Sudah beberapa hari ini Krystal dikurung dalam mansion yang tidak ia tahu di mana letak dan posisinya. Semenjak hari itu Krystal benar-benar mendiami Evalio tanpa berbicara sepatah katapun. Dan Evalio pun sama sekali tak memikirkan hal itu karena ia juga sedang bertugas di luar kota mengurusi bisnisnya yang tercecer di mana-mana.
Krystal memikirkan banyak cara untuk keluar dari sana namun rasanya sangat nihil melihat betapa banyak bodyguard yang terpapang di depan kamarnya bahkan setiap sudut tempat, apalagi dengan banyak kamera pengawas, benar-benar tidak bisa membuat gadis itu bergerak bebas.
Sekarang adalah waktunya makan malam, Krystal mengurungkan niat untuk makan di luar karena ia merasa bosan harus beberapa hari di kamar tanpa menghirup udara segar.
"Maaf, Nona mau kemana?" tanya bodyguard yang kini berdiri di depan kamar Krystal.
Krystal berdecak, "Ck. Yang benar saja, untuk makan di luar saja tidak bisa?"
"Maaf, tapi Tuan Eval tidak memberikan perintah untuk itu."
"Hei ayolah, aku tidak akan macam-macam. Aku hanya ingin makan di luar, kalian tahukan aku hanya di kamar sejak hari pertama di bawa kemari. Itu sangat membosankan!" keluh Krystal. Tapi yang ia dapati hanyalah penolakan keras.
Terpaksa dia langsung menerobos di tengah-tengah para bodyguard itu, nampaknya ia benar-benar tidak diizinkan untuk keluar dari kamarnya sampai semua bodyguard hampir turun tangan menyangkal tubuh Krystal.
"Arghhhh! Dont touch me or i will beat the shit out of you!!" erang Krystal. Rasanya sangat edan ingin makan di luar saja sangat susah.
Semua bodyguard pun hanya bisa menghalangi jalan Krystal agar tidak ke bawah karena jika itu terjadi habislah riwayat mereka bisa dipecat.
"Nona, ini akan membuatmu lelah, tetaplah di kamar katakan saja apa kebutuhanmu. Semua pelayan akan melayani Nona," ucap salah satu bodyguard di sana.
"Aku membutuhkan udara bebas BITCH!!" sergahnya menyugar rambutnya prustasi.
Pikirkan saja, anak semuda Krystal harus berdiam di kamar tanpa teman, gadget bahkan udara segar itu sangat konyol dan memuakan. Siapapun orangnya tentu akan bosan bahkan marah seperti Krystal sekarang. Apalagi sebelum kejadian ini Krystal salah satu gadis yang suka hangout bersama temanya, shopping dan olahraga, penuh pergerakan bebas bukan. Ya... Krystal menginginkan itu sekarang.
Tiba-tiba suara dentuman kaki terdengar, semua pandangan terlaih ke sumber suara. Ternyata itu adalah Evalio. Sepertinya ia sudah selesai dengan pekerjaanya di luar kota.
"Sedang apa kalian semua di sini?" tanyanya sangat sinis.
"Maaf, Tuan. Nona Krystal memberontak untuk keluar dari kamarnya. Kami semua hanya berusaha menahan sesuai perintah Tuan." Evalio langsung menatap Krystal. Krystal sangat bodoamat dengan tatapannya itu.
Krystal merapikan anak rambutnya yang sempat berantakan sambil menggerutu. "Persetan dengan para bodyguard bodoh, sialan!" cibirnya tak memperdulikan Evalio sama sekali.
"Apa yang kau inginkan?" tanya Evalio pada Krystal.
Krystal malah memutar bola matanya malas sambil berecih. "Cih! Gak guna."
Gadis itu membalikan tubuhnya berniat masuk ke kamarnya kembali tapi apa yang terjadi?... Evalio malah merengkup tangannya.
"Kalian semua bubar." Perintahnya pada semua bodyguard yang di sana.
Krystal menolah pergelangan tanganya yang sekarang berada di tangan Evalio. "Apa-apaan sih!"
Evalio menghembuskan napasnya. "Mau apa?"
"Lepas."
"Mau apa!" tanya Evalio dengan tekanan.
"Mau tidur. PUAS!"
"Oke. Mari tidur bersama." Krystal mendelik mendengar ucapan Evalio. Terdengar seperti bom di indra pendengaranya.
"Jaga mulut Anda." Evalio tak mengubris ia langsung membawa Krystal masuk ke kamar. Memasukan Krystal dengan paksa lalu menguncinya.
Krystal terlempar ke tempat tidurnya, ini pertama kali Evalio terlihat menyeramkan bahkan tatapanya sangat tidak bersahabat.
