Tangan Krystal menarik satu bantal dari belakang tubuhnya, lalu ia lemparkan ke wajah Evalio. "Fucking jerk!"
"Argh... apa yang kau lakukan, Krystal?" bentak Evalio dan Krystal terdiam.
"A..Anda tau namaku?" ucap Krystal.
"Jelas saja aku tau namamu karena Araster adalah target utamaku."
" Dan tanpa kau dia hanya menjadikanmu boneka, Krystal.." Evalio membelai lembut pipi Krystal.
"Berhenti menyentuhku, pria psycho!" erang Krystal memberikan tatapan bengis pada Evalio. Kali ini Krystal sangat geram.
Evalio tertawa, bagaimana mungkin gadis kecil seperti Krystal bisa sangat galak seperti itu.
"Jangan marah-marah nanti kau cepat tua," ledeknya.
Tatapan Krystal semakin sinis. "Jika aku menjadi tua itu semua gara-gara Anda, paham!!" Tegasnya.
"Oh ya? Menjadi tua sebelum bercinta? apa tidak rugi?" Evalio, benar-benar sangat menguji kesabaran Krystal.
Krystal langsung mengeluarkan dua tanduk merahnya, napasnya juga semakin memburu. Tak lama, Krystal memukuli bidang dada Evalio.
"Dasar orang gila!"
"Orang mesum!"
"Sinting!"
Evalio semakin kencang dengan tawanya, ia mencoba menyangkal dari pukulan Krystal.
"Hahah, stop, stop. Hentikan."
Begitu Evalio mengucapkan kata-kata itu, Krystal menghentikan pukulanya.
Evalio menghembuskan napasnya sejenak, lalu menatap Krystal dengan tenang.
"Apa? gak usah liat-liat nanti suka!" tegas Krystal.
"Andai saja kau bukan darah daging Araster mungkin aku sudah menikahimu dari dulu," batin Eval.
"Kalau sudah suka bagaimana?"
"Itu hanya akan menjadi mimpi Anda yang tidak akan terwujud!." Krystal langsung merebahkan tubuhnya di tempat tidur dan menutup semua tubuhnya dengan selimut.
Hatinya sudah tak karuan, ia tak mau lama-lama berbicara dengan Evalio. Itu sangat berbahaya untuk jantungnya.
"Gak, gak, gak. Pokoknya aku gak boleh punya perasaan gini lagi," batin Krystal sambil memejamkan matanya.
"Tenang, Krystal. Ini cuma sementara.." lanjutnya lagi.
Evalio tak mau berlama-lama lagi, karena sepertinya Krystal sudah lelah dan memang ini waktunya gadis itu untuk beristirahat. Akhirnya Evalio langsung keluar dari kamar itu.
***
Hari sudah menunjukan pukul 10.00 pagi, namun Krystal masih terlelap dalam tidurnya.
Evalio baru saja pulang dari pelabuhan, laki-laki itu telah melakukan transaksi narkoba di sana. Seperti yang diketahui, Evalio adalah mafia yang berasal dari Italia dan menetap di Chicago sekarang dan ia di kenal sebagai Mr.Dom dalam bisnisnya.
"Bagaimana dengan gadis itu? apa dia sudah keluar kamar?" tanyanya pada pelayan.
"Belum, Tuan," jawab pelanyan nya itu.
Evalio langsung bergegas ke kamar Krystal.
Ia membuka pintu kamar gadis itu dan benar saja dia sedang tertidur pulas. Bahkan sinar matahari sudah cukup terik memancar wajahnya.
Evalio segera mematikan AC ruang itu, dan menarik selimut yang menggulat di tubuh Krystal.
"Hei, wake up!" ucap Evalio datar.
Krystal sama sekali tak terganggu dengan apa yang dilakukan Evalio. Gadis itu tetap tidur sambil memeluk bantal guling.
Evalio mengambil bantal yang Krystal peluk, dan lihatlah gadis itu mulai bergerak.
"Euughhh.. siapa sih ganggu aja deh," sungut Krystal masih dengan mata terpejam.
Evalio membuang napasnya lelah. "Dasar pemalas!"
"Wake up! Wake up! Wake up!" teriak Evalio.
"Mommy, please..." Krystal masih belum tersadarkan juga. Gadis itu belum sadar jika ia berada di mana sekarang.
"Mommy, you know? Sepertinya aku baru saja bermimpi buruk."
"Aku bertemu dengan pria gila di sana.." Evalio langsung membelalak. Bisa-bisanya ia dikatakan gila oleh Krystal.
