkan niat untuk makan di luar karena ia merasa bosan harus beberapa hari di kamar tanpa menghirup udara segar."Maaf, Nona ma
Benar-benar diluar dugaan, Krystal melakukan itu pada Evalio. Dan Evalio pun menerima ciuman itu tanpa tolakan, menikmati bersama dan semakin dalam.Krystal melepaskan ciuman mereka tiba-tiba. "Sorry... ""Jika Anda ingin membunuhku silahkan.. aku tak akan menolaknya. Lakukan dan rasakan balas dendamnya." Krystal tersenyum pada Evalio. Ini adalah kali pertama Krystal tersenyum di depan Evalio.