Evalio berjalan mendekati Krystal. Laki-laki itu berhasil mengikis jarak antara keduanya.
Jantung Krystal berdetak begitu kencang, tatapan Evalio sangat dalam dengan jarak keduanya yang sangat dekat. Krystal terkunci dengan posisinya sendiri yang terduduk di tepi tempat tidurnya.
Nafas Evalio dan bau tubuhnya bahkan sampai menyengat di indra penciuman Krystal. Dia tak mau kalah dengan perlakuan Evalio yang terus menjadi-jadi membuatnya tak karuan, dia pun berusaha untuk membalas tatapan Evalio dengan sama tajamnya.
"Kau tahu, aku benci mata mu, rambut mu dan semua yang ada padamu," ujar Evalio.
Entah hanya kebetulan atau apa, tapi suara itu bebarengan dengan petir yang menyambar daratan. Angin berhembus sangat kencang dari jendela kamar, gadis itu lupa menutupnya tadi. Tirai-tirai berterbangan diikuti dengan cahaya petir dan juga suaranya yang sangat memekak. Suasana menjadi sangat dark dengan tatapan Evalio yang semakin mencenkam.
Krystal tidak tahu kenapa Evalio berubah menjadi seperti itu, seperti ada yang salah darinya. Terakhir Krystal menatap Evalio dia masih bisa melihat sisi baik dari pria itu namun sekarang mengapa berubah? Ada apa denganya?
Perasaan Krystal berubah menjadi ketakutan,Ia benar-benar merasa panas dingin pada tubuhnya.
Rasanya ia kesusahan menelan salivanya. Ingin sekali menggerakan mulutnya nemun sangat susah.
"Arghh!" Krystal tertahan saat Evalio menarik rambutnya ke belakang. Ia merintih kesakitan namun itu hanya bertahan sementara saat ia tak sengaja menatap mata Eval dia merasakan sesuatu di sana.
"Haruskah kau ku bunuh saja malam ini? Agar Araster merasakan sakit yang dulu ku alami?"
Krystal masih menatap kedua bola mata itu. Mata hanzel itu terlihat sangat sendu, seperti ada luka yang belum sempat disembuhkan di sana.
"Akan sangat disayangkan jika kau ku bunuh sebelum kita bercinta," sambungnya dengan suara bariton. Itu akan terdengar sangat geli jika suasananya tidak seperti sekarang.
"Sepertinya benda ini akan membawa mu ke alam baka dengan selamat sayang." Evalio mengeluarkan pistol dari saku jasnya. Laki-laki itu menodongkan pistol tepat di pelipis Krystal.
Setelah menatap lama mata hanzel itu, perasaan yang sempat ketakutan kian berubah menjadi rasa sedih. Kesedihan yang Evalio rasa seakan-akan menyetrum tubuh Krystal. Krystal tak lagi merasa takut, ia malah merasakan sesak di dadanya. Seperti ada sesuatu yang menusuk di dalam hatinya.
Semakin lama menatapnya semakin sakit rasanya. Kenapa? Krystal sangat heran kemudian air matanya keluar dengan sendirinya.
"Kenapa kau diam saja? Adakah niat ingin membunuh ku juga setelah aku melakukan ini?" Evalio semakin menekan kan pistolnya di pelipis Krystal.
Krystal menggeleng dengan wajah yang sudah basah penuh air mata. "Aku sama sekali tidak ada niat untuk membunuh siapapun, tapi entah kenapa aku berniat untuk melakukan ini." Krystal memejamkan matanya dan langsung mencium bibir Evalio.
Benar-benar diluar dugaan, Krystal melakukan itu pada Evalio. Dan Evalio pun menerima ciuman itu tanpa tolakan, menikmati bersama dan semakin dalam.Krystal melepaskan ciuman mereka tiba-tiba. "Sorry... ""Jika Anda ingin membunuhku silahkan.. aku tak akan menolaknya. Lakukan dan rasakan balas dendamnya." Krystal tersenyum pada Evalio. Ini adalah kali pertama Krystal tersenyum di depan Evalio.