"Dia menembak Daddy, membuat Mommy pingsan dan juga.." Krystal menggantungkan kalimatnya.
"Dia mencium ku."
"Itu membuatku teringat si brengsek itu." Evalio menautkan keningnya. Siapa yang baru saja ia sebut brengsek?
Evalio terduduk di ujung samping tempat tidur Krystal. Ia menyilak anak-anak rambut yang menutupi wajahnya. Tiba-tiba saja, ia melihat air mata Krystal menetes membuatnya bingung, apa yang terjadi dengan gadis itu.
"Kenapa dia menangis?" batin Evalio.
Tanpa sadar, Krystal bangun dan langsung memeluk Evalio begitu saja. Ia sama sekali belum sadar jika itu bukan Mommynya.
Ia menangis dalam pelukan itu. "Mom, kenapa rasanya masih begitu sakit hikss.."
"Rasanya, Krystal ingin sekali hilang ingatan dan melupakan semuanya hikss.."
Evalio tak mengerti apa yang Krystal racaukan, tapi dia hanya membalas pelukan itu sambil membelai rambutnya. "Hustt.. udah ya jangan nangis lagi. Nanti aku tembak orang yang sudah buatmu menangis."
Krystal langsung membuka matanya, ia merasakan aneh. Kenapa suara Mommynya berubah menjadi seperti laki-laki?
Dan parfumnya juga seperti laki-laki.
Krystal berhenti menangis dan meraba bidang dada Evalio.
"Apa yang kau lakukan?" ujar Evalio.
Mata Krystal langsung melotot dan melepaskan pelukanya.
"Oh for fuck's sake!!" (Oh demi sial!!) seru Krystal sangat kaget.
"Anda siapa? Kenapa Anda berada di kamarku?"
"Berani-beraninya Anda menyusup ke sini!"
"Kau tak ingat?" ucap Evalio sangat santai.
"Kau mengira kau bermimpi?" lanjutnya. "Sadarlah, kau berada di mana sekarang."
Krystal mengerjapkan matanya beberapa kali. Dia melihat sekelilingnya kamarnya dan ia baru sadar jika itu bukan kamarnya.
Ia langsung bangun dan berdiri dari tempat tidurnya, ia berlari mengecek kamar mandi dan juga balkon kamar itu.
"Ahhh sial! Padahal aku berharap itu mimpi buruk," gerutu Krystal. Ia mengacak-acak rambutnya sendiri setelah mengingat kejadian semalam.
Krystal kembali ke tempat tidurnya dengan sangat lesu. "Apa kau tidak berniat untuk mandi dan sarapan?" tanya Evalio.
Krystal mendesah. "Sepertinya aku akan berpuasa selama satu tahun."
"Dan tidak akan mandi juga..." Suaranya terdengar sangat lesu. Gadis itu sama sekali tak bersemangat setelah sadar dari tidurnya.
Lagi dan lagi, Evalio terkekeh dengan kelakuan Krystal. "Mandilah setelah itu makan. Maka aku tak akan membunuh mereka."
"Kenapa Anda tak membunuh ku saja?" Senyum Evalio pudar seketika. Ia melihat wajah Krystal yang menatapnya sekarang.
"Anda tak bisa menjawabnya?"
Krystal menghembuskan napasnya kesal. Dia langsung beranjak dari tempat tidurnya dan menuju ke kamar mandi. Dalam langkahnya ia menggerutu terdengar seperti sindiran, "Dunia terlalu banyak menampung laki-laki brengsek!"
Sudah beberapa hari ini Krystal dikurung dalam mansion yang tidak ia tahu di mana letak dan posisinya. Semenjak hari itu Krystal benar-benar mendiami Evalio tanpa berbicara sepatah katapun. Dan Evalio pun sama sekali tak memikirkan hal itu karena ia juga sedang bertugas di luar kota mengurusi bisnisnya yang tercecer di mana-mana.Krystal memikirkan banyak cara untuk keluar dari sana namun rasanya sangat nihil melihat betapa banyak bodyguard yang terpapang di depan kamarnya bahkan setiap sudut tempat, apalagi dengan banyak kamera pengawas, benar-benar tidak bisa membuat gadis itu bergerak bebas.Sekarang adalah waktunya makan malam, Krystal mengurungkan niat untuk makan di luar karena ia merasa bosan harus beberapa hari di kamar tanpa menghirup udara segar."Maaf, Nona ma
Benar-benar diluar dugaan, Krystal melakukan itu pada Evalio. Dan Evalio pun menerima ciuman itu tanpa tolakan, menikmati bersama dan semakin dalam.Krystal melepaskan ciuman mereka tiba-tiba. "Sorry... ""Jika Anda ingin membunuhku silahkan.. aku tak akan menolaknya. Lakukan dan rasakan balas dendamnya." Krystal tersenyum pada Evalio. Ini adalah kali pertama Krystal tersenyum di depan Evalio.
Hai, jangan lupa untuk feedback ya ♥️Flashback on Hari itu setelah kepulangan Evalio dari Kamboja ternyata ia sempat mampir ke tempat penyekapan Araster dan Leodora. Ia mendapat kabar bahwa Araster mengamuk karena melihat istrinya kejang-kejang tetapi tidak ada seorangpun yang membantunya. Seperti rencana awal, Araster tidak disatu ruangankan dengan Leodora tetapi ia masih bisa melihatnya dari pembatas kaca. Dan benar rencana itu berhasil sesuai dugaan Evalio, sangat menyiksa bagi Araster.Evalio membuka pintu ruang Araster di ikuti beberapa bodyguardnya."Lama tidak mengunjungimu, Araster..." ujar Evalio tersenyum smirk."Bagaimana dengan pemandangan di sini? Indah bukan?" sambungnya.Araster tidak bisa berkutik sekarang, tanganya yang diborgol tidak bisa memberontak apalagi sebelum kedatangan Evalio, ia sempat mendapat suntikan penenang agar tidak terus menerus berisik."Kudengar keadaan istrimu semakin memburuk, apa itu artinya dia akan segara mati? Benar begitu?" Evalio membungk
Evalio sudah memutuskan untuk benar-benar menikahi Krystal sesuai ucapanya. Entah benar adanya cinta atau tidak diantara mereka, namun mereka sudah memutuskan akan menikah pada dua hari kedepan.Evalio memutuskan untuk menikahi Krystal secara privat, atau bisa dikatakan secara diam-diam dan hanya akan di hadiri orang-orang tertentu saja. Atau bisa juga di sebut pernikahan rahasia. Krystal sama sekali tidak merasa diberatkan dengan hal tersebut, pikirnya itu adalah ide yang bagus. Tidak akan ada yang tahu jika dirinya sudah menikah bahkan dengan pria yang sudah cukup umur seperti Evalio.Setelah hari itu akhirnya Krystal memilih untuk berdamai dengan Evalio. Tidak ada cekcok diantara keduanya, bahkan dua hari ini mereka meluangkan waktu untuk makan malam bersama, tidur bersama bahkan sekarang merekapun sedang menonton tv secar
KRYSTAL POVSatu hari lagi aku akan resmi menjadi istri dari seseorang yang baru ku kenal, ah tidak sepertinya aku sudah pernah melihatnya di suatu tempat, tapi di mana?Kalau ku ingat kembali, sepertinya Di Italia, kalau tidak salah.Saat itu aku menemani Daddy Araster untuk mengurus bisnisnya di Italia. Dan tanpa sengaja aku menabraknya saat kita sudah landing di bandara Italia.Yaaa, kita sama sekali tak mengenalnya saat itu, namun saat pertama kali aku melihatnya rasanya begitu aneh. Hatiku berdebar kencang tak karuan, bahkan pikiran ku terus tertuju padanya, aku memang tidak begitu mengingat kejadiannya hanya saja wajahnya memang tak pernah ku lupakan.
Oke karena aku akan segera menjadi istrinya, Evalio sedikit memberiku kebebasan untuk berkeliling di mansionya. Jadi rencana awal ku adalah mengetahui setiap titik di tempat ini.Aku berjalan keluar dari kamar ku, dan hal yang paling aku benci adalah ketika semua bodyguard yang ada di sana menatapku dengan intens seakan-akan mereka takut kehilangan jejakku. Masabodo yang penting adalah aku harus bisa mencari cela dari mansion ini.Aku benar-benar tak percaya dengan apa yang ku lihat sekarang, bangunan ini terlihat sangat ketat keamanan nya, bahkan di setiap sudut tempat ada penjaganya, benar-benar menajubkan.Setelah beberapa ruang ku jumpai, aku berniat untuk pergi ke halaman rumah ini. Di sana aku melihat Evalio sedang memperintahkan bodyguardnya. Aku tak mengerti apa
Krystal POVAku sedang menonton tv sekarang, namun perasaanku gusar karena dari tadi Evalio terus berada di kamar ini, sedangkan aku berencana untuk keluar menemui wanita itu seperti ucapanya tadi. Beberapa kali aku mengubah posisi duduk ku dan menggigit ujung jariku, aku benar-benar bingung cara beralasan keluar dari kamar ini tanpa kecurigaan.Ku lihat, beberapa kali dia menatapku dari sana, aku semakin panik melihat tatapannya. Aku takut, jika Evalio ingin melakukan itu lagi sekarangberabeurusannya nanti.Tanpa ku sadari tiba-tiba dia menghampiriku dan duduk di sebelahku, itu semakin membuatku kacau. Bagaimana ini?"Kau kenapa? Ku lihat seperti orang gelisah," tanyanya.