Hai, jangan lupa untuk feedback ya ♥️Flashback on Hari itu setelah kepulangan Evalio dari Kamboja ternyata ia sempat mampir ke tempat penyekapan Araster dan Leodora. Ia mendapat kabar bahwa Araster mengamuk karena melihat istrinya kejang-kejang tetapi tidak ada seorangpun yang membantunya. Seperti rencana awal, Araster tidak disatu ruangankan dengan Leodora tetapi ia masih bisa melihatnya dari pembatas kaca. Dan benar rencana itu berhasil sesuai dugaan Evalio, sangat menyiksa bagi Araster.Evalio membuka pintu ruang Araster di ikuti beberapa bodyguardnya."Lama tidak mengunjungimu, Araster..." ujar Evalio tersenyum smirk."Bagaimana dengan pemandangan di sini? Indah bukan?" sambungnya.Araster tidak bisa berkutik sekarang, tanganya yang diborgol tidak bisa memberontak apalagi sebelum kedatangan Evalio, ia sempat mendapat suntikan penenang agar tidak terus menerus berisik."Kudengar keadaan istrimu semakin memburuk, apa itu artinya dia akan segara mati? Benar begitu?" Evalio membungk
Evalio sudah memutuskan untuk benar-benar menikahi Krystal sesuai ucapanya. Entah benar adanya cinta atau tidak diantara mereka, namun mereka sudah memutuskan akan menikah pada dua hari kedepan.Evalio memutuskan untuk menikahi Krystal secara privat, atau bisa dikatakan secara diam-diam dan hanya akan di hadiri orang-orang tertentu saja. Atau bisa juga di sebut pernikahan rahasia. Krystal sama sekali tidak merasa diberatkan dengan hal tersebut, pikirnya itu adalah ide yang bagus. Tidak akan ada yang tahu jika dirinya sudah menikah bahkan dengan pria yang sudah cukup umur seperti Evalio.Setelah hari itu akhirnya Krystal memilih untuk berdamai dengan Evalio. Tidak ada cekcok diantara keduanya, bahkan dua hari ini mereka meluangkan waktu untuk makan malam bersama, tidur bersama bahkan sekarang merekapun sedang menonton tv secar
KRYSTAL POVSatu hari lagi aku akan resmi menjadi istri dari seseorang yang baru ku kenal, ah tidak sepertinya aku sudah pernah melihatnya di suatu tempat, tapi di mana?Kalau ku ingat kembali, sepertinya Di Italia, kalau tidak salah.Saat itu aku menemani Daddy Araster untuk mengurus bisnisnya di Italia. Dan tanpa sengaja aku menabraknya saat kita sudah landing di bandara Italia.Yaaa, kita sama sekali tak mengenalnya saat itu, namun saat pertama kali aku melihatnya rasanya begitu aneh. Hatiku berdebar kencang tak karuan, bahkan pikiran ku terus tertuju padanya, aku memang tidak begitu mengingat kejadiannya hanya saja wajahnya memang tak pernah ku lupakan.
Oke karena aku akan segera menjadi istrinya, Evalio sedikit memberiku kebebasan untuk berkeliling di mansionya. Jadi rencana awal ku adalah mengetahui setiap titik di tempat ini.Aku berjalan keluar dari kamar ku, dan hal yang paling aku benci adalah ketika semua bodyguard yang ada di sana menatapku dengan intens seakan-akan mereka takut kehilangan jejakku. Masabodo yang penting adalah aku harus bisa mencari cela dari mansion ini.Aku benar-benar tak percaya dengan apa yang ku lihat sekarang, bangunan ini terlihat sangat ketat keamanan nya, bahkan di setiap sudut tempat ada penjaganya, benar-benar menajubkan.Setelah beberapa ruang ku jumpai, aku berniat untuk pergi ke halaman rumah ini. Di sana aku melihat Evalio sedang memperintahkan bodyguardnya. Aku tak mengerti apa
Krystal POVAku sedang menonton tv sekarang, namun perasaanku gusar karena dari tadi Evalio terus berada di kamar ini, sedangkan aku berencana untuk keluar menemui wanita itu seperti ucapanya tadi. Beberapa kali aku mengubah posisi duduk ku dan menggigit ujung jariku, aku benar-benar bingung cara beralasan keluar dari kamar ini tanpa kecurigaan.Ku lihat, beberapa kali dia menatapku dari sana, aku semakin panik melihat tatapannya. Aku takut, jika Evalio ingin melakukan itu lagi sekarangberabeurusannya nanti.Tanpa ku sadari tiba-tiba dia menghampiriku dan duduk di sebelahku, itu semakin membuatku kacau. Bagaimana ini?"Kau kenapa? Ku lihat seperti orang gelisah," tanyanya.