"Arrgghhh! Sial aku hampir lupa memberi makan leomordku," ujar Evalio menyeringai."Mari kita bersenang-senang kembali.." ujarnya kemudian menuju ruang bawah tanah bersama anak buahnya.***
Evalio menggeleng. Keputusannya adalah mutlak. Evalio melirik ke arah Jack. Memberikan isyarat untuk segera menarik Regan dan Krystal ke belakang karena akan ada sesuatu yang ia lakukan setelahnya. "Krystal, kau percaya padaku kan?" Eval menatap Krystal dengan mata yang sudah memerah berapi-api. Gadis itu malah menggeleng. "Jangan tinggalkan kita, Val." "Tidak akan ada yang meninggalkan siapapun. Ini hanya permainan kecil dan akan segera ku selesaikan." "Tapi—" Krystal tak bisa berucap lagi kala Eval mencium bibirnya. "Tenang okey? kita semua bakal aman." Setelah mencium bibirnya kini Eval beralih mencium kening gadis itu. Menyalurkan rasa percaya akan ucapannya. Tanpa aba-aba hanya dalam sekali hentakan, Evalio mendorong Krystal ke belakang kemudian melemparkan bom asap di tengah-tengah keduanya. BUM! "AKHH! SHIT!" "UHUK! UHUK! EVALIO!" Asap mulai meluap-luap. Regan dan Krystal tak bisa melihat apapun di sekelilingnya. Saat itu juga Jack menarik Regan dan Krysta
CRANG!! Sebuah vas bunga yang tak jauh dari pintu ruangan Eval pecah. Sosok laki-laki rupanya telah mendengarkan percakapan antara Evalio dan Erik. Laki-laki tersebut langsung lari namun sebuah kecelakaan kecil membuat dirinya tertangkap basa oleh Evalio. Brak! "Aawwhhh!" desis Krystal. Gadis itu memegangi pundaknya yang baru saja terhantam keras. Deg. Jantung Regan berdetak cepat, kala melihat Krystal yang tegah berdiri di hadapanya. Mereka sama-sama terpaku di tempat masing-masing. Ingin rasanya Regan memeluk Krystal dan berkata bahwa dia sangat hancur sekarang. Mata itu sudah tidak seperti mata Krystal yang dulu, mata yang selalu mengandung kenyamanan dan kasih sayang untuknya. Kali ini kemana Regan akan pergi dan mengaduh sakit? Ketika orang yang ia anggap rumah sudah berpenghuni. Biasanya Regan akan memanggil Krystal, tapi kali ini tidak akan lagi. Bukan karena Evalio sudah ada di belakangnya, tapi perihal fakta yang selama ini Regan tidak tahu. Sebuah kebohongan besar yan
CEKLEK!Mata Aurel membelalak, kedua tangannya langsung menutupi buah dadanya yang terpampang."Krystal?" ucap Regan. Matanya terus menatap wajah Aurel yang sepertinya memang benar-benar mirip dengan Krystal.Apa Regan mabuk? Tidak sama sekali. Memang benar, wajah Aurel sangat mirip dengan Krystal. Bagai pinang dibelah dua, mereka sangat sempurna."Aku bukan Krystal," sahut Aurel."Krystal." Regan berjalan ke arah Aurel dan langsung memeluk gadis itu.Aurel menjadi sangat panik, dia tidak tahu jika laki-laki itu sudah sepenuhnya sadar. Pikiranya bergejolak kesana-kemari, ingin teriak namun tidak bisa, ingi
"Stop!It'sright.He'smy Daddy," terang Regan."I'llgo first, Dad. Have something to take care of," sambungnya datar tanpa berekspresi. (Aku pergi dulu, Dad. Ada hal yang harus aku urus)Setelah itupun Regan memutuskan untuk segera keluar dan meninggalkan keduanya di sana.Evalio memperhatikan ada yang aneh pada putranya. Ekspresinya sangat berbeda saat sebelum bertemu dengan Krystal.Krystal yang belum bisa terima dengan situasinya, ia merasa tidak tau harus bagaimana setelah ini dan masih belum sepenuhnya percaya jika Regan adalah putra dari suaminya. Mantanku menjadi anak tiriku? Yang benar saja.