"Arrgghhh! Sial aku hampir lupa memberi makan leomordku," ujar Evalio menyeringai."Mari kita bersenang-senang kembali.." ujarnya kemudian menuju ruang bawah tanah bersama anak buahnya.***
"Cincin ini bulat, tanpa awal dan tanpa akhir, sebagai lambang kasih kristus, yang tanpa awal dan tanpa akhir. Atas dasar itu, cincin ini menyatakan bagi saudara berdua, untuk meniru kasih kristus dalam kehidupann rumah tangga; dengan mengasihi pasangan tanpa awal, juga tanpa akhir." Setelah pendeta selesai dengan doa-doanya, Evalio pun mengucapkan janji kemudian memasangkan cincin di jari manis Krystal.Air mata Krystal jatuh setelah cincin melingkar di jari manisnya. Sekarang dia sudah sah menjadi seorang istri.Dia tak menyangka jika hal ini akan terjadi secara tiba-tiba bahkan tanpa persetujuan kedua orang tuanya. Krystal merasa bahwa hatinya nyaman saat ini tapi pikiranya terus tertuju pada kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi kedepanya.Krystal berhar
Evalio menggeleng. Keputusannya adalah mutlak. Evalio melirik ke arah Jack. Memberikan isyarat untuk segera menarik Regan dan Krystal ke belakang karena akan ada sesuatu yang ia lakukan setelahnya. "Krystal, kau percaya padaku kan?" Eval menatap Krystal dengan mata yang sudah memerah berapi-api. Gadis itu malah menggeleng. "Jangan tinggalkan kita, Val." "Tidak akan ada yang meninggalkan siapapun. Ini hanya permainan kecil dan akan segera ku selesaikan." "Tapi—" Krystal tak bisa berucap lagi kala Eval mencium bibirnya. "Tenang okey? kita semua bakal aman." Setelah mencium bibirnya kini Eval beralih mencium kening gadis itu. Menyalurkan rasa percaya akan ucapannya. Tanpa aba-aba hanya dalam sekali hentakan, Evalio mendorong Krystal ke belakang kemudian melemparkan bom asap di tengah-tengah keduanya. BUM! "AKHH! SHIT!" "UHUK! UHUK! EVALIO!" Asap mulai meluap-luap. Regan dan Krystal tak bisa melihat apapun di sekelilingnya. Saat itu juga Jack menarik Regan dan Krysta
CRANG!! Sebuah vas bunga yang tak jauh dari pintu ruangan Eval pecah. Sosok laki-laki rupanya telah mendengarkan percakapan antara Evalio dan Erik. Laki-laki tersebut langsung lari namun sebuah kecelakaan kecil membuat dirinya tertangkap basa oleh Evalio. Brak! "Aawwhhh!" desis Krystal. Gadis itu memegangi pundaknya yang baru saja terhantam keras. Deg. Jantung Regan berdetak cepat, kala melihat Krystal yang tegah berdiri di hadapanya. Mereka sama-sama terpaku di tempat masing-masing. Ingin rasanya Regan memeluk Krystal dan berkata bahwa dia sangat hancur sekarang. Mata itu sudah tidak seperti mata Krystal yang dulu, mata yang selalu mengandung kenyamanan dan kasih sayang untuknya. Kali ini kemana Regan akan pergi dan mengaduh sakit? Ketika orang yang ia anggap rumah sudah berpenghuni. Biasanya Regan akan memanggil Krystal, tapi kali ini tidak akan lagi. Bukan karena Evalio sudah ada di belakangnya, tapi perihal fakta yang selama ini Regan tidak tahu. Sebuah kebohongan besar yan
CEKLEK!Mata Aurel membelalak, kedua tangannya langsung menutupi buah dadanya yang terpampang."Krystal?" ucap Regan. Matanya terus menatap wajah Aurel yang sepertinya memang benar-benar mirip dengan Krystal.Apa Regan mabuk? Tidak sama sekali. Memang benar, wajah Aurel sangat mirip dengan Krystal. Bagai pinang dibelah dua, mereka sangat sempurna."Aku bukan Krystal," sahut Aurel."Krystal." Regan berjalan ke arah Aurel dan langsung memeluk gadis itu.Aurel menjadi sangat panik, dia tidak tahu jika laki-laki itu sudah sepenuhnya sadar. Pikiranya bergejolak kesana-kemari, ingin teriak namun tidak bisa, ingi
"Stop!It'sright.He'smy Daddy," terang Regan."I'llgo first, Dad. Have something to take care of," sambungnya datar tanpa berekspresi. (Aku pergi dulu, Dad. Ada hal yang harus aku urus)Setelah itupun Regan memutuskan untuk segera keluar dan meninggalkan keduanya di sana.Evalio memperhatikan ada yang aneh pada putranya. Ekspresinya sangat berbeda saat sebelum bertemu dengan Krystal.Krystal yang belum bisa terima dengan situasinya, ia merasa tidak tau harus bagaimana setelah ini dan masih belum sepenuhnya percaya jika Regan adalah putra dari suaminya. Mantanku menjadi anak tiriku? Yang benar saja.
Geral mengikis jarak antara dirinya dan Alice.Alice merasakan getaran aneh di hatinya, membuatnya hanya bisa terdiam dan tak berkutik. Please jangan tanya lagi bagaimana rasa berdebar di dalam hati Alice. Dentumanya sudah seperti genderang perang.Di depan ada sosok pria yang begitu tampan dan manis, romantis, lembut dan hangat. Mengapa Alice baru menyadarinya sekarang?Sorotan matanya terus bertanya-tanya. "Ada apa denganku?"Geral menyentuh wajah Alice. "Al, gue malu elo."Hingga detik berikutnya laki-laki itu, menyentuh pipinya, tulang rahang, hingga dagunya. Sentuhan itu berakhir di bibur Alice, yang di sentuh Geral dengan jampolnya.
Di rumah sakit, gadis itu terbaring dan berhasil melewati masa kritisnya dengan seorang diri. Miris sekali nasib Krystal kali ini, ia berjuang dengan maut sendirian. Bahkan tak ada satu pengawalpun yang menjaganya di luar maupun di dalam.Semua ini adalah perbuatan dari Erik, yang sengaja memperintahkan semua pengawal untuk tidak ada yang menjaga Krystal. Membiarkan gadis itu meratapi dengan sendirinya.Entah atas dendam apa Erik terhadap Krystal, hanya saja Erik memang tidak suka menghetahui bahwa Krystal sudah menjadi istri dari keponakanya, arghh tidak, keponakan palsu maksudnya.Remang-remang, Krystal mulai membuka matanya meski pengeliatanya belum sepenuhnya jelas karena efek samping dari oprasi.Ia membuka mat
"Al, lari! Erik datang bawa pasukannya!" Alice langsung menoleh. "Brengsek!" desisnya.Alice langsung dibawah mundur oleh Geral. Sedangkan Krystal langsung beralih pada Evalio."Ayok, Val... kita ke rumah sakit sekarang." Krystal merangkul tubuh Evalio."Kamu pasti kuat.""Kamu sudah janji bukan, untuk melindungiku..hikss..." isak Krystal.Evalio merasakan tubuhnya sudah sangat remuk, namun melihat Krystal yang mati-matian untuk menolongnya, hatinya juga ikut hancur berantakan. Air mata Krystal benar-benar membuat seorang Evalio semakin terpuruk."Kenapa harus kau, Krystal? Kenapa?" batin Evalio.
"Bergerak."Para pengawal langsung memimpin jalan. Evalio berada di tengah-tengahnya untuk lebih berjaga-jaga.Setelah Evalio masuk, Krystal kembali teringat dengan misinya. Ini adalah kesempatan untuk bisa kabur dari sini. Tapi apa ini waktu yang tepat? Sedangkan dia saja belum tahu di mana Evalio menyembunyikan Leodora dan Araster.Apa keputusanya tidak akan membahayakan mereka?"Sial, sial, sial!! bagaimana ini?" pekik Krystal kebingungan.***"Lapor, sepertinya target telah kembali," ucap salah satu tim Alice. Tim yang hanya beranggotakan 10 orang berhasil memberantas puluhan bodyguard Evalio dalam sekejap. Mereka memutuskan untuk berpencar dan menyelidiki isi rumah dan juga keberadaan Krystal."Tim satu, kembali ke posisi," lapor salah satu timnya. Dari 10 orang, Alice membaginya menjadi 5 tim. Alice memutuskan untuk tidak bergabung tim dan juga Geral memutuskan pisah dari timnya. Mereka pikir lebih cepat jika di bagi menjadi beberapa tim."Tim dua, sudah di posisi semula." Semua
"Cincin ini bulat, tanpa awal dan tanpa akhir, sebagai lambang kasih kristus, yang tanpa awal dan tanpa akhir. Atas dasar itu, cincin ini menyatakan bagi saudara berdua, untuk meniru kasih kristus dalam kehidupann rumah tangga; dengan mengasihi pasangan tanpa awal, juga tanpa akhir." Setelah pendeta selesai dengan doa-doanya, Evalio pun mengucapkan janji kemudian memasangkan cincin di jari manis Krystal.Air mata Krystal jatuh setelah cincin melingkar di jari manisnya. Sekarang dia sudah sah menjadi seorang istri.Dia tak menyangka jika hal ini akan terjadi secara tiba-tiba bahkan tanpa persetujuan kedua orang tuanya. Krystal merasa bahwa hatinya nyaman saat ini tapi pikiranya terus tertuju pada kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi kedepanya.Krystal berhar