Geral mengikis jarak antara dirinya dan Alice.Alice merasakan getaran aneh di hatinya, membuatnya hanya bisa terdiam dan tak berkutik. Please jangan tanya lagi bagaimana rasa berdebar di dalam hati Alice. Dentumanya sudah seperti genderang perang.Di depan ada sosok pria yang begitu tampan dan manis, romantis, lembut dan hangat. Mengapa Alice baru menyadarinya sekarang?Sorotan matanya terus bertanya-tanya. "Ada apa denganku?"Geral menyentuh wajah Alice. "Al, gue malu elo."Hingga detik berikutnya laki-laki itu, menyentuh pipinya, tulang rahang, hingga dagunya. Sentuhan itu berakhir di bibur Alice, yang di sentuh Geral dengan jampolnya.
Di rumah sakit, gadis itu terbaring dan berhasil melewati masa kritisnya dengan seorang diri. Miris sekali nasib Krystal kali ini, ia berjuang dengan maut sendirian. Bahkan tak ada satu pengawalpun yang menjaganya di luar maupun di dalam.Semua ini adalah perbuatan dari Erik, yang sengaja memperintahkan semua pengawal untuk tidak ada yang menjaga Krystal. Membiarkan gadis itu meratapi dengan sendirinya.Entah atas dendam apa Erik terhadap Krystal, hanya saja Erik memang tidak suka menghetahui bahwa Krystal sudah menjadi istri dari keponakanya, arghh tidak, keponakan palsu maksudnya.Remang-remang, Krystal mulai membuka matanya meski pengeliatanya belum sepenuhnya jelas karena efek samping dari oprasi.Ia membuka mat
"Al, lari! Erik datang bawa pasukannya!" Alice langsung menoleh. "Brengsek!" desisnya.Alice langsung dibawah mundur oleh Geral. Sedangkan Krystal langsung beralih pada Evalio."Ayok, Val... kita ke rumah sakit sekarang." Krystal merangkul tubuh Evalio."Kamu pasti kuat.""Kamu sudah janji bukan, untuk melindungiku..hikss..." isak Krystal.Evalio merasakan tubuhnya sudah sangat remuk, namun melihat Krystal yang mati-matian untuk menolongnya, hatinya juga ikut hancur berantakan. Air mata Krystal benar-benar membuat seorang Evalio semakin terpuruk."Kenapa harus kau, Krystal? Kenapa?" batin Evalio.
"Bergerak."Para pengawal langsung memimpin jalan. Evalio berada di tengah-tengahnya untuk lebih berjaga-jaga.Setelah Evalio masuk, Krystal kembali teringat dengan misinya. Ini adalah kesempatan untuk bisa kabur dari sini. Tapi apa ini waktu yang tepat? Sedangkan dia saja belum tahu di mana Evalio menyembunyikan Leodora dan Araster.Apa keputusanya tidak akan membahayakan mereka?"Sial, sial, sial!! bagaimana ini?" pekik Krystal kebingungan.***"Lapor, sepertinya target telah kembali," ucap salah satu tim Alice. Tim yang hanya beranggotakan 10 orang berhasil memberantas puluhan bodyguard Evalio dalam sekejap. Mereka memutuskan untuk berpencar dan menyelidiki isi rumah dan juga keberadaan Krystal."Tim satu, kembali ke posisi," lapor salah satu timnya. Dari 10 orang, Alice membaginya menjadi 5 tim. Alice memutuskan untuk tidak bergabung tim dan juga Geral memutuskan pisah dari timnya. Mereka pikir lebih cepat jika di bagi menjadi beberapa tim."Tim dua, sudah di posisi semula." Semua
"Cincin ini bulat, tanpa awal dan tanpa akhir, sebagai lambang kasih kristus, yang tanpa awal dan tanpa akhir. Atas dasar itu, cincin ini menyatakan bagi saudara berdua, untuk meniru kasih kristus dalam kehidupann rumah tangga; dengan mengasihi pasangan tanpa awal, juga tanpa akhir." Setelah pendeta selesai dengan doa-doanya, Evalio pun mengucapkan janji kemudian memasangkan cincin di jari manis Krystal.Air mata Krystal jatuh setelah cincin melingkar di jari manisnya. Sekarang dia sudah sah menjadi seorang istri.Dia tak menyangka jika hal ini akan terjadi secara tiba-tiba bahkan tanpa persetujuan kedua orang tuanya. Krystal merasa bahwa hatinya nyaman saat ini tapi pikiranya terus tertuju pada kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi kedepanya.Krystal berhar